3.2 Pembahasan Pada dasarnya semua makhluk hidup tersusun dari satuan unit yang sangat kecil bernama sel. Sel merupakan bagian struktural dan fungsional dari setiap organisme. Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ahli sains Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata lain cellulae yang berarti kamar-kamar. Perkembangan mikroskop selama hampir 200 tahun berikutnya telah memberikan kesempatan bagi para ahli untuk meneliti susunan tubuh makhluk hidup. Serangkaian penelitian telah dilakukan oleh 2 orang ilmuwan dari Jerman yaitu Matthias Schleiden (ahli tumbuhan, 1804-1881) dan Theodor Schwan (ahli hewan, 1810-1882). Mereka menyimpulkan bahwa setiap mahluk hidup tersusun atas sel. Dan pada tahun 1885 seorang ilmuwan Jerman, Rudolf Virchow, mengamati bahwa sel dapat membelah diri dan membentuk sel-sel baru (Wikipedia, 2007).
Pada pengamatan struktur sel empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta) dengan pembesaran 10x tidak tampak adanya inti sel, sitoplasma dan ruang antar sel, melainkan yang tampak hanya dinding sel, hal ini disebabkan karena sel empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan sel mati (Prawirohartono, 1988). Pada pengamatan struktur sel tumbuhan dengan menggunakan umbi lapis bawang merah (Alium cepa) yang dapat dilihat pada pembesaran 10x yaitu ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma. Komponen utama sel tumbuhan adalah dinding sel, sitoplasma dan nukleus. Dinding sel berfungsi untuk melindungi bagian dalam sel dan membentuk bagian sel. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat mengapungnya organel-organel sel. Selain itu juga terdapat ruang antar sel (Fanh, 1982). Pada pengamatan struktur daun Hydrilla (Hydrilla verticillata) yang dapat di lihat dengan pembesaran 10x yaitu butir-butir kloroplast, jaringan tulang daun, sitoplasma, dinding
sel, dan ruang antar sel. Tumbuhan ini termasuk dalam kelas Hidrozoa, karena tumbuhan ini hidup di air (Saktiono, 1984). Pada pengamatan selaput rongga mulut (Ephitelium mucosa) terdapat bentuk sel yang tidak beraturan. Hal ini disebabkan karena selaput rongga mulut merupakan sel hewan yang hanya dibatasi oleh membran sel sehingga bentuknya tidak kaku atau tidak tetap. Dengan pembesaran 10x dapat dilihat bagian-bagian sel dari selaput rongga mulut adalah sitoplasma, membran sel dan inti sel (Tjitosomo, 1983). Pada pengamatan sel preparat air rendaman jerami di bawah mikroskop tampak adanya hewan kecil bersel satu yaitu protozoa. Protozoa merupakan makhluk uniseluler yaitu tubuhnya terdiri dari satu sel saja. Semua kegiatan hidup berlangsung dalam satu sel itu saja, mulai dari makan, bernapas (transfer energi), sampai berkembang biak (W.Y, 1987). Pada perendaman telur pada larutan cuka yang diameter mula-mulanya adalah 15,5 cm dan berbentuk lonjong, telur mengapung. Namun setelah direndam selama 72 jam, di sekeliling telur terdapat gelembung udara yang mengelilingi permukaan telur serta ukuran telur terus bertambah menjadi 16,5 cm dan tetap terapung. Hal ini disebabkan terjadinya perpindahan konsentrasi, dari konsentrasi larutan cuka yang rendah ke konsentrasi telur yang lebih tinggi yang terjadi melalui membran sel yang semipermeabel. Sehingga menyebabkan perubahan diameter dan bentuk pada telur. Peristiwa ini disebut dengan osmosis (W.Y, 1986). Pada perendaman telur dengan menggunakan sirup cocopandan, keadaan telur berubah menjadi terapung dan diameter telur turun drastis sehingga telur menjadi kecil dan terapung. Setelah perendaman selama 72 jam dengan larutan sirup cocopandan ukuran telur semakin bertambah kecil yaitu menjadi 12,5 cm dan tetap berbentuk oval serta kulit telur mengkerut. Peristiwa ini disebabkan karena konsentrasi yang dimiliki oleh sirup lebih rendah dibandingkan telur. Sehingga membran sel telur berusaha menyamakan kosentrasi dengan
medium (sirup cocopandan) dengan cara mengeluarkan zat atau molekul yang sederhana dan kecil dari dalam sel telur (semipermeabel). Peristiwa mengkerutnya sel karena keluarnya cairan dari alam sel disebut Krenasi (W.Y, 1987).