Pemeriksaan Fisik Epilepsi.docx

  • Uploaded by: muhammad satri
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pemeriksaan Fisik Epilepsi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 574
  • Pages: 2
PEMERIKSAAN FISIK EPILEPSI Terdiri dari pemeriksaan GCS, Tanda – tanda vital , pemeriksaan neurologi dan pemeriksaan fisik lainnya. PEMERIKSAAN GCS (GLASGOW COMA SCALE ) Terbagi menjadi penilaian Eye ,Verbal dan Motorik Eye (respon membuka mata) : (4) : spontan (3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata). (2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari) (1) : tidak ada respon Verbal (respon verbal) : (5) : orientasi baik (4) : bingung, berbicara mengacau (sering bertanya berulang-ulang), disorientasi tempat dan waktu. (3) : kata-kata tidak jelas (2) : suara tanpa arti (mengerang) (1) : tidak ada respon Motorik (Gerakan) : (6) : mengikuti perintah (5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri) (4) : withdraws (menghindar/menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri) (3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri). (2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri). (1) : tidak ada respon PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

PEMERIKSAAN NEUROLOGI Pemeriksaan neurologi yang dapat dilakukan pada penderita epilepsy meliputi : pemeriksaan saraf – saraf kranial ( refleks pupil), pemeriksaan motoric ( kekuatan otot dan tonus otot ) , pemeriksaan koordinasi dan keseimbangan ( tes romberg) ,pemeriksaan reflex (fisiologis dan patologis),pemeriksaan senorik ,tulang belakang ,dan lain –lain. TAMBAHAN : Pemeriksaan fisik umum dan neurologis Pada pemeriksaan fisik umum dan neurologis, dapat dilihat adanya tanda-tanda dari gangguan yang berhubungan dengan epilepsi seperti trauma kepala, gangguan kongenital, gangguan neurologik fokal atau difus, infeksi telinga atau sinus. Sebabsebab terjadinya serangan epilepsi harus dapat ditepis melalui pemeriksaan fisik dengan menggunakan umur dan riwayat penyakit sebagai pegangan. Untuk penderita anak-anak, pemeriksa harus memperhatikan adanya keterlambatan perkembangan, organomegali, perbedaan ukuran antara anggota tubuh dapat menunjukan awal ganguan pertumbuhan otak unilateral. Pemeriksaan fisik juga harus menapis sebab sebab terjadinya serangan kejang dengan menggunakan umur dan riwayat penyakit sebagai pegangan. Pada pasien yang berusia lebih tua sebaiknya dilakukan auskultasi didaerah leher untuk mendeteksi adanya penyakit vaskular. pemeriksaan kardiovaskular sebaiknya dilakukan pada pertama kali serangan kejang itu muncul oleh karena banyak kejadian yang mirip dengan serangan kejang tetapi penyebabnya kardiovaskular seperti sinkop kardiovaskular. Adanya defisit neurologi seperti hemiparese ,distonia, disfasia, gangguan lapangan pandang, papiledema mungkin dapat menunjukkan adanya lateralisasi atau lesi struktur di area otak yang terbatas. Adanya nystagmus , diplopia atau ataksia mungkin oleh karena efek toksis dari obat anti epilepsi seperti karbamasepin,fenitoin, lamotrigin. Dilatasi pupil mungkin terjadi pada waktu serangan kejang terjadi ”Dysmorphism“ dan gangguan belajar mungkin ada kelainan kromosom dan gambaran progresif seperti demensia, mioklonus yang makin memberat dapat diperkirakan adanya kelainan neurodegeneratif. Unilateral automatism bisa menunjukkan adanya kelainan fokus di lobus temporalis ipsilateral sedangkan adanya distonia bisa menggambarkan kelainan fokus kontralateral dilobus temporalis. Pada epilepsi umum, kejang mulai pada satu area tertentu di otak, kemudian secara serentak menyebar ke hemisfer otak kiri dan kanan . Pada epilepsi umum didapatkan kejang umum disertai gelombang epiletiform pada seluruh hemisfer otak. Manifestasi klinis kejang umum yaitu serangan dari awal mengenai seluruh tubuh dan ekstremitas dan berakhir bersamaan. Epilepsi fokal terjadi pada satu sisi tubuh saja. Epilepsi fokal dapat menjadi umum bila terjadi hipereksitabilitas pada neuron korteks yang menyebar ke daerah sekitarnya melalui korpus kalosum ke hemisfer otak kontralateral atau melalui jalur subkortikal (thalamus, batang otak). Manifestasi klinis kejang fokal pada anak dapat muncul dalam bentuk aura, kepala menengok (nonversive head turning), deviasi mulut, disfasia pascakejang, iktal speech, automatisme unilateral.

Related Documents


More Documents from "bardah wasalamah"