PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI RADIOLOGI
RSU PERMATA MEDICAL CENTRE (PMC) TAHUN 2017
0
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembangunan bidang kesehatan perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
pelayanan
kesehatan termasuk
peningkatan
pelayanan
radiologi di rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya, mengingat kita sedang menghadapi era globalisasi yang memungkinkan persaingan yang sangat kompetetif. Pelayanan radiologi merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit yang mendapatkan perhatian khusus, karena pelayanan radiologi sangat bermanfaat dalam penegakan diagnose. Berbagai penyakit dapat dideteksi secara dini dengan radiologi diagnostic sehingga dapat menurunkan angka kematian akibat keterlambatan diagnosis. Disamping itu dalam pengoperasian peralatan radiologi menggunakan zat radioaktif sehingga ada resiko radiasi baik terhadap petugas, pasien maupun lingkungan, dengan demikian pelayanan radiologi harus dikelola oleh petugas yang benar benar professional dalam bidang radiologi demi keselamatan kerja terhadap radiasi. Dalam meningkatkan mutu pelayanan radiologi di rumah sakit serta meningkatkan cakupan pelayanan radiologi yang lebih luas dan efektip , maka setiap pelayanan radiologi harus memiliki pedoman sebagai pegangan sehingga dalam perencanaan, pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta dalam pelaksanaan pelayanan radiologi dapat memenuhi standar yang berlaku. Pedoman pelayanan radiologi disusun mengacu pada visi dan misi Instalasi Radiologi serta Falsafah dan Tujuan Instalasi Radiologi, Yaitu sebagi berikut : Visi
: Tujuan pelayanan radiodiagnostik yang bermutu, aman dan terjangkau
untuk
menunjang
pelayanan
prima
pada RSUD Kabupaten Sumedang
1
Misi
: 1. Menyelenggarakan pelayanan radiodiagnostik yang cepat, tepat dan akurat 2. Meningkatkan profesionalisme tenaga radiologi 3. Meningkatkan fasilitas / sarana prasarana pelayanan radiologi 4. Menjalin kerja sama yang baik dengan unit pelayanan lain
Falsafah
: Pelayanan radiologi di Rumah Sakit adalah pelayanan radiologi dalam bidang diagnostik dalam memenuhi kebutuhan pasien / masyarakat dan dokter yang meminta tindakan pemeriksaan radiodiagnostik tersebut dilakukan pada pasiennya, dan dilakukan secara aman terhadap bahaya radiasi.
Tujuan
: Memberikan pelayanan radiologi paripurna, bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat
B.
Tujuan Tujuan penyusunan Pedoman Pelayanan Radiologi meliputi tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut : 1. Tujuan Umum : Terwujudnya pelayanan radiodiagnostik di RSU PERMATA MEDICAL CENTRE (PMC) Indramayu. 2. Tujuan Khusus : a. Memberikan pelayanan Radiodiagnostik kepada pasien yang membutuhkan guna menunjang diagnosa suatu penyakit. b. Terlaksananya pengelolaan Instalasi Radiologi yang bermutu dalam melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan program Instalasi Radiologi.
2
c. Sebagai pedoman dalam mengembangkan pelayanan radiologi RSU PERMATA MEDICAL CENTRE (PMC) Indramayu. C.
Ruang lingkup Ruang lingkup pelayanan radiologi Rumah Sakit Umum Permata Medical Centre (PMC) Indramayu meliputi pelayanan pasien rawat jalan, rawat inap, gawat darurat dan pasien rujukan dari luar rumah sakit serta kerjasama dengan rumah sakit lain yang. Pelayanan radiologi rawat jalan dan rawat inap dilaksanakan pada jam kerja dan untuk pelayanan gawat darurat dilaksanakan selama 24 jam. Pelayanan untuk menunjang diagnostik dengan menggunakan radiasi pengion meliputi pelayanan dengan menggunakan pesawat X-Ray konvesional dengan menggunakan tanpa kontras. Pelayanan radiodiagnostik tanpa kontras di RSU PERMATA MEDICAL CENTRE (PMC) Indramayu meliputi : 1. Pemeriksaan Kepala 2. Pemeriksaan Thorax 3. Pemeriksaan Abdomen 4. Pemeriksaan Pelvis 5. Pemeriksaan Tulang Belakang 6. Pemeriksaan Extremitas atas 7. Pemeriksaan Extremitas Bawah 8. Pemeriksaan Sinus Paranasal Pelayanan yang tidak menggunakan radiasi peng-ion (USG) Pelayanan imaging diagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis dengan menggunakan radiasi non pengion antara lain pemeriksaaan dengan menggunakan ultrasonografi (USG) Pemeriksaan pelayanan dengan menggunakan USG di RSU PERMATA MEDICAL CENTRE (PMC) Indramayu meliputi : 1. Abdomen 2. Tractus Urinarius Tahapan pemeriksaan di Instalasi Radiologi meliputi penerimaan dan perjanjian pasien, pemeriksaan pasien, proses pencetakan film, analisa film / pembacaan film oleh Radiolog, pencatatan dan penyerahan hasil. 3
D.
Batasan operasional Standar pelayanan Radiologi Diagnostik pada Instalasi Radiologi di RSU PERMATA MEDICAL CENTRE (PMC) Indramayu di operasionalkan untuk melayani pasien antara lain : 1. Rumah Sakit (meliputi instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, instalasi gawat darurat dan rujukan) 2. Puskesmas dengan perawatan atau tanpa perawatan
E.
Landasan hukum Sumber Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
setiap sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan radiologi diagnostic harus mempunyai izin pelayanan dari Departemen Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi sesuai peraturan yang berlaku. Setiap peralatan yang menggunakan radiasi pengion harus mempunyai izin pemanfaatan alat dari BAPETEN, peralatan yang dicabut izin penggunaannya oleh BAPETEN tidak dapat digunakan untuk pelayanan radiologi diagnostic, sarana pelayanan kesehatan yang mengalami perubahan nama dan kepemilikan, pindah lokasi harus mengganti izin pelayanan. Dasar hukum pelaksanaan pelayanan radiologi terdiri dari : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 3. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Praktik Kedokteran 4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 6. Peraturan pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
4
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; 8. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnodtic di sarana pelayanan kesehatan 9. Peraturan pemerintah No 33 Tahun 2007 tentang keselamatan Radiologi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4730); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2008 tentang Perizinan Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4839); 11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 357 MENKES/PER/V/2006 tentang Registrasi dan izin Kerja Radiografer; 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 375/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Radiografer; 13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 780/MENKES/PER/VIII/2008 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009 Nomor 1), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2010 Nomor 3); 15. Peraturan Bupati Sumedang Nomor 47 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit sebagai Badana Layanan Umum Daerah; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 80 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang.
5
BAB II STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di unit radiologi merupakan bagian penting dalam menunjang pelayanan kesehatan yang diberikan. Penempatan dan perencanaan tenaga serta pengembangan staf yang ada di unit radiologi perlu diperhatikan sehingga pelayanan yang berkualitas secara terus menerus terhadap pasien dapat terpenuhi. Berdasarkan hal tersebut untuk memenuhi pelayanan radiologi secara optimal, diadakan analisa beban kerja untuk menentukan / memenuhi kebutuhan tenaga pada unit radiologi Setiap tenaga yang ada dalam Instalasi /Unit pelayanan radiologi diagnostic mempunyai tugas dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang berhubungan dengan mutu teknis dan proteksi/keamanan pelayanan radiodiagnostik-imaging/intervensional. Agar pelayanan berjalan sesuai dengan mutu pelayanan dan tidak menyalahi peraturan yang berlaku, maka pelayanan radiologi harus dilakukan oleh tenaga professional. Tenaga professional yang dimaksud adalah : 1. Dokter spesialis radiologi atau dokter yang berkompeten a. Menjamin pelaksanaan aspek keselamatan pasien; b. Memberi rujukan dan justifikasi pelaksanaan diagnosis atau intervensional
dengan
mempertimbangkan
informasi
pemeriksaan sebelumnya; c. Menjamin bahwa paparan pasien serendah mungkin untuk mendapatkan citra radiografi yang seoptimal mungkin dengan mempertimbangkan tingkat panduan paparan medik; 6
d. Menetapkan prosedur diagnosis dan intervensional bersama dengan fisikawan medis dan/atau radiografer; e. Mengevaluasi kecelakaan radiasi dari sudut pandang klinis; dan f. Menyediakan kriteria untuk pemeriksaan wanita hamil, anakanak, dan pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi.
2. Petugas Proteksi Radiasi (PPR) a. Membuat dan memutakhirkan program proteksi dan keselamatan radiasi; b. Memantau aspek operasional program proteksi dan keselamatan radiasi; c. Memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan Proteksi Radiasi, dan memantau pemakaiannya; d. Meninjau secara sistematik dan periodik, program pemantauan di semua tempat di mana pesawat sinar-X digunakan; e. Memberikan konsultasi yang terkait dengan proteksi dan keselamatan radiasi; f. Berpartisipasi dalam mendesain Fasilitas Radiologi; g. Memelihara rekaman; h. Mengidentifikasi
kebutuhan
dan
mengorganisasi
kegiatan
pelatihan; i. Melaksanakan latihan penanggulangan dan pencarian fakta dalam hal paparan darurat; j. Melaporkan kepada Nama instansi setiap kejadian kegagalan operasi yang berpotensi menimbulkan Kecelakaan Radiasi; dan k. Menyiapkan laporan tertulis mengenai pelaksanaan program proteksi dan keselamatan radiasi, dan verifikasi keselamatan. 3. Radiografer a. Memberikan proteksi terhadap pasien, dirinya sendiri, dan masyarakat di sekitar ruang pesawat sinar-X; b. Menerapkan teknik dan prosedur yang tepat untuk meminimalkan paparan yang diterima pasien sesuai kebutuhan; dan 7
c. Melakukan kegiatan pemrosesan film. Kualifikasi sumber daya instalasi radiologi RSU Permata Medical Centre (PMC) Indramayu 1. Kepala Instalasi Radiologi Persyaratan / Klasifikasi
:
Pendidikan dasar kedokteraan umum , ditambah spesialis radiologi
Memiliki kemampuan memimpin
Berwibawa
Sehat jasmani dan rohani
2. Kepala Ruangan Instalasi radiologi Persyaratan / kualifikasi :
Sarjana Muda Radiologi atau DIII APRO pengalaman kerja minimal 3 tahun
D IV Radiologi dengan pengalaman kerja minimal 1 tahun
Memiliki kemampuan memimpin
Berwibawa
Sehat jasmani dan rohani
3. Radiografer Persyaratan / Kualifikasi : Pendidikan Diploma Radiologi Pendidikan dasar SLTA dengan memiliki diploma/sertifikat khusus
radiologi Pendidikan dasar SLTA dengan memiliki Surat Keterangan mengikuti
pelatihan radiologi. 4. Tenaga PPR Persyaratan / Kualifikasi : Pendidikan dasar DIII APRO Memiliki SIB Sehat jasmani dan rohani 5. Pelaksana USG Persyaratan / kualifikasi : Pendidikan dasar kedokteran umum , ditambah spesialis radiologi Sehat jasmani dan rohani 8
6. Petugas Administrasi Persyaratan / kualifikasi : Pendidikan dasar SLTA Sehat jasmani dan rohani 7. Petugas Kamar Gelap Persyaratan / kualifikasi : Pendidikan dasar SLTA Sehat jasmani dan rohani B. Distribusi Ketenagaan 1. Kualifikasi ketenagaan NO 1
JABATAN Kepala Instalasi
2
Kepala ruangan
3
Pelaksana Radiologi
KUALIFIKASI Dokter Spesialis Radiologi D III ( Akademi Tehnik
JUMLAH 1 orang 1 orang
Radiodiagnostik dan Radioterapi ) 1. Pelaksana
Dokter Spesialis Radiologi
1 orang
Rawat jalan dan rawat inap (shift
1 orang
expertise /USG 2. Radiografer
pagi) Gawat Darurat (shift pagi,siang dan malam) 3. Petugas kamar gelap
Rawat jalan dan rawat inap (shift
1 orang
pagi)
2. Kegiatan harian a. Entry data 1) Pasien 2) Jenis pemeriksaan 3) Pemakaian Bahan dan alkes 4) Pelaksana kegiatan b. Mencetak transaksi kegiatan c. Mempersiapkan pasien d. Pemberian informasi yang menyangkut kepentingan pemeriksaan Radiologi e. Melaksanakan pemeriksaan radiologi f. Proses pencetakan gambaran radiologi 9
g. Pembacaan foto oleh dokter spesialis radiologi h. Mencetak hasil expertise foto i. Penyimpanan arsip j. Penyerahan hasil C. PENGATURAN JAGA Dalam memberikan pelayanan pemeriksaan di instalasi radiologi di bagi menjadi 1 yaitu : Pelayanan radiologi rawat jalan dan pelayanan radiologi emergenci. 1. Pelayanan radiologi rawat jalan adalah pemeriksaan radiologi untuk pasien dari rawat jalan, dokter swasta atau dari rawat inap yang dilaksanakan pada jam kerja biasa, adapun pengaturan jaganya dari mulai jam 07.00 sampai dengan jam 14.00, dilakukan oleh petugas dengan jumlah 1 orang yang terdiri dari : 1) Dokter Radiologi 1 orang 2) Ka Ruangan Radiologi 1 orang, 3) Radiografer 1 orang 4) Administrasi 1 orang 5) Tenaga kamar gelap 1 orang.\ 6) Sisanya On Call
Setiap hari kerja ada dokter spesialis radiologi on – site (format jadwal terlampir)
Jadwal rutin petugas radiologi adalah sesuai dengan jadwal pelayanan radiologi di RS (format jadwal terlampir)
Jika ada kebutuhan pembuatan ekspertise diluar jadwal praktik dokter radiologi maka expertise dikerjakan pada keesokan harinya.
BAB III STANDAR FASILITAS A. Denah ruangan Instalasi Radiologi merupakan salah satu instalasi yang bukan saja memberikan pelayanan untuk pasien rawat inap, tetapi juga pasien rawat jalan
10
dan rujukan. Karena itu Instalasi Radiologi sebaiknya terletak di daerah yang mudah dicapai dari dalam maupun luar rumah sakit. Sarana dan prasarana ditujukan bagi terselenggaranya pelayanan radiologi yang aman, efektif, efisien bagi pasien dan petugas serta lingkungan sekitarnya. Persyaratan luas dan proteksi radiasi mengacu kepada Buku Sarana dan Prasarana rumah sakit kelas C tahun 2010. Ada ijin BAPETEN sesuai UU no. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran. Menurut fungsinya dalam garis besar ruangan Radiologi dibagi meliputi : Loket penerimaan pasien Yaitu tempat penerimaan dan pendaftaran pasien Ruang pemeriksaan a. Ruang diagnostik adalah ruang tempat dilakukan pemeriksaan pelayanan radiologi dan prosesing yang terdiri dari 3 ruang pemeriksaan rontgen yaitu 1 ruangan untuk pemeriksaan USG,1 ruangan kamar gelap, 1 ruangan administrasi, ruang kontrol operator, ruang dokter dan ruang istirahat petugas. b. Tanda bahaya radiasi berupa lampu merah didepan pintu kamar periksa sebagai tanda bahwa pesawat radiologi sedang dioperasikan serta tanda bahaya radiasi
lainnya yang dapat dilihat dengan jelas.
1) Ukuran ruangan minimal = 12 m² 2) Kamar periksa dibuat agar paparan radiasi keluar tidak lebih dari 0,25 mSv/jam
apabila
pesawat
radiologi
sedang
dioperasikan. 3) Tebal dinding 15 cm beton atau bata 25 cm dengan plesteran atau setara dengan 2 mm Pb. 4) Pintu dan jendela kayu harus diberi penahan radiasi Pb setebal 2 mm. 5) Kaca jendela menggunakan kaca Pb 6) Ruangan X Ray memakai AC c. Kamar Gelap 1) Ukuran minimal 6 m² 2) Harus ada exhaust fan / udara yang mengalir 11
3) Air yang mengalir dalam bak pencuci Ruang Pembacaan Yaitu ruangan yang digunakan untuk proses pembacaan hasil rontgen. Penyimpanan Adalah ruangan penyimpanan arsip expertise Loket penyerahan/pengembalian hasil Ruang Tunggu
Ruang tunggu ada akses langsung ke ruang pemeriksaan
Ruangan nyaman dilengkapi dengan pendingin udara
Toilet Terdiri dari toilet dokter, petugas radiologi Sumber Air Pengadaan air bersih yang mengalir secara terus menerus adalah mutlak bagi Instalasi Radiologi yang proses pencucian film masih secara manual, oleh karena itu Rumah Sakit Umum Permata Medical Centre (PMC) Indramayu juga memiliki sumur pompa sebagain cadangan selain PDAM. Sumber Listrik Untuk dapat memberikan pelayanan Radiologi yang baik dan aman, diperlukan aliran listrik yang cukup dengan tegangan yang konstan dan tidak ada giliran listrik terputus. Hal ini perlu bukan saja supaya pemeriksaan tidak terhenti, tetapi mengingat beberapa jenis alat memerlukan perawatan dan penyimpanan pada suhu tertentu dan tetap, idealnya selain sumber listrik PLN, juga disediakan cadangan sumber listrik dari generator, mengingat Instalasi Radiologi harus dapat memberikan pelayanan selama 24 jam.
B. Standar fasilitas Data ruang radiologi I
Keterangan
12
Nama ruangan : Kamar Pemeriksaan 1 Ukuran ruang : Nomor izin pemanfaatan : Data pesawat Merk pesawat sinar-X : Mednif Mobile Tipe/model pesawat sinar-X : XD4-2 No. Seri pesawat sinar-X : 913 Tahun pembuatan : Tahun pemasangan : Data tabung Merk tabung : Tipe tabung : No. Seri tabung : Beda tegangan maksimum kV) : 100 Arus (mA) maksimum : 100 Arus waktu (mAs) maksimum :
Lokasi disekitar ruang radiologi Kanan : Kiri : Atas : Bawah : Belakang : Depan : Tanda bahaya radiasi
Tebal dinding
Jenis material
+ Pb
Pengukuran paparan (mR/jam)
Kamar Ranap 30 cm Tembok bata R. USG 30 cm Tembok bata ---Tembok bata ---R. Radiografer 30 cm Tembok bata Lorong Radiologi 30 cm Tembok bata : Lampu tanda radiasi berfungsi baik Tanda bahaya radiasi mudah dilihat dan jelaster baca
Data ruang radiologi USG Keterangan Nama ruangan : Kamar Pemeriksaan USG (1 buah mesin USG) Ukuran ruang : 5mx4mx3m Multipose, color dppler, tranducer dan curve/sektoral 2,5-10 mHz
13
Monitor dan printer USG,stabilizer No
PERALATAN
KELENGKAPAN
JUMLAH
7
Manual prosesing
1 unit
8
Computer Radiologi
Konika
1 unit
9 10 11
Stabilizer Smart print USG Perlengkapan
Viewing box
2 buah 1 buah 5 buah
12
expertise Peralatan dan
TLD/film badge Apron Tabir radiasi mobile
3 Buah 1
Komputer set Printer Meja Meja pendaftaran Lemari Kursi
2 set 1 buah 3 buah 1 buah 1 buah 4 buah
perlengkapan proteksi radiasi 13
Hard ware
14
Mebelair
14
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN I.
Kebijakan Pelayanan Radiologi Sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan radiologi diagnostik harus mempunyai izin pelayanan dari Departemen Kesehatan . RSU Permata Medical Centre (PMC) Indramayu yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan
menggunakan radiasi
pengion juga memerlukan izin penggunaan peralatan radiasi pengion yang dikeluarkan oleh BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir). RSU Permata Medical Centre (PMC) Indramayu memiliki peralatan yang menggunakan pengion telah mendapatkan izin penyelenggaraan pelayanan radiologi diagnostik dari BAPETEN dan setiap akhir masa berlakunya RSU Permata Medical Centre (PMC) Indramayu memperpanjang izin tersebut dengan mengajukan kembali permohonan perpanjangan izin peralatan radiasi pengion ke BAPETEN. RSU Permata Medical Centre (PMC) Indramayu setiap ada penambahan peralatan radiasi pengion dan non pengion selalu mengajukan izin dengan melampirkan persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak pemberi izin tersebut. Dalam terlaksananya penyelenggaraan kegiatan pelayanan radiologi di Rumah Sakit dan institusi pelayanan kesehatan lainnya sebagai penunjang medic diagnostic bagi pasien rawat jalan, pasien rawat inap, atau pasien gawat darurat baik dalam keadaan normal maupun keadaan kedaruratan medik serta dapat menjamin kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerja maupun lingkungan, adapun dalam pelaksanaan pelayanan radiologi berdasar kepada kebijakan pelayanan radiologi.
15
Kebijakan pelayanan radiologi mengacu pada Kebijakan Umum Pelayanan Rumah Sakit dan Kebijakan Pelayanan Radiologi yaitu sebagai berikut : 1.
Pelayanan Radiologi harus sesuai dengan standar nasional, undang – undang dan peraturan yang berlaku di Indonesia.
2.
Pelayanan Radiologi harus adekuat, teratur, nyaman dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien.
3.
Pelayanan Radiologi memberikan pelayanan selama 24 jam termasuk yang diperlukan untuk gawat darurat.
4.
Pelayanan
Radiologi
diluar
rumah
sakit
dipilih
berdasarkan
rekomendasi direktur atau staf yang bertanggung jawab atas pelayanan radiologi yang harus memenuhi undang-undang dan peraturan yang ditetapkan 5.
Pelayanan radiologi memberitahukan kepada pasien Jika diperlukan rujukan pelayanan Radiologi Diagnostik dan Imaging di luar RSU Permata Medical Centre (PMC) Indramayu, pasien diberitahu tentang hubungan dokter yang merujuk dengan pelayanan di luar Rumah Sakit.
6.
Pelayanan Radiologi harus melaksanakan program keselamatan dan keamanan ( K3 ) Radiologi.
7.
Program keselamatan dan keamanan Radiologi merupakan bagian dari program keselamatan dan keamanan Rumah Sakit dan melaporkan ke panitia K3 Rumah Sakit sekurang – kurangnya setahun sekali atau jika ada insiden keselamatan.
8.
Pelayanan Radiologi melakukan penanganan dan pembuangan bahan berbahaya / infeksius.
9.
Pelayanan Radiologi memberikan orientasi terhadap staf Radiologi untuk prosedur dan praktek kesehatan dan keselamatan kerja.
10.
Pelayanan Radiologi dilaksanakan oleh staf yang kompeten.
11.
Pelayanan Radiologi menetapkan jangka waktu selesai sebuah pemeriksaan Radiologi.
16
12.
Pelayanan Radiologi menetapkan metode untuk pelaporan hasil – hasil yang kritis dari pemeriksaan diagnostik.
13.
Pelayanan Radiologi melaksanakan pengelolaan, pemeliharaan, kalibrasi secara teratur untuk semua peralatan yang ada di instalasi radiologi dan instalasi lainnya yang melakukan pemeriksaan radiologi
14.
Rumah Sakit menetapkan orang – orang yang berkompeten yang berpengalaman dan bertanggung jawab untuk mengelola pelayanan Radiologi.
15.
Pelayanan radiologi menetapkan reagensia dan perbekalan penting lainnya yang di perlukan sehari-hari agar selalu tersedia dan di evaluasi secara periodik untuk memastikan akurasi dan presisi hasil.
16.
Pelayanan radiologi menetapkan tata cara penyimpanan dan pendistribusian reagensia sesuai dengan pedoman yang terdapat pada kemasan.
17.
Pelayanan radiologi berada dibawah tanggung jawab kepala pelayanan radiologi yaitu seorang dokter spesialis radiologi.
18.
Pelayanan Radiologi melakukan prosedur kontrol mutu, dilaksanakan dan didokumentasikan.
19.
Pelayanan Radiologi mereview hasil kontrol mutu
pelayanan
Radiologi Rumah Sakit rujukan. 20.
Pelayanan Radiologi mempunyai akses dengan ahli di bidang diagnostik spesifik bila diperlukan.
21.
Kepala Instalasi Radiologi yang bertugas sebagai koordinator semua sumber daya yang berada dalam lingkup tanggung jawabnya ,agar tercapai pelayanan radiologi yang cepat ,efisien, aman, dan terjangkau bagi semua yang memerlukan. Kepala Instalasi bertanggung jawab
22.
kepada Direktur melalui Wadir Pelayanan. Pengorganisasian sumberdaya dan peralatan yang ada harus sesuai
23.
standar pelayanan dan ketentuan yang berlaku. Instalasi harus mampu memberikan informasi tentang fasilitas, alur pelayanan,biaya dan prosedur administrasi yang dibutuhkan oleh penderita dan keluarganya.
17
24.
Instalasi radiologi dibuka setiap hari kerja sesuai jam kerja yang berlaku. Untuk penderita gawat darurat prosedur radiologi dapat dilakukan 24 jam , termasuk hari libur oleh petugas radiographer jaga
25.
ON-SITE yang terjadwal. Semua prosedur radiologi dilakukan di Kamar Rontgen Instalasi Radiologi serta bila diperlukan dapat dilakukan di ruang perawatan
26.
instensif dengan menggunakan Mobile X-ray unit. Dalam mengoperasikan peralatan X-ray harus selalu mematuhi prosedur dan peraturan keamanan yang telah diberikan oleh Departemen Kesehatan RI dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
27.
( BAPETEN ) Sebelum melakukan tugasnya petugas radiasi wajib memakai alat
28.
Dosimeter Perseorangan. Petugas radiasi wajib melaksanakan pemeriksaan kesehatan secara
29.
berkala . Pelayanan
radiologi
meliputi
pembuatan
foto
rontgen
dan
pembacaannya, prosedur radiodiagnostik dan pencitraan non X-ray 30.
( Ultrasonografi (USG)). Kelengkapan dan pemeliharaan alat alat X-ray dan radiodiagnostik lain yang terdapat di Instalasi Radiologi harus selalu dipantau dan
31.
dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku. Laporan kegiatan dan catatan medic (expertse radiologist) harus
32.
dibuat sesuai ketentuan yang berlaku. Pemeriksaan radiologi imajing hanya berdasarkan permintaan dari dokter. Jadi disini pasien harus membawa surat permintaan rontgen baik dari dokter swasta atau dokter poliklinik rumah sakit maupun dokter ruangan yang merawat pasien, pada setiap surat permintaan harus dicantumkan keadaan klink dan pemeriksaan fisik dari pasien,
33.
disamping yang utama yaitu jenis pemeriksaan yang diminta. Semua pasien yang datang ke Instalasi Radiologi harus jelas identitasnya dan Sebelum dilakukan pemeriksaan radiologi diberikan informasi tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
II.
Kegiatan Pelayanan Radiologi A. Pendaftaran pasien A. Pendaftaran pasien rawat jalan 18
1. Pendaftaran pasien umum dari dokter swasta atau rujukan lainnya. 1) Bagian administrasi radiologi menerima surat permintaan pemeriksaan rontgen, kemudian pasien meminta no medrek ke loket pendaftaran, setelah terdaftar kemudian entry data pasien menurut jenis pemeriksaannya, besarnya biaya pemakaian film dan tariff yang berlaku untuk proses pembayaran ke loket pembayaran. 2) Memberitahu pasien tentang hubungan dokter yang merujuk dengan pelayanan radiologi diluar RS 2. Pendaftaran pasien umum rawat jalan Bagian administrasi radiologi menerima surat pengantar dokter poliklinik untuk pemeriksaan rontgen, kemudian entry data pasien menurut jenis pemeriksaannya, besarnya biaya pemakaian film dan tarif yang berlaku untuk proses pembayaran ke loket pembayaran. 3. Pendaftaran peserta BPJS Surat permintaan rontgen dan formulir SJP ( Surat Jaminan Pelayanan ) peserta Askes diberikan ke loket radiologi untuk diisi sesuai jenis pemeriksaan dan ditanda tangani oleh petugas dan peserta. b. Pendaftaran pasien gawat darurat Petugas radiologi gawat darurat menerima surat permintaan pemeriksaan rontgen, kemudian entry data pasien menurut jenis pemeriksaannya, besarnya biaya pemakaian film dan tarif pemeriksaan. c. Pendaftaran pasien rawat inap Untuk pasien pemeriksaan tanpa kontras Petugas radiologi menerima surat permintaan pemeriksaan rontgen, kemudian entry data pasien menurut jenis pemeriksaannya, besarnya biaya pemakaian film dan tarif pemeriksaan. B. Pelaksanaan pemeriksaan 1. Pelaksana 19
a. Pemeriksaan USG dilakukan oleh Dokter Spesialis Radiologi b. Pemeriksaan radiologi yang tidak dapat di lakukan di RSU Permata Medical Centre (PMC) Indramayu maka dirujuk ke Rumah Sakit rujukan 2. Tindakan Persiapan alat 1) Saklar LVC diubah dalam posisi 2) Tekan tombol swich untuk menghidupkan dan mematikan pesawat on / off 3) Hidupkan lampu kolimator dan atur luas lapangan penyinaran 4) Atur FFD (Fokus Film Distance) 5) Atur factor exsposi (kV, Ma, S) sesuai dengan pemeriksaan 6) Lakukan exsposi 7) Matikan pesawat apabila pemeriksaan sudah selesai a. Persiapan pasien tanpa kontras Pemeriksaan radiologi tanpa kontras tidak memerlukan persiapan khusus. 3. Pencucian Film Pelaksanaan pencucian film dilakukan di kamar gelap menggunakan Manual Film Processing ( MFP). Proses pencucian menggunakan manual a. Pastikan tangki developer, fixer dan air terisi cukup b. Matikan lampu kamar gelap c. Buka kaset dan keluarkan film dari kaset 4. Pemberian Expertise Ekspertise radiologi dilakukan oleh Dokter Spesialis Radiologi didalam maupun diluar jam kerja. 5. Pencatatan hasil pemeriksaan 1. Untuk pasien dari dokter swasta setelah foto diberi identitas, di expertise oleh dokter spesialis radiologi, hasil foto radiologi diberikan langsung kepada pasien untuk disampaikan kepada dokter yang memeriksa.
20
2. Untuk pasien rawat jalan dan rawat inap, setelah foto diberikan identitas, diexpertise oleh dokter spesialis radiologi, hasil foto diberikan langsung ke pasien atau diambil petugas poliklinik, untuk disampaikan kepada dokter yang memeriksa, sedangkan untuk pasien rawat inap hasil foto diambil oleh petugas ruangan. 3. Untuk pasien IGD, hasil foto radiologi dilihat oleh dokter jaga, Expertise oleh dokter radiologi dapat dilakukan secara langsung saat itu atau pada esok harinya bila pemeriksaan dilakukan pada sore / malam hari. 4. Hasil expertise dibuat rangkap dua, satu diberikan kepada dokter pengirim sedangkan satu lagi disimpan untuk radiologi yang sebelumnya dicatat pada buku register pasien. 6. Penyerahan Hasil Hasil pemeriksaan radiologi diserahkan ke pasien setelah dibaca oleh Dokter Spesialis Radiologi atau bisa diberikan tanpa ada hasil bacaan dari Dokter Spesialis Radiologi jika dalam keadaan emergency.
BAB V LOGISTIK Logistik adalah bagian dari instansi yang tugasnya adalah menyediakan barang/bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan operasianalnya dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat (sesuai kebutuhan) dengan tujuan agar tersedia barang serta bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu yang memadai, tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian dan penyusutan yang tidak wajar. Begitu pun pelayanan radiologi memerlukan logistik yang harus sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang kelancaran pelayanan. Agar pelayanan di Instalasi radiologi berjalan lancar diperlukan pengadaan alat dan bahan untuk pemeriksaan radiologi diantaranya : A. Permintaan Alat 21
1. Permintaan Alat Kesehatan dan obat Permintaan Alat Kesehatan dan obat instalasi radiologi terdiri dari : 1) Kaset rontgen 2) Grid 3) Film rontgen 4) Cairan processing film (developer dan fixer) 5) USG Paper 6) Jelly 2. Pengadaan Barang Rumah Tangga dan Alat Tulis Kantor 1)
Amplop rontgen
2)
Amplop USG
3)
Kertas HVS
4)
Spidol permanen
5)
Spidol whiteboard
6)
Pewangi ruangan
7)
Parfum padat
8)
Tisue
9)
Sabun
10)
Tempat sampah
11)
Gayung
12)
Ember
13)
Jam dinding
14)
Hecter
15)
Isi hecter
16)
Amplop kecil
17)
Doble tip
18)
Box file
19)
Buku polio
20)
Buku kwarto
21)
Formulir permintaan pemeriksaan radiologi
22)
Formulir lampiran hasil rontgen
23)
Formulir persetujuan tindakan medis (pemeriksaankontras) 22
24)
Lembar penjelasan persiapan pemeriksaan USG
25)
Lembar penjelasan persiapan pemeriksaan kontras
26)
Slip bukti transaksi radiologi
B. Prosedur Permintaan Barang Logistik Prosedur permintaan barang logistik adalah prosedur permintaan barang ke bagian farmasi untuk obat (perbekalan farmasi) dan ke instalasi logistik untuk alat tulis kantor. Perbekalan farmasi adalah berupa obat, bahan obat, alat kesehatan, reagensia, radiofarmasi dan gas medis. 1. Permintaan barang logistik harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :
Tingkat persediaan, harus selalu sama dengan jumlah persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah dengan safety stok.
Perkiraan jumlah kebutuhan, dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau pembelian dalam periode 6 – 12 bulan terakhir dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk 6 – 12 bulan mendatang.
Waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan barang. Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima dari rekanan perlu diperhitungkan, terutama barang yang sulit didapat.
2. Prosedur permintaan barang logistik untuk perbekalan farmasi :
Lakukan pemesanan permintaan perbekalan farmasi.
Permintaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan stok Instalasi menggunakan lembar
permintaan khusus yang ditandatangani
oleh Kepala Instalasi.
Permintaan ditujukan kepada Instalasi Farmasi untuk dilakukan verifikasi pesanan atau permintaan terkait ketersediaan perbekalan farmasi.
23
Perbekalan
farmasi
yang
diserahterimakan,
dicatat
dan
didokumentasikan dalam sistem informasi aplikasi farmasi 3. Prosedur permintaan barang logistik untuk alat tulis kantor : 1. Kebutuhan ATK dianalisis kemudian ditulis pada formulir dari bagian logistik. 2. Permintaan alat tulis kantor (ATK) ditujukan kepada instalasi logistik permintaan ditandatangani oleh Kepala Instalasi. 3. Permintaan ATK disesuaikan dengan kebutuhan stok Instalasi. 4. Permintaan ATK diserahterimakan, dicatat dan didokumentasikan Alur dari permintaan ATK : PEMESANAN ATK RADIOLOGI FORM PERMINTAAN ATK INSTALASI LOGISTIK
URUSAN UMUM
Alur permintaan barang , obat dan Alat Kesehatan seperti berikut : FERIVIKASI
FORM PERMINTAAN OBAT DAN ALKES
PEMESANAN OBAT DAN Gudang /Inst ALKES RADIOLOGI Logistik
PERMINTAAN
Radiologi
INSTALASI FARMASI
FERIVIKASI PERMINTAAN GUDANG FARMASI
Radiologi
24
C. Prosedur Penyimpanan Barang Logistik Penyimpanan barang logistik adalah kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan barang logistik tersebut sesuai dengan jenis barang, pemakaian barang dan tempat penyimpanan.
Penyimpanan perlengkapan X – Ray Kaset rontgen, grid dan film rontgen disimpan pada satu lemari khusus yang diletakkan dikamar gelap (processing room), jauh
dari sumber air dan disimpan dengan suhu ruangan. Cairan processing film (developer dan fixer) yang baru disimpan di lemari yang diletakkan
di gudang, penyimpanan
terpisah dari kaset rontgen, grid dan film rontgen dan disimpan dengan suhu ruangan, gunakan label untuk tanda cairan infeksius, lakukan
perputaran pemakaian dengan
sistem pertama masuk – pertama keluar (FIFO) atau masa kadaluarsa pendek dipakai lebih dulu (FEFO). USG paper dan jelly disimpan bersama set pemeriksaan USG. Penyimpanan alat tulis kantor Penyimpanan alat tulis kantor disesuaikan dengan kegunaan alat tulis kantor tersebut.
25
BAB VI KESELAMATAN PASIEN Keselamatan Pasien adalah proteksi terhadap pasien dari penerimaan radiasi berlebih yang timbul akibat pemeriksaan yang dilakukan. Keselamatan pasien merupakan bagian dari pengelolaan radiologi secara keseluruhan Instalasi Radiologi melakukan berbagai tindakan dan kegiatan yang berhubungan dengan keselamatan pasien .Untuk menjaga bahaya keselamatan pasien yang terjadi perlu kebijakan yang ketat serta mengontrol secara baik. Pemanfaatan radiasi pengion selain dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan khususnya dalam bidang kesehatan disadari pula akan bahaya yang dimiliki. Prosedur keselamatan radiasi untuk pasien 1. Setiap pemeriksaan dengan menggunakan radiasi harus ada surat permintaan dari dokter pengirim yang dilengkapi dengan klinis yang jelas, tanpa adanya surat permintaan dari dokter pengirim pemeriksaan dengan menggunakan radiasi pengion tidak boleh dilakukan, hal ini merupakan salah satu upaya agar pemeriksaan tidak mengalami pengulangan yang menimbulkan penambahan dosis radiasi akibat tidak ada atau tidak jelas klinis pada surat permintaan pemeriksaan radiologi. 2. Berikan informasi yang jelas kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan diberikan 3. Luas lapangan kolimasi harus sesuai dengan objek pemeriksaan. 4. Pasien di pasang alat pelindung apron, gonad. 5. Apabila pasien memerlukan penopang atau bantuan maka sedapat mungkin menggunakan penopang mekanik. 26
6. Jika diperlukan seseorang untuk membantu pasien atau memegang film selama penyinaran dan diberi pakaian pelindung (apron) sebagai proteksi radiasi serta menghindari berkas sinar langsung dari sumber sinar radiasi.
7. Membuat daftar resiko kesalahan dalam pekerjaan. Tahap – tahap pemeriksaan Radiologi terdiri dari identifikasi pasien sampai proses dilakukannya pemeriksaan Radiologi memiliki faktor resiko untuk terjadinya kesalahan yang berdampak pada keselamatan pasien. Faktor – faktor resiko tersebut harus diketahui oleh seluruh Petugas Radiologi, faktor resiko tersebut harus selalu diinformasikan pada saat operan shift. 8. Pembuatan kronologis dan laporan insiden keselamatan pasien Setiap terjadi insiden patient safety harus selalu dibuatkan kronologis secara tertulis sebagai bahan pembelajaran untuk petugas Radiologi yang lain, agar tidak terjadi kesalahan yang sama. Rekomendasi sebagai upaya tindak lanjut dan pencegahan dilaksanakan dan dievaluasi dalam jangka waktu tertentu sesuai insiden yang terjadi. 9. Rapat patient safety Rapat patient safety dilaksanakan 1 (satu) bulan sekali. Rapat ini dikoordinir oleh tim keselamatan pasien Rumah Sakit. Dalam rapat ini dibahas mengenai insiden keselamatan pasien dari seluruh unit kerja yang ada di Rumah Sakit. 10. Pemantauan ekspertise kritis Bila dalam suatu pemeriksaan Radiologi ditemukan hasil ekspertise yang kritis maka petugas Radiologi harus segera melaporkan hasil tersebut kepada DPJP.
27
BAB VII KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) Radiologi merupakan bagian dari pengelolaan Radiologi secara keseluruhan. Instalasi Radiologi dalam melakukan berbagai tindakan dan kegiatan selalu berhubungan dengan radiasi atau resiko lainnya . Bagi petugas Radiologi yang selalu kontak dengan Radiasi dan pasien maka berpotensi untuk terpapar radiasi dan terinfeksi kuman. Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya dan masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami kemanan radiologi dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaan sesuai SPO. Keselamatan kerja di Instalasi Radiologi pada dasarnya menjadi tanggung jawab setiap petugas. Beberapa kegiatan dalam pelaksanaan keselamatan kerja :
Gunakan monitoring radiasi (TLD) setiap kali bekerja di area radiasi.
Lakukan kalibrasi dan pengujian kebocoran alat secara rutin.
Melakukan pemeriksaan dan pengarahan secara berkala terhadap metode / prosedur dan pelaksanaan kerja.
Memastikan semua petugas Radiologi memahami dan dapat meminimalisir bahaya radiasi.
Melakukan penyelidikan semua kecelakaan di dalam Instalasi Radiologi yang memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja.
Melakukan pengawasan dan memastikan semua tindakan dekontaminasi yang telah dilakukan jika ada kejadian yang menyangkut keselamatan kerja.
Menyediakan kepustakaan / rujukan K3 yang sesuai dengan informasi untuk petugas radiologi tentang perubahan prosedur, metode, petunjuk teknis dan pengenalan pada alat baru.
Menyusun jadwal kegiatan pemeliharaan kesehatan bagi petugas radiologi.
Mamantau petugas radiologi yang sakit atau absen yang mungkin berhubungan dengan pekerjaan di Instalasi Radiologi.
28
Memastikan bahwa bahan bekas pakai dan limbah infeksi dibuang secara aman setelah melalui proses dekontaminasi sebelumnya.
Mengembangkan sistem pencatatan, yaitu tanda terima, pencatatan perjalanan dan pembuangan limbah developer dan fixer.
Membuat rencana dan melaksanakan pelatihan K3 radiologi bagi seluruh petugas radiologi.
Mencatat secara rinci setiap kecelakaan kerja yang terjadi di radiologi dan melaporkan kepada Kepala Pelayanan Radiologi.
Setiap Instalasi Radiologi sebaiknya membuat pokok – pokok K3 radiologi yang penting dan ditempatkan dilokasi yang mudah dibaca oleh setiap peugas radiologi.
1. Keamanan kerja dari aspek fasilitas a. Ukuran ruangan radiasi Ukuran minimal ruangan radiasi sinar-x diagnostic adalah : Panjang : 4 meter, Lebar : 3 meter, Tinggi : 2,8 meter. Ukuran minimal untuk ruangan USG adalah : Panjang : 4 meter, lebar : 3 meter , tinggi : 2,8 meter b. Tebal dinding Tebal dinding suatu ruangan radiasi sinar- X diagnostic sedemikian rupa sehingga penyerapan radiasi nya setara dengan penyerapan radiasi dari timbal setebal 2 mm. Tebal dinding yang terbuat dari beton dengan rapat jenis : 2,35 gr/cc adalah : 15 cm Tebal dinding yang terbuat dari bata dengan plester adalah : 25 cm c. Pintu dan Jendela Pintu : Pintu serta lobang-lobang yang ada di dinding ( mis. Lobang stop kontak dlsb . ) harus diberi penahan-penahan radiasi yang setara dengan 2mm timbal. Di depan pintu ruangan radiasi harus ada lampu merah yang menyala ketika meja kontrol pesawat
dihidupkan. 29
Jendela Jendela di ruangan radiasi letaknya minimal 2 meter dari lantai luar. Bila ada jendela yang letaknya kurang dari 2 meter harus diberi penahan radiasi yang setar dengan 2 mm, timbal dan jendela tersebut harus ditutup ketika penyinaran sedang berlangsung. Jendela pengamat di ruangan operator harus diberi kaca penahan radiasi minimal setara dengan 2 mm timbal. d. Paparan Radiasi Besarnya paparan radiasi yang dianggap aman diruangan radiasi dan didaerah sekitarnya tergantung kepada pengguna ruangan tersebut. Untuk ruangan ruangan yang digunakan oleh pekerja radiasi besarnya paparan : 100 mR/minggu. Untuk ruangan yang digunakan oleh selain pekerja radiasi besarnya paparan : 10 mR/minggu e. Perlengkapan Proteksi Radiasi 1) Pakain Proteksi Radiasi (Apron ) Disetiap ruangan radiasi disediakan pakaian proteksi radiasi dalam jumlah yang cukup dan ketebalan yang setara dengan 0,35 mm timbal 2) Alat Monitor Radiasi a. Film Badge Setiap pekerja radiasi atau pekerja lainnya yang karena bidang pekerjaannya harus berada disekitar medan radiasi, diharuskan memakai film badge setiap memulai aktivitas pekerjaannya setiap hari. Film badge dipakai
( dikancingkan ) di pakaian kerja, pada
daerah yang diperkirakan paling banyak menerima radiasi atau pada daerah yang dianggap mewakili penerimaan dosis seluruh tubuh , seperti : dada bagian depan atau panggul bagian depan.
30
f. Pesawat Radiasi 1) Kebocoran Tabung Rumah tabung ( tube housing ) harus mampu menahan radiasi sehingga radiasi yang menembusnya tidak melebihi 100mR perjam pada jarak 1 meter dari focus pada tegangan maksimum. 2) Filter Filter radiasi harus terpasang pada setiap pesawat sinar-X 3) Diafragma berkas radiasi/ konus Diafragma berkas radiasi pada suatu pesawat radiasi harus berfugsi dengan baik. Ketebalan diafragma/konus minimal setara dengan 2mm timbal,posisi berkas sinar diafragma / konus harus berhimpit dengan berkas radiasi.
g. Aturan untuk prosedur kerja Harus ada suatu prosedur bekerja dengan pesawat radiasi yang aman,baik,dan benar. Prosedur kerja tersebut harus dilaksanakan oleh setiap operator pesawat radiasi
h. Kalibrasi 1) Pesawat radiasi sinar-X Penunjuk tegangan tabung, arus tabung serta pengatur waktu penyinaran (timer) yang ada di pesawat sinar- X harus dikalibrasi secara berkala untuk memastikanpenunjukan angka angkanya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 2) Alat ukur radiasi Setiap alat ukur radiasi (survey meter, dosimeter) harus dikalibrasi sekali dalam setahun oleh Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) 3) Keluaran Sumber radiasi terapi Keluaran sumber radiasi terapi Cobalt 60 harus diukur sekurang kurangnya dalam 6 bulan sekali, setiap bulan dihitung berdasarkan 31
peluruhannya untuk menjamin ketepatan dosis yang dikeluarkan oleh pesawat i. Dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi 1) Dosis tertinggi selama masa kerja Dosis tertinggi yang diizinkan untuk diterima oleh pekerja radiasi didasarkan atas rumus dosis akumulasi : D = 5 ( N - 18 ) rem D : dosi tertinggi yang diizinkan untuk diterima oleh seorang pekerja radiasi selama masa kerjanya N : Usia pekerja radiasi yang bersangkutan dinyatakan dalam tahun 18 : Usia minimum seorang yang diizinkan bekerja dalam medan radiasi dinyatakan
dalam tahun
2) Nilai batas rata rata tertinggi a) Nilai batas rata rata tertinggi tahunan Jumlah tertinggi penerimaan dosis seorang pekerja radiasi dalam jangka waktu 1 tahun adalah 5 rem b) Nilai batas rata rata tertinggi kuartalan Jumlah tertinggi penerimaan dosi rata rata oleh seorang pekerja radiasi dalam jangka waktu 13 minggu adalah 1,25 rem sedangkan untuk wanita hamil 1 rem c) Nilai batas rata rata tertinggi mingguan Jumlah tertinggi penerimaan dosis rata rata oleh seorang pekerja radiasi dalam jangka waktu satu minggu adalah 0,1 rem
2. Kesehatan Petugas Radiologi Pada setiap calon petugas radiologi harus dilakukan pemeriksaan kesehatan lengkap termasuk foto thorax dan radiologi. Keadaan kesehatan patugas radiologi harus memenuhi standar kesehatan yang telah ditentukan di radiologi. Untuk menjamin kesehatan para petugas radiologi harus dilakukan hal – hal sebagai berikut : 32
Pada wanita hamil dilarang bekerja di area medan radiasi.
Pemantauan kesehatan berkala (pemeriksaan radiologi kadar Pb) setiap 6 bulan sekali.
Kesehatan setiap petugas radiologi harus selalu dipantau, untuk itu setiap petugas harus mempunyai kartu dosis yang tersimpan dengan baik. Minimal satu tahun dilaksanakan pemeriksaan kesehatan rutin termasuk pemeriksaan radiologi.
Memberikan gizi tambahan.
3. Pengamanan Pada Keadaan Darurat
Sistem tanda bahaya Sistem tanda bahaya dengan menggunakan kode warna yaitu : Merah
: Kebakaran
Orange
: evakuasi
Hitam
: kecelakaan
Kuning
: gangguan teknis
Ungu
: gangguan keamanan
Coklat
: bencana alam
Sistem evakuasi
Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
Alat komunikasi darurat baik di dalam maupun ke luar radiologi
Sistem informasi darurat
Pelatihan khusus berkala tentang penanganan keadaan darurat
Alat pemadam kebakaran
Nomor – nomor telepon darurat (ambulan, pemadam kebakaran dan polisi) di ruang radiologi
4. Pengolahan limbah instalasi radiologi melakukan pengelolaan limbah bekerja sama dengan bagian kesling rumah sakit untuk di proses. 33
Adapun jenis limbah yang terdapat di Instalasi Radiologi adalah cairan developer dan cairan fixer. 5. Pencegahan Kecelakaan a. Pencegahan kecelakaan kerja akibat fisik : 1)
Seluruh ruangan dalam radiologi harus mudah dibersihkan
2)
Lantai tidak boleh licin
3)
Permukaan meja kerja harus tidak tembus air, tahan asam, alkali, larutan organik
4)
Ruang pemeriksaan dan ruang cuci harus terpisah dengan ruang lainnya
5)
Harus ada wastafel dengan persediaan air yang cukup yang terpisah dengan tempat cuci alat
6)
Ruang pemeriksaan diberi label larangan masuk selain petugas
7)
Alat komunikasi dan pemadam kebakaran diletakan pada tempat yang mudah terlihat dan dijangkau
8)
Menggunakan peralatan listrik sesuai prosedur alat
9)
Ventilasi udara yang baik minimal 1/3 bagian ruangan untuk kenyamanan dalam bekerja dan untuk sistim sirkulasi udara yang baik.
10) Menggunakan pencahayaan yang baik di ruangan radiologi. 11) Menggunakan meja kerja dan kursi yang baik dalam setiap bekerja
b. Pencegahan kecelakaan akibat bahan kimia : 1) Menggunakan jas radiologi, sarung tangan disposibel, dan masker bila akan bekerja dengan bahan kimia 2) .Memberi nama dan logo bahan kimia sesuai dengan tingkat bahaya yang ditimbulkannya seperti iritan, toksik, korosif, eksplosif, oksidator dan mudah terbakar.
34
3) Menyimpan bahan kimia khususnya bahan mudah terbakar pada tempat / lemari khusus yang aman dan jauh dari udara panas atau api. 4) Jangan memipet asam kuat dan bahan kimia lain dengan mulut tetapi menggunakan pipet automatik atau karet penghisap. 5) Jangan memegang botol bahan kimia pada bagian lehernya tetapi memegangnya pada bagian badan botol. 6) Menyediakan tempat cuci tangan di radiologi. c. Pencegahan
bahaya kebakaran
adalah upaya agar tidak terjadi
kebakaran di Instalasi radiologi : 1) Memberikan penyuluhan atau pelatihan tentang pencegahan dan penanganan bahaya kebakaran bagi petugas 2) Menempatkan barang-barang yang mudah terbakar di tempat yang aman dan jauh dari sumber api 3) Tidak merokok diruangan tempat penyimpanan bahan kimia yang mudah
terbakar
dengan
memberi
label
“DILARANG
MEROKOK” 4) Tidak membuat sambungan listrik sembarangan dan tidak memasang steker listrik bertumpuk-tumpuk 5) Memasang tanda-tanda peringatan pada tempat yang mempunyai resiko bahaya kebakaran tinggi 6) Menyediakan alat pemadam kebakaran di tempat yang strategis, mudah dilihat dan dijangkau. 7) Matikan alat listrik bila tidak digunakan 8) Bila akan meninggalkan radiologi periksa dahulu hal-hal yang dapat menyebabkan kebakaran. 6. Penanganan Kecelakaan a. Penanganan kecelakaan akibat fisik :
35
1) Jika petugas merasa lelah segera menghentikan pekerjaan dan beristirahat kemudian melanjutkan pekerjaan bila sudah pulih kembali atau menggantikannya dengan petugas yang lain. 2) Bila terjadi kecelakaan akibat fisik, petugas lain segera memberi pertolongan pertama. 3) Membawanya ke UGD atau menghubungi dokter apabila memerlukan pengobatan lebih lanjut. 4) Memberitahukan kepada Ka.Instalasi radiologi dan melaporkan kepada tim K3 RS. b. Penanganan kecelakaan akibat bahan kimia : 1.
Menjauhkan petugas yang tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan kimia.
2.
Jangan menghirup bau dari bahan kimia yang tumpah.
3.
Menetralkan dengan soda abu atau natrium bikarbonat bila terjadi tumpahan asam dan taburkan pasir bila terjadi tumpahan zat alkalis.
4.
Apabila bahan kimia yang tumpah adalah bahan mudah terbakar segera matikan api yang sedang menyala di ruangan radiologi.
5.
Mematikan
peralatan
listrik
yang
mungkin
mengeluarkan bunga api. 6.
Bila terjadi kecelakaan akibat bahan kimia, petugas lain segera memberi pertolongan pertama.
7.
Membawanya ke UGD atau menghubungi dokter apabila memerlukan pengobatan lebih lanjut.
8.
Memberitahukan kepada Ka.Instalasi radiologi dan melaporkan kepada petugas keamanan kerja RS.
c. Penanganan bahaya kebakaran 1) Aktifkan sistem pelaporan a) Hubungi posko satpam 36
b) Sebutkan nama c) Sebutkan asal unit d) Sebutkan lokasi e) Laporkan situasi 1) Lakukan tindakan IPE Informasikan 1. Menjaga keadaan agar tidak panik, usahakan agar tenang bila terjadi kebakaran 2. Mengutamakan keselamatan jiwa terlebih dahulu (live safety). 3. Utamakan kesehatan pasien 4. Hubungi security a) Hubungi posko satpam b) Sebutkan nama c) Sebutkan asal unit d) Sebutkan lokasi e) Laporkan situasi pemadaman a) Memeriksa benda yang terbakar, mencari sumber api, berapa besar api. b) Apabila api kecil, tindakan pemadaman kebakaran cukup dengan menggunakan peralatan-peralatan yang sederhana seperti kain, karung basah, atau cukup dengan menyiramkan air pada api secara berhati-hati. c) Bila api cukup besar gunakan alat pemadam kebakaran dengan cepat, aman dan tepat kemudian segera hubungi Tim K3 RS adanya kebakaran di instalasi radiologi
Evakuasi Segera keluar menuju titik kumpul Informasikan kondisi terakhir 37
Membuat laporan adanya kebakaran di Instalasi Radiologi kepada tim K3 RS
Radiasi yang digunakan di Instalasi radiologi disamping bermanfaat untuk membantu menegakan diagnosa atau untuk pengobatan penyakit, disamping itu pula dapat menimbulkan ancaman bahaya bagi pekerja radiasi dan masyarakat umum yang berada di sumber radiasi tersebut. Upaya untuk melindungi pekerja radiasi serta masyarakat umum dari ancaman bahaya radiasi dapat dilakukan dengan cara : 1. Mendesain ruangan radiasi sedemikian rupa sehingga paparan radiasi tidak melebihi batas batas yang dianggap aman. 2. Melengkapi setiap ruangan radiasi dengan perlengkapan proteksi radiasi yang tepat dalam jumlah perlengkapan yang cukup. 3. Melengkapi setiap pekerja radiasi dan pekerja lainnya dengan perlengkapan proteksi radiasi atau dengan monitor radiasi, karena bidang pekerjaannya harus berada disekitar medan radiasi. 4. Memakai pezawat radiasi yang memenuhi persyaratan keamanan radiasi. 5. Membuat dan melaksanakan prosedur bekerja dengan radiasi yang baik dan aman.
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU Secara umum mutu memang sejalan dengan kompetisi. Mutu juga penting bagi manajemen yang berpandangan jauh ke depan, di Instalasi radiologi mutu adalah hal terpenting jika keselamatan menjadi pokok utama.
38
Dalam pemanfaatan tenaga sinar-X jika mutu diabaikan maka akan timbul 2 persoalan : 1. Mutu pelayanan maupun kwalitas yang dihasilkan tidak optimal 2. Resiko kecelakaan atau kegagalan menjadi tinggi Secara umum program peningkatan mutu pelayanan radiologi mengacu pada program mutu rumah sakit. Secara khusus, program peningkatan mutu pelayanan laboratorium meliputia A. Rincian kegiatan dalam pengendalian mutu 1.
2.
Penyusunan indikator mutu unit kerja (standar pelayanan minimal) a.
Pemilihan indikator standar pelayanan minimal (SPM)
b.
Pembuatan profil /kamus indikator
c.
Pengumpulan data (sensus harian)
d.
Validasi
e.
Analisis data
f.
Tindak lanjut (penyebarluasan informasi kebijakan dan perbaikan)
Pencatatan dan pelaporan a.
Indikator mutu unit kerja (SPM)
b.
Indikator mutu area klinis, indikator area manajemen, indikator sasaran keselamatan pasien
3.
4.
c.
Insiden keselamatan pasien
d.
Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
e.
Insiden kecelakaan kerja
Penilaian kinerja staf a.
Penyusunan panduan penilaian kinerja
b.
Program penilaian kinerja
c.
Monitoring program penilaian kinerja
Penilaian kinerja unit a.
Penyusunan panduan penilaian kinerja
b.
Program penilaian kinerja
c.
Monitoring program penilaian kinerja
B. Sasaran
39
1. Standar pelayanan minimal a. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto ≤ 3 jam b. Pelaksanaan ekspertise 100% c. Kejadian kegagalan pelayanan rontgen ≤ 2% d. Kepuasan pelanggan ≥ 80% 2. IndikatorArea Klinis (IAK) a. Angka pemeriksaan ulang b. Angka penolakan expertise c. Angka keterlambatan penyerahan hasil d. Waktu tunggu pemeriksaan radiologi cito e. Respon time pemeriksaan cito dari IGD 3. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien (ISKP) a. Angka kesalahan identifikasi pasien b. Angka insiden karena salah komunikasi c. Angka kepatuhan cuci tangan bagi karyawan d. Angka pasien jatuh 4. Insiden Keselamatan Pasien (IKP) a. Insiden kesalahan posisi pemeriksaan
5. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (P P I) a. Kepatuhan Cuci tangan b. Kepatuhan menggunakan APD c. Pengelolaan Air d. Pengolahan Limbah C. Profil Indikator Instalasi Radiologi 1) Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto 40
Judul Dimensi mutu Tujuan Definisi operasional
Frekwensi pengumpulan data Periode analisis Numerator
Denominator Sumber data Standar Penanggung jawab
Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto Efektifitas,efisiensi ,kesinambungan pelayanan Tergambarnya kecepatan pelayanan Radiologi Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto adalah tenggang Waktu mulai pasien difoto sampai dengan menerima hasil yang sudah diekfertise 1 bulan 3 bulan Jumlah komulatif waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto Dalam satu bulan Jumlah pasien yang difoto dalam bulan tersebut Hasil survey dalam laporan Kepala Ruangan ≤ 3 jam Kepala Instalasi radiologi
2) Pelaksanaan ekspertise hasil pemeriksaan rontgen Judul
Pelaksana ekspertise hasil pemeriksaan rontgen
Dimensi mutu Tujuan
Kompetensi teknis Pembacaan dan verifiksasi hasil pemekrisaan rontgen dilakukan oleh tenaga ahli untuk memastikan ketepatan diagnosis Pelaksana ekspertise rontgen adalah dokter spesialis radiologiyang mempunyai kewenangan untuk melakukan pembacaan foto rontgen ,bukti pembacaan dan verifikasi adalah dicantumkannya tanda tangan dokter spesialis radiologi pada lembar hasil pemeriksaan yang dikirimkan kepada dokter yang meminta 1 bulan
Definisi operasional
Frekwensi pengumpulan data Periode analisis
3 bulan
Numerator
Jumlah foto rontgen yang dibaca dan diferifikasi oleh dokter spesialis radiologi dalam satu bulan
Denominator
Jumlah seluruh pemeriksaan foto rontgen dalam satu bulan
Sumber data
Laporan survey
Standar
100% 41
Penanggung jawab
Kepala Instalasi Radiologi
3) Kejadian kegagalan pelayanan rontgen Judul
Kejadian kegagalan pelayanan rontgen
Dimensi mutu
Efektifitas dan efisiensi
Tujuan
Tergambarnya efektif tas dan efisiensi pelayanan rontgen
Definisi operasional
Kegagalan pelayanan rontgen adalah kerusakan foto yang tidak dapat dibaca
Frekwensi pengumpulan data
1 bulan
Periode analisis
3 bulan
Numerator
Jumlah foto rusak yang tidak dapat dibaca dalam 1 bulan
Denominator
Jumlah seluruh pemeriksaan foto dalam 1 bulan
Sumber data
Register radiologi
Standar
≤ 2%
Penanggung jawab
Kepala Instalasi Radiologi
4) Kepuasan pelanggan Judul
Kepuasan pelanggan
Dimensi mutu
Kenyamanan
Tujuan
Tergambarnya presepsi pelanggan terhadap pelayanan radiologi
Definisi operasional
Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap pelayanan radiologi 1 bulan
Frekwensi pengumpulan data Periode analisis
3 bulan
Numerator
Jumlah pasien yang disurvei yang menyatakan puas 42
Denominator
Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber data
Survey
Standar
≥ 80%
Penanggung jawab
Kepala Instalasi Radiologi
VIII.
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN 1.
Setiap 3 bulan instalasi membuat laporan evaluasi indicator mutu SPM
2.
Setiap 3 bulan instalasi membuat laporan evaluasi indicator mutu area klinis
3.
Setiap 3 bulan instalasi membuat laporan evaluasi indikator sasaran keselamatan pasien
5.
Setiap 3 bulan instalasi membuat laporan evaluasi insiden keselamatan pasien
6.
Setiap 3 bulan instalasi membuat laporan evaluasi PPI
7.
Setiap 3 bulan instalasi membuat laporan evaluasi insiden kecelakaan kerja
8.
Setiap tahun instalasi membuat laporane valuasi penilaian kinerja individu (SKP)
9.
Setiap tahun instalasi membuat laporan evaluasi penilaian kinerja unit (kepuasan pelanggan)
Langkah langkah pengendalian mutu di Instalasi radiologi Rumah Sakit Umum Permata Medical Centre (PMC) Indramayu 1. 2.
Pemantauan persiapan peralatan radiologi yang dipakai Pemantauan terhadap penerimaan, penyimpanan dan penanganan bahan
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
dan peralatan yang dipakai di Instalasi Radiologi Pemantauan terhadap pemeriksaan Pemantauan terhadap pencatatan hasil pemeriksaan Pemantauan terhadap penyerahan hasil pemeriksaan kepada pasien Pemantauan pelaporan hasil kegiatan pelayanan Radiologi Pemantauan terhadap perawatan alat Radiologi Ijin diperbaharui dan alat dikalibrasi setiap 2 tahun 1 kali Film Badge diganti setiap bulan dan dikirim ke BPFK 43
BAB IX PENUTUP Pelayanan Radiologi diagnostic merupakan bagian integral dari pelayanan Rumah Sakit yang sangat bermanfaat dalam penegakan diagnose, disamping itu juga sangat berbahaya baik bagi pasien, petugas, maupunlingkungan sekitarnya bila tidak diselenggarakan secara benar. Oleh karena itu, dalam mewujudkan pelayanan Radiologi yang bemutu dan aman, diperlukan pengelolaan manajemen dan teknis yang prima yang didukung oleh SDM dan Sarana Prasarana yang memadai serta diperlukan Standar Pelayanan Radiologi yang dapat dipakai sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan radiologi.
44
45