Protozoa_inipix.docx

  • Uploaded by: sawal
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Protozoa_inipix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,767
  • Pages: 16
MAKALAH ZOOLOGI “PROTOZOA” Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Zoologi Pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh: Kelompok 8 1. MOURIA BIDARINJANI

(201710070311094)

2. YESSY AFIANI

(201710070311110)

3. NURSAIDAH IRFANI

(201710070311114)

4. SRI MULYANA

(201710070311118)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2018

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas ridho dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Zoologi dengan judul “Protozoa” ini dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini mungkin kami mengalami kesulitan dan kendala yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan wawasan serta pola pikir kami. Namun berkat keyakinan, keinginan, dan usaha dengan sungguh-sungguh akhirnya semua hambatan itu dapat kami atasi dengan baik. Kami menyadari sedalam-dalamnya bahwa kami tidaklah sempurna dalam pembuatan makalah ini. Dengan demikian kami berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat memenuhi persyaratan dalam Mata Kuliah Zoologi ini dan dapat bermanfaat bagi kami serta para pembaca lainnya. Tidak lupa kami berterimakasih kepada rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam proses pembuatan Makalah ini. Sekian dari kami. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, September 2018

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................

i

DAFTAR ISI ..................................................................................................

ii

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang.......................................................................................

1

1.2

Rumusan Masalah ................................................................................

1

1.3

Tujuan

...............................................................................................

1

1.4

Manfaat ...............................................................................................

1

BAB II

ISI

2.1

Pengertian Protozoa .............................................................................

2

2.2

Karakteristik Umum Protozoa ...............................................................

2

A. Ciri-ciri Umum Protozoa .................................................................

2

B. Reproduksi Protozoa .......................................................................

2

C. Habitat .............................................................................................

3

D. Fisiologi Protozoa ............................................................................

3

E. Morfologi Protozoa .........................................................................

3

F. Sistem Pencernaan Protozoa............................................................

4

G. Perkembangbiakkan Protozoa .........................................................

4

H. Sistem Eksresi Protozoa ..................................................................

4

I. Adaptasi Protozoa ............................................................................

4

Klasifikasi Protozoa...............................................................................

4

1. Rhizopoda ........................................................................................

4

2. Fagellata ..........................................................................................

6

3. Cilliata .............................................................................................

7

4. Sporozoa ..........................................................................................

8

Peranan Protozoa ...................................................................................

9

1. Peran Menguntungkan .....................................................................

9

2. Peran Merugikan .............................................................................

9

2.3

2.4

ii

BAB III PENUTUP 3.1

Kesimpulan

.....................................................................................

10

3.2

Saran

.....................................................................................

10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

11

iii

DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 1. Contoh Rhizopoda ..................................................................

5

2. Gambar 2. Contoh Flagellata ....................................................................

6

3. Gambar 3. Contoh Cilliata ........................................................................

7

4. Gambar 4. Contoh Sporozoa .....................................................................

8

iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman purba ada spesies-spesies yang mampu menyusun kulut/kerangka luar yang terbentuk dari kapur/kersik, hal ini diketahui dari fosil-fosil yang terdapat dalam batubatu yang berasal dari zaman kambrium + 600 juta tahun yang lalu. Spesies yang berkerangka kersik lebih dahulu hidupnya bila dibandingkan dengan berkerangka kapur. Lebih dari sejuta spesies hewan masih hidup saat ini, dan terdapat kemungkinan bahwa setidaknya sejuta organisme baru akan diidentifikasi oleh generasi ahli biologi masa depan. Hewan dikelompokkan ke dalam sekitar 35 filum, namun jumlah sebenarnya bergantung pada perbedaan pandangan para ahli sistematika. Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran inti (eukariota). Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300 mikron. Bentuk sel Protozoa sangat bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Protozoa umumnya dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun ada juga yang tidak memiliki alat gerak. Protozoa hidup secara heterotrop dengan memangsa bakteri, protista lain, dan sampah organisme. Ukuran protozoa beranekaragam, yaitu mulai kurang dari 10 mikron sampai ada yang mencapai 6 mm, meskipun jarang. Diperairan, protozoa adalah penyusun zooplankton. Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi organik dari organisme mati). Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang menguntungkan, protozoa membungkus diri membentuk kista untuk mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan yang sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada yang hidup bebas (soliter). 1.2 Rumusan Masalah Apakah yang dimaksud dengan protozoa? Bagaimana cirri-ciri umum kehidupan protozoa? Apa saja pengklasifikasian protozoa? Apa peranan protozoa dalam kehidupan?

1.3 Tujuan Makalah Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan protozoa. Untuk mengetahui ciri-ciri umum dari kehidupan protozoa. Untuk mengetahui klasifikasi dari protozoa. Untuk mengetahui peranan protozoa dalam kehidupan. 1.4 Manfaat Makalah Agar kita dapat mengetahui apa itu protozoa. Agar kita dapat mengetahui apa saja ciri-ciri umum dari kehidupan protozoa. Agar kita dapat mengetahui pengklasifikasian dari protozoa. Agar kita dapat mengetahui peranan protozoa dalam kehidupan.

1

BAB II ISI 2.1 Pengertian Protozoa Protozoa berasal dari bahasa latin yang terdiri atas dua kata yaitu proto yang artinya pertama dan zoon yang artinya hewan. Jadi, protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik, kadang-kadang antara alga dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Protozoa termasuk kelompok protista yang mirip hewan. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari alga karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah. Sebagai contoh alga hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Pada umumnya protozoa bersel satu, tetapi ada beberapa spesies yang membentuk koloni. Umumnya didalam satu sel terdapat satu inti, tetapi dari beberapa spesies secara generatif berkonjugasi karena individu jantan dan betina belum jelas perbedaannya. Protozoa hanya dapat hidup dari zat-zat organik, yang merupakan konsumen dalam komunitas, mereka memakai bakteri atau mikroorganisme lain atau sisa-sisa organisme, seperti di perairan umumnya merupakan zoo plankton. 2.2 Karakteristik Umum Protozoa A. Ciri-ciri umum protozoa a. Organisme uniseluler (bersel tunggal). b. Eukariotik (memiliki membran nukleus). c. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok). d. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof) e. Hidup bebas, saprofit atau parasit. f. Dapat membentuk kristal untuk bertahan hidupAlat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela. Ciri-ciri protozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau flagen, memiliki membransel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara vegetatif dan generatif. B. Reproduksi Protozoa 1. Aseksual (vegetatif) a. Pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner terjadi pada Amoeba. Paramaecium dan Euglena. Paramaecium membelah secara membujur/ memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi, sedangkan Euglena membelah secara membujur /memanjang (longitudinal). b. Spora, perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut sporozoid. 2. Seksual (Generatif) a. Konjugasi, Peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya. Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami.

2

b.

Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh nyamuk.

Adapun yang mencirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan amoeba yang biasa dilakukan adalah dengan membela diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti selnya. Pada amoeba bila keadan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amoeba akan membentu kista. Di dalam kistaamoeba dapat membelah menjadi amoeba-amoeba baru yang lebih kecil. Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amoeba-amoeba baru tadi dapat keluar. C. Habitat Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa organisme lainnya,. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organik dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organik dari organisme yang telah mati ada pula yang bersifat parasitik. D. Fisiologi Protozoa Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkungan ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membran yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. E. Morfologi Protozoa Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan 3

skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur. Bentuk protozoa sangat beraneka ragam. Ada yang lonjong, bulat, dan memanjang. Ada juga yang memiliki bentuk berubah-ubah, misalnya amoeba. Pada spesies tertentu dari protozoa mempunyai berbagai bentuk morfologi pada tingkat yang berbeda dalam daur hidupnya, misalnya plasmodium. F. Sistem Pencernaan Protozoa Cara makan protozoa yang mamiliki mulut, yaitu dengan memasukkan makanannya melalui mulut kemudian menuju kerongkongan melalui sitofaring dan berakhir pada vakuola makanan. Sebaliknya, bagi Protozoa yang tidak memiliki mulut, yaitu dengan menelan secara utuh mangsanya melalui permukaan selnya. Sisa-sisa makanan akan dibuang melalui lubang pada ektoplasma. Protozoa yang bersifat parasit akan menyerap makanan (berupa cairan tubuh inangnya) melalui seluruh permukaan tubuhnya. Protozoa yang memakan organisme lain yang lebih kecil seperti bakteri, alga, atau protozoa lain disebut holozoik. Jika makanannya dihasilkan sendiri melalui fotosintesis seperti pada tumbuhan hijau, maka protozoa tersebut bersifat halopitik. Sedangkan protozoa yang makanannya berupa bahan-bahan organik dan sisa-sisa tumbuhan disebut saprofitik. G. Perkembangbiakkan protozoa Berlangsung secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Perkembangbiakan seksual biasanya dalam bentuk singami, yaitu persatuan dua gamet yang sama atau yang berbeda ukurannya dan konjugasi, yaitu pertukaran inti (mikronukleus setelah terjadi pembelahan) sehingga terjadi reorganisasi pada kedua individu yang bertukar inti. Perkembangbiakkan aseksualnya dilakukan dengan membelah diri secara memanjang atau melintang. Ada juga yang berkembang biak secara schizogoni, yaitu beberapa sel anak dibentuk dari sebuah sel induk. Pembelahan dimulai dari nukleus, kemudian diikuti oleh selnya. Sel-sel baru hasil pembelahan ada yang hidup bebas sendiri, tetapi ada juga yang membentuk koloni. H. Sistem Ekskresi Protozoa Alat ekskresi protozoa berupa vakuola berdenyut (vakuola kontraktil). Vakuola kontraktil berfungsi mengeluarkan ampas metabolisme dan mengatur tekanan (osmoregulator). I. Adaptasi Protozoa Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggang, bakteri, dan mikrofungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan konsumen di dekomposer dari rantai makanan. Protozoa juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan biomasa. Protozoa dapat menyerap makanan melalui membran sel mereka, misalnya amoeba, mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau "mulut pori-pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa yang mencerna makanan di perut mereka seperti kompartemen disebut vakuola. 2.3 Klasifikasi protozoa Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak,yaitu: 1. Rhizopoda (Sarcodina) Pada kelompok ini, alat geraknya berupa aliran isi sel atau tonjolan sitoplasma yang disebut pseudopodia. Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda yang sangat dikenal adalah Amoeba sp. Bentuk sel amoeba tidak tetap, sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Habitat organisme ini di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian 4

kecil hidup di dalam tubuh hewan atau manusia. Ektoplasma Amoeba sp. bersifat lebih kental dari endoplasma, sehingga aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan dalam penjuluran dan penarikan pseudopodia.

Sumber: https://mengakujenius.com Gambar 1. Contoh Rhizopoda (Amoeba)  Pencernaan Makanan Rhizopoda Dengan cara ini Amoeba bergerak untuk menangkap makanan. Dengan kaki semunya, Amoeba dapat menangkap dan mengambil makanan. Mula-mula kaki semu (pseudopoda) dijulurkan ke arah makanan lalu mengelilingi makanan tersebut. Kemudian, membran plasma bergerak mendekati dan mengikuti kaki semu mengelilingi makanan. Bersatunya kedua ujung membran plasma membentuk vakuola, makanan dicerna di dalam vakuola makanan. Dari sini, sari makanan diedarkan ke seluruh tubuh. Pembelahan dimulai dari membelahnya inti sel menjadi dua, lalu diikuti oleh pembelahan sitoplasma. Pembelahan inti tersebut menimbulkan lekukan yang sangat dalam yang lama-lama akan putus sehingga terjadilah dua sel anak Amoeba.  Morfologi Rhizopoda a. Bergerak bebas di dalam air laut dan tawar. b. Bergerak dan menagkap mangsa dengan menggunakan kaki semu. c. Berkembangbiak dengan cara membelah biner.  Fisiologi Rhizopoda Sel amoeba dilindungi oleh membran sel, dimana didalam selnya terdapat organelorganel diantaranya inti sel, vakuola kontraktil, dan vakuola makanan. Ukuran amoeba berkisar antara 200-300 mikron, bentuknya selalu berubah-ubah, amoeba bergerak dengan cara mengalirkan penjuluran protoplasma yaitu pseudopodia.  Reproduksi Rhizopoda (Amoeba) Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua, kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya yang masing-masing menjadi dua dan menyelubungi inti sel. Dimana amoeba bereproduksi secara vegetatif dengan cara membelah diri, perkembangbiakan amoeba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membelah diri sesuai pada kondisi mereka mengadakan pembelahan setiap 15 menit. Setelah sitoplasma terpisah maka terbentuklah dua sel baru.

5

 Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda 1. Amoeba, jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh manusia disebut Entamoeba, misalnya: Entamoeba dysentriae, penyebab penyakit disentri, karena menyerang dan merusak jaringan usus, disebut juga Entamoeba histolitica, Entamoeba ginggivalis, hidup di rongga mulut dan Entamoeba coli, hidup dalam kolon, sebenarnya bukan parasit, tetap kadang-kadang menyebabkan diare. 2. Foraminifera, hidup di laut, terlindung kerangka luar yang beruang banyak yang terbuat dari kalsium karbonat. Kerangka yang telah kosong mengendap di dasar laut dan merupakan tanah "globigerina".Fosilnya berguna sebagai petunjuk dalam pencarian minyak bumi. 3. Radiolaria, hidup di laut. Kerangka tubuhnya tersusun dari silikat membentuk tanah radiolaria yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok. 2.

Flagellata (Mastigophora) Flagellata berasal dari kata flagel artinya cambuk atau Mastigophora dari mastig artinya cambuk, phora artinya gerakan. Semua anggota filum flagellata bergerak menggunakan flagel. Bentuk tubuh flagellata tetap karena dilindungi oleh pelikel. Di antara Flagellata ada yang hidup bebas, ada pula yang hidup bersimbiosis dalam tubuh hewan, tetapi kebanyakan bersifat parasit. Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner secara longitudinal, sedangkan reproduksi seksual belum banyak diketahui.

Sumber: https://mengakujenius.com Gambar 2. Contoh Flagellata Flagellata dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu: 1. Flagellata yang mempunyai kromatofora dan struktur yang mengandung pigmen hijau klorofil, disebut kelompok fitoflagellata. Contoh: a. Euglena viridis, hidup di air tawar. b. Volvox globator, hidup di air tawar, berkoloni, merupakan kumpulan ribuan hewan bersel satu yang berflagel dua. Sel-sel pembentuk koloni dihubungkan dengan benangbenang plasma. c. Noctiluca miliaris, hidup di laut, mempunyai dua flagel, yang satu panjang dan yang satu pendek, hewan ini menyebabkan laut tampak bercahaya pada waktu malam hari 2. Flagellata yang tidak mempunyai pigmen klorofil disebut kelompok zooflagellata. Contoh: a. Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit tidur pada manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tse-tse, yaitu Glosina palpalis dan Glosina

6

b. c. d. e.

mursitans.Trypanosoma hidup di dalam kelenjar getah bening atau cairan serebro spinal manusia. Trichomonas vaginalis, parasit pada vagina saluran urine wanita. Leishmania tropica, penyebab penyakit kalaazar dengan tanda demam dan anemia. Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit, disebut penyakit oriental. Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura (malas) pada ternak.

3. Cilliata (Ciliophora) Ciliata adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa rambut getar (cilia). Rambut getar ini adalah bulu-bulu halus yang melekat pada membran sel. Dengan menggunakan rambut getar, makhluk hidup dapat bergerak bebas ke segala arah di dalam air. Alat gerak berupa cilia atau bulu getar.Bentuk tubuh tetap, hidup di air tawar yang banyak mengandung zat organik dan bakteri. Ada yang hidup bersimbiosis di dalam usus vertebrata.

Sumber: https://mengakujenius.com Gambar 3. Contoh Cilliata  Cara Makan Dan Ekskresi Pada Ciliata Silia pada ciliata selain berfungsi sebagai alat gerak juga berfungsi sebagai alat menangkap makanan. Cara menangkap makanan adalah dengan menggetarkan silianya, agar terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Pada saat itulah masuk bersamaan dengan air bakteri, bahan organik, atau hewan uniseluler lainnya.Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitostoma Sitostoma dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan.Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan.  Respirasi Pada Ciliata Respirasi pada ciliata sama yang dilakukan seperti amoeba yaitu dengan cara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya (selaput plasma). Sitoplasma dibedakan menjadi dua yaitu bagian luar adalah ektoplasma dan bagian dalam disebut endoplasma. Dibagian ektoplasma terdapat bentukan menyerupai akar yang disebut trikosit. Fungi trikosit untuk melindungi diri dari terhadap serangan lawan dan juga untuk menambatkan diri pada hewan lain waktu mengambil makanan. Tubuhnya dilindungi oleh pellicle, sehingga bentuk dari organism ini tetap.  Reproduksi Pada Ciliata Proses reproduksi pada ciliata yaitu secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan aseksual pada ciliata yaitu dimulai dengan membelah diri secara transversal, dimulai dengan membelah makronukleus yang diikuti oleh sitoplasmanya, membelah diri dapat terjadi + tiap 24 jam. Setelah terjadi beberapa kali pembiakan aseksual (vegetatif), terjadilah pembiakan 7

seksual (generatif) secara konjugasi yang dimulai dengan pertemuan antara 2 individu pada bagian mulut. Kemudian terjadi peristiwa selanjutnya makronukleusnya lenyap. Mikronukleusnya membelah secara meiosis menjadi empat. Tiga diantaranya lenyap dan satu membelah menjadi dua mikronukleus (haploid). Dan terjadi tukar menukar mikronuklues sehingga menjadi penyatuan mikronukleus haploid menjadi mikronukleus diploid, tiap individu memisahkan diri. Dalam keadaan demikian tiap individu dan mikronukleusnya akan mengadakan pembelahan dua kali berturut-turut hingga menjadi empat paramecium baru dengan makronukleus.  Contoh Spesies Kelas Ciliata a. Paramaecium caudatum, adalah Ciliata yang hidup bebas. Bentuk selnya seperti sandal, ukuran kira-kira 250 mikron, mempunyai sitostom (celah mulut) pada membran plasma, dan selnya diselubungi oleh pelikel. Sel berisi dua inti sel yang terdiri atas inti kecil (mikronukleus) dan inti besar (makronukleus), sitoplasma, vakuola makanan (pencerna makanan), serta vakuola kontraktil (pengeluaran zat sisa). Gerakan Paramaecium caudatum dilakukan dengan menggetarkan cilianya. Gerakan cilia sulit diamati oleh mikroskop karena gerakannya sangat cepat bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dengan arah transversal, seksual dengan konjugasi dengan terjadi pertukaran inti kecil (mikronukleus). b. Stentor, bentuk seperti terompet dan menetap di suatu tempat. c. Vorticella, bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan bentuk lurus atau spiral yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya. 3) Didinium, predator pada ekosistem perairan, yaitu pemangsa Paramaecium. d. Stylonichia, bentuk seperti siput, cilianya berkelompok. Banyak ditemukan pada permukaan daun yang terendam air.Contoh gambarnya adalah sebagai berikut. e. Balantidium coli, habitat pada kolon manusia dan dapat menimbulkan balantidiosis (gangguan pada perut). 4. Sporozoa Tidak mempunyai alat gerak. Dapat membentuk semacam spora dalam siklus hidupnya, bersifat parasit pada manusia atau hewan. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit pada manusia dan hewan.Tubuh Sporozoa berbentuk bulat atau oval, mempunyai nukleus, tetapi tidak mempunyai vakuola kontraktil. Makanan diserap langsung dari hospesnya melalui permukaan tubuh, demikian pula respirasi dan ekskresinya melalui permukaan tubuh.

Sumber: https://mengakujenius.com Gambar 3. Contoh Sporozoa 8

 Reproduksi Sporozoa Berkembang biak secara vegetatif di dalam tubuh manusia dan generatif di dalam tubuh nyamuk, didalam tubuh nyamuk gametosit yang terhisap nyamuk akan berubah jadi mikro dan makrogamet. Perkawinan antara mikro dan makrogamet menghasilkan suatu zigot, zigot membentuk ookinet di dalam usus nyamuk kemudian protoplasmanya berubah menjadi sporozoit-sporozoit, lalu sporozoit itu menyebar didalam alat pencernan dan sampai di kelenjar ludah nyamuk. Dan di dalam tubuh manusia sporozoit akan menyerang sel hati dan kemudian menyerang eritrosit, setelah pembiakan vegetatif terjadi berulang-ulang maka sel darah merah itu berubah menjadi gametosit yang dapat terhisap oleh nyamuk.  Contoh Hewan Yang Termasuk Dalam Filum Sporozoa Toxoplasma gondii yang menyebabkan penyakit Toksoplasmosis. Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, misalnya daging yang tercemar kista toxoplasma dari kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma gondii membahayakan bagi ibu hamil karena dapat mengakibatkan bayi yang lahir cacat, bahkan dapat membunuh embrio. Contoh lainnya adalah Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Contoh lainnya adalah Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, Plasmodium vivax.  Reproduksi sporozoa a. Aseksual dengan schizogoni, yaitu membelah diri di dalam tubuh inang dan sporogoni, yaitu membuat spora di dalam tubuh inang perantara. b. Seksual dengan peleburan makrogamet dan mikrogamet di dalam tubuh nyamuk. 2.4 Peranan Protozoa 1. Peran menguntungkan 1) Mengendalikan populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri sebagai makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri di alam. 2) Sumber makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan sebagai plankton (zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan hewan air, terutama udang, kepiting, ikan, dll. 3) Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber minyak, gas, dan mineral. 4) Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk tanah radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan penggosok. 2. Peran Merugikan : Protozoa menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak. Penyakit-penyakit yang disebabkan Protozoa antara lain : 1) Entamoeba hitolytica; hidup didalam usus halus manusia, penyebabpenyakit disentri 2) Entamoeba gingivalis; hidup dirongga mulut, penyebab penyakit gingivitis. 3) Balantidium coli; hidup didalam usus tebal (Kolon) manusia, penyebabpenyakit diare (Balontidiosis). 4) Trypanosoma gambiense dan Tryponosoma rhodesiense, penyebab penyakit tidur pada manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tsetse (Glossina palpalis dan Glossina morsitans.

9

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Protozoa adalah organisme uniseluler, hidup di bebas atau parasit, beberapa diantaranya sudah bersimbiosis dengan makhluk hidup lainnya.Pencernaan secara intraseluler di dalam vakuola makanan.Alat gerak berupa pseudopodium, ciliate atau flagella. Pengambilan makanan secara holozoik, saprofit,saprozoik dan holophitik. Umumnya berkembang biak melalui pembelahan sel dan konyugasi. Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk ke sel secara pinositosis. Protozoa berkembangbiak secara seksual dan aseksual. Protozoa diklasifikasikan berdasarkan alat geraknya yaitu: Rhizopoda (sarcodina), Ciliata, Flagellata dan Sporozoa. 3.2 Saran Adapun saran kami sebagai penyusun untuk solusi terhadap permasalahanpermasalahan dalam makalah ini adalah perlunya memahami lebih dalam tentang protozoa sehingga materinya dapat di pahami dengan baik.

10

DAFTAR PUSTAKA Barnes, R. D. 1987. Invertebrate Zoologiy. Saunders. College Publishing. New York Educorolla3.blogspot.com/2009/04/protista-yang-menyerupai-hewan.html Engemann, Joseph G, Hegner, Robert W: invertebrate zoology, Macmillan Publishing co,Inc,New York, 1981 http:/www.duasociety.Co.cc/2009/11/klasifikasi-protozoa Prianto, Juni. 2010. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik).Bandung : ALFABETA

11

More Documents from "sawal"

Pathway Ska.docx
April 2020 15
Bab Vi.docx
April 2020 13
Fungsi Diksi.docx
April 2020 15
Protozoa_inipix.docx
April 2020 13
Pak Mega Tugas Uts.docx
April 2020 16
Proposal Skripsi 2.pdf
April 2020 5