Menikmati sakit "Allah tidak menurunkan penyakit, melainkan Dia telah menurunkan obatnya." Sahabat ? Ketika kepala kita mulai terasa pening, badan terasa ngilu "nggreges", dan hawa panas mulai merasuki tubuh kita. Seketika, aktivitas kita pun terganggu. Ia memaksa kita beristirahat sejenak. Bila setelah minum obat dari warung pinggiran rumah tak juga sembuh, bahkan larut hingga berhari-hari, mungkin rasa khawatir terkena penyakit Malaria atau Demam Berdarah pun segera muncul dalam benak kita. Kita pun mulai ribut mempersiapkan diri berkunjung ke rumah sakit. Rasa tegang bisa saja muncul, apalagi berita kematian akibat penyakit itu sedang hangat mewarnai kehidupan keseharian kita. Sahabat ? Betapa rasa repot, tegang, takut dan segala rasa, bercampur aduk merasuki hati kita saat ujian sakit menimpa diri atau keluarga kita. Belum lagi saat menghadapi vonis dokter yang kadang lebih menakutkan daripada vonis hakim. Bagaimana kalau kita divonis kanker, HIV, AIDS, dan penyakit mematikan lainnya? Kalau boleh memilih, tentu kita akan memilih sehat. Karena kegembiraan hati ketika sehat adalah sunnatullah. Sahabat? Tidaklah Allah menciptakan sesuatu secara sia-sia. Pasti ada beribu hikmah di balik segala yang terjadi pada diri kita, atau lingkungan kita. Tapi, apa hikmah dibalik penyakit yang Allah timpakan kepada manusia? Adzabkah? Pertama, sehat adalah ujian kesabaran. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw, "Sangat menakjubkan urusan orang-orang Mukmin itu. Mereka menerima semua persoalan hidup sebagai kebaikan baginya. Apabila kegembiraan yang diterimanya ia akan bersyukur dan itu adalah kebaikan baginya. Dan apabila kepedihan yang diterimanya maka ia bersabar dan itupun merupakan kebaikan pula baginya."( HR.Muslim). Hadits di atas menjelaskan bahwa yang dituntut dari kebaikan adalah syukur, sedangkan yang dituntut dari kesulitan adalah sabar. Karena kesyukuran adalah tanda keimanan, dan kedurhakaan adalah tanda kekufuran. Kedua, sakit adalah penggugur dosa-dosa hamba-Nya. Penyakit yang diderita seorang hamba menjadi sebab diampuninya dosa yang telah dilakukan termasuk dosa-dosa setiap anggota tubuh. Rasulullah Saw bersabda, "Setiap getaran pembuluh darah dan mata adalah karena dosa. Sedangkan yang dihilangkan Allah dari perbuatan itu lebih banyak lagi."(HR. Tabrani). Ketiga, Orang sakit yang mau bersabar akan mendapatkan pahala dan ditulis untuknya bermacam-macam kebaikan dan ditinggikan derajatnya. Rasulullah Muhammad Saw bersabda, "Tiadalah tertusuk duri atau benda yang lebih kecil dari itu pada seorang Muslim, kecuali akan ditetapkan untuknya satu derajat dan dihapuskan untuknya satu