Pelumpuh otot pada bayi di perawatan intensif dan khusus pada neonatus
1. Tujuan Prosedur ini untuk menguraikan persyaratan untuk diberikanya pelumpuh otot pada neonatus dalam perawatan intensif dan khusus pada bayi baru lahir Prosedur ini berkaitan dengan penanganan tabung endotrakeal di perawatan intensif dan khusus pada bayi baru lahir – intubasi, ekstubasi dan pencegahan ekstubasi yang tidak direncanakan Pemberian terapi pelumpuh otot digunakan untuk membantu intubasi, memfasilitasi ventilasi yang sulit, dan membantu penyembuhan luka pasca pembedahan pada populasi neonatal Pelumpuh otot: · Menghilangkan upaya pernafasan spontan pada bayi · Memfasilitasi intubasi yang lebih cepat dan mengurangi resiko traumatik · Meningkatkan efisiensi ventilasi degan mengurangi tekanan trans-paru pada pernafasan tidak sinkron Efek pemberian neruromuscular blocking agent (NMBA) pada neonatus masih belum diketahui dan penggunaan hanya bersifat jangka pendek. neruromuscular blocking agent (NMBA)s dapat diberikan secara kontinu atau bolus Pelumpuh otot tidak memberikan efek sedasi atau analgetik. Pemberian obat-obatan sedasi dan pereda nyeri selalu dapat diberikan bersama neruromuscular blocking agent (NMBA). Pemberian neruromuscular blocking agent (NMBA) pada prematur dan bayi cukup bulan hanya dipertimbangkan ketika semua tindkan lain untuk menguragi agitasi/tidak sinkron telah gagal 2. Definisi Neuromuscular blocking agent (NMBA): merupakan obat-obatan yang memblokir transmisi neuromuskular di neuromuscular juntion dengan hasil kelumpuhan otot Agen pelumpuh otot non depolarisasi termasuk pancunorium dan vecuronium Agen pelumpuh otot depolarisasi termasuk suxamethonium Upaya pernafasan asinkron: bayi yang aktif melawan tekanan ventilato” melawan ventilor” 3. Penanggung jawab Petugas kesehatan dan perawat yang berkerja di perawatan intnsif Petugas kesehatan harus berada di samping pasien pada saat pemberian pelumpuh otot sebagai peningkatan atau penurunan dukungan ventilator
Pelumpuh otot pada bayi di perawatan intensif dan khusus pada neonatus
4. Prosedur Mengacu kepada “penanganan tabung endotrakeal di perawatan intensif dan khusus pada bayi baru lahir – intubasi, ekstubasi dan pencegahan ekstubasi yang tidak direncanakan” dalam menggunakan pelumpuh otot kerja pendek sebelum intubasi 4.1 Pemakaian Neuromuscular blocking agent (NMBA) kerja lama Mengacu pada lampiran 1 ● Pemakainan Neuromuscular blocking agent (NMBA) harus diskusikan terlebih dahulu dengan konsultan neonatus ● Penempatan pipa endotrakeal yang benar dan aman dipelukan pada bayi yang mendapatkan terapi Neuromuscular blocking agent (NMBA) kerja lama ● Harus terdapat perawat setiap saat untuk memonitor pemberian Neuromuscular blocking agent (NMBA) secara IV ● Memastikan jantung – paru, saturasi oksigen dan tekanan untuk dipantau setiap saat pada bayi yang mendapatkan Neuromuscular blocking agent (NMBA) ● Awasi tekanan parsial okgien transkutan dan karbon dioksida ● Mengacu pada Neonatal Pharmacopeia untuk disus dan informasi lain mengenai pemakaian pelumpuh otot ● Petugas kesehatan harus tetap berada di sisi ranjang bayi untuk menilai respon terhadap dosis awal dan kebutuhan untuk ventilasi ● Perawatan jalan nafas harus berhati hati pada saat menghilangkan sekresi ● Penilaian klinis mengenai efek obat harus dinilai ● Apabia bayi tidak dapat dirawat di Giraffe Omnibed dengan kasur bertekanan, dapat diganti dengan kasur gel besar dan perawatan area tekanan 6 – 8 jam apabila kondisi bayi memungkinan 4.2 perawatan otot bayi rileks ● menilai tanda vital bayi dan melaporkan apabila ditemuakan kelainan ke tim medis segera ● seorang perawat harus tetap berada dalam jangkauan visual dan pendengaran bayi dan monitor setiap saat ● mempertahankan posisi suportif dan kosnul kepada tim tumbuh kembang dalam posisi optimal selama pemberian obat pelumpuh otot o postur tubuh fleksi simetris apabila kondisi medis memungkinkan o menimalkan stimulan suara dan cahaya dalam mengatasi agitasi o mengenali tanda psikologis stress dan memastikan obat analgesik memadai ● suction orofaringeal perlu dilakukan. penumpukan sekresi terjadi karena peningkatan air liur dan ketidakmampuan untuk menelan
Pelumpuh otot pada bayi di perawatan intensif dan khusus pada neonatus
● menjaga integritas kulit dengan memperhatikan lipatan kulit dan area tekanan. kasur gel panjang harus digunakanan dengan bantal kepala gel ● memastikan mata terutup untuk mengurangi resiko abrasi kornea. dapat diberikan air mata buatan ● berikan air mata buatan 4 - 6 jam untuk mencegah korna kering, apabila tidak mampu untuk mengedipkan mata. secara perlahan naikan kelopak mata untuk diberikan air mata buatan. jangan memaksakan membuka atau menggabungkan kelopak mata ● observasi dan memastikan jumlah urine. laporkan bila urin (< 2ml/kg/jam) dan pertimbangkan untuk memasang kateter urin ● observasi abdomen untuk tanda distensi kandung kemih. secara perlahan palpasi abdomen bagian bawah 4 -6 jam dan laporkan bila kandung kemih terdapat distensi. secara perlahan tekanan kandung kemih bila di instruksikan oleh petugas kesehatan 4.3 perawatan keluarga ● secara jelas menjelaskan kepada keluarga alasan pemakainan obat pelumpuh otot ● mengaskan bahwa bayi dapat mendengar suara orang tua dan merasakan sentuhan orang tua ● menjelaskan perubahan tubuh bayi dikarenakan edema ● mendorong untuk berpartisipasi dalam perawatan rutin dan penggantian popok 4.4 komplikasi melihat lampiran 1 atau relevan dengan protokol pengobatan untuk spesifikasi, efek samping, kontraindikasi, dan pertimbangan perawat untuk mengambalikan efek pelumpuh otot non depolarisasai menggunakan eostigmine 50 microgram/bb dengan atropine 20 microgram/bb komplikasi umum berupa blokade berkepanjangan karena over dosis, kelemahan otot setelah ventilasi, hipotensi dan hipoksemia 5. evaluasi, monitoring dan pelaporan penyesuaian pada prosedur ini kepatuhan terhadap prosedur ini dapat diukur melalui tinjauan klinis dari laporan kejadian ke VHIMS 6 refrensi 1. auckland district health board. (2014). Drug Protokol Pancuronim 2. allen,W.D.,Han,Y.Y.,Plansinis,K.J.,& Orr,R.A. (2000). sedation and neuromuscular blockadeacilatates first attempt success at oral endotracheal intubation in neonatesduring interfacility transport
Pelumpuh otot pada bayi di perawatan intensif dan khusus pada neonatus
3. 3. cools,F.,&Offringa,M. (2005). neurimuscular paralsisi for newborn infant recieving mechanical ventilation. Cochrane Database. 4. Drug manual, intensive and special care nurseries 5. goldhill, D.R.,Embree,P.B.,Ali,H.H.,&Savarese,J.J (1988). reversal of pancunorium: neuromuscular and cardiovascular effects of a muxture of neostigmineand glycopyrronium. anesthesia, 43 (6), 443-6 6. Greenough,A.,Wood,S.,Morley,C.,& Davis,J (1984). pancuronium prevent penumothoracies in ventilated premature babies who actively expire againts positive pressure inflation 7. Hodge, U. (1996). verucorium infusion reguirement in paediatric patient in intensive care unit the use of acceleromygraphy. british hournal of anesthesia, 76, 23-28. 8. Honsel,M.,Giuni,C,& Brierley, J. (2014). limited profesional guidance and literatures available to guide the safe use of neuromuscular block in infant. acta paediatrica, 103, 370-373 9. Muscle Relanation, infant, intensive care nursery, 1997, procedure no. 9-00-2-063, R.H.W policy and procedure manual. 10. NHMRC. (2014). National Health and medical research council. retrieved march 25, 2014 from https:/ www. nhmrc.gov.au/book/chapter 3-3-intervention-andtherapies-includiund-clinical-and-non-clinical-trial-and 11. Mcevory,C.,Sardesa,.S.,Schiling, D., & durang,M. (2007). acute effect of vecuroniul on pulmonary function and hypoxemic episodes in preterm infant. paediatreics international, 49,631-636 12. Quinn, M.W., Otoo F., Rushforth< J.A.,Dean< H. G., Puntis,J.W.,Wild,J etall (1992). effect of morpine and pancuronium on the stress response in ventilated preterm infant. Early Human Development, 30, 241-248 13. Shaw, N., Cooke,R.,Gill, A.,& Saeed, M. (1993). Randomised trial of routine versus selective paralysis during ventilation for neonatal respiratory distress syndromeal. Archives of dissease in childhood, 64, 479-482 14. Tobias, J.,Lynch,A.,McDufee,A.,& Garret, J. (1995). Pancuronium infunsion for neuromuscular block in children in the peadiatric intensive care unit. ANESTH ANALG, 81, 13-6 7. regulasi/ undang undang terhadap prosedur ini tidak dapat di terapkan 8. lampiran lampiran 1 - agen penghambat neuromuskular pada NICS
Pelumpuh otot pada bayi di perawatan intensif dan khusus pada neonatus
Agent
Suxamethonium (hanya intubasi)
Pancuronium
Vecuronium
dosis (IV)
IV 2 mg / BB/dosis jika intubasi gagan dapat diberikan kembali
IV bolus 50-100 microgram/bb dapat diulang sesuai waktu paralisis
IV bolus 100 microgram/BB/dosis , diulang 1-2 jam atau bila dibutukan IV infus 1-2 microgram/bb
onset bekerja
30-60 detik
1-2 menit
2-5 menit
durasi bekerja
4-6 menit
1-2 jam
20-40 menit
metabolisme
oleh plasma kolineterasi sebuah enzim di dalam darah
hidrosilat oleh hati
metabolisme di hati
Ekskresi
10% eksresi di dalam 40 % eksresi di urin dalam urin
ekskresi di urind and empedu
penggunaan jangka panjang
tidak untuk penggunaan janka panjang hanya dipakai untuk intubasi dan paralisis singkat
pengecilan otot dan hipotonia berhubungan dengan pemakaian jangka lama
monitor ginjal dan hati
interaksi obat
amikasin, gentamicin, tobramycin, betatdrenergix blockers, phenytoin diazepam, amphotericin b, hidrokortison, digoxin, neostigmine, pancuronium
amikasin,gentamisin, tobramisin,vancomis in,frusemide,cholora hiazide,teofilin,fenit oin
amikacin,gentamiin, tobramisin,vancomi cin,corticosteroid, fresemid, magnesium sulfat, fenitoin
efeksamping
bradikardi, hipo/hipertensi,
takikardi, peningkatakan Co2
retensi cairan karena imobilitas,
Pelumpuh otot pada bayi di perawatan intensif dan khusus pada neonatus
depresi nafas berkepanjangan, hipertermia, hiperkalemia
dan penueurnan PaO2, hipertensi, hipotermia, pemakaian > 24 jam perifel edema
mata kering
kontraindikasi
perhatian pada pasien dengan hiperkalemia hindari hikokalemia berat pasien dengan hipokalemia: hipokalsemia perlu penuruanan dosis
perhatian bayi dengan cairan dan elektrolit imbalance dan bayi dengan gangguan paru, hati dan ginjal, perhatian pada pasien dengan ensefalopati dapat memudarkan kejang
perhatian pada bayi dengan ensefalopati dapat memudarkan kejang, perhatian pada pasien dengan anuria atau retensi cairan
penyimpanan
lemari pendingin 2-8 lemari pendingin 2-8 simpan di bubuk derajat celcius derajat celcius kering pada 20 -25 derajat celcius, lindungi dari cahaya
pertingmbangan keperawatan
memastikan perlatan intubasi siap, monitor jantung-paru, monitor tekanan darah, persiapan suction, monitor kadar potasium bila diperlukan pemberian berulang dapat meningkatkan 0.5mmol
memastikan jantung-paru dan monitor SaO2, obsevasi pergerakan dada, observasi tanda bayi bangun, monitor urin bila perlu cek kandung kemih, perlu cairan lubrikasi tetes,
monitor tanda tanda vital, memastikan obat sedasi/analgesi, monitor gangguan ginjal/hati, memastikan pemsangan kateter bila urin sedikit, menggunakan tetesan lumbrikasi mata, monitor pergerakan, lindungi infus dari cahaya