MESJID SEBAGAI SENTRAL PEMBINAAN UMMAT Bagian Kedua
َ َ َ َ َّ م ال ش إ ِ ّل ْ َم ي ِ ن بِالل ّهِ وَالْيَوْم ِ اْل َ خرِ وَأقَا َ م َ ن ءَا َ ِجد َ الل ّه ِ سا َ مُر ُ ْما يَع َ َّ إِن ْ َ صَلة َ وَءَاتَى الَّزكَاة َ َول َ خ َ م ْ م َ َ ِ الل َّه فَعسى أُولَئ ن ِ ن يَكُونُوا ْ كأ َ َ َ ُ ْ ن ال َ مهْتَدِي َ م Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka (semoga) merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. At Taubah: 18) Fungsi Masjid Masjid ternyata mempunyai peranan atau fungsi yang sangat beragam selain tempat shalat. Di dalam buku Membina Masjid LPPSDM BKPMRI Jawa Timur dan Wawasan Al Qur’an karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab disebutkan beberapa fungsi Masjid pada zaman Rasulullah SAW, diantaranya sebagai berikut: 1. Pusat kegiatan keagamaan dan Ibadah (shalat dan zikir), 2. Tempat pertemuan Umat Islam, 3.Pusat dakwah dan pendidikan (terutama pendidikan rohani), 4. Tempat pembinaan remaja muslim, 5. Tempat musyawarah, 6. Tempat konsultasi dan komunikasi (masalah ekonomi, sosial. budaya), 7. Tempat santunan dan kegiatan sosial, 8.Madrasah ilmu, 9. Tempat dimulainya gerakan taushiyah dan amar ma’ruf nahi mungkar, 10. Tempat latihan militer dan mengatur siasat perang, 11. Tempat pengobatan, 12. Tempat perlindungan dan 13.Aula dan tempat menerima tamu serta persinggahan musafir. Kemudian Quraish Shihab menambahkan, agaknya masjid pada masa silam mampu berperan sedemian luas, disebabkan antara lain oleh: 1. Keadaan masyarakat yang masih sangat berpegang teguh kepada nilai, norma, dan jiwa agama, 2. Kemampuan pembina-pembina masjid menghu-bungkan kondisi sosial dan kebutuhan masyarakat dengan uraian dan kegiatan masjid, dan 3. Manifestasi pemerintahan ter-laksana di dalam masjid, baik pada pribadipribadi pemimpin pemerintahan yang menjadi imam/khatib maupun di dalam ruangan-ruangan masjid yang dijadikan tempat-tempat kegiatan pemerintahan dan syura (musyawarah). Katanya lagi, apabila masjid dituntut berfungsi membina umat, tentu sarana yang dimilikinya harus tepat, menyenangkan dan menarik semua umat, baik dewasa, kanak-kanak, tua, muda, pria, wanita, yang terpelajar maupun tidak, sehat atau sakit, serta kaya dan miskin. Di dalam Muktamar Risalatul Masjid se-dunia yang di selenggarakan di Makkah Saudi Arabia pada tanggal 15-18 Ramadhan 1395/20-23 September 1975 hal ini telah didiskusikan dan disepakati bahwa suatu masjid baru dapat dikatakan berperan secara baik apabila memiliki ruangan dan peralatan yang memadai untuk: a. Ruangan shalat yang memenuhi syaratsyarat kesehatan, b. Ruangan khusus wanita yang memungkinkan mereka keluar masuk tanpa bercampur dengan pria baik digunakankan untuk shalat, maupun untuk pendidikan kesejahteraan keluarga (PKK), c. Ruang per-temuan dan perpustakaan, d. Ruang poliklinik, dan ruang untuk memandikan dan mengkafankan mayat, dan e. Ruang bemain. berolah raga, dan berlatih bagi remaja. Fadhilah dan Keutamaan Memakmurkan Masjid Siapa saja yang senang mengunjungi masjid terutama guna melaksanakan ibadah shalat berarti ia telah termasuk ke dalam orang yang memakmurkan masjid. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan langsung oleh Allah SWT dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Na’im dan Sa’id al Khudri r.a : “Sesungguhnya rumah-rumah-Ku di bumi ialah masjidmasjid dan para pengunjungnya adalah orang-orang yang memakmurkannya” Di dalam hadits Qudsi di atas, Allah memberitahukan bahwa masjid adalah rumah Allah di bumi tempat orang melakukan ibadah dan mengabdi kepada-Nya, bertasbih dan mensucikan-Nya. Karena itu masjid merupakan tempat termulia di bumi. Kemudian orang-orang yang mengunjunginya dan memakmurkannya dengan shalat, zikir, shalawat, membaca Al Qur’an, dan cara-cara lain untuk bertaqarrub mendekatkan diri kepada Allah adalah tamu Allah. Dan tamu Allah adalah tamu termulia, sebab shahibul bait (pemilik rumah) penerima tamu itu adalah Allah SWT. Fadhilah dan keutamaan yang akan diperoleh bagi siapa saja yang senang mengunjungi masjid dan memakmurkannya dengan shalat dan ibadah lainnya bisa kita dapatkan dalam keterangan hadits Rasulullah SAW, diantaranya sebagai berikut: Dan Abi Sa’id Al Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila kalian melihat seseorang yang biasa mengunjungi masjid, maka yakinilah bahwa orang tersebut telah beriman. (H.R. Ahmad dan Abi Sa’id Al Khudri) Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang pagi dan sorenya selalu pergi ke masjid niscaya Allah akan menyediakan baginya surga sebagai tempat istirahat setiap pagi dan sore.” (H.R. Ahmad dan Syaikhani) Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mem-bersihkan diri di rumahnya kemudian berjalan menuju salah satu rumah Allah (masjid,) untuk melaksanakan kewajiban yang Allah fardhukan, maka langkahnya yang satu menggugurkan dosa dan kesalahann, dan langkah lainnya mengangkat derajatnya. “(H.R. Muslim) Rasulullah SAW bersabda: “Masjid adalah rumah setiap orang yang bertaqwa. Dan AlIah menjamin orang yang menjadikan masjid sebagai rumahnya dengan kesenangan, rahmat dan kemudahan dalam melintasi titian (shirath,) hingga sampai kepada keridhaan Allah, yaitu surga.”(H.R.At Thabrani)
Rasulullah SAW bersabda: “Diperlihatkan kepadaku pahala-pahala umatku, termasuk juga pahala orang yang membersihkan sampah (kotoran) dari masjid. “(H.R. Abu Daud, At Tarmizi) Allahu A ‘lam Bish Shawwab.