POLRI DAERAH JAWA TIMUR BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
1
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
BAB I PENDAHULUAN Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada penyakit yaitu hanya menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang bersangkutan diberi pengobatan. Dalam keadaan yang memerlukan, si sakit dirawat di rumah sakit. Sesudah sembuh dipulangkan, lalu kambuh dengan penyakit yang sama sehingga yang bersangkutan dirawat kembali dirumah sakit. Demikian siklus ini berlangsung terus, kemudian disadari, bahwa untuk memelihara kesehatan masyarakat diperlukan sesuatu rangkaian usaha yang lebih luas, dimana pengobatan dan pengobatan rumah sakit hanyalah salah satu bagian kecil dari rangkaian usaha tersebut. Efektivitas suatu pengobatan, selain dipengaruhi oleh pola pelayanan kesehatan yang ada serta sikap dan ketrampilan para pelaksananya, juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sikap, pola hidup pasien dan keluarganya. Selain itu, tergantung juga pada kerjasama yang positif antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Kalau pasien dan keluarganya memiliki pengetahuan tentang cara-cara penyembuhan dan pencegahan penyakitnya, serta keluarga pasien mampu dan mau berpartisipasi secara positif, maka hal ini akan membantu peningkatan kualitas kesehatan masyarakat pada umumnya. Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) berusaha mengembangkan pengertian pasien, keluarga dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan pencegahannya. Selain itu, PKRS juga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien , keluarga, dan pengunjung rumah sakit untuk berperan secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu, PKRS merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pelayanan kesehatan rumah sakit. Isu strategis Pomosi Kesehatan di Rumah Sakit telah diselenggarakan sejak tahun 1994 dengan nama Penyuluhan
Kesehatan
Masyarakat
Rumah
Sakit
(PKMRS).
Seiring
dengan
perkembangannya, pada tahun 2003, istilah PKMRS berubah menjadi Promosi Kesehatn Rumah Sakit (PKRS). Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk mengembangkan PKRS seperti penyusunan program kerja PKRS, advokasi dan sosialisasi PKRS kepada Direktur Rumah Sakit Pemerintah, pelatihan PKRS, pengembangan dan distribusi media serta pengembangan model PKRS.Namun pelaksanaan PKRS dalam kurun waktu lebih dari 15
2
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
tahun belum memberikan hasil yang maximal dan kesinambungannya di Rumah Sakit tidak terjaga dengan baik tergantung pada kuat tidaknya komitmen Direktur Rumah Sakit. Berdasarkan hal tersebut, beberapa isu strategis yang muncul dalam Promosi Kesehatan di Rumah Sakit yaitu : 1. Sebagian besar Rumah Sakit belum menjadi PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. 2. Sebagian besar Rumah Sakit belum memberikan hak pasien untuk mendapatkan informasi tentang pencegahan dan pengobatan yang berhubungan dengan penyakitnya. 3. Sebagian besar Rumah Sakit belum mewujudkan tempat kerja yang aman, bersih dan sehat. 4. Sebagian besar Rumah Sakit kurang menggalang kemitraan untuk meningkatkan upaya pelayanan yang bersifat preventif dan promotif. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/MENKES/SK/VI/2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, pemberian promosi kesehatan yang menyeluruh kepada pasien mengenai penyakitnya merupakan hak pasien dan kewajiban Rumah Sakit dan seluruh tim medis Rumah Sakit. Informasi yang diberikan dapat mencakup upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan kesehatan (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Promosi kesehatan harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, serta dilaksanakan bersama antara unit-unit Rumah Sakit yang terkait sesuai
keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
nomor
1426/MENKES/SK/XII/2006 tentang Petunjuk Tehnis Promosi Kesehatan Rumah Sakit. Pemberian informasi medis yang menyeluruh juga dapat membantu pasien untuk menentukan
pilihan diagnostik, terapi maupun
rehabilitasi yang nantinya
akan
mempengaruhi prognosisnya, sehinggga sejalan dengan etika kedokteran mengenai autonomi pasien, meningkatkan mutu pelayanan serta menimbulkan rasa percayadan aman sehingga komplain pasien juga diharapkan lebih baik. Berdasarkan hal terebut diatas dalam rangka peningkatan mutu pelayanan medis rumah sakit, maka dibentuklah panitia Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
3
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
Dasar Hukum 1. Undang-undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan : a. Pasal 7 Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab. b. Pasal 8 Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan. c. Pasal 10 Setiaporang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat baik fisik, biologi maupun sosial. d. Pasal 11 Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya. e. Pasal 17 Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. f. Pasal 18 Pemerintah bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan. g. Pasal 47 Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. h. Pasal 55 1. Pemerintah wajib menetapkan standar mutu pelayanan kesehatan 2. Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
4
i.
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
Pasal 62 1. Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan atau masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi atau kegiatan lain untuk menunjang tercapainya hidup sehat. 2. Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah an atau masyarakat untuk menghindari atau mengurangi resiko, masalah dan dampak buruk akibat penyakit. 3. Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin dan menyediakan fasilitas untuk kelangsungan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit 4. Ketentuan berlanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit diatur dengan Peraturan Menteri.
j.
Pasal 115 1. Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan kesehatan. 2. Pemerintah daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok diwilayahnya.
k. Pasal 168 1. Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan 2. Informasi kesehatan sebagaimana dimaksudkan ayat (1) dilakukan melalui sistem informasi dan melalui lintas sektor 3. Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
sistem
informasi
sebagaimana
dimaksudkan pada ayat (2) diatur oleh Peraturan Pemerintah 2. Undang-undang RI nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit a. Pasal 1 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan
perorangan
secara
paripurna
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. b. Pasal 4
yang
menyediakan
5
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. c. Pasal 10, ayat 2 Bangunan Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas ruang, butir (m) ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit. d. Pasal 29 Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban; butir (a) memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat. e. Pasal 32 Setiap pasien mempunyai hak, butir (d) memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional. 3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267/MENKES/SK II/2010 tentang penetapan Road Map Reformasi Kesehatan Masyarakat, dimana dimana hal ini tidak terpisahkan dengan Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010-2014. Salah satu Prioritas Reformasi Kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (World Class Hospital). 4. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan Lembaran negara tahun 1992 nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495) 5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637) 6.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.159b/MENKES/PER/II/1988 tentang Rumah Sakit 7.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/MENKES/SK/VI/2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. 8.Keputusan Mentyeri Kesehatan Republik Indonesia No. 004/MENKES/SK/I/2003 tentang kebijakan dan desentralisasi bidang kesehatan 9.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1547/MENKES/SK/X/2004 tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/kota. 10.Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.
1114/MENKES/SK/VIIX/2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah
6
11.Keputusan
Menteri
Kesehatan
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018 Republik
Indonesia
Nomor
1193/MENKES/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan 12.Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1426/MENKES/SK/XII/2006 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
7
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
A. GAMBARAN UMUM Keberadaan Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG yang telah berdiri selama 41 tahun merupakan salah satu bukti pengakuan masyarakat sebagai pengguna jasa. Namun usia tidaklah cukup sebagai andalan / kebanggaan pengelola dan karyawannya, lebih dari itu bagaimana upaya peningkatan pengelola dan peningkatan mutu pelayanan harus senantiasa dilaksanakan melalui tahap-tahap pengorganisasian yang tertib dan rapi.
Tugas pokok Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG adalah pelayanan kesehatan bagi masyarakat Polri, masyarakat korban kejahatan serta masyarakat umum. Upaya yang akan dicapai adalah bagaimana memberikan pelayanan kesehatan masyarakat Polri, masyarakat korban kejahatan serta masyarakat umum dari level yang paling bawah sampai level yang paling tinggi sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga dapat memberikan kepuasan.
Harapan Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG di masa depan adalah semakin baiknya dukungan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang dapat memberikan kontribusi bagi Institusi Polri. Dengan dilengkapi sarana, prasarana dan Sumber Daya Manusia serta diiringi dengan kinerja yang semakin baik dan profesional.
1. SEJARAH DAN LANDASAN HUKUM Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG merupakan unsur pelaksana di bawah Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jawa Timur yang bertugas dan bertanggung
jawab
untuk
menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan
bagi
Masyarakat Polri dan Masyarakat Umum serta memberikan dukungan kesehatan terhadap tugas operasional Polri. Dalam pelaksanaan tugasnya, Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG merupakan rumah sakit rujukan dari Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III di lingkungan rumah sakit Polri
8
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG berdiri pada tahun 1976 dengan status balai pengobatan, berubah status menjadi menjadi Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG berdasarkan
Surat Keputusan Kepala Daerah
Kepolisian X Jawa Timur Nomor : Skep/1774/XI/1994 tanggal 30 November 1994 ditetapkan menjadi Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang.Kemudian berubah lagi menjadi Rumah Sakit Kepolisian Tingkat III LUMAJANG berdasarkan surat Keputusan KAPOLRI NO:KEP / 724 /X / 2013 tanggal 18 oktober 2013. Pada Tahun 2010 Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG ditetapkan oleh Pemerintah menjadi Rumah Sakit PK-BLU berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 418/KMK.05/2010 tanggal 9 juli 2014.
2. LAYANAN UNGGULAN RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG sebagai Rumah Sakit PK-BLU memiliki beberapa layanan unggulan untuk menjawab tantangan dan persaingan antar rumah sakit di LUMAJANG dan sekitarnya. Adapun layanan unggulan tersebut adalah sebagai berikut : a. Instalasi Gawat Darurat Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG memiliki keunggulan dibidang kecepatan penanganan penderita dengan didukung sarana dan prasarana yang memadai. b. Instalasi Bedah Sentral Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG selalu menjadi pilihan utama masyarakat LUMAJANG dan sekitarnya karena ditangani oleh dokter-dokter berpengalaman dengan didukung sarana prasarana yang canggih. c. Instalasi Haemodialisis Instalasi Haemodialisis Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG merupakan layanan unggulan baru yang memiliki alat Haemodialisis dengan tehnologi terbaru dan dokter berpengalaman sehingga menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang membutuhkan jasa Haemodialisis.
9
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
d. Instalasi Kedokteran Kepolisian Instalasi Kedokteran Kepolisian Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG adalah layanan unggulan yang tidak dimiliki oleh rumah sakit lain di LUMAJANG dan sekitarnya.
10
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
BAB III VISI, MISI, MOTTO RS BHAYANGKARA LUMAJANG Visi “Menjadi rumah sakit unggulan di bidang kedokteran kepolisian di wilayah kabupaten Lumajang” Misi 1). Memberikan dukungan kesehatan yang profesional dengan mengedepakan kedokteran kepolisian dalam rangka mendukung tugas opersional polri. 2). Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna pada masyarakat Polri dan umum di wilayah kabupaten lumajang dan sekitarnya dengan di landasi kedisiplinan, ikhlas, tanggap, transparan dan profesional dalam rangka menuju masyrakat sehat 3). Mengembangkan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Motto “bersama kita berubah menjadi lebih baik” MAKSUD DAN TUJUAN Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG dalam pelaksanaan tugasnya mempunyai Maksud dan Tujuan sebagai berikut : 1. Menyelenggarakan kegiatan serta upaya dalam bidang kesehatan yang meliputi pemeriksaan, pengobatan dan perawatan penderita pada taraf spesialistik yang bersifat pelayanan maupun dukungan kesehatan dalam bidang klinis. 2. Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Kesehatan dan Kedokteran Kepolisian serta prosedur pelayanan Rumkit Sakit. 3. Melaksanakan kegiatan pembinaan sarana Kedokteran dan Kesehatan serta penunjangnya. 4. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan latihan di bidang Kesehatan dan Kedokteran Kepolisian.
11
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
Susunan Pejabat Pengelola Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG dan Dewan Pengawas. a. Dewan Pengawas Ketua Dewan Pengawas
: Staf Pusdokkes
Anggota Dewan Pengawas
: Staf Kementerian Keuangan
Anggota Dewan Pengawas
: Profesi Kedokteran (IDI)
b. Struktur Organisasi dan Pejabat Rumah Sakit KARUMKIT AKBP dr. Sri Handayani M.MARS DEWAN PENGAWAS
WAKARUMKIT AKP Rohmad P U
UNSUR PIMPINAN
SUBBAG WASINTERN ROSSAMNA ESW
KAUR WASBIN ROSSANA ESW
KAUR WASOPYAN SITI CHANIFAH
SUBBAG RENMIN Sigit Subiyantoro
KAUR TU SIGIT SUBIYANTOR O
KAUR REN SIGIT SUBIYANTORO
KAUR MIN AGUS SUPRIYADI
KAUR KEU SLAMET
KAUR YANDOKPOL AGUS SULAEMAN
KAUR SIM & RM AIPTU EDDI NUGROHO
KAUR DIKLIT DN. Andriyanto, S.Kep.Ners
UNSUR PEMBANTU PIMPINAN DAN PELAKSANA STAF
KASUBBID JANGMEDUM IDA ROCHANI
KASUBBID YANMEDDOKPOL AGUS SULAEMAN
KAUR YANMED AGUS SULAEMAN
SUBBAG BINFUNG AIPTU Edi Nugroho
KAUR YANWAT SITI CHANIFAH
KAUR JANGUM YULIASTUTI PN
KAUR JANGMED IDA ROCHANI UNSUR PELAKSANA UTAMA
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
12
Uraian Tugas Dewan Pengawas a. Dewan Pengawas Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG adalah dewan yang dibentuk untuk melakukan pengawasan terhadap pengelolaan Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG berdasarkan Surat Perintah Kapolri dalam jabatan fungsional. b. Dewan Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG mengenai pelaksanaan Rencana Bisnis dan Anggaran
(RBA),
Rencana
Strategis
Rumah
Sakit
Bhayangkara
LUMAJANGdan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Dewan Pengawas berkewajiban : 1) Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Kepolisian RI dan Menteri Keuangan RI mengenai Rencana Strategis Bisnis dan Rencana Bisnis dan Anggaran yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. 2) Melaporkan kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia dan Menteri Keuangan RI apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang, 3) Mengikuti perkembangan kegiatan Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang 4) Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Kepolisian dan Menteri Keuangan mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengelola Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang, 5) Memberikan
nasehat
kepada
Pejabat
Pengelola
Rumah
Sakit
Bhayangkara LUMAJANG dalam melaksanakan pengelolaan BLU 6) Memberikan masukan, saran atau tanggapan atas laporan keuangan dan laporan kinerja BLU kepada Pejabat Pengelola BLU. d. Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Kepolisian RI dan Menteri Keuangan RI secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu semester dan sewaktu-waktu apabila diperlukan. Uraian Pembagian Tugas Pengelola Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang A. KEPALA RUMAH SAKIT (sebagai Pemimpin BLU)
13
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
1. Kepala Rumah Sakit bertugas memimpin, menyusun kebijakan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab : a) Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Kabid Dokkes Polda Jatim mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya. b) Berdasarkan Program kerja (Proja) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Bid Dokkes Polda Jatim dan Petunjuk Teknis, Kepala Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG menetapkan proja dan RKT Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG serta mengawasi, mengarahkan dan mengendalikan
pelaksanaan
proja
dan
RKT
guna
menjamin
tercapainya sasaran secara berhasil dan berdaya guna. c) Membina disiplin, tata tertib dan kesadaran hukum di lingkungan Rumah Sakit. d) Berdasarkan kebijaksanaan Kapolda dan petunjuk teknis pembina fungsi, berkewajiban menyelenggarakan pembinaan dalam administrasi personil, logistik dan anggaran / keuangan di lingkungan Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG serta melakukan upaya memelihara dan meningkatkan kemajuan operasional Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. e) Memimpin Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG sehingga terjamin pelaksanaan tugas fungsi. 2. Kepala Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Kabid Dokkes Polda Jatim , sedangkan sebagai satker anggaran bertanggung jawab kepada Kapolda Jatim. 3. Disamping melaksanakan tugas-tugas tersebut pada angka 1) dan 2), pemimpin BLU juga melaksanakan tugas sebagai berikut : a) Menyiapkan rencana strategis bisnis Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. b) Menyiapkan RBA tahunan Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang c) Mengusulkan Calon Pejabat Keuangan dan Pejabat Tehnis sesuai dengan ketentuan yang berlaku. d) Menyampaikan pertanggung jawaban kinerja operasional dan
14
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
keuangan Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. B. WAKIL KEPALA RUMAH SAKIT Dalam
melaksanakan
tugasnya,
Wakil
Kepala
Rumah
Sakit
Bhayangkara LUMAJANG menyelenggarakan fungsi : 1. Mewakili
Kepala
Rumah
Sakit
Bhayangkara
LUMAJANG
apabila
berhalangan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. 2. Dalam Melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Rumah sakit Bhayangkara Lumajang i. 3. Mengkoordinir, membina dan mengawasi tugas-tugas operasional internal Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. 4. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. C. SUB BAGIAN PENGAWASAN INTERNAL 1. Subbagwasintern adalah unsur pembantu pimpinan dan pelaksana staf Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG yang berada di bawah Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. 2. Subbagwasintern dipimpin oleh Kasubbagwasintern yang bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG dan pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakarumkit. 3. Subbagwasintern bertugas melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pengelolaan sumber daya Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. 4. Subbagwasintern dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi: a. pengawasan dan pembinaan sumber daya; b. pengawasan operasional dan pelayanan Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. 5. Subbagwasintern dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dibantu oleh: a. Urusan Pengawasan dan Pembinaan, disingkat Urwasbin bertugas melaksanakan pengawasan dalam rangka pembinaan sumber daya; b. Urusan
Pengawasan
Operasional
dan
Pelayanan,
Urwasopsyan bertugas melaksanakan pengawasan terhadap
disingkat
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
15
operasional pelayanan Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. D. SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN ADMINISTRASI 1. Pelaksana staf Rumah Sakit
Bhayangkara LUMAJANG yang berada di
bawah Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. 2. Subbagrenmin dipimpin oleh Kasubbagrenmin yang bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG dan pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakarumkit. 3. Subbagrenmin bertugas membina dan menyelenggarakan perencanaan dan administrasi pelayanan kesehatan di lingkungan Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. 4. Subbagrenmin dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi: a. perencanaan program kerja dan anggaran; b. penyelenggaraan manajemen SDM; c. perencanaan material kesehatan dan logistik serta; d. penyelenggaraan keuangan Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang 5. Subbagrenmin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dibantu oleh: a. Urusan Tata Usaha disingkat Urtu bertugas : menyelenggarakan korespondensi, perkantoran
dan
pembinaan dokumentasi, kearsipan,
kegiatan perpustakaan,
penyelenggaraan
ketatausahaan, ketatalaksanaan upacara,
rapat/
pertemuan, mengatur penggunaan angkutan, melaksanakan koordinasi dengan unsur terkait dalam rangka kegiatan Urmin, pembinaan dan sistem metode serta analisa dan evaluasi kegiatan Urtu; b. Urusan Perencanaan disingkat Urren bertugas : 1) Menyusun dan menyiapkan perencanaan dan anggaran meliputi Rencana Strategi Bisnis Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang, RKA-KL, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA), Rencana Kinerja Tahunan, DIPA, Lakip per semester maupun pertahun 2) Menyelenggarakan pengendalian program dan anggaran yang terdiri pelaksanaan Proja, penyesuaian Revisi Renja dan membuat evaluasi Pelaksanaan Rencana.
16
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
c. Urusan Administrasi, disingkat Urmin bertugas : 1) Menyelenggarakan
sistem
informasi
administrasi
dan
pengembangan personel 2) Menyelenggarakan administrasi material logistik kesehatan maupun material logistik umum serta perawatan sarana dan prasarana. d. Urusan Keuangan disingkat Urkeu bertugas : 1) Menyusun Rencana Startegi Bisnis bidang keuangan 2) Membuat analisis keuangan terhadap perkembangan Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. 3) Menyiapkan data untuk menyusun Daftar Usulan Kegiatan (DUK) dan Daftar Usulan Proyek (DUP) 4) Menyiapkan
Surat
Permintaan
Rutin
/
Surat
Permintaan
Pembayaran Pembangunan (SPPR/SPPP) 5) Mencairkan Surat Perintah Membayar (SPM) gaji dan belanja pegawai serta pembayaran kepada yang berhak. 6) Menerima, menyimpan dan membayar dana satker yang dikelola sesuai ketentuan yang berlaku. 7) Menyelenggarakan proses akuntansi dan verifikasi data Keuangan. 8) Menyusun
laporan
/
akuntabilitas
keuangan
Rumah
Sakit
Bhayangkara Lumajang. 6. Sub Bagian Perencanaan dan Administrasi Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG
sebagai
pejabat
keuangan
BLU
berfungsi
sebagai
penanggung jawab keuangan yang berkewajiban : a. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. b. Menyiapkan
dokumen
pelaksanaan
anggaran
Rumah
Sakit
Bhayangkara Lumajang. c. Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja Bhayangkara Lumajang. d. Menyelenggarakan pengelolaan Kas. e. Melakukan pengelolaan utang piutang.
Rumah Sakit
17
f.
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
Menyusun kebijaksanaan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang.
g. Menyelenggarakan sistem informasi penyelenggaraan keuangan. h. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan
E. SUB BAGIAN PEMBINAAN FUNGSI 1. Subbagbinfung adalah unsur pembantu pimpinan dan pelaksana staf Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG yang berada di bawah Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. 2. Subbagbinfung dipimpin oleh Kasubbagbinfung yang bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG dan pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakarumkit. 3. Subbagbinfung bertugas melaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM), Rekam Medik (RM), PPID, pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan di lingkungan Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. 4. Subbagbinfung dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi perencanaan, penatalaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan Sistem Ingformasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen (SIM), Rekam Medik (RM) dan PPID serta pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan. 5. Subbagbinfung dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dibantu oleh: a) Urusan Sistem Informasi Manajemen dan Rekam Medik disingkat Ur SIM dan RM bertugas melaksanakan perencanaan, penatalaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan SIM, RM dan PPID; b) Urusan Pendidikan dan Pelatihan serta Penelitian dan Pengembangan disingkat Urdiklit bertugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
18
F. SUB BIDANG PELAYANAN MEDIK DAN KEDOKTERAN KEPOLISIAN 1. Subbidyanmeddokpol adalah unsur pelaksana utama Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG yang berada di bawah Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. 2. Subbidyanmeddokpol bertanggung
jawab
dipimpin kepada
oleh Kepala
Kasubbidyanmeddokpol Rumah
Sakit
yang
Bhayangkara
LUMAJANG dan pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakarumkit 3. Subbidyanmeddokpol bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik dan keperawatan di lingkungan Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang 4. Subbidyanmeddokpol dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi: a. pelayanan medik. b. pelayanan keperawatan c. pelayanan kedokteran kepolisian. d. pelayanan sesuai instalasi. 5. Subbidyanmeddokpol dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dibantu oleh: a) Urusan
Pelayanan
Medik
disingkat
Uryanmed
bertugas
menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik; b) Urusan
Pelayanan
Keperawatan
disingkat
Uryanwat
bertugas
menyelenggarakan kegiatan pelayanan keperawatan; c) Instalasi-instalasi mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan instalasinya, meliputi: Instalasi Gawat Darurat (IGD), Intensive Care Unit (ICU), Instalasi Bedah Sentral (IBS), Instalasi Rawat Inap (IRNA), Instalasi Rawat Jalan (IRJA), Instalasi Kesehatan Gigi dan Mulut (Kesgilut), Instalasi Perawatan Tahanan (Wattah), Instalasi Pusat Pelayanan Terpadu (PPT), Instalasi Narkoba;
19
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
d) Urusan Pelayanan Kedokteran Kepolisian disingkat Uryandokpol bertugas
menyelenggarakan
kegiatan
pelayanan
Kedokteran
Kepolisian. 6. Sub Bidang Pelayanan Medik dan Kedokteran Kepolisian sebagai pejabat teknis bertanggung jawab di bidang pelayanan medik dan Kedokteran Kepolisian yang berkewajiban : a) Menyusun perencanaan kegiatan pelayanan medik dan Kedokteran Kepolisian. b) Melaksanakan kegiatan teknis sesuai Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA). c) Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidang pelayanan medik dan Kedokteran Kepolisian.
G. SUB BIDANG PENUNJANG MEDIK DAN UMUM 1. SubbidJangmedum unsur pelaksana utama Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG yang berada di bawah Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. 2. Subbidjangmedum dipimpin oleh Kasubbidjangmedum yang bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG dan pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakarumkit. 3. Subbidjangmedum bertugas menyelenggarakan pelayanan penunjang medik dan penunjang umum di lingkungan Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang 4. Subbidjangmedum dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi: a) pelayanan penunjang medik. b) pelayanan penunjang umum. c) pelayanan sesuai instalasi. 5. Subbidjangmedum dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dibantu oleh: a) Urusan
Penunjang
Medik
disingkat
Urjangmed
menyelenggarakan pelayanan penunjang medik;
bertugas
20
b) Urusan
Penunjang
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
Umum
disingkat
Urjangum
bertugas
menyelenggarakan pelayanan penunjang umum; c) Instalasi-instalasi mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan instalasinya, meliputi Instalasi Laboratorium Patologi Klinik, Instalasi Radiologi, Instalasi Rehabilitasi Medik, Instalasi Farmasi, Instalasi IPAL, Instalasi Gizi, dan Instalasi Pemeliharaan Peralatan Rumah Sakit (IPPRS). 6. Sub Bidang Penujang Medik dan Umum sebagai pejabat teknis bertanggung jawab di bidang penunjang medik dan umum yang berkewajiban : a) Menyusun perencanaan kegiatan penunjang medik dan umum. b) Melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA. c) Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidang penunjang medik dan umum.
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
21
BAB V STRUKTUR ORGANISASI PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT KARUMKIT Dr. SRI HANDAYANI,M.MARS AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 67100385
WAKARUMKIT ROCHMAD PRASETYO,Amd.Kep AJUN KOMISARIS POLISI NRP 69060519
KASUBBAG BINFUNG EDDI NUGROHO IPDA NRP 69100100
KAUR DIKLIT DN. ANDRIYANTO, S.Kep.Ns
KETUA PKRS
PENDIDIKAN STAF
Drg. RUCI ARUM
SEKRETARIS PKRS
Anggota PKRS
ERWAN FAUZI, S.Kep.Ns
COSTUMER SERVICE
KEPERAWATAN /EDUKASI
TRI NOVIANDARI ANDRI W, Amd.Kep
FARMASI
REKAM MEDIS
EKA MEITA
PPI
IRNA
YOSINTA
RATNAWATI
RIDNO
GIZI
RADIOLOGI
IRJA
MEDIS
IPS
IBS
URFI YUNIAR,S.Gz
AGUM GUMELAR
EKAWATI
Dr. CANDRA
BISRI
INAYAH
22
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
BAB VI URAIAN JABATAN PKRS Ketua PKRS 1. Nama Panitia Kerja
: PKRS
2. Nama jabatan
: Ketua
3. Pengertian
:
Seorang professional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat memimpin dalam menjalankan pelaksanaan program PKRS 4. Persyaratan dan kualifikasi a. Pendidikan formal b. Pendidikan non formal c. Pengalaman Kerja
: : Dokter / perawat : Sertifikat seminar :
Pengalaman bekerja sebagai dokter/ perawat medical information di rawat inap dan rawat jalan. d. Ketrampilan
:
Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan emosional yang stabil. e. Berbadan sehat jasmani dan rohani 5. Tanggung jawab : Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua PKRS serta mewakilkan ketua PKRS apabila ketua PKRS berhalangan 6. Tugas pokok : Ikut berperan dalam pelaksanaan kegiatan Program PKRS 7. Uraian Tugas: a. Menjadi mitra ketua PKRS untuk memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan operasional PKRS secara efektif,efisien, dan bermutu. b. Menjadi mitra ketua PKRS untuk bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja terkait c. Menjadi mitra ketua PKRS untuk memberikan pembinaan terhadap anggota PKRS
23
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
d. Menjadi mitra ketua PKRS untuk membuat daftar inspeksi kesemua unit terkait, Membuat dan menandatangani surat keluar serta melakukan pekerjaan administrsi termasuk pengarsipannya. e. Menjadi mitra ketua PKRS untuk meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki cara kerja dan pedoman kerja yang aman dan efektif. f. Memberikan pertimbangan / saran PKRS pada perencanaaan, pengembangan program dan fasilitasnya. g. Membuat analisa kinerja PKRS. 8. Uraian wewenang : Menjadi mitra ketua PKRS. 9. Hasil Kerja : 1. Analisa PKRS 2. Pelaporan PKRS 3. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan di PKRS 4. Standar Operating Procedure PKRS 5. Laporan Program PKRS 6. Bahan Materi edukasi menyeluruh Sekretaris 1. Nama Panitia kerja :PKRS 2. Nama jabatan : sekretaris 3. Pengertian : Seseorang yang ahli dalam bidang promosi kesehatan dan mampu dalam menjalankan pelaksanaan Program PKRS. 4. Persyaratan dan Kualifikasi : a. Pendidikan Formal : Berijazah D3/S1 dari unit terkait b. Pendidikan Non Formal : Memiliki pengalaman promosi kesehatan c. Pengalaman Kerja: Memiliki pengalaman sebagai tenaga PKRS d. Ketrampilan : Memiliki bakat
dan minat serta dedikasi tinggi,berkepribadian mantab dan
emosional yang stabil
24
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani 5. Tanggung jawab : Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua PKRS 6. Tugas Pokok : Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan program PKRS 7. Uraian Tugas : a. Mengatur rapat dan jadwal rapat PKRS b. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan, termasuk konsumsi , khususnya bila rapat berlangsung saat waktu makan siang atau sore. c. Membuat dan menandatangani surat keluar serta melakukan pekerjaan administrasi termasuk pengarsipannya. d. Menyusun kesimpulan sidang notulen rapat. e. Memberikan pertimbangan / saran PKRS pada perencanaan , pengembangan program dan fasilitasinya. 8.Uraian Wewenang : Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan 9. Hasil Kerja : Analisa dan pelaporan PKRS. Anggota PKRS 1. Nama Panitia Kerja : PKRS 2. Nama Jabatan
: anggota PKRS
3. Pengertian : Seseorang yang diberi tugas oleh ketua PKRS dalam mengidentifikasi kebutuhan promosi kesehatan yang terkait dan memfollow up pelaksanaan dan penerapan program kerja PKRS dalam masing-masing bagian/ unit kerja. 4. Persyaratan dan Kualifikasi : a. Pendidikan Formal : Berijazah D3 atau persamaannya dalam bidangnya masing-masing dan memiliki minat dan bakat dalam promosi kesehatan. b. Pendidikan Non Formal : Memiliki sertifikat kursus sesuai unit kerja masing-masing
25
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
c. Pengalaman Kerja : Pengalaman kerja dirumah sakit dalam unit masing-masing d. Ketrampilan : Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan emosional yang stabil f. Berbadan sehat jasmani dan rohani 5. Tanggung Jawab: Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada Ketua dan wakil PKRS dalam pelaksanaan program kerja PKRS disetiap unitnya masing-masing 6. Tugas Pokok : Membantu pelaksanaan semua kegiatan di program PKRS di unit masing-masing 7. Uraian Tugas : Uraian Tugas Medis : 1.
Melaksanakan semua kegiatan PKRS
2.
Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masing-masing;
3.
Melaporkan kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masingmasing;
4.
Melakukan survey pelaksanaan program kerja di unit kerja masing-masing;
5.
Melaporkan hasil kegiatan kepada Ketua.
Uraian Tugas Rawat Inap: 1.
Melaksanakan semua kegiatan PKRS di unit kerja masing-masing
2.
Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masing-masing;
3.
Melaporkan kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masingmasing;
4.
Melakukan survey pelaksanaan program kerja di unit kerja masing-masing;
5.
Melaporkan hasil kegiatan kepada Ketua.
Uraian Tugas Rawat Jalan: 1.
Melaksanakan semua kegiatan PKRS di unit kerja masing-masing
26
2.
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masing-masing;
3.
Melaporkan kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masingmasing;
4.
Melakukan survey pelaksanaan program kerja di unit kerja masing-masing;
5.
Melaporkan hasil kegiatan kepada Ketua.
Uraian Tugas Rehab Medik : 1.
Melaksanakan semua kegiatan PKRS di unit kerja masing-masing
2.
Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masing-masing;
3.
Melaporkan kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masingmasing;
4.
Melakukan survey pelaksanaan program kerja di unit kerja masing-masing;
5.
Melaporkan hasil kegiatan kepada Ketua.
Uraian Tugas Farmasi: 1.
Melaksanakan semua kegiatan PKRS di unit kerja masing-masing
2.
Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masing-masing;
3.
Melaporkan kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masingmasing;
4.
Melakukan survey pelaksanaan program kerja di unit kerja masing-masing;
5.
Melaporkan hasil kegiatan kepada Ketua.
Uraian Tugas Radiologi: 1.
Melaksanakan semua kegiatan PKRS di unit kerja masing-masing
2.
Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masing-masing;
3.
Melaporkan kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masingmasing;
4.
Melakukan survey pelaksanaan program kerja di unit kerja masing-masing;
5.
Melaporkan hasil kegiatan kepada Ketua.
27
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
Uraian Tugas IPS: 1.
Menyiapkan semua sarana prasarana yang diperlukan selama melakukan kegiatan PKRS
2.
Membantu jalannya proses kegiatan PKRS sampai dengan selesai.
Uraian Tugas Instalasi Gizi: 1.
Melaksanakan kegiatan PKRS tentang gizi yang diperlukan pasien
2.
Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan
3.
Melaporkan kebutuhan penyuluhan kesehatan
4.
Melaporkan hasil kegiatan kepada Ketua.
8. Uraian Wewenang : Berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan saran dan masukan mengenai promosi kesehatan yang dibutuhkan per unit masing-masing 9. Hasil Kerja : a. Identifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan per unit kerja b. Pelaksanaan Program kerja PKRS di masing –masing unit c. Penerapan Pedoman PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan d. Penerapan SPO PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan e. laporan evalusi kerja.
28
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA
Kepala Rumah Sakit
Wakil Kepala Rumah Sakit
Kasubbag Binfung
Kaur Diklit
Ketua panitia PKRS
Sekretaris
Keperawatan (perawat & bidan)
PPI
Radiologi
IRNA
IRJA
Rekam Medis
MEDIS
Farmasi
Gizi
IPS
Keterangan : Panitia PKRS Langsung dibawah oleh Kaur Diklit Ketua PKRS bertanggung jawab langsung kepada Kaur Diklit Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada ketua PKRS dan diharuskan menyusun rapat, membuat notulen rapat dan sidang PKRS Setiap anggota PKRS berdiri mandiri dan aktif untuk membuat, melaksanakan dan menerapkan program kerja PKRS dibagian / unit masing-masing kerja.
IBS
29
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
Setiap anggota PKRS berkewajiban membuat identifikasi kebutuhan promosi kesehatan dan menyarankan program krja yang sesuai serta bertanggungjawab langsung kepada Ketua PKRS. Hasil
dari identifikasi kebutuhan promosi kesehatan dianalisa dan diolah di panitia
PKRS untuk selanjutnya ditindak lanjuti dan diterapkan oleh panitia PKRS
30
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
BAB VIII KEGIATAN RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG sebagai rumah sakit yang sudah ditetapkan menjadi PK-BLU memiliki kegiatan pelayanan Rawat Jalan, Rawat Inap, Gawat Darurat dan Penunjang medis dengan jenis layanan sebagai berikut: 1. Pelayanan Medik dan Perawatan Terdiri atas : a. Instalasi Rawat Jalan 1.
Poli Umum
2.
Poli Rehab Medik
3.
Poli Gigi
4.
Poli Spesialis Anak
5.
Poli Spesialis Bedah Umum
6.
Poli Spesialis Penyakit Dalam
7.
Poli Spesialis Kandungan
8.
Poli Spesialis Paru
9.
Poli Spesialis Mata
b. Instalasi Rawat Inap : 80 TT Intensif Care Unit (ICU) 4 TT Instalasi Hemodialisis 4 TT Instalasi Gawat Darurat 2. Penunjang Medik a. Instalasi Narkoba b. Instalasi Laboratorium c. Instalasi Farmasi d. Instalasi Radiologi e. Instalasi Kedokteran Kepolisian f.
Instalasi Laundry
g. Instalasi Gizi h. Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Olah Limbah
31
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
3. Pelayanan Asuransi a. BPJS (Askes PNS, POLRI, TNI, Jamkesmas, dll) b. Jamkesmas c. INHEALTH d. Jasa Raharja 4. Waktu Pelayanan Rawat Jalan Untuk pelayanan di Poliklinik Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG dilaksanakan pada hari Senin sampai Jumat jam 07.00-14.00,hari Sabtu-Minggu dan hari besar Poliklinik libur. Rawat Inap Untuk pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG dilaksanakan selama 24 jam.
32
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
BAB IX ALUR PELAYANAN PASIEN A. ALUR PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN (POLIKLINIK) PASIEN DATANG
UMUM
BPJS
RUJUKAN PPK I PENDAFTARAN PENDAFTARAN
RAWAT JALAN
RAWAT INAP
APOTEK
IGD
KASIR
RUANG RAWAT INAP
POLIKLINIK
RAWAT JALAN APOTEK
RAWAT INAP
IGD
PULANG PULANG
RUANG RAWAT INAP
KET:- Pasien baru datang,lewat poliklinik, mendaftar kemudian ditanya, pasien tersebut menggunakan Asuransi lain atau BPJS, atau pasien Umum. Kemudian pasien langsung mendaftar ke masing-masing bagian pendaftaran. - Pasien langsung menuju ke poliklinik untuk minta nomer antrian. - Pasien langsung menerima pelayanan di bagian poliklinik rawat jalan.
33
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
B.ALUR PASIEN RAWAT INAP Pasien Datang IGD
Loket
Baru
Lama
Admission Noterekam Dibuatkan Dokumen medis yang baru
DicarikanAdmission DokumenNote rekam medis lama di ruang penyimpanan DRM (filling)
Pasien diantar ke kamar dan dokumen rekam medis diantar ke ruangan oleh perawat
Sembuh
Petugas mencarikan kamar Pasien Pulang
Meninggal
Data populasi pasien Rumah Sakit terlampir Adapun strategi komunikasi yang dilaksanakan pada pasien yang masuk di Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG menggunakan metode SBAR.
34
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
BAB X PEDOMAN PELAYANAN PKRS
1. DEFINISI Sebagaimana
tercantum
1114/MENKES/SK/VII/2005
dalam
tentang
Keputusan
Pedoman
Menteri
Pelaksanaan
Kesehatan Promosi
Nomor
Kesehatan
Masyarakat di Daerah, prinsip dasar promosi kesehatan rumah sakit adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat,
agar
mereka
dapat
menolong
dirinya
sendiri,
serta
mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri artinya masyarakat mampu menghadapi masalah-masalah kesehatan potensial (yang mengancam) dengan cara mencegahnya, dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang sudah terjadi dengan cara menanganinya secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, masyarakt mampu berperilaku hidup bersih dan sehat dlam rangka memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya (problem solving), baik
masalah-masalah
kesehatan
yang
sudah
diderita
maupun
yang
potensial(mengancam), secara mandiri(dalam batas-batas tertentu). Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan sebagai berikut: Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyarakat, agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompokkelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalahmaslah kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan sumber daya manusia, melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
2. RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN Pada dasarnya banyak tersedia peluang untuk melaksanakan promosi kesehatan di RS. Secara umum peluang itu dapat dikategorikan sebagai berikut:
35
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
a. Di dalam gedung Di dalam gedung RS, PKRS dilaksanakan seiring dengan pelayanan yang diselenggarakan rumah sakit. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa di dalam gedung , terdapat peluang-peluang: -
Di ruang pendaftaran/administrasi, yaitu diruang dimana pasien/klien harus melapor/mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan RS.
-
PKRS dalam pelayanan Rawat Jalan bagi pasien, yaitu di poliklinik-poliklinik seperti poliklinik kebidanan dan kandungan, poliklinik anak, poliklinik mata, poliklinik bedah, poliklinik penyakit dalam dan lain-lain.
-
PKRS dalam pelayanan Rawat Inap bagi pasien, yaitu diruang-ruang gawat darurat, rawat intensif dan rawat inap.
-
PKRS dalam pelayanan Penunjang Medik bagi pasienyaitu pelayanan obat/apotik, pelayanan laboratorium dan pelayanan rehabilitasi medik.
-
PKRS dalam pelayanan bagi klien(orang sehat), yaitu seperti di pelayanan KB, konseling gizi, bimbingan senam, pemeriksaan jiwa, konseling kesehatan remaja dan lain-lain.
-
PKRS di ruang Pembayaran rawat inap, yaitu di ruang di mana pasien rawat inap harus menyelesaikan pembayaran rawat inap, sebelum meninggalkan RS.
Promosi kesehatan oleh panitia PKRS dalam pelayanan-pelayanan diatas ditangani oleh unit-unit Panitia PKRS yaitu: keperawatan(bidan dan perawat), rehabilitasi medik, customer service, gizi, farmasi dan rekam medis. b. Di luar gedung Kawasan luar gedung RS yang dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk PKRS, yaitu: -
PKRS di tempat parkir, yaitu pemanfaatan ruang yang ada dilapangan/gedung parkir sejak dari bangunan gardu parkir sampai kesudut-sudut lapangan/gedung parkir.
-
PKRS di taman RS, yaitu baik taman-taman yang ada di depan, samping/sekitar maupun didalam/halaman dalam RS.
-
PKRS di kantin/warung-warung/kios-kios yang ada di kawasan RS
36
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
-
PKRS di tempat ibadah yang tersedia di sekitar RS
-
PKRS di pagar pembatas kawasan RS
-
PKRS di dinding luar RS Panitia PKRS berada dibawah naungan Kaur Diklit RS Bhayangkara LUMAJANG dan berkoordinasi dengan DPJP, dokter ruangan dan seluruh jajaran unit pelayanan Rumah Sakit dalam menyampaikan informasi medis kepada pasien. Informasi medis tertulis yang diberikan meliputi 10 penyakit terbanyak di RS Bhayangkara LUMAJANG yaitu: stroke, diabetes melitus, hipertensi. Pemberian promosi kesehatan dapat dilaksanakan di setiap instalasi rumah sakit dan oleh personel medis yang berkompetensi di bidang tersebut terutama rawat inap, rawat jalan, fiiisioterapi, farmasi dan lain-lain. Informasi diluar kategori 10 penyakit terbanyak disampaikan secara lisan oleh submit panitia PKRS baik diseluruh instansi rumah sakit maupun di suatu ruangan PKRS khusus.
3. TATALAKSANA Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang membentuk Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. Unit PKRS terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, fisioterapis, petugas rekam medis,Analis, PPI dan apoteker. Pengorganisasian Unit PKRS terdiri dari ketua, wakil ketua,
sekretaris
dan
anggota
dari
profesional
pemberi
asuhan.
Unit
PKRS
mengorganisasikan kegiatannya dengan membua tprogram kerja, panduan pelaksanaan PKRS yang diperlukan dalam memberikan promosi kesehatan salah satunya tentang pendidikan pasien dan keluarga. Dilakukan assesment kebutuhan pendidikan pasien dan dicatat di rekam medis. Pengkajian yang dilakukan oleh staf rumah sakit untuk mengidentifikasi kebutuhan pengetahuan masing-masing pasien dan keluarganya. A.
Pendidikan pada pasien dan keluarga bertujuan untuk: 1.
Mengidentifikasi ketrampilan dan pengetahuan yang merupakan kekuatan dan kelemahan pasien
2.
Sebagai dasar dalam membuat perencanaan pendidikan pasien. Agar semua
37
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
petugas yang ada di rumah sakit dapat berpartisipasi dalam proses pendidikan. B.
Pendidikan pelayanan pasien yang dilakukan adalah: 1.
Semua pasien yang masuk ke rumah sakit dilakukan assesment tentang kebutuhan pendidikan
2.
Hasil pengkajian pendidikan pasien dicatat dalam rekam medik
3.
Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang kondisi kesehatan dan diagnosa penyakit
4.
Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang keamanan dan efektifitas penggunaan peralatan medis
5.
Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang manajemen nyeri
6.
Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang diet dan nutrisi yang memadai
7.
Untuk
penyakit-penyakit
tertentu
seperti
contohnya
kelainan
pada
musculoskeletal dan patah tulang, pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang teknik rehabilitasi. 8.
Setelah mendapatkan pendidikan pasien dilakukan verifikasi bahwa pasien telah menerima dan memahami pendidikan yang diberikan.
C.
Pengkajian Kebutuhan Pendidikan Pasien 1.
Keamanan/proteksi: bahaya lingkungan, sumber-sumber yang potensial menimbulkan cidera fisik, terpapar dengan penyakit menular dan pathogen, alergi, daya tahan tubuh dan respon terhadap pathogen
2.
Tumbuh kembang :Kepantasan perkembangan fisik, psikososial, dan moral
3.
Fungsi kognitif (bahasa, memori, penilaian, pengambilan keputusan)
4.
Nilai, tujuan, dan kepercayaan berhubungan dengan pilihan, atau membuat keputusan, kepercayaan spiritual, isu terhadap hidup yang penting, hubungan antara pola nilai kepercayaan dengan masalah dan praktek kesehatan
D.
Tahapan Edukasi 1.
Tahap Pengumpulan Informasi Pasien (assessmen pasien) Sebelum melakukan edukasi, pertama–tama petugas menilai kebutuhan edukasi pasien dan keluarga pasien berdasarkan formulir assesmen kebutuhan
38
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
edukasi. Hal–hal yang harus diperhatikan :
2.
a.
Keyakinan dan nilai–nilai pasien dan keluarga.
b.
Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.
c.
Hambatan emosional dan motivasi.
d.
Keterbatasan fisik dan kognitif.
e.
Ketersediaan pasien untuk menerima informasi.
Cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif tergantung pada hasil assesmen, yaitu: a. Jika pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang maka proses komunikasi edukasinya bisa langsung dijelaskan kepada pasien sesuai dengan kebutuhan edukasinya. b. Jika pasien memiliki hambatan fisik (tuna rungu dan tuna wicara) maka proses komunikasi edukasinya dapat disampaikan dengan menggunakan leaflet atau brosur yang diberikan kepada pasien dan keluarga dan menjelaskannya kepada mereka. c. Jika pasien memiliki hambatan emosional (pasien marah atau depresi) maka proses komunikasi edukasinya juga dapat disampaikan kepada keluarga dengan menggunakan leaflet, diskusi dan atau demonstrasi, menyarankan pasien untuk membacanya jika kondisi sudah stabil. Apabila pasien tidak mengerti materi edukasi, pasien bisa menghubungi petugas di unit masing-masing. d. Kendala bahasa, maka segera menghubungi petugas Humas dan Pemasaran. Petugas Humas dan Pemasaran akan menghubungi pihak yang terkait/ penerjemah. e.
3.
Khusus pada pasien anak-anak, maka edukasi ditujukan pada keluarga.
Tahap verifikasi Pada tahap ini, petugas memastikan kepada pasien dan keluarga mengenai kejelasan dan pemahaman materi edukasi yang diberikan. a. Apabila pada saat pemberian edukasi, pasien dalam kondisi baik dan senang maka verifikasi dapat dilakukan dengan cara menanyakan kembali edukasi yang telah diberikan.
39
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
b. Untuk pasien yang mengalami hambatan fisik maka verifikasi dapat dilakukan dengan cara menanyakan kepada keluarganya dengan pertanyaan yang sama, yaitu ‘Apakah Bapak/Ibu bisa memahami materi edukasi yang kami berikan?”. c. Untuk pasien yang mengalami hambatan emosional (marah atau depresi), maka verifikasi dapat dilakukan dengan keluarga
cara
menanyakan
kepada
mengenai sejauh mana pasien telah mengerti tentang materi
edukasi yang diberikan melalui leaflet, diskusi dan demontrasi. Proses pertanyaan ini bisa melalui telepon atau datang langsung ke kamar pasien setelah pasien tenang. Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan komunikasi yang disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Apabila pasien mengikuti semua arahan dari rumah sakit, diharapkan mempercepat proses penyembuhan pasien. Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk mengisi formulir edukasi pasien dan keluarga, dan ditandatangani kedua belah pihak antara dokter/ perawat/ petugas kesehatan lainnya dan pasien atau keluarga pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan keluarga pasien sudah diberikan edukasi dan informasi yang benar. E.
Mekanisme Pemberian Edukasi Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Republik Indonesia, maka mekanisme pemberian edukasi kepada pasien dan keluargan, dapat dilakukan dengan : 1.
Konseling di Tempat Tidur Konseling di Tempat Tidur (Bed Side Conseling) dilakukan terhadap pasien rawat inap yang belum dapat atau masih sulit meninggalkan tempat tidurnya dan harus terus berbaring. Petugas pemberi asuhan memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga dengan mendatangi pasien demi pasien dan melakukan pelayanan konseling disamping tempat tidur pasien. Dalam memberikan konseling, petugas dapat membawa alat/media komunikasi yang
40
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
mudah dibawa seperti leflet, atau memberikan edukasi dengan cara berdiskusi 2.
Konseling Berkelompok Konseling berkelompok dapat dilakukan pada pasien yang mampu meninggalkan tempat tidurnya atau berada di bangsal perawatan. Dalam melakukan
konseling
berkelompok,
petugas
pemberi
asuhan
dapat
menggunakan media komunikasi berupa poster, leaflet, LCD proyektor atau standing baner. 3.
Pemanfaatan Ruang Tunggu. Ruang tunggu ini dapat dimanfaatkan oleh Petugas pemberi asuhan untuk memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga. Dalam hal ini dapat menggunakan alat peraga komunikasi berupa boks berisi selebaran atau leaflet yang boleh diambil secara gratis. Selain itu juga tersedia televisi yang menayangkan tentang Promosi Kesehatan Rumah Sakit dan Pendidikan Pasien dan Keluarga. Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang memfasilitasi kebutuhan pasien tersebut
dengan mengadakan pendidikan dan pengarahan kepada mereka untuk terlibatkan dalam klub maupun jejaring rumah sakit diantaranya Klub Senam Sehat, kerjasama dengan dokter PPK I, kerjasama dengan BPJS, kerjasama dengan dinas kesehatan terkait. Pendidikan pasien dan keluarga dengan topik terkait dengan pelayanan pasien yaitu hak dan kewajiban pasien, penyakit dan prognosanya, penggunaan obat, penggunaan peralatan medis, diet, manajemen nyeri, teknik rehabilitasi dan lain-lain.
F.
Hak dan Kewajiban Pasien Dilakukan dibagian admisi saat pasien mendaftar masuk rawat inap dengan materi hak dan kewajiban pasien sesuai dengan UU No. 44 tahun 2009 dan UU No. 36 tahun 2009
G.
Penyakit dan Prognosa
H.
Penggunaan Obat Menyiapkan pasien untuk mendapatkan pengobatan yang aman dan memonitor efek dari pengobatan, bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan obat dan
41
menjaga keamanan pemakaian
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
obat. Pengetahuan
ini diberikan pada
semua
pasien yang mendapatkan pengobatan. Pemberi edukasi tentang obat dilakukan oleh perawat dan atau apoteker. Prosedur pemberian edukasi oleh perawat meliputi: 1.
Berikan informasi tentang nama obat
2.
Berikan penjelasan kepada pasien untuk mengenali perbedaan karakteristik dari pengobatan dengan tepat
3.
Berikan informasi tentang nama obat
4.
Berikan penjelasan tentang tujuan dan reaksi setiap obat
5.
Berikan penjelasan kepada pasien tentang penggunaan obat yang tepat (dosis, lokasi/ cara pemakaian obat, lama pemberian obat)
6.
Evaluasi kemampuan pasien dalam melakukan pengobatan
7.
Instruksikan
pasien untuk mengikuti prosedur sebelum pengobatan dengan
tepat 8.
Berikan penjelasan kepada pasien tenang kriteria memilih obat pengganti, dosis dan waktu dengan benar
9.
Berikan penjelasan kepada pasien akibat yang akan terjadi jika menghentikan pengobatan
10. Berikan penjelasan kepada pasien tentang efek samping yang mungkin terjadi dari masing-masing obat 11. Berikan penjelasan tentang tanda dan gejala jika dosis berlebih ataupun kurang 12. Berikan penjelasan tentang interaksi obat dan makanan yang mungkin terjadi 13. Berikan penjelasan tentang bagaimana cara menyimpan obat dengan tepat 14. Berikan penjelasan tentang perawatan alat bantu yang digunakan dalam pemberian obat 15. Berikan informasi peringatan kepada pasien tentang bahaya menggunakan obat kadaluarsa 16. Berikan informasi peringatan kepada pasien untuk tidak memberikan obat yang diresepkan kepada orang lain 17. Berikan informasi tentang penggantian obat 18. Berikan penguatan terhadap informasi yang diberikan anggota Unit kesehatan lain dan libatkan keluarga/orang terdekat
42
I.
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
Penggunaan Peralatan Medis Menyiapkan pasien untuk menggunakan peralatan medis secara aman. Yang memiliki tujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan penggunaan peralatan medis dan menjaga keamanan dan keselamatan dalam penggunaan peralatan medis. Dilakukan pada semua pasien yang menggunakan peralatan medis. Langkah yang dilakukan : 1.
Memberikan informasi tentang peralatan medis yang digunakan
2.
Memberikan penjelasan tentang tujuan penggunaan peralatan medis
3.
Memberikan penjelasan kepada pasien tentang bagaimana penggunaan peralatan medis yang tepat
4.
Mengevaluasi kemampuan pasien dalam menggunakan peralatan medis tersebut
5.
Memberikan penjelasan kepada pasien akibat yang akan terjadi jika menghentikan pengunaan peralatan medis sebelum selesai program
6.
Memberikan penjelasan kepada pasien tentang efek samping yang mungkin terjadi dari pemakaian peralatan medis
7.
Berikan penguatan terhadap informasi yang diberikan anggota Unit kesehatan lain
8. J.
Libatkan keluarga/ orang terdekat
Diet Menyiapkan pasien untuk mengikuti diet yang dianjurkan dengan benar. Tujuanya yaitu untuk menyiapkan pasien agar mau bekerja sama dalam program diet yang ditetapkan. Dilakukan pada pasien yang diprogramkan diet. Langkah yang dilakukan: 1.
Mengkaji pengetahuan pasien saat ini tentang diet yang dianjurkan
2.
Memberikan penjelasan tentang diet yang ditentukan
3.
Menjelaskan tujuan dilakukannya diet
4.
Memberikan penjelasan tentang berapa lama diet harus dilakukan
5.
Memberikan penjelasan kepada pasien tentang bagaimana membuat agenda makan secara tepat
6.
Memberikan instruksi kepada pasien untuk mengikuti diet yang dianjurkan dan menghindari makanan yang merupakan pantangan dari pelaksanaan diet.
43
7.
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
Memberikan penjelasan tentang interaksi obat dan makanan yang mungkin akan terjadi
8.
Membantu pasien untuk mengakomodasi pilihan makanan dalam diet yang ditentukan
9.
Membantu pasien dalam melakukan penggantian bahan makanan untuk mendapatkan resep favorit sesuai dengan diet yang dianjurkan
10. Melakukan observasi kemampuan pasien memilih makanan sesuai dengan diet yang telah ditentukan 11. Memberikan secara tertulis jenis makan pasien 12. Memberikan penguatan terhadap informasi yang diberikan oleh Unit kesehatan lain 13. Konseling gizi pasien ke ahli gizi 14. Ikut melibatkan keluarga pasien K.
Manajemen Nyeri Menyiapkan pasien dan keluarga
tentang strategi mengurangi nyeri atau
menurunkan nyeri ke level kenyamanan yang diterima oleh pasien. Dengan tujuan memfasilitasi pasien untuk tindakan pengurangan nyeri. Dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri. Langkah yang dilakukan : 1.
Melakukan pengkajian yang komprehensif tentang nyeri, termasuk lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, atau beratnya nyeri dan faktor presipitasi
2.
Mengamati
perilaku
non
verbal
yang
menunjukkan
ketidaknyamanan,
khususnya ketidakmampuan komunikasi efektif 3.
Menggunakan strategi komunikasi terapeutik yang dapat diterima tentang pengalaman nyeri dan merasa menerima respon pasien terhadap nyeri
4.
Melakukan identifikasi dampak pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup
5.
Mengevaluasi pasca mengalami nyeri termasuk riwayat individu dan keluarga mengalami nyeri kronik atau yang menimbulkan ketidakmampuan
6.
Mengevaluasi bersama klien tentang efektifitas pengukuran kontrol paska nyeri yang dapat digunakan
7.
Bersama keluarga mengidentifikasi kebutuhan untuk mengkaji kenyamanan
44
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
pasien dan merencanakan monitoring tindakan 8.
Memberi informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama berakhir, antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
9.
Mengajarkan kepada pasien untuk mengontrol faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien mengalami ketidaknyamanan (misal: temperature ruangan, cahaya, kebisingan)
10. Mengajarkan pada pasien bagaimana mengurangi atau menghilangkan faktor yang menjadi presipitasi atau meningkatkan pengalaman nyeri (misal: ketakutan, kelemahan, monoton, dan rendahnya pengetahuan) 11. Memilih dan implementasikan berbagai pengukuran (misal: farmakologi, nonfarmakologi, dan interpersonal) untuk memfasilitasi penurun nyeri 12. Mengajarkan kepada pasien untuk mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri ketika memilih strategi penurun nyeri 13. Menganjurkan pasien untuk memantau nyerinya sendiri dan intervensi segera 14. Mengajarkan
teknik penggunaan non farmakologi
(misal: biofeedback,
relaksasi, distraksi, terapi musik, terapi aktivitas, terapi dingin/panas, dan pijatan) 15. Menjelaskan tentang penggunaan analgetik untuk penurun nyeri yang optimall dan memastikan pasien mendapatkan analgesik yang tepat 16. Menggunakan pengukuran control nyeri sebelum nyeri meningkat 17. Melakukan verifikasi tingkat ketidaknyamanan dengan pasien, catat perubahan pada rekam medik. 18. Mengevaluasi keefektifan pengukuran kontrol nyeri yang dilakukan dengan pengkajian terus-menerus terhadap pengalaman nyeri 19. Memodifikasi pengukuran kontrol nyeri pada respon pasien 20. Mendorong istirahat yang adekuat/tidur untuk memfasilitasi penurunan nyeri 21. Menganjurkan
pasien
untuk
mendiskusikan
pengalaman
nyeri,
sesuai
keperluan Pembelajaran akan terlaksana apabila memperhatikan metode yang digunakan untuk mendidik pasien dan keluarga. Rumah sakit menyediakan media sebagai pembelajaran pasien dan keluarga seperti leaflet, LCD, notebook, alat peraga
45
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
pendidikan, soundsystem dll. Setelah pendidikan pasien dan keluarga dilakukan, perlu dilakukan verifikasi untuk memastikan pasien dan keluarga menerima dan memahami pendidikan yang diberikan. Tenaga kesehatan profesional yang memberi pelayanan pasien berkolaborasi dalam memberikan pendidikan. Rumah sakit menyediakan pendidikan untuk menunjang partisipasi pasien dan keluarga dalam pengambilan keputusan dan proses pelayanan. Tujuannya untuk mengatur sistem pendidikan yang diberikan kepada pasien dan keluarga oleh berbagai macam profesi yang ada dirumah sakit. L.
Metode pemberian materi edukasi Materi pendidikan dan penyuluhan secara praktis dalam bentuk bahan : 1.
Tertulis/leaflet, dapat didistribusikan secara bebas bagi semua orang untuk diambil dan digunakan sesuai keperluan. Sumber dari bahan materi ini adalah peralatan-peralatan dan materi-materi yang digunakan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan pengajaran.
2.
Diskusi
3.
Pendidikan dapat diberikan dengan cara diskusi (verbal), pendidik memberikan pendidikan dan penyuluhan secara langsung.
4.
Demonstrasi Pendidikan dilakukan dengan cara alat peraga atau memperagakan langsung. Misalnya demonstrasi tehnik pemberian metode kanguru, cara perawatan luka, cara menggunakan injeksi insulin, dan lain-lain.
M.
Edukasi Kolaboratif Edukasi Kolaboratif yaitu pemberian informasi dan pendidikan kesehatan yang merupakan proses dari bentuk kerjasama untuk pasien dan keluarga yang dilakukan oleh tenaga medis, keperawatan, gizi, dan farmasi. Pemberian edukasi kolaboratif yaitu pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga yang membutuhkan informasi dan edukasi lebih dari satu subunit PKRS yaitu pelayanan Medis (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan atau Dokter Jaga), keperawatan (perawat dan bidan), gizi, rehabilitasi medis, farmasi, pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit (PPIRS), Customer Service (CS), atau layanan Pelanggan Admnistrasi dan Rekam Medis. Perlunya dilakukan edukasi kolaboratif ini agar perawatan pada
46
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
pasien bisa komprehensif. Edukasi kolaboratif diberikan ketika pasien membutuhkan edukasi sesuai dengan kebutuhannya ( sesuai penyakitnya). Sebagai contoh pada pasien dengan penyakit DM, perlu adanya edukasi oleh perawat tentang cara perawatan luka diabetik, penyuntikan insulin, oleh gizi diberikan edukasi tentang diet DM sesuai kalori, dokter memberi edukasi tentang prognosa dan komplikasi penyakit DM, farmasi memberikan edukasi tentang prinsip kerja obat diabet. Edukator memiliki pengetahuan tentang materi yang akan diedukasikan, memiliki rasa empati dan keterampilan berkomunikasi secara efektif. Dalam hal ini, edukator harus berkompetensi di bidangnya.
47
4.
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
KRITERIA PEMBERI EDUKASI
Tabel Kualifikasi edukator Kualifikasi
Edukator Dokter
Formal
Non formal
S1 Pendidikan Dokter
Pelatihan Komunikasi Efektif
Perawat
S1 Keperawatan
Diploma III
Pelatihan Komunikasi Efektif
Keperawatan Bidan
D III Kebidanan
Pelatihan Komunikasi Efektif
Edukator bidang khusus a.
Radiologi
Diploma III
Radiologi
Pelatihan Komunikasi Efektif
Diploma III Keperawaatan
b.
Farmasi
Apoteker / Asisten
apoteker c.
Rehabilitasi Medis
Diploma IV
Efektif
fisioterapi d.
Gizi
S1 Gizi / Diploma III
Laboratorium
Diploma III
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
S1 Kedokteran /S1 Keperawatan Diploma III Keperawatan
Pelatihan Komunikasi Efektif
Kesehatan f.
Pelatihan Komunikasi Efektif
Gizi e.
Pelatihan Komunikasi
Pelatihan Komunikasi Efektif
Pelatihan Komunikasi Efektif
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
48
BAB XI STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN PINTU MASUK
PINTU KELUAR TEMPAT
INSTALASI
PARKIR
IGD POLIKLINIK
APOTEK
IGD
PINTU
UTAMA PKRS/ KANTOR
HUMSAR
B. FASILITAS 1. Bangunan Fasilitas bangunan, ruangan dan peralatan memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Lokasi menyatu dengan humas Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang b. Luas yang cukup untuk penyelenggaraan Promosi Kesehatan Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang
49
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
c. Memenuhi persyaratan ruang tentang suhu, pencahayaan, kelembaban, tekanan dan keamanan baik dari pencuri maupun binatang pengerat d. Ruang penyimpanan dokumen disesuaikan dengan memperhatikan kondisi temperatur, sinar/cahaya, kelembaban, ventilasi yang memadai e. Ruang pelayanan terpisah antara ruang pelayanan pasien rawat jalan, pelayanan pasien rawat inap dan pelayanan kebutuhan ruangan.
2. Materi Edukasi Tertulis
50
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
C. LOGISTIK
No.
Nama Barang
1.
Laptop dan computer
2.
LCD
3.
Printer
4.
Tinta
5.
Mouse
6.
Kabel/ stop contac
7.
Meja dan kursi
8.
AC
9.
Lemari dokumen
10.
Map Snelhecter
11.
Teka Odner
12
Map jepit
13.
Stapless dan isi Stapless
14.
Klip
15.
Poss It/pembatas
16.
Lakban bening dan lakban hitam
17.
Bolpen
18.
Pensil
19.
Tipex
20.
Penggaris
21.
Kertas A4 dan Folio
22.
Map Kertas
23.
Flashdisk
24.
Mix
25.
Camera
26.
Sound
27.
Buku tulis
28.
Buku Folio
29.
Notes Book
51 30.
Map Plastik
31.
Spidol Hitam Kecil
32.
Spidol Merah kecil
33.
Papan Putih
34.
Telepon
35.
Vas bunga
36.
Amplop Besar dan Kecil
37.
Disspenser
38.
Galon
39.
Kulkas
40.
Kelambu
41.
Jam Dinding
42.
Rak Sepatu
43.
Pengharum Ruangan
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY2018 LMJ TANGGAL : JANUARI NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
52
BAB XII RAPAT / PELAPORAN
A.
RAPAT Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu masalah tertentu. Pertemuan dipimpin oleh Ketua Unit PKRS dan dihadiri oleh Anggota PKRS, rapat bersama Diklit, Binfung dan Humas. Hasil pertemuan ditulis oleh notulen rapat dan peserta yang hadir wajib mengisi daftar hadir yang disediakan. Rapat diadakan oleh Unit PKRS setiap akan melaksanakan kegiatan yang sudah terprogram satu bulan sekali, atau bila diperlukan. 1. Rapat Rutin PERTEMUAN RUTIN
PERTEMUAN RUTIN
Rapat Kerja Bulanan
Minggu ke 1
Koordinasi dengan Diklit
Minggu ke 3
Koordinasi Rawat Inap
Minggu ke 3 atau ke 4
Koordinasi dengan BINFUNG
Minggu ke 1
e. Rapat Insidentil Adalah rapat yang sifatnya insidentil dan diadakan oleh Unit PKRS untuk membahas atau menyelesaikan permasalahan yang mungkin timbul
B.
PELAPORAN Hasil dari kegiatan pelaksanaan PKRS dipertanggung jawabkan kepada Kepala Rumah Sakit setiap selesai kegiatan, dan membuat evaluasi kegiatan laporan tiap enam bulan.
53
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHY LMJ NOMOR : KEP /I/KES.22./2018 TANGGAL : JANUARI 2018
BAB IX PENUTUP
Demikian Pedoman PKRS Bhayangkara Lumajang tahun 2018 ini dibuat sebagai acuan pelayanan bagi karyawan di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. Dengan adanya pedoman pelayanan ini, dapat lebih meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga di RS Bhayangkara Lumajang.
Lumajang,
Januari 2018
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
dr.SRI HANDAYANI, MMRS AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP. 67100385