ADAB MENUNTUT ILMU 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai, sepenting-penting sesuatu yang dicari dan merupakan sesuatu yang paling bermanfaat, daripada selainnya. Kemuliaan akan dapat didapat bagi pemiliknya dan keutamaan akan diperoleh oleh orang yang memburunya. Allah SWT berfirman, yang artinya: “ katakanlah” (wahai Muhammad) adakah sama orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu.” (Q.s Az-Zumar:9). Dengan ayat ini Allah SWT, tidak mau menyamakan orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu. Tidak diragukan lagi bahwa ilmu adalah ibadah, bahkan merupakan ibadah yang paling agung dan paling utama, sehingga Allah menjadikannya sebagai bagian dari jihad fisabilillah. Allah berfirman, yang artinya: “ Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mikmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk member peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (QS At-Taubah:122). Yang dimaksud dari firman Allah tersebut adalah hendaknya ada kelompok orang yang benar-benar melaksanakan tugas belajar. Rasulullah juga bersabda:L “ Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk menjadi baik, maka akan diberi kefahaman dalam perkara agama. Apabila Allah menganugerahkan kepadamu kefahaman dalam masalah agama ini yang meliputi segenap ilmu syar’I, baik ilmu tauhid, aqidah, atau lainnya maka berbahagialah, karena itu berarti Allah menginginkan kebaikan bagimu. (Muhammad,2005). Menuntut ilmu masuk pada hokum kewajiban bersama (fardu kifayah), dan merupakan sesuatu yang dianjurkan dan sebagai tambahan bagi penuntut ilmu. Bukan merupakan rahasia bagi setiap muslim bahwa ilmu adalah penting, karena demikian pentingnya sehingga setiap orang mengklaim bahwa dirinya memiliki ilmu. Bahkan seorang yang bodoh tidak senang jika dikatakan bodoh, dan akan menjadi senang manakala dikatakan berilmu. Dalam kehidupan dunia, ilmu pengetahuan mempunyai peran yang sangat penting. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan memberikan kemudahan bagi kehidupan baik
dalam kehidupan individu maupun kehidupan bermasyarakat. Menurut al-Ghazali dengan ilmu pengetahuan akan diperoleh segala bentuk kekayaan, kemuliaan, kewibawaan, pengaruh, jabatan, dan kekuasaan. Apa yang dapat diperoleh seseorang sebagai buah dari ilmu pengetahuan, bukan hanya diperoleh dari hubungannya dengan sesama manusia, para binatangpun merasakan bagaimana kemuliaan manusia, karena ilmu yang ia miliki. Dari sini, dengan jelas dapat disimpulkan bahwa kemajuan peradaban sebuah bangsa tergantung kemajuan ilmu pengetahuan yang melingkupi. Dalam kehidupan beragama, ilmu pengetahuan adalah sesutau yang wajib dimiliki, karena tidak akan mungkin seseorang mampu melakukan ibadah yang merupakan tujuan diciptakannya manusia oleh Allah, tanpa didasari ilmu. Minimal, ilmu pengetahuan yang akan memberikan kemampuan kepada dirinya, untuk berusaha agar ibadah yang dilakukan tetap berada dalam aturan-aturan yang telah ditentukan. Dalam agama, ilmu pengetahuan, adalah kunci menuju keselamatan dan kebahagiaan akhirat selama-lamanya.
1.2 Tinjauan Pustaka Ada banyak hadist dan firman Allah mengenai pentingnya ilmu, serta adab mrnuntut imu diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Artinya: “ tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk member peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah:122). b. Juga berdasarkan sebuah hadist yang sangat popular yang diriwayatkan oleh Amirul Mukminin ‘ Umar bin al-Khathab bahwasanya Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya semua Amal itu teegantung pada niatnya. Hal ini juga sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:
Hal tersebut mengingatkan kita bahwasanya apapun yang kita lakukan hendaknya didasari niat yang tulus dan ikhlas hanya kepada Allah SWT. c. Niat yang ikhlas menuntut ilmu karena Allah SWT, sesuai dengan firman-Nya:
d.