Materi Internasional[4841].docx

  • Uploaded by: Desa Sepaso Selatan
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Materi Internasional[4841].docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,400
  • Pages: 8
DINAMIKA KULTURAL DALAM MENILAI PASAR GLOBAL

APA PERSPEKTIF GLOBAL? Cara pandang atau cara berpikir terhadap sesuatu masalah,kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global yaitu dari sisi kepentingan dunia atau internasional, oleh karena itu sikap dan perbuatan juga diarahkan untuk kepentingan global.

EKUITAS DAN EBAY - KULTUR MENJADI PENGHALANG

Dua triliun dolar! Sekitar 200 teriliun yen. Dengan cara apapun anda menghitungnya, ini adalah uang yang sangat banyak. Perusahaan broker Amerika seperti Fidelity Investments, Goldman Sachs, dan Merrill Lynch mendesakkan produk dan jasa investasi baru untuk dipasarkan di Jepang dalam usaha menangkap aliran modal yang sangat besar dari deposito 10 tahun yang diadakan dalam sistem pos di jepang. Liberisasi pasar modal jepang dalam tahun-tahun terakhir memberi orang jepang lebih banyak kebebasan untuk memilih investasi mereka. Deposito berjangka kantor pos masih menghasilkan pengambilan sekitar 2 % di Jepang, dan simpanan di bank menghasilkan sekitar nol. Dengan standar e-trading Amerika, hal itu berarti aliran uang yang besar yang bergerak ke luar secara elektronik dari kantor pos ke dalam pasar saham. Benar? Tetapi, Jepang bukanlah Amerika. Tidak ada kultur pengambilan-resiko gaya Amerika di antara investor Jepang. Volume perdagangan saham di Jepang sekitar seperenam dari Amerika Serikat. Di Jepang, hanya 2% dalam reksa dana. Secara kontras, sekitar 50% dari rumah tangga di Amerika memiliki saham. Seorang analis berujar, “kebanyakan dari populasi [di Jepang] tidak mengetahui apa itu reksa dana.”

jadi akankah aliran tersebut hanya akan menajdi tetesan-tetesan? Dan bagaimana dengan perdagangan saham online? Penggunaan internet di Jepang. Secara presentase sama dengan di Amerika Serikat. Tetapi banjir besar ke dalam ekuitas telah berubah menjadi tetesan. Merrill Lynch dan yang lainnya mengurangi staf secepat saat mereka membangun hanya beberapa tahun yang lalu. Sebuah perusahaan Prancis sedang mencoba menerobos keengganan serupa terhadap e-trading dan ekuitas di Prancis. Yang mana, hanya sekitar 10 juta orang dewasa di Prancis yang menggunakan Internet, dan setengah dari jumlah itu yang memiliki saham. Orang Prancis telah lama berpaling menjauh dari investasi pasar saham, dan memandangnya sebagai persekongkolan untuk memperkaya orang dalam dengan menipu pemula. Dengan adanya skandal Enron dan WorldCom di sini, Anda hampir dapat mendengar suara tertawa di cafe-cafe trotoar di sana. eBay, situs lelang online pribadi yang sangat berhasil di Amerika Serikat, mengalami kesulitan yang hampir sama baik di Jepang maupun di Prancis. Tingkat penggunaan internet yang relatif rendah di Prancis hanyalah bagian dari masalah.bagi orang Jepang, menjual barang yang sudah tidak dikehendaki kepada orang lain adalah halyang memalukan, apalagi membelinya dari orang asing. Obral barang bekas (garage sales) juga tidak pernah terdengar lagi. Di Prancis, negara asal pendiri perusahaan Pierre Omidyar, eBay menghadapihukum Prancis yang membatasi operasi pelelangan hanya untuk sedikit juru lelang yang diberi izin oleh pemerintah. Berdasarkan pengetahuan tentang perbedaan dalam nilai kultural antara Amerika Serikat baik dengan Jepang maupun Prancis, kita harus memperkirakan penyebaran jasa internet high-tech yang lebih lambat dalam kedua negara terakhir. E-trading dan e-auction telah meledak di Amerika. Bagaimanapun, dibandingkan dengan mereka yang berada di banyak negara lain, investor AS tidak menentang resiko dan ketidakpastian dalam investasi ekuitas ataupun interaksi impersonal dari transaksi online.

Sumber : William D. Echikson, “Rough crossing for eBay,” Business Week E.Biz, 7 Februari 2000, hal. EB48; Ykimo ono, “Pizza Queen of Japan Turns Web Auctioneer,” Wall Street Journal, 6 Maret 2000, hal. B1; Euromonitor (2005).

A. DEFINISI KULTUR Ada banyak cara memikirkan kultur, (Hofstede dalam Cateora, 2007) menyebut kultur sebagai peranti lunak pemikiran dan mengatakan bahwa kulturmenyediakan pedoman bagi manusia untuk bagaiman pemikir dan bertindak; ia adalah alat untuk memecahkan masalah Pengetahuan menyangkut kultur ada 2 yaitu : 1. PENGETAHUAN FAKTUAL 

Pengetahuan faktual sering mempunyai makna sebagai suatu. akta langsung tentang sebuah kultur, namun mengandung signifikansi tambahan manakala ditafsirkan di dalam konteks kultur. Umpamanya, mayoritas umat di Indonesia beragama Islam.

2. PENGETAHUAN INTERPRETATIF 

Pengetahuan interpretatif membutuhkan suatu kadar wawasan yang sering disebut sebagai PERASAAN (feeling).

B. ELEMEN-ELEMEN KULTUR Kultur adalah subyek multidimensional yang kompleks. Untuk memperoleh pemahaman kultur adalah dengan mempelajari elemenelemen kultur (cultural elements) berikut ini: 1. KULTUR MATERI. Kultur materi (material culture) meliputi alatalat dan artifak-artifak—benda-benda fisik dan , materi hasil kecerdasan manusia

2. TEKNOLOGI DAN KULTUR MATERI. Teknologi menunjuk kepada berbagai teknik atau metode untuk membuat dan menggunakan benda-benda tersebut. 3. ASPEK-ASPEK KULTURAL TEKNOLOGI Teknologi tidak hanya meliputi aplikasi ilmu atas produksi/tetapi juga kemahiran dalam pemasaran, keuangan, dan manajemen 4. KULTUR MATERI SEBAGAI SUATU KENDALA Para pemasar perlu memperhatikan bagaimana kultur materi di pasar asing mempengaruhi operasi-operasi mereka di sana 5. KULTUR MATERI DAN PEMASARAN Yang sama pentingnya bagi para pemasar adalah memahami kultur materi di pasar asing. 6. IMPERIALISME Barangkali peran yang paling tampak dari pemasaran internasional adalah sebagai agen perubahan kultural (agent of cultural change). 7. BAHASA Bahasa Bahasa (language) merupakan perbedaan yang paling nyata di antara beraneka kultur. Tidak mungkin terlepas dari semua aspek lainnya dari sebuah kultur, bahasa merefleksikan sifat dan nilai kultur yang bersangkutan.

C. DINAMIKA KULTUR BUDAYA DALAM PEMASARAN Budaya didefenisikan(Chandra: 2004) sebagai total jumlah pengetahuan tentang kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan untuk melayani secara langsung perilaku consumer dari anggota masyarakat khusus. Komponent kepercayaan dan nilai-nilai pada defenisi di atas berhubungan dengan akumulasi perasaan dan prioritas yang dimiliki individu tentang sesuatu dan miliknya. Budaya Massa: Budaya pop yang diproduksi melalui cara-cara industrial dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan dan konsumen Pemicu: industrialisasi, urbanisasi dan media massa Sifat: terstandarisasi, repetitif, dangka

Budaya Global Budaya massa yang disebarkan ke seluruh dunia melalui berbagai saluran pemasaran mutakhir. Pemasaran internasional memicu kemunculan budaya massa. Pemicu: Teknologi, Konglomerasi media, liberalisme, kapitalisme

Terdapat empat dimensi budaya untuk menjelaskan variabilitas(Chandra: 2004),yaitu : 1. Power distance, pengaruh perbedaan kekuasaan ketika terjadi hubungan antar pribadi. 2. Uncertainty avoidance, persetujuan masyarakat terhadap ancaman, situasi ragu-ragu dan dan kepercayaan pada institusi yang membantu mereka menghindari ketidak pastian. 3. Masculinity / feminimity, peran jenis kelamin sangat menentukan tentang perilaku pria dan wanita yang dapat diterima. 4. Individualism, nilai-nilai budaya sejahtera individu versus kelompok. Terdiri atas dua yaitu : a.Collectivism culture, orang-orang yang menjadi anggota kelompok bekerjasama untuk mencapai tujuan. b.Individualism culture, tujuan individu lebih penting. D. PERBEDAAN BUDAYA Karakteristik Dasar Kebudayaan (Geert Hofstede dalam Keegan, 2007) :

1. Preskriptif: aturan boleh atau tidak 2. Sosial 3. Dipelajari melalui sosialisasi & enkulturasi 4. Kumulatif 5. Dinamis 6. Menentukan batas kelompok E. PERUBAHAN KULTURAL Kultur mempunyai sifat dianamis; suatu proses yang hidup. Tetapi fakta bahwa perubahan kultural secara konstan kelihantannya paradoksal, karena salah satu atribut kultur adalah konservatif dan menolak perubahan. Karakter dinamis kultur penting dalam menilai pasar-pasar baru meskipun perubahan menghadapi perlwanan. Masyarakat berubah dalam berbagai cara. Beberapa mengalami perubahan sebagai akibat perang (sebagai contoh, perubahan di Jepang setelah perang dunia II) atau berencana alam.(Cateora:2007) 1. Perlawanan Terhadap perubahan Karakteristik kultur manusia adalah perubahan. Kebiasaan, selera, gaya, perilaku, laku nilai manusia yang tidak konstan teteapi secara terus-menurus berubah dapat dibuktikan dengan membaca majalah yang sudah berusia 20 tahun. Tetapi, pertumbuhan kultural secara gradual ini tidak terjadi tanpa perlawanan; metode, ide, dan produk baru selalu dicurigai sebelum dapat diterima, itupun jika akhirnya dapat diterima. Tingkat perlawanan terhadap pola-pola baru bervariasi. Dalam beberapa situasi elemen-elemen baru diterima secara menyeluruh dan cepat; sedang dalam situasi lain, perlawanan yang ada sangat kuat sehingga penerimaan tidak akan terjadi. Satu studi menggunakan data hofstede memperlihatkan bahwa penerimaan konsumen terhadap inovasi bervariasi antarkultur-inovasi diasosiakan dengan individual dengan individualisme yang lebih tinggi (IDV), kekuatan jarak yang lebih rendah (PDI), dan penghindaran ketidakpastian (UAI) yang lain menyatakan bahwa kultur juga mempengaruhi produk inovasi.

2. Perubahan Kultural Terencana dan Tidak Terencana Langkah pertama dalam mengadakan perubahan terencana dalam masyarakat adalah menentukan faktor-faktor kultural yang bertentengan dengan sebuah inovasi, dengandemikian menciptakan perlawanan pada penerimaan terhadapnya . langkah berikutnya adalah usaha untuk mengubah faktor-faktor tersebut dari rintangan atas penerimaan menjadi rangsangan untuk perubahan. Pendekatan disengaja yang sama yang digunakan para perencana sosial untuk mendapatkan penerimaan terhadap padi hibrida, metode sanitasi yang lebih baik, teknik pertanian yang lebih baik, atau diet kaya protein di antara masyarakat terbelakang dapat diadopsi pemasar untuk mencpai tuuan-tujuan pemasaran. 3. Konsekuensi Dari Inovasi Ketika terjadi penyebaran (penerimaan) produk, proses dari perubahan sosial juga dapat terjadi. Satu isu yang sering kali diangkat adalah mengenai konsekuensikonsekuensi dari perubahan yang terjadi dalam sebuah sistem sosial sebagai hasil penerimaan atas atas inovasi. Pemasar yang mengusahakan penyebaran dan pemakaian produk mungkin dapat secara coroboh menyebabkan perubahan yang mempengaruhi susunan suatu sistem sosial. Hal

DAFTAR PUSTAKA Cateora, Philip R. Dan Graham, Jhon L. 2007. Pemasaran Internasional Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat Chandra, Gregorius, dkk. 2004. “Pemasaran Global: Internasionalisasi dan Internetisasi”. Jakarta: ANDI. Keegan, Warren J, (2007). Manajemen Pemasaran Keenam Jilid 1. Jakarta: PT INDEKS Kelompok Gramedia.

Global.

Edisi

Related Documents

Materi
August 2019 84
Materi
December 2019 69
Materi
June 2020 39
Materi
June 2020 53
Materi Phbs.docx
October 2019 15
Materi Kbi.docx
June 2020 5

More Documents from "Tria Maya"