Panduan Case Manager P.docx

  • Uploaded by: Purgana Yoea
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Panduan Case Manager P.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,307
  • Pages: 16
BAB I DEFINISI 1.

Manajemen Pelayanan Pasien (MPP) adalah suatu proses kolaboratif mengenai asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi asuhan, evaluasi dan advokasi untuk opsi dan pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan pasien dan keluarganya yang komprehensif, melalui komunikasi dan sumber daya yang tersedia sehingga memberi hasil (outcome) yang bermutu dengan biaya-efektif. (Sumber : CSMA – Case Management Society of America, 2010)

2.

Manajer Pelayanan Pasien (MPP)/ Case Manager adalah profesional dalam rumah sakit yang bekerja secara kolaboratif dengan para pemberi asuhan kepada pasien, memastikan bahwa pasien dirawat serta mendapatkan asuhan yang tepat, dalam perencanaan asuhan yang efektif dan menerima pengobatan yang ditentukan, serta didukung pelayanan dan perencanaan yang dibutuhkan selama maupun sesudah perawatan di rumah sakit

3.

Manajemen Pelayanan Pasien adalah seorang koordinator fasilitator pemberi advokasi dan juga edukater, MPP harus mamapu berkomunikasi dengan baik, mampu mengkomunikasikan pikiran, perasaan, dan keinginan secara jujur dengan orang lain tanpa menyakiti orang lain.

4.

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah seorang dokter yang memberikan asuhan medis lengkap kepada satu pasien dengan satu patologi / penyakit sesuai dengan kewenangan klinisnya, dari awal hingga akhir perawatan di rumah sakit, baik pada pelayanan rawat jalan dan rawat inap. DPJP merupakan ketua (team leader) dari tim yang terdiri dari para profesional pemberi asuhan pasien / staf klinis dengan kompetensi dan kewenangan yang memadai antara lain dokter, perawat, ahli gizi, apoteker, fisioterapis, dan sebagainya

5.

Kepala Instalasi Pelayanan Medis adalah seorang dokter umum yang bekerja di RSIA Puri Betik Hati dengan level kompetensi 2b, yang bertanggungjawab untuk mengelola suatu instalasi bidang pelayanan medis (misal instalasi gawat darurat,

1

instalasi kamar bersalin, instalasi kamar operasi, instalasi perawatan intensif, instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan) di rumah sakit 6.

Patient Centered Care adalah pola pelayanan yang berfokus pada pasien

2

BAB II RUANG LINGKUP Untuk mempertahankan kontinuitas pelayanan selama pasien dirawat di rumah sakit, dibutuhkan case manager yang bertanggungjawab secara umum terhadap pelayanan pasien. Case manager akan mengatur pelayanan pasien selama pasien di rawat inap, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kontinuitas pelayanan, koordinasi, kepuasaan pasien, serta kualitas pelayanan dan hasil yang diharapkan. Case manager berfungsi dalam: 1.

Koordinator

2.

Fasilitator

3.

Pemberi Advokasi

4.

Edukator Case manager tidak menangani semua pasien yang dirawat inap di rumah sakit,

melainkan hanya bagi kelompok pasien – pasien tertentu. Klien dari Case Manager adalah : 1.

Kelompok anak – anak, usia lanjut, dan yang dengan penyakit kronis

2.

Kelompok pasien dengan resiko tinggi, biaya tinggi

3.

Kelompok pasien yang potensi komplain tinggi

4.

Kelompok pasien dengan kronis yang rumit, kemungkinan pembiyaan yang cukup banyak Efektifitas MPP tergantung pada keterampilan interpersonal dan pengetahuannya

tentang sistem dan proses intra organisasi Rumah Sakit

3

BAB III TATA LAKSANA Keselamatan pasien merupakan prinsip dasar dalam pelayanan pasien dan komponen yang penting dalam manajemen mutu (World Alliance for Patient Safety, Forward Programme, WHO 2004). Rumah sakit harus mendesain dan melaksanakan proses untuk memberikan pelayanan dan asuhan pasien yang berkelanjutan serta koordinasi antar tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya dalam rangka memenuhi prinsip keselamatan pasien ini. Empat pilar asuhan pasien terdiri dari asuhan medis, asuhan keperawatan, asuhan gizi, dan asuhan farmasi. Keempat pilar ini perlu dikoordinasikan dengan baik sehingga dapat memberikan pelayanan yang terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan pasien. Oleh karena itu diperlukan seseorang yang bertugas untuk mengkoordinasikan semua pemberi asuhan pasien yang disebut sebagai Case Manager. Dengan koordinasi ini, tujuan para Case Manager adalah untuk memastikan hasil yang optimal baik bagi pasien maupun rumah sakit termasuk mutu asuhan, utilisasi sumber daya secara efisien dan penggantian biaya (reimbursement) perawatan. Menurut American Case Management Association, Case Manager adalah profesional yang secara kolaboratif melakukan komunikasi dalam proses asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi asuhan, evaluasi, dan advokasi untuk jenis pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang menyeluruh (komprehensif) dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk memperoleh hasil yang bermutu dengan biaya yang efektif. Case Manager dapat disebut juga dengan Manajer Pelayanan Profesi (MPP). Ciri-ciri seorang Case Manager adalah: 1.

Mampu melaksanakan fungsi manajemen dengan baik

2.

Mampu melakukan komunikasi yang efektif (komunikator)

3.

Memiliki wawasan pelayanan klinis yang baik

4.

Mampu membantu pasien dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan

4

Koordinasi yang dilakukan oleh seorang case manager dapat menangani 25-50 tempat tidur A. Konsep Dasar Manajer Pelayanan Pasien (MPP)/ Case Manager Manajemen pelayanan pasien bersumber dari konsep pelayanan fokus pada pasien (PFP). Inti konsep PFP terdiri dari 4 elemen, yaitu: 1. Martabat dan Respek. a)

Pemberi

pelayanan

kesehatan

mendengarkan,

menghormati

dan

menghargai pandangan dan pilihan pasien serta keluarga. b) Pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, latar belakang kultural pasien dan keluarga dimasukkan dalam perencanaan pelayanan dan pemberian pelayanan kesehatan 2. Berbagi informasi. a)

Pemberi pelayanan kesehatan mengkomunikasikan dan berbagi informasi secara lengkap dengan pasien dan keluarga

b) Pasien dan keluarga menerima informasi tepat waktu, lengkap, dan akurat 3. Partisipasi. Pasien dan keluarga didorong dan didukung untuk berpartisipasi dalam asuhan dan pengambilan keputusan serta pilihan mereka 4. Kolaborasi / kerjasama. Pasien dan keluarga adalah mitra pemberi pelayanan kesehatan.

Pemberi

pelayanan kesehatan bekerjasama dengan pasien dan keluarga dalam pengembangan, implementasi dan evaluasi kebijakan dan program B. Kegiatan Pokok dari Manajer Pelayanan Pasien 1. Penilaian Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan data mengenai keadaan seorang proses pengumpulan data mengenai keadaan seorang pasien sekaligus mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk membuat rencana manajemen pelayanan pasien yang menyeluruh

5

2. Perencanaan Perencanaan merupakan proses untuk menentukan tindakan dan tujuan dari tindakan tersesbut sesuai kebutuhan klien yang sudah dikenali dari proses penilaian 3.

Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan suatu intervensi yang dilakukan oleh manajemen pelayanan pasien dalam mencapai tujuan

4. Koordinasi Koordinasi merupakan proses mengorganisir, memadukan dan memodifikasi sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan dalam perencanaan manajer pelayanan pasien 5. Monitoring Monitoring merupakan proses pengumpulan imformasi yang perlu dari seluruh sumber daya yang relevan tentang rencana manajemen pelayanan pasien menilai efektifitas pelaksanaan rencana 6. Evaluasi Evaluasi merupakan proses menilai dan menentukan efektifitas perencanaan manajemen pelayanan pasien dalam mencapai hasil yang diinginkan. C. Aktifitas MPP 1. MPP melakukan identifikasi pasien agar dapat memberikan intervensi manajemen pelayanan pasien 2. Melakukan kolaborasi dengan dokter dan pasien untuk mengidentifikasi hasil yang diharapkan dan mengembangkan suatu rencana manajemen pelayanan pasien 3. Memonitoring intervensi yang ada relevansinya dengan rencana manajemen pelayanan pasien 4. Memonitoring kemajuan pasien untuk mengetahui

sejauh mana hasilnya

bergerak kearah yang diharapkan 5. Menyarankan alternatif intervensi praktis yang biayanya efisien

6

6. Mengamankan sumber-sumber klinis untuk mencapai hasil yang diharapkan 7. Membakukan jalur-jalur komunikasi dengan manajer departemen/bagian 8. Bagi pasien dan keluarganya, MPP adalah analog dengan pemandu wisata (toor guide) dalam nberbagai perjalanan kegiatan pelayanan dirumah sakit D. Manfaat MPP untuk Rumah Sakit 1. Meningkatkan mutu pelayanan 2. Peningkatan kepuasan pasien dan keluarganya terhadap layanan rumah sakit yang diterimanya 3. Peningkatan keterlibatan pasien dalam asuhan 4. Peningkatan kepatuhan pasien dalam asuhan 5. Peningkatan kualitas hidup pasien 6. Peningkatan kolaborasi interpersonal didalam tim PPA 7. Penurunan tingkat asuhan sesuai kebutuhan pasien dan panduan klinis 8. Penurunan waktu perawatan 9. Pencegahan hari rawat yang tidak sesuai 10. Penurunan frekuensi, jenis, dan lama pemeriksaan termasuk mencegah pemeriksaan yang tidak perlu 11. Pengurangan/menghindari tagihan yang tidak perlu 12. Penurunan readmisi kerumah sakit 13. Pengurangan kemajuan pasien yang sama dengan IGD 14. Membantu proses evaluasi penerapan alur klinis (Clinical Pathway) E. Keuntungan MPP di Rumah Sakit 1. Biaya pelayanan menjadi efektif 2. Orientasi pelayanan yang holistik 3. Kontinuitas pelayanan diseluruh tatanan pelayanan kesehatan 4. Klien mengetahui siapa yang harus dihubungu saat mereka membutuhkan bantuan.

7

F.

Peran dan Tugas Case Manager 1. Case Manager melayani semua pasien mulai dari bayi sampai dengan geriatrik, untuk pelayanan yang menyeluruh (komprehensif) termasuk pelayanan ke rawat inap, pemeriksaan pra-admisi, day surgery, pelayanan gawat daruratan, perencanaan pemulangan pasien dan lain sebagainya yang bermasalah 2. Case Manager melaksanakan koordinasi dengan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan dan para profesional pemberi asuhan lainnya dalam rangka menerapkan Patient Centered Care dan menjaga kontinuitas pelayanan 3. Case Manager bersama-sama DPJP dan profesional pemberi asuhan lainnya merencanakan akses pelayanan, kontinuitas asuhan, perencanaan pemulangan pasien (discharge planning), rujukan dan transfer pasien, rencana tindak lanjut (follow-up), pelayanan pasca rawat dalam bentuk kunjungan rumah (home care) dengan memanfaatkan sarana yang ada di masyarakat 4. Case manager melakukan intervensi konsultasi krisis dengan tim profesional pemberi asuhan. 5. Case Manager mengidentifikasi kasus-kasus bermasalah dan berkoordinasi dengan tim pemberi asuhan pasien, manajer pelayanan medis dan komite medik. 6. Case manager berkoordinasi dengan tim pemberi asuhan pasien, manajer pelayanan medis, komite medik, direksi rumah sakit dalam menyelesaikan masalah-masalah legal dan etik. 7. Case manager melakukan asesmen psikososial dan lingkungannya, hambatan pelayanan, kelompok pendukung (support groups), pendampingan untuk motivasi, spiritual. 8. Case Manager berkoordinasi /berkomunikasi dengan pasien dan keluarga serta sarana pemberi pelayanan di masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang dibutuhkan pasien, seperti fasilitas rehabilitasi atau penyedia peralatan medis. 9. Case manager melakukan edukasi, advokasi, konseling pasien dan keluarga, 10. Case Manager berkoordinasi /berkomunikasi dengan pihak asuransi (verifikasi benefit/manfaat), perusahaan/ employer, rujukan konseling finansial.

8

11. Case manager melakukan monitoring dan evaluasi utilisasi sumber daya (utilization review) yaitu kelayakan/ kepantasan/prioritas dari pelayanan terhadap pasien, termasuk kendali mutu dan biaya. G. Kualifikasi Case Manager 1. Dokter Umum Pengalaman minimal 3 – 5 tahun dalam pelayanan klinis sebagai dokter ruangan 2.

Perawat a. Memiliki pengalaman kepala ruangan minimal 2 tahun b. Memiliki pengalaman klinis sebagai profesional pemberi asuhan (PPA) minimal 3 tahun

3.

Pelatihan Tambahan a. Pelatihan

untuk

meningkatkan

pengetahuan

klinis

terkait

dengan

penyusunan dan penerapan SPO Pelayanan Kedokteran yang terdiri dari Panduan Praktik Klinis, Alur Klinis (Clinical Pathway), Algoritme, Protokol, Standing order. b. Pelatihan Pelayanan Fokus pada Pasien (PFP) / Patient Centered Care (PCC). c. Pelatihan tentang perasuransian, jaminan kesehatan nasional, INA-CBG’s d. Pelatihan tentang Perencanaan pulang (Discharge planning) untuk kontinuitas pelayanan e. Pelatihan Manajemen Risiko f. Pelatihan untuk meningkatkan soft skill ( pengetahuan aspek psiko-sosial, hubungan interpersonal, komunikasi, dsb) g. Pelatihan Etka legal

9

H. Diagram Kerja 1.

Diagram Koordinasi – Integrasi – Kontinuitas Pelayanan pada Tim Asuhan Interdisiplin (Patient Centered Care) Dahulu pada model tradisional pelayanan kesehatan, pelayanan pasien berpusat pada dokter, sehingga tidak dapat menjamin patient safety. Saat ini pelayanan yang berpusat pada pasien (patient centered care) merupakan pendekatan yang lebih modern dan inovatif dalam pelayanan kesehatan sekarang. Dokter tidak lagi menjadi pusat, namun menjadi team leader dari sebuah tim interdisiplin, dengan kompetensi yang memadai, dimana setiap pemberi asuhan pasien sama penting dalam pelayanan kesehatan terhadap pasien. Seorang Case Manager merupakan personal di luar pemberi asuhan pasien, yang bertugas untuk mengkoordinasikan setiap pemberi asuhan pasien, sehingga pasien mendapatkan pelayanan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhannya.

10

2.

Diagram Koordinasi – Kontinuitas Pelayanan Pada Manajemen Pelayanan Pasien Integrasi dan koordinasi aktivitas asuhan pasien menjadi tujuan agar menghasilkan proses asuhan yang efisien. Contoh asuhan secara tim diimplementasikan dalam bentuk: ronde patient safety antar bagian di rumah sakit, kombinasi bentuk perencanaan asuhan, berkas rekam medis pasien terintegrasi, dan case manager.

I.

Mekanisme Kerja 1.

Para case manager harus mempunyai hubungan kerja profesional dengan para dokter dan staf klinis. Mereka juga harus terbiasa dengan pelayanan penagihan (billing), pelayanan bantuan finansial, bantuan/dukungan dari komunitas serta pelayanan kerohanian

2.

Penting bagi para case manager untuk memiliki relasi dengan pasien dan keluarga. MPP perlu memelihara rasa saling percaya yang menunjukkan kepada pasien bahwa mereka terlibat untuk manfaat dan kepentingan pasien. Untuk itu MPP perlu memperhatikan secara aktif kebutuhan dan keinginan pasien dan keluarga

3.

Case manager sebaiknya memberikan perhatian lebih kepada pasien-pasien:

11

a.

Kelompok anak – anak, usia lanjut, dan yang dengan penyakit kronis

b. Kelompok pasien dengan resiko tinggi, biaya tinggi c.

Kelompok pasien yang potensi komplain tinggi

d. Kelompok pasien dengan kronis yang rumit, kemungkinan pembiyaan yang cukup banyak 4.

Dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, seorang case manager dapat menangani 25 – 50 pasien, tergantung kondisi kerumitan, sistem pelayanan klinis, budaya kerja rumah sakit.

5.

Direktur menetapkan dan mengangkat case manager

6.

Case manager melakukan skrining pasien yang membutuhkan manajemen pelayanan pasien, berdasarkan pasien yang meliputi :

a.

Risiko tinggi

b.

Biaya tinggi

c.

Potensi komplain tinggi

d.

Kasus dengan penyakit kronis

e.

Kasus komplek / rumit

f.

Kemungkinan sistem pembiayaan yang komplek 7.

Setelah pasien ditentukan sebagai klien, maka dilakukan asesmen utilitas dengan mengumpulkan berbagai informasi klinis, psiko-sosial, sosioekonomis, maupun sistem pembayaran yang dimiliki pasien

8.

Case manager menyusun rencana manajemen pelayanan pasien tersebut, berkolaborasi dengan DPJP serta para anggota tim klinis lainnya, yang mencerminkan kelayakan / kepatutan dan efektivitas-biaya dari pengobatan medis dan klinis serta kebutuhan pasien untuk mengambil keputusan

9.

Case manager melakukan fasilitasi yang mencakup interaksi antara Case manager dan DPJP serta para anggota tim klinis lainnya, berbagai unit pelayanan, pelayanan administrasi, perwakilan pembayar. Fasilitasi untuk koordinasi, komunikasi dan kolaborasi antara pasien dan pemangku kepentingan, serta menjaga kontinuitas pelayanan.

12

10. Case manager memfasilitasi untuk kemungkinan pembebasan dari hambatan yang tidak mempengaruhi kinerja/hasil 11. Case manager memfasilitasi dan memberikan advokasi agar pasien memperoleh pelayanan yang optimal sesuai dengan sistem pembiayaan dan kemampuan finansial 12. Ada bukti dokumentasi kegiatan case manager, antara lain termasuk dalam rekam medis seperti pencatatan dalam formulir edukasi-informasi.

13

BAB IV KESIMPULAN Integrasi dan koordinasi asuhan pasien terdokumentasi dalam : 1. Berkas rekam medis terpadu 2. Notulen rapat pertemuan pembahasan kasus (kasus sulit/potensial bermasalah) 3. Notulen rapat instalasi 4. Audit medis

14

BAB V PENUTUP Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa bahwasanya telah tesusun Panduan Case Manager di RSIA Puri Betik Hati , karena panduan ini merupakan acuan atau panduan bagi RSIA Puri Betik Hati dalam menetapkan Untuk mempertahankan kontinuitas pelayanan selama pasien dirawat di rumah sakit, dibutuhkan case manager yang bertanggungjawab secara umum terhadap pelayanan pasien di RSIA Puri Betik Hati harus mampu menyediakan pelayanan yang sesuai dengan sumber daya rumah sakit dan konsisten.. Semoga dengan telah tersusunnya Panduan Case manager Pasien di RSIA Puri Betik Hati, maka dapat memiliki acuan untuk Case manager melakukan fasilitasi yang mencakup interaksi antara Case manager dan DPJP serta para anggota tim klinis lainnya

15

DAFTAR PUSTAKA 1. Lumenta N. Workshop Standar Akreditasi Rumah Sakit. Juni 2013. 2. WHO. World Alliance for Patient Safety, Forward Programme. 2004 3. KARS. Panduan Pelaksanaan Manajer Pelayanan Pasien Rumah Sakit. Edisi I. November 2013 4. Sutoto.Panduan Praktek MPP (Case Manager), Februari 2017

16

Related Documents

Case Manager
August 2019 40
Case Manager
October 2019 34
Case Manager Resume Sample
October 2019 35

More Documents from ""