Pencemaran Lingkungan Limbah Pabrik Tekstil Di Jogjakarta.docx

  • Uploaded by: Jeli Farina
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pencemaran Lingkungan Limbah Pabrik Tekstil Di Jogjakarta.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,516
  • Pages: 7
Program pengatasan masalah pembuangan limbah pabrik tekstil di Jogjakarta A. Latar belakang Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah tersebut dapat berupa limbah padat, limbah cair, maupun limbah gas. Jenis limbah ini bisa dikeluarkan oleh satu industri dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan nilai ekonomisnya, limbah dibedakan menjadi limbah yang mempunyai nilai ekonomis dan limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah yang memiliki nilai ekonomis yaitu limbah dengan cara melalui unit suatu proses lanjut akan memberikan suatu nilai tambah, sedangkan limbah non-ekonomis yaitu suatu limbah walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun tidak akan memberi nilai tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. Industri batik dan tekstil merupakan salah satu penghasil limbah cair yang berasal dari proses pewarnaan. Selain kandungan zat warnanya tinggi, limbah industri batik dan tekstil juga mengandung bahan-bahan sintetik yang sukar larut atau sukar diuraikan. Setelah proses pewarnaan selesai, akan dihasilkan limbah cair yang berwarna keruh dan pekat. Biasanya warna air limbah tergantung pada zat warna yang digunakan. Limbah air yang berwarna-warni ini yang menyebabkan masalah terhadap lingkungan. Limbah zat warna yang dihasilkan dari industri tekstil umumnya merupakan senyawa organik nonbiodegradable, yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan terutama lingkungan perairan. Semakin meningkatnya permintaan pasar, menjadikan perusahaan batik memiliki nilai ekonomis tinggi apalagi kota jogjakarta merupakan kota yang khas akan pakaian batiknya dan merupakan daerah wisata yang sering didatangi wisatawan lokal maupun wisatawan asing jadi pabrik batik merupakan jenis industri yang menjanjikan. Namun pabrik tekstil di Jogja masih ada beberapa yang membuang limbahnya ke sungai, sehingga sungai menjadi berwarna tidak

jernih lagi. Menurut warga sekitar warna air bisa berubah- ubah tergantung warna limbah yang dibuang ke sungai. Selain darilimbah tekstil pencemaran juga berasal dari sampah-sampah kota. Warga disekitar tempat tersebut merasa terganggu akibat pencemaran tersebut, selain airnya tidak dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, pencemaran tersebut juga menimbulkan bau yang tidak sedap ditambah dengan sampah-sampah warga lingkungan tersebut. Pembuangan limbah batik langsung ke sungai, merupakan salah satu bukti masih rendahnya peran serta atau partisipasi para pengrajin batik dalam pelestarian lingkungan hidup. Karena pada dasarnya pengelolaan lingkungan tersebut, bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga tanggung jawab masyarakat. Tentunya permasalahan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, harus ada penanggulangan yang perlu dilakukan dalam mengatasi masalah ini. Apalagi limbah yang dihasilkan oleh industri tekstil ini khususnya tekstil batik sangat merugikan masyarakat sekitar. Berdasarkan hal ini maka perlu dilakukan program yang mampu mengatasi masalah pembuangan limbah pabrik tekstil di Jogjakarta. B. Tantangan Pelaksanaan program ini tentunya bukanlah sesuatu hal yang mudah dilakukan. Harus ada komitmen, visi, misi yang sama dari setiap elemen masyarakat baik itu masyarakat pengrajin batik maupun masyarakat tidak pengrajin batik yaitu pada umumnya ingin mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman. Tantangan yang benar-benar nyata dalam pelaksanaan program ini adalah masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pencemaran lingkungan. Hal ini bisa disebabkan oleh sumber daya manusia masyarakat yang masih rendah. Sehingga masyarakat belum paham betul bahwa pencemaran lingkungan yang terjadi membawa dampak terhadap kehidupan manusia. Kehadiran limbah tekstil dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia. Logam berat yang terdapat dalam limbah cair tersebut diantaranya adalah Cr (VI) dan Pb (II) dimana logam ini sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia karena sifat karsinogenik (penyebab kanker).

C. Peluang Dalam program penanganan masalah pembuangan limbah pabrik ini, masyarakat diberi sosialisasi mengenai dampak pembuangan limbah tekstil yang tidak terkontrol terhadap ekosistem lingkungan dan kesehatan masyarakat. Selain itu masyarakat yang memiliki kompetensi akan diberi pelatihan terkait masalah pembuangan limbah ini, seperti cara mengelola limbah, cara mengolah limbah, cara menjaga lingkungan sehat, dan sebagainya. Sehingga dengan adanya program penanganan limbah yang dilakukan ini dapat memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar yang mana masyarakat yang telah diberi ilmu tersebut bisa mengaplikasikannya di lingkungan sekitarnya.

D. Kesulitan utama Kesulitan utama yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan program ini yaitu kesadaran masyarakat terhadap pencemaran lingkungan memiliki tingkat keperdulian yang masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya kesadaran masyarakat khususnya pengusaha batik yang membuang limbah langsung ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu. Masyarakat seharusnya memiliki kesadaran bahwa menjaga lingkungan itu sangat penting, karena jika terjadi kerusakan atau pencemaran lingkungan hal ini akan merugikan manusia sendiri. Selain itu pengetahuan masyarakat yang masih rendah dalam hal pengelolaan dan pengolahan limbah tekstil juga menjadi kesulitan dalam pelaksanaan program ini. Dibutuhkan komunikasi yang baik antara pelaksana program dan masyarakat sekitar, sehingga tujuan utama yang ingin dicapai benar-benar bisa terealisasi dengan baik. Komunikasi yang

baik bisa

membangun minat kepedulian masyarakat tentang pentingnyakebersihan dan kesehatan lingkungan terutama. Kemudian

Paradigma

masyarakat

bahwa

laut

adalah

tempat

penampungan segala hal Cara berfikir masyarakat yang menganggap bahwa laut adalah tempat penampungan segala hal termasuk limbah batik. Masyarakat berfikir bahwa limbah batik itu tidak berbahaya karena nantinya akan mengalir ke laut. Paradigma masyarakat ini harus diganti bahwa laut bukanlah tempat

pembuangan limbah batik. Limbah batik yang dihasilkan masyarakat harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang.

E. Tujuan program Pembangunan berbasis masyarakat ini dapat dimaknai sebagai co-management (pengelolaan bersama), yakni pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat bersama-sama dengan pemerintah setempat, yang bertujuan untuk melibatkan masyarakat lokal secara aktif dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan suatu pembangunan dan pengelolaan. Pendekatan ini perlu ditempuh karena masyarakat lokal adalah orang-orang yang paling tahu kondisi sosial budaya setempat. Setiap kegiatan pembangunan harus memperhatikan nilai-nilai sosial budaya pembangunan. Setiap langkah keputusan perencanaan harus mencerminkan keaktifan masyarakat lokal yang ikut terlibat di dalamnya. Pelibatan masyarakat sejak awal akan lebih menjamin kesesuaian program pengembangan dengan aspirasi masyarakat karena adanya rasa memiliki yang kuat.

F. Publik utama, sasaran siapa? Sasaran utama dalam pelaksanaan program ini adalah masyarakat yang terkena dampak pencemaran itu sendiri. Walaupun masyarakat ini bisa dikatakan korban dari dampak pencemaran lingkungan yang terjadi, namun munculnya kepedulian dalam diri tiap-tiap elemen masyarakat akan kebersihan dan kesehatan lingkungan tidak bisa dipandang sebelah mata. Masyarakat yang peduli akan kebersihan dan kesehatan lingkungannya tidak akan diam melihat kondisi lingkungannya yang tidak sehat.

G. Pesan inti CSR merupakan salah satu pilar dari etika bisnis. Pengertian etika bisnis sendiri adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berperilaku dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Sedangkan etika bisnis dalam islam adalah suatu perilaku

yang baik dalam menjalankan usaha untuk mendapatkan keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang jauh dari keserakahan dan egoism. Program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR ) salah satunya yaitu terhadap lingkungan hidup. Hal tersebut dijelaskan dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup yang menegaskan bahwa setiap orang yang melakukan kegiatan usaha berkewajiban: 

Memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan tepat waktu.



Menjaga keberlangsungan fungsi lingkungan hidup.



Mentaati kententuan tentang mutu lingkungan hidup atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.

Berdasarkan penjelasan ini, harapan dari pelaksanaan program ini agar melalui publikasi cerita model CSR bidang lingkungan ini dapat mendorong dunia usaha untuk lebih berkontribusi dalam memperbaiki kualitas lingkungan antara hidup masyarakat sekitarnya. H. Strategi (5w+1H) Langkah yang pertama yaitu langkah prefentif yang merupakan tindakan pengendalian sosial untuk mencegah, dalam hal ini strategi penanganan limbah industri batik yang dilakukan adalah dengan melakukan penyampaian pesan moral atau sosialisasi yang dilakukan oleh tokoh masyarakat yang ditujukan kepada pelaku industri batik serta melakukan edukasi batik ramah lingkungan yaitu dengan menggunakan bahan pewarna alam bukan sintesis. langkah prefentif ini berpengaruh di dalam menangani permasalahan limbah batik karena tindakan mencegah sebelum terjadi itu lebih baik dari pada harus menangani setelah terjadinya pencemaran. Kemudian langkah yang perlu dilakukan untuk menimbulkan kesadaran kepada khalayak masyarakat yaitu dengan membagikan brosur yang berisi mengenai dampak dari buruknya pengelolaan limbah terhadap lingkungan sekitar. Dengan cara ini diharapkan masyarakat akan lebih antusias dalam

mengikuti program pelatihan yang akan dilakukan. Selain itu perlu adanya komunikasi yang baik antara pihak penyelenggara dengan masyarakat agar terbentuk suatu visi misi yang selaras dan serasi sehingga lebih mudah dalam penyampaian/sosialiasi materi pengelolaan limbah tekstil ini kepada masyarakat.

I. Taktik, cara cerdas menyukseskan program Cara cerdas dalam menyukseskan program yang akan dijalankan adalah dengan membawa masyarakat terlibat aktif dalam program tersebut. Peran serta masyarakat dalam pelaksanaan program dapat dilakukan mulai dari proses perencanaan sampai dengan operasi pelatihan program tersebut. Peran serta masyarakat dalam proses perencanaan merupakan suatu pelibatan masyarakat yang paling tinggi. Karena dalam proses perencanaan masyarakat sekaligus diajak turut membuat keputusan. Yang dimaksud membuat keputusan disini ialah menunjuk secara tidak langsung seperangkat aktivitas tingkah laku yang lebih luas, bukannya sematamata hanya membuat pilihan di antara berbagai alternatif. Hal ini perlu dilakukan karena keterlibatan masyarakat sangat menentukan dalam pelaksanaan dan keberhasilan program.

J. Perangkat Perangkat yang digunakan dalam pelaksanaan program ini adalah: 1. Perangkat sosialisasi program -

Set infokus

-

Brosur pengenalan program

-

Modul sosialisasi program

-

Alat dokumentasi

2. Perangkat pelatihan program -

Prototipe pengolahan limbah industri pewarna batik

-

Set infokus

-

Alat dokumentasi

K. Jadwal kegiatan No

1

2 3 4 5 6 7

Kegiatan

Bulan ke1

2

3

4

Pembuatan undangan sosialisasi dan brosur Persiapan Sosialisasi Sosialisasi Pembelian alat dan Bahan Pelaksanaan pelatihan Evaluasi Penyusunan Laporan

L. Anggaran No 1 2 3 4

Jenis Pengeluaran Peralatan penunjang Perjalanan (perjalanan ke tempat,survei,mengikuti seminar) Lain – lain (administrasi,dokumentasi,publikasi,seminar) dana prototipe pengolahan limbah industri pewarna batik Total

Biaya (Rp) 3.500.000 2.350.000 1.900.000 4.000.000 11.750.000

Related Documents


More Documents from ""