Diagnosis : Anamnesis Keluhan 1. Kwashiorkor, dengan keluhan: − Edema − Wajah sembab − Pandangan sayu − Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa sakit, rontok − Anak rewel, apatis 2. Marasmus, dengan keluhan: − Sangat kurus − Cengeng − Rewel − Kulit keriput 3. Marasmus Kwashiorkor, dengan keluhan kombinasi dari ke-2 penyakit tersebut diatas. Pemeriksaan Fisik Patognomonis 1. BB/TB < 70% atau < -3SD 2. Marasmus: tampak sangat kurus, tidak ada jaringan lemak bawah kulit, anak tampak tua, baggy pants appearance. 3. Kwashiorkor: edema, rambut kuning mudah rontok, crazy pavement dermatosa 4. Tanda dehidrasi 5. Demam 6. Frekuensi dan tipe pernapasan: pneumonia atau gagal jantung 7. Sangat pucat 8. Pembesaran hati, ikterus 9. Tanda defisiensi vitamin A pada mata: konjungtiva kering, ulkus kornea, keratomalasia 10. Ulkus pada mulut 11. LILA < 11,5 cm untuk anak 6-59 bulan Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium: gula darah, Hb, Ht, preparat apusan darah, urin rutin, feses 2. Antropometri 3. Foto toraks 4. Uji tuberkulin Sumber : Pengurus besar ikatan dokter indonesia. Paduan Pratik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Edisi 1. Jakarta: PBIDI.2017
Tatalaksana Alur palayanan gizi buruk anak di Rumah Sakit/ Puskesmas serta jadwal dan pengobatan Anak gizi buruk dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
1. Fase stabilisasi Sebelum memasuki fase stabilisasi penting diperhatikan pada waktu pemeriksaan apakah anak dalam keadaan latergi, syok, muntah dan atau diare atau dehidrasi karena akan memepengaruhi penatalaksaan pada fase stabilisasi. Apabila anak ditemukan tanpa syok, latergi, muntah, diare, atau dehidrasi penatalaksaan pada fase stabilisasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini
2. Fase Transisi dan Rehabilitasi
MEMBERIKAN STIMULASI SENSORIK DAN DUKUNGAN EMOSIONAL Pada anak gizi buruk terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku karenanya harus diberikan : Kasih sayang Lingkungan yang ceria Terapi bermain terstruktur selama 15 30 menit /hari (permainan ci luk ba, dll) Aktifitas fisik segera setelah sembuh
Keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain dan sebagainya
TINDAK LANJUT DI RUMAH BAGI ANAK GIZI BURUK Bila gejala klinis dan BB/TB-PB >-2 SD, dapat dikatakan anak sembuh Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan di rumah setelah penderita dipulangkan Berikan contoh kepada Orang Tua :Menu dan cara membuat makanan dengan kandungan energi dan zat gizi yang padat, sesuai dengan umur berat badan anak Terapi bermain terstruktur Sarankan : - Memberikan makanan dengan porsi kecil dan sering, sesuai dengan umur anak - Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara teratur : Bulan 1 : 1x/minggu Bulan II : 1x/2 minggu Bulan III VI : 1x/bulan - Pemberian suntikan/imunisasi dasar dan ulangan (booster) - Pemberian vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan sekali (dosis sesuai umur)
Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak. Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk (Buku I). Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2011.