PEDOMAN RUANG PENGOBATAN UMUM UPTD PUSKESMAS BOJA 1 TAHUN 2018
PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS BOJA 1 Jln. Raya Bebengan No.201 C Boja Telp. (0294)571025
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Dalam proses pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengobatan yang rasional. Pengobatan rasional menurut WHO 1987 yaitu pengobatan yang sesuai indikasi, diagnosis, tepat dosis obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap saat dan harga terjangkau. Tujuan pengobatan adalah mengupayakan kesembuhan dan pemulihan pasien
secara
optimal
melalui
prosedur
dan
tindakan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan.
B. Tujuan Pedoman Pedoman Poli Umum Puskesmas Boja I bertujuan untuk menjadi acuan dalam memberi pelayanan kepada pasien rawat jalan baik pasien anak maupun dewasa. Sehingga pada akhirnya pelayanan klinis dapat meningkatkan kepuasan pelanggan..
C. RuangLingkup Pelayanan Pengobatan dibagi dalam dua macam kegiatan, yaitu : 1.
Kegiatan di dalam gedung Puskesmas Meliputi :Pengobatan di Poli Umum
2.
Kegiatan di luar gedung Puskesmas
2
Meliputi : Pengobatan di Posyandu/Pusling, UKK
D. Batasan Operasional 1. Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa mengharuskan rawat inap. 2. Pasien rawat jalan adalah pasien puskesmas yang setelah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kondisinya dapat pulang ke rumah.
E.
Landasan Hukum 1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran 3. Peraturan menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia pelayanan klinis Berikut ini tenaga kesehatan yang bertugas pada poli umum yang ada di Puskesmas Boja 1 : Penanggung Jawab Poli Umum : dr. Haris Imam Bramantya Anggota Pelaksanaan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
dr. Sulistyowati dr. Lely Yulianty dr. Derajad nur kartikosari Sari ariawati , AMD Rodhi Astuti , AMK Sumiyati , Amd Kep Sri Suwantini Amd Keb
4
B.
Distribusi Ketenagaan dan pengaturan jadwal kegiatan
Dokter setiap hari bertugas di balai pengobatan umum, UGD dan Rawat Inap. Jumlah dokter ada 4 (empat) yang masing-masing mempunyai tugasnya sendiri-sendiri sesuai jadwal. Bila ada pertemuan yang menyangkut upaya klinis yang menjadi tugas keseharian dokter atau yang berkaitan dengan tugas integrasinya, maka akan didisposisi untuk melakukan pertemuan, sehingga pelayanan dilayani oleh 1 (satu) dokter dan perawat yang diberi pelimpahan wewenang. Sedangkan dokter yang satu lagi menangani pasien di UGD dan Rawat Inap.
Perawat setiap hari melakukan ketugasan sesuai jadwal yang dibuat oleh Koordinator UKP . Setiap perawat mempunyai tugas integrasi atau tugas lain yang diberikan kepala puskesmas, misalnya penanggung jawab TB, penanggung jawab PHN dll. Sehingga jika ada undangan yang menyangkut ketugasanya perawat yang bersangkutan akan didisposisi mengikuti kegiatan tersebut. Untuk kegiatan puskesmas keliling, jadwal perawat sesuai dengan angggota tim.
5
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Poli Umum >pintu masuk
1. Meja pemeriksaan 2. Almari Arsip 3. Meja computer 4. Meja entri data bpjs 5. Wastafl 6. Meja dokter 1 7. Meja dokter 2 8. Almari alat tindakan 9. Bet tindakan
6
B. Standar Fasilitas 1. Fasilitas Sarana Poli umum
merupakan ruangan dengan ruang pemeriksaan dokter, termasuk
didalamnya terdapat bed/tempat tidur pasien. Di belakang pintu masuk ruang I poli umum terdapat 1 (satu) meja untuk melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pada pasien sedangkan 2 (dua) meja di dalam poli umu I untuk meja entry data dan rujukan pasien , diruang poli umum II terdapat 2 meja periksa dokter, 1 lemari instrument dad satu bed periksa Ruangan ini memiliki wastafel sebagai sarana cuci tangan bagi petugas. Selain itu ruangan ini memiliki seperangkat komputer sebagai bagian dari sistem informasi puskesmas dan rujukan yang terhubung dengan server untuk memasukkan data pasien pada sistem informasi puskesman dan system rujukan BPJS.
2. Peralatan
Timbangan anak
Timbangan Dewasa
Stetoscope
Tensimeter
Termometer
Alat ukur badan
Minor set
THT set
Senter
Snellen chart
Buku Ischihar
7
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
Tata Laksana 1. Kegiatan di Dalam Gedung a. Persiapan ruangan - Persiapan alat – alat pemeriksaan b. Penatalaksanaan pasien - Memanggil pasien berdasarkan nomor urut - Menuliskan nomor jaminan pada klaim jaminan, untuk pasien peserta jaminan kesehatan - Melakukan Kajian awal klinis , bagi pasien baru dan pasien yang belum pernah dilakukan kajian awal - Melakukan anamnesa, pemeriksaan dan tatalaksana penderita - Melakukan pencatatan rekam medik pasien - Pengobatan medik dasar di Puskesmas sesuai pedoman - Melakukan perawatan luka - Penyuluhan tentang penyakit dan pola hidup sehat - Konseling medik umum - Menerima rujukan internal - Melakukan rujukan kasus spesialistik - Menerbitkan surat keterangan sakit/sehat yang ditandatangani dokter, bila diperlukan - Memberikan surat KIR dokter
8
c. Selesai pelayanan - Mencuci dan mensterilkan alat sesuai prosedur
2. Kegiatan di luar gedung a. Penyuluhan kesehatan b. Penjaringan Penyakit c. Screening penyakit tertentu d. Pengobatan pada waktu Posyandu / Puskesmas keliling
3. Dokumentasi 1. Kegiatan di dalam gedung : Setelah selesai pelayanan, data – data pasien : a. Ditulis dalam Buku Register b. di-input dalam simpus Puskesmas melalui Komputer 2. Kegiatan di luargedung : a. Buku tugas luar b. Penyuluhan kader : - Undangan - Materi penyuluhan - Daftar hadir - Notulen penyuluhan
9
BAB V LOGISTIK
Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan klinis yang bermutu, maka perlu didukung oleh penyediaan logistik yang memadai dan optimal, melalui perencanaan yang baik dan berdasarkan kebutuhan pasien dan usulan petugas rawat jalan atas dasar kebutuhan pasien dan demi kelancaran dari pelayanan di rawat jalan. Ketersediaan logistik harus dijamin kecukupannya dan pemeliharaan yang sudah dianggarkan dan dijadwalkan. Pengadaan alat dan bahan dalam pelaksanaan upaya klinis Puskesmas diselenggarakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
10
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
Ada enam sasaran keselamatan pasien, yaitu: 1.
Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien
2.
Komunikasi efektif
3.
Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat
4.
Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan
5.
Pengurangan terjadinya resiko infeksi di Puskesmas
6.
Tidak Terjadinya pasien jatuh
Upaya Puskesmas untuk mencapai enam sasaran keselamatan pasien tersebut adalah :
1.
IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR Indikator melakukan identifikasi pasien secara benar adalah:
a. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, seperti nama pasien dan tanggal lahir pasien, tidak termasuk nomor dan lokasi kamar. b. Pasien diidentifikasi sebelum melakukan pemberian obat, tranfusi darah atau produk lainnya. c. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah, dan specimen lain untuk keperluan pemeriksaan. d. Pasien diidentifikasi sebelum memberikan perawatan atau prosedur lainnya. Prosedur dalam Identifikasi Pasien
11
Ada 2 identitas yaitu menggunakan NAMA dan TANGGAL LAHIR yang disesuaikan dengan tanda pengenal resmi. Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan pasien di UGD. Beberapa hal yang dapat dilakukan petugas adalah:
Petugas meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir sebelum melakukan prosedur, dengan pertanyaan terbuka, contoh :” Nama bapak siapa?” “Tolong sebutkan tanggal lahir Bapak”.
Bila pasien tidak dapat menyebutkan nama, identitas pasien dapat ditanyakan kepada penunggu/ pengantar pasien.
2.
MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF Cara komunikasi yang efektif di puskesmas:
a. Menggunakan
teknik SBAR
(Situation
–
Background
–
Assessment
–
Recomendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar pemberi layanan.
Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
Background : Informasi penting apa yang berhubungan dengan
kondisi
pasien terkini.
Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini.
12
b. Komunikasi Verbal (Write down/tulis, Read back/baca kembali
Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon ditulis oleh penerima instruksi/ laporan.
Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon dibacakan kembali oleh penerima instruksi/ laporan.
Instruksi/ laporan yang dibacakan tersebut, dikonfirmasikan oleh individu pemberi instruksi/ laporan.
Untuk istilah yang sulit atau obat – obatan kategori LASA (Look Alike Sound Alike) diminta penerima pesan mengeja kata tersebut perhurup misalnya : UBRETID S
Situasi Saya menelepon tentang (nama pasien, umur, dan lokasi)…………. Masalah yang ingin disampaikan….. Tanda- tanda vital :
B
Background/ latar belakang Status mental pasien : Kulit:… Alat Bantu…
A
Assesment/ Penilaian Sampaikan masalah yang sedang terjadi dan katakan penilaian anda.
13
R
Rekomendasi Apakah (katakan apa yang ingin disarankan) Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan? Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan…
3.
MENINGKATKAN KESELAMATAN PENGGUNAAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH ALERT)
Obat- obatan yang perlu diwaspadai adalah : NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA (Look Alike Sound Alike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip. Pengelolaan obat yang perlu diwaspadai:
Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “High Alert”
Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA.
Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien tanpa pengawasan.
Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat menerima / memberi instruksi
14
Obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi yang ada di Puskesmas: a. Golongan Opioid - Fentanil - Kodein HCL - Morfin HCl - Morfin Sulfat - Petidin HCl - Sufentanil b. Antiaritmia - Lidokain - Amiodaron c. Obat antagonis adrenergik - Efinefrin - Norefineprin d. Sound Alike Look Alike Drug 4.
PENERAPAN 7 BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT
5.
PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
Indikator Usaha Menurunkan Infeksi Nosokomial: a. Menggunakan panduan hand hygiene terbaru yang diakui umum. b. Mengimplementasikan program kebersihan tangan yang efektif.
15
Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan pada 5 MOMEN yang telah ditentukan, yakni:
Sebelum kontak dengan pasien
Sesudah kontak dengan pasien
Sebelum tindakan asepsis
Sesudah terkena cairan tubuh pasien
Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Ada 2 cara cuci tangan yaitu : 1.
HANDWASH – dengan air mengalir, waktunya : 40 – 60 detik
2.
HANDRUB – dengan gel berbasis alcohol, waktunya : 20 – 30 detik
Alat Pelindung Diri Alat yang digunakan untuk melindungi petugas dari pajanan darah, cairan tubuh, ekskreta, dan selaput lendir pasien seperti sarung tangan, masker, tutup kepala, kacamata pelindung, apron/ jas, dan sepatu pelindung. 6. PENGURANGAN RISIKO CEDERA AKIBAT PASIEN JATUH Indikator usaha menurunkan risiko cedera karena jatuh : 1. Semua pasien baru dinilai rIsiko jatuhnya dan penilaian diulang jika diindikasikan oleh perubahan kondisi pasien atau pengobatan, dan lainnya. 2. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai derajat rIsiko jatuh pasien guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya.
16
BAB VII KESELAMATAN KERJA
Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh pasien dan keluarga pasien maka tuntutan pengelolaan program Keselamatan Kerja di rawat inap
semakin
tinggi,
karena
Sumber
pengunjung/pengantar pasien, pasien
Daya
Manusia
(SDM)
puskesmas,
sekitar puskesmas ingin mendapatkan
perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di puskesmas yang tidak memenuhi standar. Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya pasal 165 :”Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja”. Berdasarkan pasal di atas maka pengelola tempat kerja di puskesmas mempunyai kewajiban untuk menyehatkan para tenaga kerjanya. Salah satunya adalah melalui upaya kesehatan kerja disamping keselamatan kerja. Puskesmas harus 17
menjamin kesehatan dan keselamatan baik terhadap pasien, penyedia layanan atau pekerja maupun masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di puskesmas. Program keselamatan kerja di Poli Umum merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas, khususnya dalam hal kesehatan dan keselamatan bagi SDM puskesmas, pasien, keluargapasien, masyarakat sekitar.
Tujuan umum Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM puskesmas, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga proses pelayanan puskesmas berjalan baik dan lancar. Tujuan khusus a. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK (Penyakit Akibat Kerja) dan KAK (Kecelakaan Akibat Kerja). b. Peningkatan mutu, citra dan rawat inap puskesmas.
18
Alat Keselamatan Kerja
1.
Pemadam kebakaran (hidrant)
2.
APD (alat Pelindung Diri)
3.
Peralatan pembersih
4.
Obat-obatan
5.
Kapas
6.
Plaster pembalut
7.
Pembersih tangan di depan tiap-tiap ruangan pasien.
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut: a.
Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja,
b. Pakailah APD saat bekerja, c.
Orientasi pada petugas baru,
d. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, e.
Harus mengetahui cara mencuci tangan dengan benar,
f.
Buanglah sampah pada tempatnya,
g.
Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik,
h.
Dilarang merokok.
19
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada pelanggan. Pengendalian mutu pada pelayanan klinis diperlukan agar produk layanan klinis terjaga kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat sebagai pelanggan.
Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu adalah pelaksanaan langkahlangkah yang telah direncanakan secara terkendali agar semuanya berlangsung sebagaimana mestinya, sehingga mutu produk yang direncanakan dapat tercapai dan terjamin. Dalam pengertian Ishikawa tersirat pula bahwa pengendalian mutu itu dilakukan dengan orientasi pada kepuasan konsumen. Dalam bahasa layanan kesehatan keseluruhan proses yang diselenggarakan oleh puskesmas ditujukan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen.
Pada unit Poli Umum Puskesmas Bandar I selalu dilakukan survey kepuasan pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan penerima layanan di Puskesmas Bandar I. Hasil dari survey
pelanggan di analisa sehingga dapat merumuskan follow up dari
permasalahan yang ada. .
20
Jika ada KTD, KTD, KPC dan KNC segera melaporkan pada Ketua Tim Mutu dan Keselamatan Pasien untuk segera di follow up bersama-sama dengan Anggota Tim Mutu dan keselamatan pasien Puskesmas Boja I BAB IX PENUTUP
Penanggung jawab penyelenggaraan pelayanan klinis di rawat inap Puskesmas Boja I adalah Kepala Puskesmas Boja 1. Sedangkan penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten Batang adalah dinas kesehatan kabupaten Batang. Puskesmas bertanggungjawab
hanya
untuk
sebagian
upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten Kendal sesuai dengan kemampuannya. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional. Yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya.
21
22