ETIOLOGI Bayi khususnya neonatus rentan terhadap kejadian gagal nafas akibat: (1) ukuran jalan nafas yang kecil dan resistensi yang besar terhadap aliran udara (2) compliance paru yang lebih besar (3) otot pernafasan dan diafragma cenderung yang lebih mudah lelah (4) predisposisi terjadinya apnea yang lebih besar. Sumber: Wratney A, Chifetz I, Fortenberry J, Paden M. Disorders of the lung parenchyma. Dalam: Slonim A, Pollack M, penyunting. Pediatric critical care medicine. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006. DIAGNOSIS 1. Anamnesis Selain mencari tau keluhan utama dan keluhan penyerta (sesuai poin pada manifestasi klinis) untuk menegakkan diagnosis RD, juga perlu ditanyakan riwayat kehamilan dan persalinan untuk mencari faktor resiko dan etiologi dari distress pernpasan seperti tanda-tanda distress pada janin sebelum kelahiran, adanya riwayat ketuban pecah dini, adanya mekoneum dalam cairan ketuban, dan lain-lain 2. Pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan fisik, beberapa hasil pemeriksaan yang ditemukan juga dapat membantu memperkirakan etiologi distress nafas. Bayi prematur dengan berat badan lahir < 1500 gram dan mengalami retraksi kemungkinan menderita HMD, bayi aterm yang lahir dengan mekoneum dalam caian ketuban dan diameter antero-posterior rongga dada yang membesar beresiko mengalami MAS, bayi yang letargis dan keadaan sirkulasinya buruk kemungkinan menderita sepsis dengan atau tanpa pneumonia, bayi yang hampir aterm tanpa faktor resiko tetapi mengalami distress nafas ringan kemungkinan mengalami transient tachypnea of the newborn (TTN), dan hasil pemeriksaan fisik lainnya yang dapat membantu memperikirakan etiologi distress nafas. 3. Pemeriksaan penunjang
Sumber : Mathai S, Raju C, Kanitkar C. Management of respiratory distress in the newborn. MJAFI. 2007;63. Sumber gambar:
Hermansen C, Lorah K. Respiratory distress in the newborn. Am Fam Physician. 2007;76.