Obesitas

  • Uploaded by: Wahyu Kumil Laila
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Obesitas as PDF for free.

More details

  • Words: 1,535
  • Pages: 8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO memperkirakan lebih dari satu milyard penduduk dunia mempunyai berat badan lebih (Overweighr) dan sedikitnya 300 juta dari mempunyai berat badan dalam kategori obesitas. Obesitas mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan. Sebagaimana yang diperoleh dalam suatu studi yang menyebutkan bahwa hampir l0 % dari seluruh total biaya kesehatan disuatu negara terserap pada penyakit yang berhubungan dengan obesitas. Beberapa kondisi medik yang serius sering dialami oleh penderita obesitas yang nantinya akan menyebabkan kualitas hidup yang rendah, angka kesakitan dan angka mortalitas yang tinggi pada usia muda. Selain hal diatas, menurut beberapa studi pasien obesitas dikatakan juga mempunyai stigma yang negatif dalam hal hubungan interpersonal yang biasa dialami dalam dunia pendidikan, pekerjaan serta dalam kehidupan masyarakat lainnya sehingga tingkat produktifitas pasien obesitas akan rendah. Pendekatan manajernen berat badan merupakan dasar tidak hanya pada obesitas tapi juga pada sindroma metabolik. Penurunan berat badan 5-10 % dikatakan sudah dapat memberikan perbaikan profil metabolik sehingga angka kejadian komplikasi obesitas juga akan menurun. Penanganannya yang terintegrasi dalam manajemen berat badan mencakup diet, aktivitas fisik dan yang terpenting adalah perubahan perilaku sedangkan terapi farmakologis dapat diberikan juga sebagai bagian manajemen berat badan.

BAB II PEMBAHASAN A. Patofisiologi Obesitas Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan kalori dalam tubuh serta penurunan aktivitas fisik, yang berdampak pada penumpukan lemak di sejumlah bagian tubuh (Rosen, 2012). Berdasarkan penelitian, kontrol nafsu makan dan tingkat kekenyangan seseorang diatur oleh mekanisme neural dan humoral (neurohumoral) yang dipengaruhi oleh genetik, nutrisi, lingkungan dan sinyal psikologis. Hipotalamus merupakan pengaturan keseimbangan energi melalui 3 proses fisiologis, yaitu mengendalikan rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energi dan regulasi sekresi hormon. Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal eferen (yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari perifer (jaringan adiposa, usus dan jaringan otot). Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolik (meningkatkan rasa lapar serta menurunkan pengeluaran energi) dan dapat pula bersifat katabolik (anoreksia, meningkatkan pengeluaran energi) dan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang. Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu makan, serta berhubungan dengan faktor distensi lambung dan peptida gastrointestinal, yang diperankan oleh kolesistokinin (CCK) sebagai stimulator dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang diperankan oleh fat-derived hormon leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi (Sherwood, 2012). Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposa meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah. Kemudian, leptin merangsang anorexigenic center di hipotalamus agar menurunkan produksi Neuro Peptida Y (NPY) sehingga terjadi penurunan nafsu makan. Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi, maka jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic center di hipotalamus yang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar penderita obesitas terjadi resistensi leptin, sehingga

tingginya kadar leptin tidak menyebabkan penurunan nafsu makan (Dipiro, et al., 2015). B. Manifestasi Klinik Secara umum manifestasi klinik dari obesitas dapat berupa wajah bulat dengan pipi tembem dan dagu berlipat, leher pendek, perut buncit (pendulous abdomen), dan dinding perut yang berlipat-lipat, serta tungkai berbentuk huruf x (Dipiro et al., 2008). Selain itu komplikasi yang terjadi pada penderita obesitas dapat menyebabkan keabnormalitasan dalam tubuh, masalah-masalah tersebut berupa : 1.

Penyakit jantung Manifestasi klinis obesitas dapat menyebabkan

hipertensi, hiperlipidemia, resistensi insulin dan intoleransi glukosa. Semua manifestasi dari obesitas mengarah pada resiko penyakit jantung (Dipiro dkk, 2008). 2. Penyakit Paru-paru

Obesitas

dapat

menyebabkan

sindrom

Pickwickian atau kombinasi antara obesitas dan kesulitan bernafas saat tidur dan infeksi saluran pernafasan (Misnadirly, 2007). 3. Gangguan endokrin dan metabolik Timbulnya diabetes melitus, perlemakan hati dan hipertrigliserid (Misnadirly, 2007). 4. Gangguan saluran pencernaan beruoa kolelitiasis dan kolesistisis (Misnadirly, 2007). 5. Osteoartitis Osteoarthritis pada sendi yang menahan berat badan seperti lutut, berhubungn langsung dengan efek mekanik dari obesitas yang memberikan beban berat pada sendi. Obesitas dapat menyebabkan tulang rawan berubah, kolagen dan bahkan metabolisme tulang. Gejala osteoartitis, seperti nyeri, merupakan suatu hambatan yang signifikan untuk aktivitas fisik (Dipiro dkk, 2008). 6. Mempengaruhi sistem reproduksi Obesitas dapat menyebabkan gangguan haid pertama pada anak perempuan dan hiperandrogenisme, hirsutisme, dan siklus menstruasi anovulatori pada wanita. Pada beberapa wanita obesitas menampakkan sindrom ovarium polikistik (Dipiro dkk, 2008). 7. Serta problem psikiatri dan sosial (Misnadirly, 2007).

C. Diagnosis Obesitas Obesitas dapat diidentifikasi berdasarkan kriteria pengukuran antropometri dan atau pemeriksaan laboratorik, kriteria tersebut terdiri atas (Rini, 2015) : 1.

Pengukuran lingkar pinggang Pengukuran lingkar pinggang ini

boleh dikatakan berguna dalam penentuan obesitas sentral. Lingkar pinggang menggambarkan lemak tubuh di antaranya tidak termasuk berat tulang (kecuali tulang belakang) atau massa otot yang besar yang mungkin akan bervariasi dan memperngaruhi hasil pengukuran. Lingkar pinggang untuk orang Asia ≥90 cm pada pria dan wanita ≥ 80 cm sebagai batasan obesitas central. 2. Trigliserida >150 mg/dL (1,7 mmol/L) 3. HDL–C: <40 mg/dL (1,03 mmol/L) pada pria dan <50 mg/dL (1,29 mmol/L) pada wanita 4. Pengukuran berat badan dibandingkan dengan standar, bila berat badan > 120% berat badan standar disebut obesitas 5. Pengukuran berat badan dibandingkan dengan tinggi badan (BB/ TB). Bila BB/ TB . > 95 persentil atau > 120% atau Z-score = + 2 SD 6. Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (tebal lipatan kulit), bila tebal lipatan kulit triceps > 85 persentil merupakan indikator obesitas 7. Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densditometri dan hidrometri, tetapi cara ini tidak digunakan pada anak karena sulit dan tidak praktis walaupun metode ini yang paling akurat 8. Indeks Massa Tubuh (IMT) IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tapi hasil riset telah menunjukan bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran lemak tubuh secara langsung. IMT adalah metode yang tidak mahal dan gampang untuk dilakukan untuk memberikan indikator atas lemak tubuh dan digunakan untuk screening berat badan yang bisa mengakibatkan problema kesehatan. Indikator seseorang dapat disebut obesitas yaitu jika memiliki nilai IMT >30. D. Terapi farmokolgi 1. Lipase inhibitor Lipase inhibitor (Orlistat) bekerja dengan menghambat penyerapan lemak, mengubah metabolisme lemak badan dengan cara menghalangi kerja

enzim lipase lipoprotein yang bekerja memecah lemak, sehingga lemak dibuang keluar tubuh melalui feses. Lemak dapat diabsorpsi apabila telah diubah oleh lipase menjadi asam lemak dari makanan tidak dihidrolisis menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Oleh karena itu, sebagian lemak tidak diserap usus. Efek samping dalam penggunaan obat ini antara lain perut tidak nyaman, perut kembung, rektal tidak nyaman

Dosis oral

orlistat yang lazim diberikan 120 mg tiga kali sehari (Dipiro et al.,2015). 2. Non adrenergic Agents Phentermine bekerja dengan meningkatkan pelepasan norepinephrine oleh hipotalamus, yang kemudian menurunkan nafsu makan, dan akhirnya menurunkan asupan makanan. Phentermine merupakan obat golongan stimulan dan sebagai terapi tunggal telah dilaporkan meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung. Sebagai catatan, dalam uji klinik, kombinasi phentermine dan topiramate justru menurunkan tekanan darah (Dipiro et al.,2015). 3. Serotonergic Agent Sibutramin adalah golongan obat keras yang hanya dapat diperoleh dan hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Obat keras ini merupakan senyawa kimia yang bekerja dengan cara menghambat ambilan (reuptake) norepinefrin, serotonin, dan dopamin. Sibutramin menurunkan asupan makanan dengan cara mempercepat timbulnya rasa kenyang dan mempertahankan penurunan pengeluaran energi setelah penurunan berat badan. Dengan pengawasan dokter, sibutramin hidroklorida digunakan sebagai terapi tambahan dalam program penurunan berat badan pada nutritional obesity patients dengan indeks massa tubuh (Body Mass Index, BMI) lebih dari atau sama dengan 30 kg/m2, atau pada nutritional excess weight patients dengan indeks massa tubuh lebih dari atau sama dengan 27 kg/m2, yang memiliki faktor risiko yang terkait dengan obesitas seperti diabetes tipe 2 atau dislipidemia. Obat ini hanya boleh digunakan pada pasien yang sebelumnya telah gagal dengan pemberian obat tunggal lain dan penggunaannya harus merupakan bagian dari pendekatan terintegrasi penurunan berat badan di bawah pengawasan dokter yang berpengalaman (Dipiro et al.,2015).

4.

Cannabinoid Receptor Agent Rimonabant bekerja dengan cara

mengaktifkan reseptor kanabinoid. CB2, dimana reseptor CB1 sentral dan perifer ikut serta dalam berbagai aspek keseimbangan energi, regulasi intake makanan, metabolisme glukosa dan lipid serta komposisi tubuh. Sedang reseptor CB2 terekspresi terutama dalam sistem kekebalan dan sampai saat ini tidak diketahui peranannya dalam keseimbangan energi. Rimonabant (SR 141716A) pertama ditemukan tahun 1994 sebagai penghambat reseptor CB1 di otak, reseptor ini yang sekarang dikenal memiliki efek yang poten dalam hal makan, metabolisme nutrien dan komposisi tubuh. Endocrinology and Metabolic Drugs Advisory Comittee dari FDA pada bulan Juni 2007, menyatakan bahwa Rimnonabant tidak menunjukkan efek yang diinginkan sebagai sediaan untuk mengatasi kelebihan berat badan dan obesitas. Selain itu juga adanya bukti kuat peningkatan resiko efek samping neurologis seperti kejang, depresi, ansietas, agresiveness, dan kecenderungan bunuh diri pada pengguna rimonabant (Dipiro et al.,2008).

BAB III KESIMPULAN Penurunan berat badan yang sedang (moderate) serta pengurangan obesitas sentral dikatakan akan tercapai dengan penggunaan terapi farmakologi pada obesitas disamping manajemen perubahan pola hidup yang intensif. Keuntungan

lain yang dapat kita harapkan adalah adanya perbaikan profil metabolik serta berkuranglya faktor resiko kardiovaskular sebagai komplikasi obesitas yang juga menjadi target utama terapi pada obesitas.

DAFTAR PUSTAKA Dipiro, J, T., Talbert R, L., Yee, G, C., Matzke, G. R., Wells, B.G., Posey, L. M. 2008.

Pharmacology,

A

Pathophisiologyc

McGrawHill USA; Medical Publishing Division.

Approach,

7th

Edition.

Dipiro, J.T., Dipiro,C.V., Wells, B.G., dan Schwinghammer, T.L. 2015. Pharmacotherapy Handbook. 9th edition. McGraw-Hill. United States Misnadirly, 2007, Obesitas Sebagai Faktor Resiko Beberapa Penyakit, Yayasan Pustaka Obor, Jakarta Rini, Sandra. 2015. Sindrom Metabolik. J Majority Volume 4 Nomor 4 Rosen, S. Shapouri, S. 2012. Obesity in the midst of unyielding food insecurity in developing countries. Amberwaves USDA ERS Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. EGC. Jakarta.

Related Documents

Obesitas
November 2019 14
Obesitas
August 2019 23
Obesitas
June 2020 15
Obesitas Ank.docx
November 2019 13

More Documents from ""

Terapi Nonfarmakologi.rtf
August 2019 39
Obesitas
August 2019 23
Suspensi, Ppt.ppt
May 2020 48
June 2020 45
Indikator Pmkp 2019.docx
November 2019 59
Confiture-de-fraises.pdf
December 2019 26