Metode Rk3k.docx

  • Uploaded by: deny arista
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Metode Rk3k.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,455
  • Pages: 21
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) Klasifikasi Kecelakaan Kerja : kecelakaan kerja diklasifikasikan menjadi 4 golongan, yaitu: a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan Menurut jenis kecelakaan, kecelakaan diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Terjatuh 2. Tertimpa benda 3. Tertumbuk 4. Terjepit 5. Gerakan melebihi kemampuan 6. Pengaruh suhu 7. Terkena arus listrik 8. Terkena bahan-bahan bernahaya/radiasi b. Klasifikasi menurut penyebab kecelakaan 1. Mesin 2. Alat angkut 3. Peralatan lain seperti dapur pembakan atau pemanas, instalasi listrik 4. Bahan-bahan zat kimia atau radiasi 5. Lingkungan kerja misal di ketinggian atau kedalaman tanah c. Klasifikasi menurut Sifat Luka / Kelainan 1. Patah tulang 2. Dislokasi ( keseleo ) 3. Regang otot (urat) 4. Memar dan luka dalam yang lain 5. Amputasi 6. Luka di permukaan 7. Gegar dan remuk 8. Luka bakar

9. Keracunan-keracunan mendadak 10. Pengaruh radiasi 11. Lain-lain d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau cacat di tubuh 1. Kepala 2. Leher 3. Badan 4. Anggota atas 5. Anggota bawah 6. Banyak tempat 7. Letak lain yang tidak termasuk dalam klsifikasi tersebut. Kategori Kecelakaan Kerja : Kecelakaan kerja dikategorikan menjadi 3 (tiga) kategori, meliputi : a. Kecelakaan Ringan Identifikasi kecelakaan kategori ringan diantaranya : 1. Terpeleset pada area kerja yang licin 2. Tangan tergores atau lecet karena material 3. Mata terkena gram 4. Tangan tertancap paku 5. Kepala lecet terbentur peralatan b. Kecelakaan Sedang Identifikasi kecelakaan kategori sedang diantaranya : 1. Tangan terjepit mesin dan jarinya putus 2. Luka bakar mengenai wajah 3. Luka lecet dan memar di jari 4. Jatuh terpeleset dan kepala terluka terkena material 5. Kepala robek terbentur material akibat terpeleset c. Kecelakaan Berat Identifikasi kecelakaan kategori berat diantaranya :

1. Kaki terlindas peralatan dan menyebabkan patah tulang 2. Meninggal dunia akibat jatuh dari ketinggian 3. Meninggal dunia akibat kejatuhan material tanah. 4. Meninggal dunia akibat tersetrum pada saat merawat kendaraan. Pencegahan/Pengendalian Resiko atas Kecelakaan Kerja : Sebenarnya upaya pencegahan kecelakaan dapat dilakukan dengan sederhana yaitu dengan menghilangkan faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Akan tetapi, kenyataan yang dihadapi di lapangan tidak semudah seperti yang dibayangkan. Karena ini berkaitan dengan perubahan budaya dan perilaku. Banyak faktor yang menghambat, seperti kurangnya pengetahuan dan kesadaran pekerja, kurangnya sarana dan prasarana, belum adanya budaya tentang K3, komitmen dari pihak manajemen yang kurang dan lain-lain. Oleh karena itulah banyak berkembang pendekatan-pendekatan yang membahas tentang pencegahan kecelakaan. Beberapa pendekatan yang disampaikan oleh para ahli antara lain : 1. PendekatanEnergi Sesuai denga konsep energy, bahwa kecelakaan bermula dari sumber energy. Oleh karena itu, pendekatan pencegahan kecelakaan dapat dilakukan pada 3 titik sumber terjadinya kecelakaan yaitu pada sumbernya, sepanjang aliran energy dan pada penerima. 2. Pendekatan pada sumber bahaya Salah satu contoh pengendalian pada sumber bahaya misalnya memakai peredam suara pada mesin, mengganti mesin dengan mesin yang lebih rendah tingkat kebisingannya. 3. Pendekatan di sepanjang aliran energy Pendekatan berikutnya adalah di sepanjang aliran energy. Misalnya untuk mengurangi kebisingan dengan jalan memasang dinding kedap suara atau memindahkan area kerja.

4. Pendekatan pada penerima Pendekatan pada penerima misalnya, untuk mengurangi kebisingan dengan menggunakan alat penutup telinga. 5. Pendekatan Manusia Data menyebutkan bahwa sebanyak 85% kecelakaan kerja pada manusia disebabkan oleh unsafe action. Oleh karena itu pendekatan pencegahan kecelakaan dari sisi manusia adalah dengan menghilangkan atau unsafe action dengan jalan : a. Pembinaan dan pelatihan b. Promosi K3 dan kampanye K3 c. Pembinaan perilaku aman d. Pengawasan dan inspeksi K3 e. Audit K3 f. Komunikasi K3 g. Pengembangan prosedur kerja aman 6. Pendekatan Teknis Pendekatan teknis menyangkut kondisi fisik, peralatan, lingkungan kerja maupun proses produksi. Pendekatan teknis untuk mencegah kecelakaan misalnya : a. Pembuatan rancang bangun yang sesuai dengan standard dan ketentuan yang berlaku. b. Memasang system pengamanan pada alat kerja atau instalasi untuk mencegahkecelakaan dalam pengoperasian alat, misalnya tutup pengaman mesin, system interlock, system alarm, dan sebagainya. 7. Pendekatan Administratif Pendekatan secara administratif dapat dilakukan dengan cara : a. Penyediaan alat keselamatan kerja b. Mengatur pola kerja c. Membuat Standar Operating Procedure pengoperasian mesin d. Pengaturan waktu dan jam kerja untuk menghindari kelelahan pekerja

8. Pendekatan Manajemen Upaya pencegahan kecelakaan dari sisi manajemen antara lain : a. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja b. Mengembangkan organisasi K3 c. Mengembangkan komitmen dan kepemimpinan K3, khususnya untuk manajemen tingkat atas.

Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri (APD) Beserta Fungsinya Dunia proyek merupakan salah satu sektor lapangan kerja tertinggi yang sering terjadinya kecelakan kerja. Oleh sebab itu, untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di proyek diperlukan beberapa Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan bagi tenaga kerja proyek (Kuli Bangunan). Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. Berikut akan kami uraikan jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang biasanya digunakan di dunia proyek beserta fungsinya. 1. Safety Helmet Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.

2. Safety Belt Safety belt berfungsi sebagai pelindung diri ketika pekerja bekerja/berada diatas ketinggian.

3. Safety Shoes Safety shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dan sebagainya.

4. Sepatu Karet Sepatu karet (sepatu boot) adalah sepatu yang didesain khusus untuk pekerja yang berada di area basah (becek atau berlumpur). Kebanyakan sepatu karet di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

5. Sarung Tangan Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan disesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

6. Masker (Respirator) Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengankualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).

7. Jas Hujan (Rain Coat) Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).

8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses) Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).

9. Penutup Telinga (Ear Plug) Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.

10. Pelindung Wajah (Face Shield) Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (missal pekerjaan menggerinda).

Demikian beberapa jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD) beserta fungsinya yang biasanya digunakan dalam pekerjaan konstruksi.

1. Pernyataan KEBIJAKAN MUTU, KESELAMATAN, dan KESEHATAN KERJA, PT.SILAMPARI PRATAMA KENCANA , yaitu sebagai berikut: PT.SILAMPARI PRATAMA KENCANA berusaha memberikan hasil terbaik bagi pelanggan untuk kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan dan harapan dari pihak terkait sesuai tujuan perusahaan sehingga dapat menghasilkan pekerjaanjasa konstruksidan pelayanan yang bermutu, melalui : a. Peningkatan kemampuan Sumber daya manusia. b. Peningkatan Kualitas Teknologi yang digunakan. c. Kondisi Tempat Kerja yang aman dan Nyaman, untuk mencegah adanya kecelakaan dan dampak kesehatan kepada karyawan/tenaga kerja. d. Profesionalitas, lnovatif dan Kreatif e. Peningkatan Kinerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja f. Ketaatan untuk mematuhi perundang-undangan yang berlaku. 2. TUJUAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA DAN LlNGKUNGAN KERJA. Dalam rangka melindungi hak setiap pekeria atas keselamatan dan kesehatan serta melindungi Asset Perusahaan sehingga tercipta tempat keria untuk proses produksi yang aman, effisien dan produktif, maka PT.SILAMPARI PRATAMA KENCANA melalui komitmen pada kebijakan mutu, keselamatan dan kesehatan Kerja yang telah ditetapkan oleh Manajemen, memiliki arti dan tujuan penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagai berikut : a. Mencegah kecederaan dalam pekerjaan b. Mencegah penyakit akibat kerja c. Menyediakan lingkungan pekeriaan yang sehat dan aman serta meningkatkan praktek-praktek kerja yang aman. d. Menyediakan fasilitas dan peralatan yang dibentuk dan dipeliharan secara aman dan baik. e. Mematuhi semua persyaratan dan perundangan-undangan pemerintah Indonesia dan industri.

f. Bekerjasama dengan pemerintah, masyarakat, perusahaan industri, dan pihak yang terlibat lainny untuk meningkatkan praktek - praktek kerja yang baik. g. Mengendalikan penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3). h. Mempromosikan dan mengembangkan kepedulian keselamatan kerja pada suatu tingkatan tinggi. i.

Menyediakan pelatihan yang diperlukan untuk memungkinkan para karyawan bekeria secara aman dan baik.

j.

Mengembangkan dan memelihara suatu system sebagai pengendalian dan pengevaluasian masalah keselamatan dan kesehatan kerja.

k. Menyediakan suatu sistem guna mendapatkan program tanggap darurat yang efisien bilamana terjadi keadaan darurat, khususnya terhadap Bahaya Kebakaran,Bencana Banjir, dan Lahar dingin. Dasar Hukum : 1. Undang-undang No. 01/1970 tentang keselamatan kerja. 2. PERMENAKER No. 05/Men/1996 tentang sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3. Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi 4. Peraturan Menteri Pekeriaan Umum No. 09/PRT/M/2008, tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU 5. Peraturan-peraturan lain yang berlaku yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja 3. SASARAN DAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PROYEK - Sasaran K3 a. Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal Accident). b. Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80%

c. Semua pekeria wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan resiko pekeriaarnya masing- masing. - Program K3 a. Melaksanakan K3 dengan menyediakan sumber daya K3 (APD, ramburambu spanduk, poster, pagar pengaman, jaring pengaman) secara konsisten. b. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya. c. Memastikan semua pekeria untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan 4. STRUKTUR ORGANISASI PROYEK (STRUKTUR ORGANISASI YANG BERKAITAN DENGAN PERSONIL K3/OH&S)

5. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN EVALUASI POTENSI BAHAYA (JOB SAFETY ANALYSIS) PROYEK : a. Identifikasi Bahaya Keselamatan Kerja. b. Identifikasi Bahaya Kesehatan Kerja

6. PERSYARATAN/PROSEDUR STANDAR UMUM - K3 PROYEK. a. Safety committee dan Personil K3, yaitu 1. Kepala Proyek/General Superintendent 2. 1 orang safety manager 3. 3 orang Safety officer Area b. Sosialisasi K31 OH&S melalui rapat, yaitu 1. Rapat Koordinasi K3 dengan Instansi Terkait 2. Safety Talk Meeting (untuk pekerja lapangan) setiap hari 3. Induction Meeting, setiap ada tamu dan pekerja baru. c. Promosi, yaitu antara lain : 1. Pembuatan Rambu-rambu Peringatan K3 2. Pembuatan Spanduk dan Bendera K3 3. Pembuatan Pamfiet/Labelling B3 4. Pembuatan Buku Saku, dll d. Standar Alat pelindung diri (APD) yaitu : 1. Pelindung Kepala → Safety Helmet / Topi Penqaman. 2. Pelindung Mata → Safety Glass / Kacamata biasa dan Kacamata Khusus, 3. Pelindung Kaki → Sepatu Kerja Aman/Safety Shoes 4. Pelindung Tangan → Sarung Tangan 5. Pelindung Pernapasan dari debu, asap, gas kimia, dan udara menyengat → masker. 6. Pelindung Alat Pendengaran/Telinga → Ear Plug/sumbat telinga dan Ear Muff/Tutup telinga. 7. Pelindung di tempat ketinggian → safety belt atau sabuk pengaman, tali pengaman 8. Pelindung di tempat kedalaman air → baju pelampung e. Pengawasan Penerapan K3, yaitu dilakukan dengan : 1. Safety Patrol, setiap oleh safety officer area masing-masing.

2. Inspeksi berkala oleh pelaksana K3 / safety manager dan safety officer dan membuat bukti kegiatan dan laporan sesuai prosedur K3. 3. Audit internal SMK3 dan OHSAS setiap tahun 2 (dua) kali. a. Sarana dan Prasarana K3, yaitu 1. Sistem Tanggap Darurat : 2. Struktur Organisasi STRUKTUR ORGANISASI TANGGAP DARURAT PROYEK

1. Instruksi Kerja keadaan darurat sesuai dengan prosedur K3. 2. Persiapan penanggulangan keadaan darurat dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait : a. Kepolisian setempat b. Rumah sakit/Puskesmas terdekat c. Pemerintah daerah setempat d. Pemilik Pekerjaan 3. Perlengkapan siaga tanggap darurat, seperti : a. Pembuatan sistem komunikasi keadaan darurat dan kejadian K3 b. Pos Keamanan Pintu masuk/keluar untuk memeriksa : 1. Karyawan, staff/pekerja (sesuai dengan kartu identitas)

2. Tamu dan sub kontraktor serta kendaraannya. c. Menara Pengawasan yang dilengkapi dengan : 1. Tanda emergency/ keadaan darurat. 2. Pengeras suara untuk pemberitahuan. 3. Denah evakuasi dan tempat titik aman berkumpul. 4. Tanda atau label bahaya kendaraan. 5. APAR + dudukan dan kotaknya (APAR tersedia dengan jarak jangkauan maks 14 m' dengan cara pemasangan tinggi bagian paling atas / Puncak APAR maks 125 cm dari lantai). 6. Perlengkapan P3K (Kotak obat, tandu, tabung oksigen, bidai, alat bantu pernapasan, dll) 7. Pakaian tahan api + sarung tangannya (2 bh/set) 8. Topi / tanda pengenal tim STD 9. System Hydrant Internal / Umum (dengan persyaratan bangunan 1000 M² → 2 Titik Hydrant. d. Fasilitas Umum 1. Ruang makan / kantin ( untuk 50 orang s/d 200 orang agar menyediakan ruang tempat makan/kantin 2. Ruang / tempat berbaring istirahat pasien 3. Toilet dan kamar mandi yang cukup 4. Tempat ibadah. 5. Izin Kerja Pada Pekerjaan yang berbahaya Untuk memastikan perlindungan tenaga kerja yang mengerjakan pekerjaan yang mempunyai resiko tinggi atau pekerjaan yang berbahaya atau pekerjaan dalam ketinggian dan kedalaman baik di air maupun di tanah, maka pekerja wajib mendapatkan izin kerja dari pelaksana K3 Manager dan disetujui oleh Kepala Proyek. Izin kerja ini bertujuan untuk dapat memastikan kompetensi personil yang mengerjakan, kondisi dan tempat atau daerah bekeria, jenis pekerjaaanya dan tindakan-tindakan apa yang perlu untuk pencegahan terjadinya kecelakaan serta

alat pelindung diri yang harus digunakan. Formulir yang digunakan sesuai form Surat Ijin Keselamatan dan Kesehatan Kerja (FM SIK3). 7. PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMASOK ATAU SUB KONTRAKTOR Para subkontraktor yang bekeria di lapangan harus memahami dan mengikuti peraturan keselamatan kerja seperti yang berlaku bagi para tenaga kerja/karyawan PT.SILAMPARI PRATAMA KENCANA dan pernyataannya ditulis dalam bagian isi kontrak yang telah disepakati bersama. PT.SILAMPARI PRATAMA KENCANA bertanggung jawab untuk menangani dan mengontrol aktivitas subkontraktor. Memenuhi pelaksanaan prosedur keselamatan kerja akan ditentukan sebagai persyaratan semua tender dan kontrak. Bangunan pabrik, peralatan perlengkapan, perkakas, dan personil PT.SILAMPARI PRATAMA KENCANA, tidak boleh digunakan oleh subkontraktor, kecuali disebutkan langsung khusus atau disetujui sesuai kontrak. Para super intendent / Manager / Pelaksanaan lapangan yang terlibat dengan pekerjaan subkontraktor harus memantau standard pekerjaan mereka dan memastikan bahwa semua pekerjaan yang dilakukannya memenuhi persyaratan. Para sub kontraktor harus menghadiri rapat keselamatan kerja (Tool Box Safety Meeting) mingguan dan mengirim wakil yang tepat pada rapat komite keselamatan. Para sub kontraktor harus mengikuti kursus pengantar keselamatan kerja sebelum mulai bekerja di lapangan. 8. PROSEDUR PENANGANAN DAN PENYIMPANAN MATERIAL / BAHAN Pengadaan dan pembelian bahan / material proyek harus mengikuti prosedur sumber daya bahan / logistik dan jasa ( PAAU-MU-04-1 s/d P-AAU-MU-04-04 ) yang telah ditetapkan oleh perusahaan lihat prosedur terlampir. Tempat penyimpanan bahan atau gudang dibuat gambar denahnya dan diatur agar dipisahkan bahan berbahaya & beracun (B3) dengan bahan lainnya. Gambar denah ditempel di dinding depan gudang yang strategis. Tanah, lantai dan atau bagasi penyimpanan tempat barang / material yang akan ditumpuk haruslah dalam keadaan kuat dan

bebas dari gangguan yang dapat menyebabkan rusak atau berkurangnya mutu dan menyusut / berkurangnya volume bahan / material yang disimpan. Bahan-bahan yang berbentuk pipa atau bejana bulat harus diberi ganjal diantara sisi luarnya agar tidak menggelinding. 9. PROSEDUR PENANGANAN DAN PENYIMPANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) Bahan berbahaya dan beracun (B3) atau biasa disebut bahan kimia berbahaya adalah zat bahan kimia atau sesuatu baik dalam keadaan tunggal maupun campuran, yang berdasarkan sifat kimia atau fisika dan atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan kerja atau keamanan umum. Jenis bahan berbahaya dan beracun dapat dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu : a. Beracun b. Sangat beracun c. Sangat reaktif d. Mudah meledak Bahan berbahaya dan beracun harus disimpan dalam kontainer / wadah / tempat yang baik, kuat tidak bocor, kering, tidak mudah terbakar dan diletakkan di tempat penyimpanan di daerah yang berventilasi baik, tanpa dipasang peralatan sprinkler air, terpisah dengan bahan lain dan ditempel Label B3 dan atau label Material Safety Data Sheet (MSDS)-nya. Bahan kimia berbahaya yang sangat reaktif dan mudah meledak harus dijaga tetap kering, diletakkan pada posisi peletakan yang benar dan jauh dari bahanbahan dan sumber yang dapat menyala. Bahan-bahan tidak boleh berhubungan dengan air atau udara. Kontainer / wadah / tempat penyimpanan harus dijaga terhadap kerusakan fisik dan arus berhati-hati bilamana memindahkan bahan selama kegiatan produksi. Lokasi penyimpanan atau gudang dicegah dan dipelihara kebersihannya kotoran dan debu-debu agar tidak nterakumulasi terutama di daerah-daerah

kerja dan dibersihkan khususnya pada selang-selang penghisap / pipapipa udara. Ventilasi udara harus dipelihara agar dalam kondisi baik setiap saat.Hanya perkakas kedap percikan (kuningan dan tembaga) yang boleh dipakai untuk membuka drum karbid dan untuk pembersihannya.Makan, minum dan merokok serta tempat penyimpananya di daerah keria tidak dibenarkan. Pencatatan penerimaan dan pengeluaran bahan berbahaya dan beracun harus dipisahkan dan dicatatan pada lembar laporan persediaan barang (FM-AAU-MU 04-03-01) tersendiri agar mudah dimonitor jumlah penggunaannya setiap saat. 10 PROSEDUR PENANGANAN PERALATAN PRODUKSI Penanganan dan pemeliharaan peralatan produksi harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur sumber daya peralatan (P-AAU-MU-05-01) dan instruksi kerja yang telah ditetapkan sesuai manual peralatan yang ada. Penggunaan peralatan produksi dan para operatornya harus memenuhi persyaratan dan peraturan yang berlaku antara lain surat ijin operasi (SIO) dari instansi yang berwenang. Pelaksana peralatan produksi harus membuat daftar peralatan untuk semua peralatan produksi yang ada dan digunakan di proyek, yang dapat dilihat jumlah, jenis, kondisi dan masa berlakunya surat ijin operasi alat sesuaiperaturan yang berlaku, serta dibuatkan daftar jual pemeliharaan / perawatan alat sesuai prosedur. Untuk alat ukur harus dibuat daftar alat ukur yang dapat dilihat jenis, jumlah, kondisi, dan masa kalibrasinya. Para operator peralatan harus memeriksa semua hal perlengkapan yang tertera pada daftar sebelum mereka memakainya. Daftar pemeriksaan harus ditandai dengan tanda (v) sebagai tanda "OK" atau "memerlukan perhatian". Keterangan harus dicatat di bagian bawah halaman tersebut. Pelaksana peralatan harus mengevaluasi memastikan kondisi peralatan dan menyatakan jika peralatan harus digunakan hanya untuk keperluan terbatas atau hanya untuk tingkat pengoperasian lebih ringan, diberi label :“Berbahaya, jangan dioperasikan".Dari hasil pemeriksaan dan data alat. Pelaksana peralatan membuat

daftar pemeriksaan dan harus diberitahukan kepada kepala pelaksana / site manager masalah yang tidak dapat diselesaikan, peralatan yang macet, atau tidak berfungsi dan yang memerlukan perbaikan total. Pelaksana peralatan berkewajiban untuk membuat laporan-Iaporan peralatan rutin sesuai dengan ketentuan sistem manajemen peralatan yang telah ditetapkan oleh biro logistik dan peralatan. Pelaksana peralatan berkewajiban dan bertanggung jawab untuk: a. Memonitor dan memastikan kondisi alat dalam keadaan layak operasi b. Mengadakan perawatan alat secara periodik dan kondisi khusus atau sesuai dengan standar pedoman c. pengoperasian peralatannya d. Permintaan penggunaan atau pengoperasian alat dan operatomya sesuai dengan persyaratan dan peraturan e. yang berlaku f. Mengawasi dan mengatur operasi alat agar resiko terjadinya kecelakaan akibat operasi alat dapat dicegah. 11. PROSEDUR PEMERIKSAAN LlNGKUNGAN KERJA PROYEK Pemeriksaan lingkungan kerja proyek yang perlu dilakukan adalah : a. DAERAH KERJA Semua daerah kerja harus memiliki penerangan yang cukup, baik di siang hari maupun malam hari. b. IKLIM KERJA Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu kerja, kelembaban udara, kecepatan gerak udara dan suhu radiasi suatu tempat kerja. Semua tempat / ruangan aktivitas-aktivitas keria harus dilakukan peninjauan keadaan iklim kerja ruangannya sesuai dengan prosedur keselamatan kerja dan atau kesepakatan subkontraktor yang telah disetujui.

Pelaksana K3 harus memonitor, memeriksa dan melakukan penelitian secara acak apakah seluruh ruang / tempat kerja telah memenuhi prosedur dan persyaratan yang ditentukan serta melaporkan hal-hal yang menyimpang kepada kepala proyek. c. KONTROL DEBU DAN KONTROL TANAH Memelihara kebersihan kantor dan tempat kerja dari kotoran tanah dan debu, upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi pengaruh debu yaitu dengan : 1. Menyiram air pada area tempat kerja / halaman depan kantor proyek yang kering dan berdebu dengan cara manual atau memakai truk air secara rutin. 2. Membersihkan kotoran tanah yang melekat pada roda kendaraan khususnya kendaran muatan material / tanah yang keluar masuk area proyek dengan cara manual. 3. Membersihkan secara teratur kondisi khususnya kantor proyek dan fasilitas sanitary (Toilet dan Air Bersih)-nya dari kotoran debu dan kotoran lainnya oleh cleaning service. 4. Dengan mempertimbangkan personil yang sedang bekeria Kecepatan kendaraan dilapangan harus dibatasi sampai 25 km/jam. d. KONTROL KEBISINGAN Tempat / Ruangan kerja yang berdekatan atau terdapat alat produksi yang mengeluarkan suara bising (Seperti genset, pile hammer, gerinda, dll) harus diperiksa

atau

diukur

intensitas

kebisingannya

agar

diketahui

tingkat

kebisingannya. Jika tingkat kebisingan melebihi dari nilai ambang batas (NAB) normal dapat dipersyaratkan wajib pakai alat pelindung diri pendengaran yang harus digunakan oleh karyawan / tenaga kerja atau tamu yang berada di daerah / tempat / ruang kerja tersebut.

Dan jika akan mengganggu atau menimbulkan protes masyarakat sekitarnya, maka perlu diupayakan : 1. Menurunkan tingkat intensitas kebisingan pada sumbar atau alur produksinya dengan menempatkan alat peredam pada sumber getarannya. 2. Pengaturan waktu operasi, jika memungkinkan 3. Penempatan penghalang pada jalan transmisi secara baik dengan cara mengisolasi mesin/sumbernya. 12. Ketentuan Umum K3 Semua pekeria / personil dan pemasok / sub kontraktor proyek sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya harus bersedia mengikuti peraturan dan ketentuan SMK3 yang diterapkan, termasuk menggunakan atribut tenaga kerja dan APD serta mentaati tata tertib proyek yang ditetapkan. 13. Kesimpulan dan Penutup Sesuai dengan komitmen manajemen PT.SILAMPARI PRATAMA KENCANA yang telah dituangkan dalam kebijakan mutu Keselamatan dan kesehatan kerja PT.SILAMPARI PRATAMA KENCANA maka untuk semua unit kerja dan aktivitas kerja dilingkup perusahaan PT.SILAMPARI PRATAMA KENCANA harus menerapkan sistem manajemen dan prosedur sesuai persyaratan standar yang diacu dalam peraturan yang berlaku. Dalam rangka menjamin perlindungan hak setiap pekerja atas keselamatan dan kesehatan serta melindungi asset produksi perusahaan khususnya di proyek sehingga tercipta tempat keria yang aman, efisien, dan produktif, maka kepala proyek wajib melaksanakan penerapan system manajemen keselamatan & kesehatan kerja ini kepada seluruh karyawan / tenaga kerja dan tamu di proyek. Kelalaian tidak menerapkan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di proyek sesuaidengan standard dan ketentuan atau peraturan yang berlaku yang

dapat mengakibatkan terjadinya kecelakanaan akibat kerja di lokasi proyek merupakan tanggung jawab penuh kepala proyek. Rencana keselamatan proyek atau project safety plan dapat dipergunakan untuk keperluan persyaratan pelelangan secara pascakualifikasi di Pekerjaan Belanja Modal Pengadaan Kontruksi Rehab Guest House Kab Empat Lawang.

Lubuklinggau, 04 April 2019 PT.SILAMPARI PRATAMA KENCANA

ASNAWI Direktur

Related Documents

Metode
August 2019 66
Metode Remunerasi.docx
October 2019 6
Metode Wisn.xlsx
July 2020 3

More Documents from "reza"