Nilai Bekerja Dalam Islam

  • Uploaded by: H Masoed Abidin bin Zainal Abidin Jabbar
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Nilai Bekerja Dalam Islam as PDF for free.

More details

  • Words: 795
  • Pages: 2
Nilai Bekerja Dalam Islam

َ َ َ َ ُ ‫جدْه‬ َ‫جد‬ َ َ‫شيْئًا وَو‬ َ ‫حتَّى إِذ َا‬ َ ً‫ماء‬ ُ ‫مآ‬ ْ َ ‫ب بِقِيعَةٍ ي‬ َ ‫ح‬ َ َ‫م ك‬ ِ َ‫م ي‬ ْ َ ‫جاءَه ُ ل‬ َ ‫ن‬ ْ ّ ‫ه الظ‬ ُ ُ ‫سب‬ ْ ُ‫مالُه‬ َ ْ ‫ن كَفَُروا أع‬ ٍ ‫سَرا‬ َ ‫وَال ّذِي‬ َ َ ‫ب‬ ِ ْ ‫سرِيعُ ال‬ ِ ُ ‫عنْدَه ُ فَوَفَّاه‬ ِ ‫ه‬ َ ‫ح‬ َ ‫ه‬ َ ‫ح‬ ُ ّ ‫ه وَالل‬ ُ َ ‫ساب‬ َ ّ ‫الل‬ ِ ‫سا‬ “Laki-laki yang tidak dihalalkan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut pada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang”. (Q.S. An-Nur: 37) Dalam Isalam setiap orang dituntut bekerja, menyebar di muka bumi, untuk mencari rezki yang Allah hamparkan un tuk manusia.Allah SWT berfirman: “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagimu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-nya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”. (Q.S. Al-Mulk: 15) DR. Yusuf Qardhawi mengatakan, yang dimaksud bekerja adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang, baik sendiri atau bersama orang lain, untuk memproduksi suatu komoditi atau memberikan jasa. Islam membukan pintu kerja bagi setiap muslim agar ia dapat memilih amal atau pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, pengalaman, dan pilihannya. Islam tidak membatasi suatu pekerjaan secara khusus kepada seseorang, kecuali demi pertimbangan kemaslahatan masyarakat dan lingkungan. Islam tidak akan menutup peluang kerja seseorang kecuali jika pekerjaan itu akan merusak fisik ataupun mental. Setiap pekerjaan yang merusak diharamkan oleh Islam. Dengan bekerja, seseorang akan memperoleh penghasilan, laba, atau imbalan, yang dapat digunakannya untuk memenuhi nafkahnya dan keluarganya, baik sandang, papan maupun pangan. Mencari nafkah dengan bekerja secara halal adalah suatu kewajiban setiap muslim. Dan para Nabiyullah ‘Alaihissalam pun orang-orang yang senantiasa melestarikan kewajiban ini. DR. Hamzah Ya’qub dalam bukunya Kode Etik Dagang Menurut Islam menyebutkan beberapa faktor keberhasilan dan keberkahan dagang dapat pula dijadikan faktor keberhasilan dunia usaha dan kerja lainnya. Diantara faktor-faktor tersebut adalah: Sarana fisik material, sarana tersebut ialah tenaga manusia itu sendiri, modal atau kapital dan alat-alat pendukungnya dan faktor mental spritual. Skill Skill, keahlian, kepandaian dan keterampilan adalah faktor yang cukup menentukan keberhasilan seseorang dalam segala bidang usaha dan pekerjaan. Dalam usaha dagang misalnya, diperlukan pengetahuan khusus seperti ekonomi umum, marketing, management dan pembukuan. Iman dan Taqwa Kedua faktor ini, iman dan taqwa – menjadi jaminan keberhasilan dan keberkahan setiap usaha dan pekerjaan. Kejujuran Kejujuran adalah modal setiap orang dalam bekerja yang terkadang terlupakan. Karena kejujuran seseorang dipercaya oleh orang lain. Jika seseorang menelantarkan kejujuran dengan berlaku khianat, curang atau culas, maka siapa yang akan percaya kepadanya? Sehingga sempitlah ruang geraknya dan sempit pula peluang rezekinya. Karena berharganya kejujuran, Rasulullah SAW bersabda: “Pedagang yang jujur lagi dipercaya, adalah bersama para Nabi, Shadiqin dan para Syuhada (orang-orang yang mati syahid)”. (H.R. Tirmidzi dan Hakim) Azam (kemauan keras dan Istiqamah (tekun) Kemauan keras untuk terus maju (azam), tekun (istiqamah) dan sabar memegang peranan penting dalam dunia usaha. Pekerja yang berhasil adalah mereka yang tidak pernah lesu, loyo, apalagi putus asa. Mereka selalu memiliki azam dan istiqamah dalam bekerja dan membina usaha, dengan melahirkan inisiatif, daya cipta, gagasan dan kreasi-kreasi baru dalam rangka meningkatkan karya dan pengembangan usahanya. Sekalipun azam dan istiqamah serta kesabaran para Rasul menyangkut perjuangan dalam menyiarkan agama Allah di muka bumi, namun sikap mental yang terpuji ini perlu diterapkan oleh para pelaku usaha dan setiap pekerja di semua profesi yang ia tekuni. Tawakkal Keuntungan dan keberuntungan dalam berusaha dan bekerja bukanlah suatu yang dapat dipastikan keberhasilannya dengan kalkulasi matematik. Karena itu Islam mengajarkan perlunya tawakkal, yaitu membuat perhitungan, perencanaan yang matang kemudian melaksanakannya dnegan sebaik-baiknya serta mempercayakan dan menyerahkan diri kepada Allah SWT. Qana’ah

Sikap qana’ah, puas dan menerima apa adanya dari anugerah Allah adalah salah satu faktor yang harus dimiliki oleh siapa saja yang ingin berhasil dalam usahanya dan usaha itu diridhai oleh Allah. Qana’ah akan menjauhkan seseorang dari sifat tamak atau rakusakan harta. Orang yang qana’ah, jiwanya tentram dan merasaa bahagia, disamping memproleh anugerah Allah dalam bentuk harta juga diberi kekayaan batin. “Sesungguhnya beruntunglah orang yang masuk Islam, diberi rezki yang memadai (cukup) dan Allah menjadikan dia puas (qana’ah) dengan pemberian itu.” (H.R. Muslim) Zakat dan Infaq Tanda syukur atas anugerah karunia Allah berupa harta benda adalah membersihkannya dengan membayar zakat dan berinfaq. Dengan berzakat dan menginfaqkan harta di jalan Allah, harta yang dimiliki akan terasa keberkahannya. Dan Allah akan memberikan ganti yang Insya Allah lebih banyak dan lebih baik. Allah SWT berfirman: Katakanlah, “Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya). “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantiknya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya”. (Q.S. Saba’: 39)

Related Documents


More Documents from "adinda maharani"