MODUL PERKULIAHAN
SISTEM MANAJEMEN MUTU KONSTRUKSI STANDARISASI SISTEM MUTU
Fakultas
Program Studi
Teknik Sipil dan Perencanaan
Teknik Sipil
Tatap Muka
02
Kode MK
Disusun Oleh
P111700016
Lily Kholida, S.T, M.T
Abstract
Kompetensi
Pendalaman mengenai Standarisasi Sistem Mutu
Memahami Standarisasi Sistem Mutu
Standarisasi Sistem Mutu PENGANTAR Pada saat kita membeli suatu produk atau jasa layanan, kita tentu berharap akan mendapatkan produk atau layanan dengan kualitas atau mutu yang sesuai dengan yang dijanjikan. Jaminan bahwa kita akan mendapatkan kualitas barang atau layanan yang sesuai dengan harapan kita tersebut hanya dapat diberikan oleh perusahaan yang telah memiliki sertifikasi suatu standar sistem mutu. Hal ini merupakan konsep lama dari pemahaman standar sistem mutu. Saat ini telah dikembangkan konsep baru, yaitu standar yang didasarkan pada tingkat kepuasan dan pemenuhan harapan pelanggan. Untuk itulah terdapat suatu standar sistem mutu seperti ISO 9000, Six Sigma dan Malcolm Baldrige dalam membantu kesuksesan perusahaan agar dapat bekerja lebih terorganisir serta membantu pengelolaan dan pengontrolan proses bisnis yang berjalan diperusahaan dengan berpegang pada standar mutu yang telah ditetapkan. Sistem standar tersebut telah teruji dan terbukti luas di dunia. Salah satu keuntungan dari penerapan standar sistem mutu tersebut adalah kita tidak perlu lagi membuat standar sistem mutu yang baru, yang perlu kita lakukan adalah mengadaptasi sistem tersebut untuk disesuaikan dengan model bisnis dan kondisi perusahaan. Pemilihan suatu sistem mutu yang akan kita adopsi sangat ditentukan dari beberapa faktor, yaitu regulasi perusahaan, sasaran bisnis, konsumen dan target pasar, bidang usaha serta skala bisnis perusahaan. Dengan penerapan suatu sistem mutu tertentu, akan membawa dampak positif bagi bisnis kita, yaitu meningkatkan dan menjamin mutu dari produk atau layanan yang dihasilkan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk dan layanan yang diberikan. Mutu suatu produk/layanan dapat dijamin karena sistem secara otomatis akan berusaha mengontrol dan mencegah setiap potensi timbulnya ketidaksesuaian atau penyimpangan pada seluruh tahapan supply chain. Hal ini juga akan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, seperti terhindarnya pemborosan anggaran, meminimalisasi biaya-biaya, dan pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan perusahaan secara signifikan.
2016
2
Nama Mata Kuliah dari Modul Dosen Pengampu
Sistem Manajemen Mutu Knstruksi Lily Kholida, S.T, M.T
BEBERAPA KEUNTUNGAN DARI PENERAPAN STANDARISASI 1. Orientasi Pelanggan Standarisasi memenuhi persyaratan pelanggan dengan memberikan memberikan mutu produk atau jasa untuk kepuasan pelanggan. 2. Keuntungan Pasar Perusahaan yang telah mempunyai sertifikat dapat diterima diterima oleh semua pelanggan di pasar domestik domestik dan internasional. 3. Pengakuan Standarisasi memberikan pengakuan khusus terhadap perusahaan, sehingga membawa membawa persepsi pembeli pada tingkat yang lebih tinggi. 4. Kepercayaan Menciptakan kepercayaan manajemen terhadap mutu produk atau jasa yang dihasilkan kepada pelanggan mengenai kemampuan perusahaan 5. Konsistensi Mutu Membantu memelihara konsistensi mutu produk atau jasa. 6. Aspek Legal Secara resmi telah diterima diterima oleh banyak negara. 7. Peningkatan Produktivitas Standarisasi dapat meningkatkan produktifitas organisasi dengan penggunaan, material, teknik dan sumber daya yang efektif. 8. Meningkatkan unjuk kerja keuangan Dengan berkurangnya biaya mutu, maka produktifitas meningkat, unjuk kerja keuangan perusahaan juga meningkat 9. Terdokumentasi Sistem dokumentasi untuk produk, bahan kegiatan kegiatan dan operasi membantu dalam identifikasi, kaji ulang dan peningkatan produk atau jasa. 10. Kemampuan Organisasi Menunjukkan kemampuan organisasi perusahaan untuk mencapai mencapai mutu tertentu tertentu. 11. Pengembangan SDM Memberikan memberikan pelatihan dan pengembangan tenaga kerja secara teratur sehingga membantu peningkatan budaya kerja di seluruh seluruh organisasi organisasi.
2016
3
Nama Mata Kuliah dari Modul Dosen Pengampu
Sistem Manajemen Mutu Knstruksi Lily Kholida, S.T, M.T
12. Pemantauan Membantu pemantauan secara teratur semua kegiatan organisasi, identifikasi masalah dan melakukan tindakan perbaikan tepat waktu. 13. Peningkatan potensi ekspor Organisasi perdagangan perdagangan internasional lebih senang melakukan melakukan kontak bisnis dengan pemasok yang telah mempunyai sertifikat terstandarisasi.
BEBERAPA MODEL STANDAR SISTEM MUTU Kepedulian terhadap mutu pada bidang jasa konstruksi juga semakin dituntut, sebagaimana adanya klausul quality assurance pada standar kontrak yang diterbitkan FIDIC (International Federation of Consulting Engineers) edisi terakhir, di mana pada edisi sebelumnya klausul tersebut tidak ada. Klausul tersebut mengaharuskan kontraktor untuk menerapkan sistem jaminan mutu untuk menunjukkan kemampuannya memenuhi mutu produk sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam kontrak [6]. Penerapan sistem mutu yang baik secara konsisten akan memberikan manfaat bagi
perusahaan
yang
menerapkannya, antara lain: 1) Meningkatkan penghematan biaya melalui penurunan biaya yang harus dikeluarkan atas kegagalan produksi, 2) Menyediakan sarana perbaikan yang terus menerus dan meliputi seluruh jajaran perusahaan, 3) Meningkatkan kepercayaan pelanggan, 4) Meningkatkan moral karyawan, selaras dengan meningkatnya citra perusahaan karena dimilikinya sertifikat yang diberikan oleh pihak ke tiga (badan sertifikasi). Beberapa metode pendekatan yang selama ini digunakan untuk menjamin sebuah kualitas yang sesuai standar telah banyak dikembangkan diantaranya, Six Sigma, MBNQA, ISO 9001:2000, Kaizen, Trilogi Kualitas Juran, Manajemen mutu Deming, Total Quality Excellence MVGP Ford, Quality Improvement Process PSP Xerox, yang diterapkan oleh berbagai perusahaan termasuk didalamnya jasa konstruksi di Indonesia. Beberapa penerapan standar mutu akan dibahas berikut ini, 1. Trilogi Mutu Juran Juran (1992) terkenal dengan konsep trilogi mutu, yaitu : perencanaan mutu (quality planning), pengendalian mutu (quality control), dan perbaikan atau peningkatan mutu (quality improvement). Pendekatan Juran terhadap perencanaan mutu melibatkan aktifitas berikut : 1. Identifikasi pelanggan 2. Menentukan kebutuhan pelanggan
2016
4
Nama Mata Kuliah dari Modul Dosen Pengampu
Sistem Manajemen Mutu Knstruksi Lily Kholida, S.T, M.T
3. Menciptakan keistimewaan produk yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan 4. Menciptakan proses yang mampu menghasilkan keistimewaan produk di bawah kondisi operasi 5. Mentransfer/mengalihkan proses ke operasi.
Pendekatan Juran terhadap pengendalian mutu (quality control) melibatkan beberapa aktifitas berikut : a.
Mengevaluasi performansi aktual.
b. Membandingkan yang aktual dengan sasaran. c. Mengambil tindakan atas perbedaan antara yang aktual dan sasaran.
Selanjutnya pendekatan Juran terhadap perbaikan mutu (quality improvement) mencakup hal-hal berikut : a. Menciptakan
kesadaran
dari
kebutuhan
dan
kesempatan
untuk
perbaikan/peningkatan. b. Mengamanatkan/menugaskan peningkatan mutu, dan membuatnya sebagai bagian dari setiap deskripsi pekerjaan. c. Menciptakan infrastruktur, menetapkan dewan mutu, memilih proyek untuk perbaikan, menentukan/menunjuk tim, menyiapkan fasilitator. d. Memberikan pelatihan tentang bagaimana meningkatkan mutu. e. Meninjau kembali kemajuan secara teratur. f.
Memberikan penghargaan kepada tim pemenang.
g. Mempropagandakan/mempopulerkan hasil-hasil perbaikan mutu. h. Memperbaiki sistem balas jasa (reward system) dalam menjalankan tingkat perbaikan mutu. i.
Mempertahankan momentum melalui perluasan rencana bisnis yang mencakup sasaran untuk peningkatan mutu.
2. Sistem Manajemen Mutu Deming Transformasi manajemen ini dijelaskan dalam 14 (empat belas) butir prinsip manajemen Deming (1986), yaitu : 1. Ciptakan tujuan yang mantap ke arah perbaikan barang maupun produk dan jasa, dengan tujuan menjadi lebih kompetitif dan tetap dalam bisnis serta memberikan lapangan kerja. 2. Adopsikan cara berfikir (filosofi) yang baru. Kita berada dalam era ekonomi yang baru karena itu, diperlukan transformasi manajemen untuk menghadapi tantangan
2016
5
Nama Mata Kuliah dari Modul Dosen Pengampu
Sistem Manajemen Mutu Knstruksi Lily Kholida, S.T, M.T
dan memahami tanggung jawabnya serta melakukan kepemimpinan untuk perubahan.
3. Hentikan ketergantungan pada inspeksi massal untuk memperoleh mutu. 4. Akhiri praktek bisnis dengan hanya bergantung pada harga. Sebaliknya, meminimumkan biaya total. Bergeraklah menuju pemasok (supplier) tunggal untuk setiap barang dengan membina hubungan jangka panjang yang berdasarkan kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust).
5. Tingkatkan perbaikan secara terus menerus pada sistem produksi dan pelayanan serta meningkatkan mutu dan produktivitas dan dengan demikian secara terus menerus akan mengurangi biaya.
6. Lembagakan pelatihan kerja. 7. Lembagakan kepemimpinan. 8. Hilangkan ketakutan, sehingga setiap orang dapat bekerja secara efektif untuk perusahaan.
9. Hilangkan hambatan-hambatan diantara departemen. Orang-orang yang berada dalam bagian riset, desain, penjualan, dan produksi harus bekerjasama sebagai satu tim untuk mengantisipasi masalah-masalah dalam produksi dan penggunaan dari barang dan atau jasa itu.
10. Hilangkan slogan-slogan, desakan-desakan, dan target-target kepada pekerja untuk mencapai kerusakan nol (zero defect) dan tingkat produktifitas baru yang lebih tinggi.
11. Hilangkan kuota produksi kerja ke lantai pabrik, hilangkan sasaran manajemen (management by objective), hilangkan manajemen berdasarkan angka
produksi.
Substitusikan dengan kepemimpinan.
12. Hilangkan penghalang yang merampok para pekerja dari hak kebanggaan kerja mereka. Tanggung jawab para pengawas (supervisor) harus diganti dari angkaangka produksi ke mutu produk, hilangkan penghalang yang merampok orang-orang yang berada dalam posisi manajemen dan rekayasa dari hak kebanggaan kerja mereka. Ini berarti menghentikan praktek sistem penilaian tahunan dan manajemen serba sasaran serta manajemen berdasarkan pada angka produksi.
13. Lembagakan program pendidikan dan pengembangan diri secara serius. 14. Gerakkan setiap orang dalam perusahaan untuk mencapai transformasi di atas. Transformasi menjadi tugas dan tanggung jawab setiap orang dalam perusahaan.
3. The Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) Pada tahun 1987 U. S. Congress di bawah Public Law 100-107 menciptakan sistem manajemen mutu formal yang berlaku di Amerika Serikat dengan nama The Malcolm
2016
6
Nama Mata Kuliah dari Modul Dosen Pengampu
Sistem Manajemen Mutu Knstruksi Lily Kholida, S.T, M.T
Baldrige National Quality Award (MBNQA), sebagai penghormatan kepada Malcolm Baldrige, Commerce Department Secretary, yang meninggal pada tahun 1987. MBNQA berada dibawah tanggung jawab The National Institute of Standards and Technology (NIST). Penghargaan ini diberikan setiap tahun dan diserahkan langsung oleh Presiden Amerika Serikat. Tujuan dari MBNQA adalah : 1. Mempromosikan kesadaran mutu. 2. Memberikan penghargaan atas pencapaian mutu dari perusahaan bisnis Amerika Serikat. 3. Mempublikasikan keberhasilan strategi penerapan sistem manajemen mutu. Kriteria MBNQA dibangun berdasarkan landasan dari 11 nilai inti dan konsep, yang diringkaskan sebagai berikut : 1. Mutu yang dikendalikan pelanggan (custom-driven quality). 2. Kepemimpinan (leadership). 3. Peningkatan terus menerus dan pembelajaran (continuous-improvement and learning). 4. Memberi nilai pada pekerja (valueing employees). 5. Tanggapan cepat (fast response). 6. Mutu desain dan pencegahan (design quality and prevention). 7. Pandangan jangka pandang ke masa depan (long-range view of the future) 8. Manajemen berdasarkan fakta (management by fact). 9. Pengembangan kemitraan (partnership development). 10. Tanggung jawab perusahaan dan masyarakat(company and people responsible) 11. Fokus hasil-hasil (result focus).
4. Six Sigma Saat ini, metode penjagaan kualitas yang sedang berkembang adalah six sigma (6-sigma). Six sigma adalah sebuah metode perbaikan kualitas berbasis statistik yang memerlukan disiplin tinggi dan dilakukan secara komprehensif yang mengeleminasi sumber masalah utama dengan pendekatan DMAIC (DefineMeasure-Analyze-Improve-Control). Six sigma adalah sebuah metodologi terstruktur untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses (process variances) sekaligus mengurangi cacat (produk/jasa yang tidak memenuhi spesifikasi) dengan menggunakan statistik dan problem solving tools secara intensif. Metode ini lebih dikenal sebagai sebuah metode peningkatan kualitas dan strategi bisnis yang tidak menghasilkan cacat (defect) melebihi 3,4 per 1 juta kesempatan. Perusahaan yang banyak menerapkan metode ini diantaranya adalah perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur, diantaranya GE (General Electrics),
2016
7
Nama Mata Kuliah dari Modul Dosen Pengampu
Sistem Manajemen Mutu Knstruksi Lily Kholida, S.T, M.T
Motorolla, dan Johnson and Johnson’s. Penerapan metode ini, diharapkan proyek konstruksi yang saat ini sedang berkembang di Indonesia dapat bersaing di dunia. 5 Tahap dalam Six Sigma (DMAIC) Terdapat 5 Tahapan yang dipergunakan Six Sigma dalam penyelesaian masalah dikenal dengan Metode DMAIC , yaitu : a. DEFINE Yaitu Tahap pertama dalam Six Sigma untuk mendefinisikan dan menyeleksi permasalahan yang akan diselesaikan beserta Biaya, manfaat dan dampak terhadap Pelanggan (customer) Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Define ini antara lain : 1. Function Deployment Process Map 2. SIPOC Map (Diagram Supplier, Input, Proses, Output dan Customer) 3. Pareto Chart 4. FMEA (Failure Mode Effect Analysis) 5. Affinity Diagram 6. Relation Diagram 7. Cause and Effect Analysis (Fishbone Chart dan Cause and Effect Matrix)
b. MEASURE Measurement adalah Tahapan Pengukuran terhadap Permasalahan yang telah didefinisikan untuk diselesaikan. Dalam tahap ini terdapat Pengambilan data yang kemudian Mengukur Karakteristiknya serta kapabilitas dari proses pada saat ini untuk menentukan langkah apa yang harus diambil untuk melakukan perbaikan dan peningkatan selanjutnya. Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Measurement adalah : 1. Cause and Effect Analysis (Fishbone Chart dan Cause and Effect Matrix) 2. Probability Distributions (Distribusi Probabiliti) 3. Basic Statistic seperti Mean, Median dan Modus 4. Gage Reproducibility and Repeatability (GR&R) 5. Process Capability
c. ANALYSIS Tahapan Analysis adalah tahapan untuk menemukan solusi untuk memecahkan masalah berdasarkan Root Cause (Akar Penyebab) yang telah di-identikasikan. Di dalam Tahapan ini, kita harus dapat menganalisis dan melakukan validasi terhadap Akar Permasalahan (Root Causes) atau Solusi melalui pernyataan-pernyataan Hypothesis. Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Analysis adalah : 2016
8
Nama Mata Kuliah dari Modul Dosen Pengampu
Sistem Manajemen Mutu Knstruksi Lily Kholida, S.T, M.T
1. Uji Hipotesis (Hypothesis Testing) 2. Regression 3. Correlation Analysis 4. ANOVA (Analysis of Variance) 5. Multi-Vari Analysis 6. Contingency Table d.
IMPROVE
Setelah mendapat Akar Permasalahan dan Solusi serta men-validasi-nya, tahap selanjutnya adalah melakukan tindakan perbaikan terhadap permasalahan tersebut dengan melakukan pengujian dan percobaan untuk dapat meng-optimasi-kan solusi tersebut sehingga benarbenar bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan yang kita alami. Di Tahap Improvement, alat yang digunakan adalah DOE atau Design of Experiment yang terdiri dari : 1. Factorial Design 2. General Full Factorial Design 3. Fractional Factorial Design
e. CONTROL Tujuan dari tahapan Control adalah untuk menetapkan Standarisasi serta mengontrol dan mempertahankan Proses yang telah diperbaiki dan ditingkatkan tersebut dalam jangka panjang dan mencegah potensi permasalahan yang akan terjadi di kemudian hari ataupun ketika ada pergantian proses, tenaga kerja maupun pergantian manajemen. Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Control adalah : 1. Poke Yoke (Mistake Proofing) 2. Process Control Plan 3. Process Control Chart
5. ISO Lembaga standar internasional yang telah membuat sertifikasi standar sistem manajemen mutu seperti ISO (The International Organization for Standardization) yang bermaskas di Geneva,
Switzerland.
Lembaga
ini
didirikan
pada
tahun
1947
bergerak
dalam
pengembangan standarisasi. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 ditinjau secara periodik, setiap 5 tahun. Saat ini sedang dilakukan peralihan dari standar ISO 9001 : 2000 menjadi ISO 9001 : 2008. Pada dasarnya perubahan atau revisi yang dilakukan terhadap ISO 9000 baik dari versi 1994 sampai 2008 tetap berfokus kepada delapan (8) prinsip manajemen mutu, yaitu : 2016
9
Nama Mata Kuliah dari Modul Dosen Pengampu
Sistem Manajemen Mutu Knstruksi Lily Kholida, S.T, M.T
1. Fokus Pelanggan. 2. Kepemimpinan. 3. Pelibatan Karyawan. 4. Pendekatan Proses. 5. Pendekatan Sistem Pada Manajemen. 6. Perbaikan Berkelanjutan. 7. Pendekatan Fakta Untuk Membuat Keputusan. 8. Hubungan Pemasok Yang Saling Menguntungkan
Johnson (1993) menyatakan bahwa penerapan sistem manajemen mutu ISO 9000 di perusahaan didorong oleh salah satu atau seluruh faktor, seperti tekanan pelanggan, pesaing berhasil mendapatkan sertifikasi oleh register yang diakui, meningkatkan image mutu perusahaan atau organisasi, menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9000 untuk menjamin
continuous quality
improvement,mengurangi risiko tuntutan yang
dapat
dipertanggungjawabkan dari produk dan jasa. Sementara menurut Gagliardi (1995) pentingnya pelaksanaan registrasi ISO secara nyata untuk perusahaan adalah : 1. Pemrosesan produk atau jasa dikendalikan untuk secara konsisten menghasilkan produk yang bermutu 2. Memungkinkan perubahan personil tanpa gangguan dalam mutu produk atau ketepatan waktu penyampaian 3. Manajemen melakukannya untuk mempertahankan kepuasan pelanggan dan akan menanggapi keluhannya dengan tindakan korektif 4. Memenuhi pesanan pelanggan yang dapat diketahui sebelum memulai pekerjaan sehingga dapat mengurangi konflik selama proses produksi 5. Calon pembeli, tanpa pengalaman atau pengetahuan utama tentang perusahaan yang dituju telah mendapatkan jaminan akan memperoleh produk yang bermutu 6. Pelanggan tidak lagi melaksanakan pemeriksaan atau pengujian
untuk mengetahui
apakah perusahaan pemasok memenuhi syarat untuk penyediaan sumber daya 7. Parameter data yang dilaporkan telah memenuhi standar nasional 6. Total Quality Management Selain sistem manajemen mutu ISO 9000, Total Quality Management (TQM) juga menyedot banyak perhatian publik. Lesly & Malcolm (1991) berpendapat bahwa peran TQM adalah memuaskan pelanggan internal maupun pelanggan eksternal melalui pencegahan serta mengurangi sebab-sebab kesalahan. Manajemen mutu menawarkan tindakan personel yang benar sejak pertama kali dengan cara yang benar dan berkelanjutan. Setelah tulisan tersebut bermunculan banyak pandangan lain mengenai TQM diantaranya dari Jarboe 2016
10
Nama Mata Kuliah dari Modul Dosen Pengampu
Sistem Manajemen Mutu Knstruksi Lily Kholida, S.T, M.T
(1993) mengutip Caffee dan Sherr menyatakan bahwa Total Quality Management adalah suatu filosofi komprehensif tentang kehidupan dan kegiatan organisasi yang menekankan perbaikan
berkelanjutan
sebagai
tujuan
fundamental
untuk
meningkatkan
mutu,
produktivitas, dan mengurangi pembiayaan. Adapun istilah yang bersamaan maknanya dengan TQM adalah continous quality improvement (CQI) atau perbaikan mutu berkelanjutan. Sallis (1993) mengemukakan bahwa TQM atau Manajemen Mutu Terpadu merupakan suatu filsafat dan metodologi yang membantu berbagai institusi, terutama industri, dalam mengelola perubahan dan menyusun agenda masing-masing untuk menanggapi tekanan-tekanan faktor eksternal. STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) Indonesia pada tahun 1992 mengadopsi ISO 9000 series menjadi Standar Nasional Indonesia SNI 19 -9000 series dan dalam penulisannya terkadang disebut ISO 9000 / SNI 19 -9000. Tujuannya : untuk dapat memberikan jaminan mutu yang lebih baik terhadap produk atau jasa Indonesia. Jenis Standarisasi Nasional Indonesia SNI 19 -9000 series terdiri dari : 1. SNI 19 -9000, Manajemen Mutu dan Jaminan Mutu – Pedoman untuk pemilihan dan penggunaan. Pedoman ini membantu untuk memilih dan menggunakan dengan benar. 2. SNI 19 -9001, Sistem Mutu – Model Jaminan Mutu dalam Desain, Pengembangan, Produksi, Pemasangan dan Pelayanan. 3. SNI 19 -9002, Sistem Mutu – Model Jaminan Mutu dalam Produksi, Pemasangan dan Pelayanan. 4. SNI 19 -9003, Sistem Mutu – Model Jaminan Jaminan Mutu dalam Inspeksi dan Uji Akhir. 5. SNI 19 -9004, Unsur -unsur Manajemen dan Sistem Mutu Pedoman. Standar ini menyediakan atau sebagai sebagai pedoman mengenai unsur -unsur dasar yang membuat suatu sistem mutu dan membahas cara untuk meyakinkan keefektifannya.
2016
11
Nama Mata Kuliah dari Modul Dosen Pengampu
Sistem Manajemen Mutu Knstruksi Lily Kholida, S.T, M.T
Daftar Pustaka 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
2016
Project Management Institute, A Guide to Project Management Body of Knowledge, 2008 edition. Arminto, Yudi Ir. Quality Management System Requirement. 2012 Asa, M. Fanshurullah. Faktor-faktor Kritis Dalam Sistem Manajemen Mutu untuk Meningkatkan Daya Saing Jasa Konstruksi. Disertasi FTUI. 2009 Soeharto, Iman. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional. 1995 Berawi, M.Ali Dr. Quality Concept in Organisation. 2001 Mulyoto, Dana Persada. Super Project Manager. 2013 Yamit, Zulian. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. 2013 Utami, Retyaning Puji. Penerapan Pendekatan Metode Six Sigma dalamPenjagaan Kualitas Pada proyek Konstruksi. 2009
12
Nama Mata Kuliah dari Modul Dosen Pengampu
Sistem Manajemen Mutu Knstruksi Lily Kholida, S.T, M.T