Master Lbm 2 Jiwa.docx

  • Uploaded by: Atika
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Master Lbm 2 Jiwa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,133
  • Pages: 24
Step 1 Gangguan bipolar : biasanya dikenal dg bipolar 1 suatu sindrom dg seluruh gejala mania terjadi selama perjalanan gangguan ini. Suatu kondisi mental yg mnyebabkan perubahan mood ekstrim, bisa mengalami perasaan sangat bahagia (mania), sangat sedih (depresi). Seringkali perubahan nya terdapt celah berupa mood normal Mood : emosi scara internal atau tidk terlihat org lain hanya diri sendiri yg merasakan Afek : emosi yg bisa diobservasi berasal dari eksternal, bisa terlihat dari luar Obat mood stabilizer : obat yang digunakan untuk menyetabilkan mood

Step 2 1. Apa hubungan gangguan bipolar dengan perubahan mood pasien ? Gangguan yang terjadi 2 episode manic: sangat senang, sekurang kurangnya berlangsung 2 minggu 45bln, saat diangkat sebagai manager depresi :5-9 bln dg ratarata 6 bln, saat putus cinta (malas melakukan sesuatu, sedih) gambaran klinis :

- Tidak sadar depresi - 90% perubahan mood drastis (senang-normal-sedih) atau sebaliknya - 80% mengalami nafsu makan turun, tidur juga berkurang , malas kerja, kurang semangat 2. Apa epidemiologi dari gangguan mood? - Nilai insidensi dan prevalensi. Depresi berat : seumur hidup 15% Terapi : 10% berobat ke faskes primer 15% sampai ke rawat inap Kasus bipolar 1: prevalensi 1%. Jumlah laki pr 1:1 - Jenis kelamin : perempuan lebih tinggi 2:1 faktor hormonal, pengaruh kelahiran anak, stressor psikososial, modal dari perilaku ketergantungan Episode manic : laki > pr Episode depresif berat : pr > laki - Usia : Gangguan bipolar 1 : usia anak 5-6 th sd 50 th Depresi berat : rerata 40 th Krna anak <20 th alkohol dan napza - Status pernikahan : Orang yg tidak memiliki hubungan interpersonal, dan pasangan bercerai - Sosio ekonomi budaya Minimnya kelulusan bidang akademik  awitan usia dini  kasus bipolar 1 3. Apa saja macam macam dari mood ? - Ekstasi : kegembiraan luar biasa - Depresi : kesedihan psikopatologis - Anhedonia: hilang minat, semangat sehari hari, menarik diri dari aktivitas - Aleksitinia: kesulitan dalam menggambarkan mood . Eutinik : normal - Disforia: perasaan tidak nyaman di lingkungannya (bosan, jengkel) Utama dan tambahan Utama: depresi berat (depresi unipolar ), bipolar

Depresi : Gejala utama: 1. afek depresif 2. kehilangan minat dan kegembiraan 3. berkurangnya energi yg mengakibatkan mudah lelah, penurunan aktivitas gejala tambahan 1. 2. 3. 4. 5. 6.

konsentrasi berkurang harga diri dn prcayaan berkurang gagasan rasa bersalah dn tidak berguna pandangan masa depan suram dn pesimis gagasan yg membahayakan diri nafsu makan berkurang tidur terganggu -ringan: 2 gejala utama, 2 gejala tambahan Sedang: 2 gejala utama, 3 gejala tambahan Berat: 2 gejala utama, 4 gejala tambahan Bipolar : manic depresi, hipomanic depresi Tambahan:

Macam macam afek : - Afek Datar: kehilangan kemampuan ekspresi diri - Afek tumpul : terjadi penurunan ekspresi diri - Afek terbatas - Afek normal 4. Apa saja macam macam gangguan perasaan 7 kelompok F30: episode manic: normal senang sekali F31: gangguan afektif bipolar : sedih sekali  normal  senang sekali F32: depresif: depresi berlebih F33: gangguan depresif berulang> jeda normal diantara F34: gangguan suasana perasaan menetap F38: gang. Suasana perasaan lain F39: gang suasana perasaaa tidk teridentifikasi

5. Apa perbedaan dari kondisi mood pasien saat merasa sangat senang dan saat sedih? Serotonin turun merasa sedih sd bunuh diri (depresi) Serotonin naik  senang Dopamin turun  depresi Senang sangat tnpa rasa capek : euforia Sangat sedih sekali, tidak tidur seharian juga tidak apa apa Tidak tidur melatonin turun  gangguan tidur kortisol naik  50% bisa depresi norepinefrin saat depresi menurun meningkatkan alfa 2 adrenergik meningkatkan mekanisme biokimiawi depresi 6. Bagaimana alur diagnosis dari keluhan di skenario

Anamnesis: Keluhan utama: merasa senang, RPS: 1 minggu selalu bersemangat, tidak merasa lelah walaupun bekerja larut malam, boros. Stressor:Setelah diangkat menjadi manager RPD : 9 bulan lalu merasa sedih, kehilangan minat, kegembiraan, kurang semangat, tidur terganggu, malas mengerjakan pekerjaan kantor. Stressor: Karena putus dengan pacar Riwayat medis umum – Riwayat fisik : dbn

Riwayat lab : dbn Pemakaian napza – Pemeriksaan status mental : Mood : merasa sangat senang (hipertim) Kesesuaian mood : serasi Proses berpikir Arus pikir: koheren Isi pikir: tidak ada waham Gangguan persepsi : DD : mania tanpa gejala psikotik, episode depresi berat Gangguan aktif bipolar : 2 afek berbeda, terdapat fase normal diantara 2 fase perubahan Trias mania: aktivitas meningkat, afek meningkat, terdapat grandiositas. Trias depresi : 7. Apa etiologi dan faktor risiko dari diagnosis? - Psikososial : episode pertama + stress  perubahan biologi otak yg bertahan lama  perubahan neuro transmitter, kehilangan neuron pasien lebih berisiko ke episode selanjutnya Etiologi: - genetik : belum diketahui, menurut insidensi : ada riwayat keluarga bipolar  keturunan 10x berisiko bipolar - biologis : penurunan serotonin penurunan mood, dopamin turun  sedih, NE turun  sedih - psikososial: episode pertama + stress  perubahan biologi otak yg bertahan lama  perubahan neuro transmitter, kehilangan neuron pasien lebih berisiko ke episode selanjutnya 8. Mengapa pasien diberikan obat mood stabilizer? Tujuan :

Pemulihan gejala dari mania atau depresi, sehingga mood bisa stabil Mencegah kekambuhan Meningkatkan fungsi sosial Mencegah keinginan bunuh diri Garam lithium : Sangat senang Krn dopamin meningkat  diberi lithium Menurukan metab dopamin 9. Bagaimana tatalaksana dari diagnosis ? 10.Bagaimana prognosis dari diagnosis ? Step 7 1. Apa hubungan gangguan bipolar dengan perubahan mood pasien ? Gangguan yang terjadi 2 episode manic: sangat senang, sekurang kurangnya berlangsung 2 minggu 45bln, saat diangkat sebagai manager depresi :5-9 bln dg ratarata 6 bln, saat putus cinta (malas melakukan sesuatu, sedih) gambaran klinis : - Tidak sadar depresi - 90% perubahan mood drastis (senang-normal-sedih) atau sebaliknya - 80% mengalami nafsu makan turun, tidur juga berkurang , malas kerja, kurang semangat

-

Hiper: cushing sind (wajah): gangguan mood, psikosis, Hipo : addison disease  depresi 2. Apa epidemiologi dari gangguan mood? - Nilai insidensi dan prevalensi. Depresi berat : seumur hidup 15% Terapi : 10% berobat ke faskes primer 15% sampai ke rawat inap

-

-

-

-

Kasus bipolar 1: prevalensi 1%. Jumlah laki pr 1:1 Jenis kelamin : perempuan lebih tinggi 2:1 faktor hormonal, pengaruh kelahiran anak, stressor psikososial, modal dari perilaku ketergantungan Episode manic : laki > pr Episode depresif berat : pr > laki Usia : Gangguan bipolar 1 : usia anak 5-6 th sd 50 th Depresi berat : rerata 40 th Krna anak <20 th alkohol dan napza Status pernikahan : Orang yg tidak memiliki hubungan interpersonal, dan pasangan bercerai Sosio ekonomi budaya Minimnya kelulusan bidang akademik  awitan usia dini  kasus bipolar 1

Distimik : dibawah depresi , mood depresi lebih dari 2 th Siklotimik : subs sindrom mani

3. Apa saja macam macam dari mood ? - Ekstasi : kegembiraan luar biasa - Depresi : kesedihan psikopatologis - Anhedonia: hilang minat, semangat sehari hari, menarik diri dari aktivitas - Aleksitinia: kesulitan dalam menggambarkan mood . Eutinik : normal - Disforia: perasaan tidak nyaman di lingkungannya (bosan, jengkel) Utama dan tambahan Utama: depresi berat (depresi unipolar ), bipolar

Mood: suatu keadaan emosi menetap, merasap dalam waktu relatif lama Afek : keadaan emosi saat ini (sesaat) sesuai dengan isi pikir , abnormal : datar, tumpul

Depresi : Gejala utama:  afek depresif  kehilangan minat dan kegembiraan

 berkurangnya energi yg mengakibatkan mudah lelah, penurunan aktivitas gejala tambahan      

konsentrasi berkurang harga diri dn prcayaan berkurang gagasan rasa bersalah dn tidak berguna pandangan masa depan suram dn pesimis gagasan yg membahayakan diri nafsu makan berkurang tidur terganggu -ringan: 2 gejala utama, 2 gejala tambahan Sedang: 2 gejala utama, 3 gejala tambahan Berat: 2 gejala utama, 4 gejala tambahan Bipolar : manic depresi, hipomanic depresi Tambahan:

Macam macam afek : - Afek Datar: kehilangan kemampuan ekspresi diri - Afek tumpul : terjadi penurunan ekspresi diri - Afek terbatas - Afek normal 4. Apa saja macam macam gangguan perasaan 7 kelompok F30: episode manic: normal senang sekali F31: gangguan afektif bipolar : sedih sekali  normal  senang sekali F32: depresif: depresi berlebih F33: gangguan depresif berulang> jeda normal diantara F34: gangguan suasana perasaan menetap F38: gang. Suasana perasaan lain F39: gang suasana perasaaa tidk teridentifikasi 5. Apa perbedaan dari kondisi mood pasien saat merasa sangat senang dan saat sedih?

6. Serotonin turun merasa sedih sd bunuh diri (depresi) Serotonin naik  senang Dopamin turun  depresi Senang sangat tnpa rasa capek : euforia Sangat sedih sekali, tidak tidur seharian juga tidak apa apa Tidak tidur melatonin turun  gangguan tidur kortisol naik  50% bisa depresi norepinefrin saat depresi menurun meningkatkan alfa 2 adrenergik meningkatkan mekanisme biokimiawi depresi 7. Bagaimana alur diagnosis dari keluhan di skenario

Anamnesis:

Keluhan utama: merasa senang, RPS: 1 minggu selalu bersemangat, tidak merasa lelah walaupun bekerja larut malam, boros. Stressor:Setelah diangkat menjadi manager RPD : 9 bulan lalu merasa sedih, kehilangan minat, kegembiraan, kurang semangat, tidur terganggu, malas mengerjakan pekerjaan kantor. Stressor: Karena putus dengan pacar Riwayat medis umum – Riwayat fisik : dbn Riwayat lab : dbn Pemakaian napza – Pemeriksaan status mental : Mood : merasa sangat senang (hipertim) Kesesuaian mood : serasi Proses berpikir Arus pikir: koheren Isi pikir: tidak ada waham Gangguan persepsi : DD : mania tanpa gejala psikotik, episode depresi berat Gangguan aktif bipolar : 2 afek berbeda, terdapat fase normal diantara 2 fase perubahan Daya pertimbangan buruk karena gangguan mood afektif Kepribadian ambang : impulsif

8. Apa etiologi dan faktor risiko dari diagnosis? - Psikososial : episode pertama + stress  perubahan biologi otak yg bertahan lama  perubahan neuro transmitter, kehilangan neuron pasien lebih berisiko ke episode selanjutnya a. Faktor Biologis

Data yang dilaporkan paling konsisten dengan hipotesis bahwa gangguan depresi berat berhubungan dengan disregulasi heterogen pada amin biogenik ( norepinefrin dan serotonin ). Penurunan serotonin dapat encetuskan depresi, dan pada beberapa pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolik serotonin di dalam cairan serebrospinal yang rendah serta konsentrasi tempat ambilan serotonin yang rendah di trombosit. Faktor neurokimia lain seperti adenilate cyclase, phsphotidyl inositol, dan regulasi kalsium mungkin juga memiliki relevansi penyebab. Penelitian anak pra pubertas dengan gangguan depresif berat dan remaja-remaja dengan gangguan mood telah menemukan kelainan biologis. Anak pra pubertas dalam suatu episode gangguan depresif berat mensekresikan hormon pertumbuhan yang secara bermakna lebih banyak selama tidur dibandingkan dengan anak normal dan anak dengan gangguan mental nondepresi. •

Amin biogenik. neuroutransmiter amin biogenik adalah: norepinefrin, serotonin, dopamin, GABA dan neuroendokren.



NOREPINEFRIN. reseptor adrenergik-alfa2, teraktivasi => ↓ norepinefrin yg di lepaskan.

reseptor adrenergik-alfa2 juga berlokasi pada neuron serotonergik dan mengatur jumlan serotonin yang dilepaskan. •

SEROTONIN. penurunan serotonin => depresi, pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolit serotonin dlm cairan serebrospinalis rendah dan konsentrasi tempat ambilan serotonin yang rendah di trombosit,



DOPAMIN. Aktivitas dopamin ↓ pada depresi dan↑ pada mania. Penelitian: hubungan dopamin dan gangguan mood. bahwa jalur dopamin mesolimbik: disfungsi pada depresi dan reseptor dopamin tipe 1 (D1): hipoaktif pada depresi.



FAKTOR NEUROKIMIAWI LAIN. Neurotransmiter asam amino, khususnya gamma-aminobutyric acid (GABA) dan peptida neuroaktif (khususnya vasopresin & opiat endogen) => patofisiologi gangguan mood.

Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa sistem pembawa kedua (second-messenger), seperti: adenylate cyclase, phosphotidylinositol, dan regulasi kalsium—juga memiliki relevansi penyebab ggn mood •

REGULASI NEUROENDOKRIN. Hipotalamus sebagai pusat regulasi sumbu neurohormonal dan hipotalamus menerima banyak masukan (input) neuronal yang menggunakan neurotransmiter amin biogenik. Sumbu neuroendokrin utama ggn mood adalah: sumbu adrenal, tiroid, dan hormon pertumbuhan. Kelainan neuroendakrin lainnya adalah: ↓ sekresi nokturnal melantonin, ↓ pelepasan prolaktin terhadap pemberian tryptophan, ↓ kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH), dan ↓ testosteron pada laki-laki

b. Faktor Genetika Data genetik menyatakan bahwa sanak saudara derajat pertama dari pasien gangguan depresi berat kemungkinan 1,5 – 2,5 kali lebih besar daripada sanak saudara derajat pertama kontrol. Memiliki satu orang tua yang terdepresi kemungkinan meningkatkan resiko dua kali untuk keturunan, memiliki kedua orang tua terdepresi kemungkinan meningkatkan resiko empat kali bagi keturunan untuk terkena gangguan depresi sebelum usia 18 tahun.

c. Faktor Psikososial Perizstiwa kehidupan dan stess lingkungan, suatu pengalamn klinis yang telah lama direplikasikan adalah bahwa peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood daripada episode selanjutnya. Hubungan tersebut telah dilaporkan untuk gangguan depresi berat.

-

Etiologi: - genetik : belum diketahui, menurut insidensi : ada riwayat keluarga bipolar  keturunan 10x berisiko bipolar - biologis : penurunan serotonin penurunan mood, dopamin turun  sedih, NE turun  sedih - psikososial: episode pertama + stress  perubahan biologi otak yg bertahan lama  perubahan neuro transmitter, kehilangan neuron pasien lebih berisiko ke episode selanjutnya

9. Mengapa pasien diberikan obat mood stabilizer? Tujuan : Pemulihan gejala dari mania atau depresi, sehingga mood bisa stabil Mencegah kekambuhan Meningkatkan fungsi sosial Mencegah keinginan bunuh diri Garam lithium : Sangat senang Krn dopamin meningkat  diberi lithium Menurukan metab dopamin 10.Bagaimana tatalaksana dari diagnosis ?

Penatalaksanaan 1. Hospitalisasi: RSJ 2. terapi obat2an  untuk episode depresi berat:  dapat diberikan obat antidepresan missal : amitryptilin dengan dosis 75-150 mg/hari  bila disertai gejala agitasi diberi obat antipsikotik, missal : chlorpromazine dengan dosis 300-1500 mg / hari  untuk tipe manik :  diberikan obat antipsikotik missal : haloperidol dengan dosis 15-30 mg / hari atau chlorpromazine (300-1500 mg/ hari) 3. ECT Indikasi :  Pasien tidak responsive terhadap obat

 

Pasien tidak mau minum obat Kondisi kliniknya sedemikian parah dimana perbaikan yang cepat hanya dengan ECT 4. psikoterapi

Obat Anti – Depresi ( Thymoleptics, Psychic Energizers, Anti Depressants, Anti Depresan  Penggolongan  Obat Anti – Depresi Trisiklik = Amitriptyline, Imipramine, Clomipramine, Tianeptine, Opipramol  Obat Anti – Depresi Tetrasiklik = Maprotiline, Mianserin, Amoxapine  Obat Anti – Depresi MAOI – Reversible (Monoamine Oxydase Inhibitor) = Moclobemide  Obat Anti – Depresi Atypical = Trazodone, Tianeptine, Miertazapine  Obat Anti – Depresi SSRI ( Selective Serotonin Reuptake nhibitor / = Sertraline, Paroxetine, Fluvoxamine, Fluoxetine, Citalopram Maslim, Rusdi, Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, 2001, Edisi ke3

   

PENATALAKSANAAN DEPRESI Perlu pemeriksaan medis dan psikiatris untuk menyisihkan depresi sekunder dan berusaha untuk mengidentifikasi sindrom afektif.Selalu tanyakan tentang gambarangambaran vegetatif dan evaluasi potensi untuk bunuh diri. Rawatlah pasien-pasien yang : mengalami ketidakmampuan akibat gangguan ini mempunyai lingkungan rumah yag destruktif atau dukungan lingkungan yang terbatas berisiko bunuh diri mempunyai penyakit medik terkait yang memerlukan penatalaksanaan Semua pasien deprsei harus mendapatkan psikoterapi dan beberapa memerlukan tambahan terapi fisik.Kebutuhan terapi khusus bergantung pada diagnosis, berat penyakit, umur pasien, dan respon terhadap terapi sebelumnya.

1. Terapi Psikologik  Psikoterapi suportif selalu diindikasikan.  Berikan kehangatan, empati, pengertian dan opimistik.  Bantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan hal-hal yang membuatnya prihatin dan melontarkannya.  Bantulah memecahkan problem eksternal (misal, pekerjaan, menyewa rumah)arahkan pasien, terutama selama episode akut dan bila pasien aktif bergerak.  Latih pasien untuk mengenal tanda-tanda dekompesasi yang akan datang  Temui pasien sesering mungkin (mula-mula 1-3 kali per minggu) dan secara teratur tetapi jangan sampai tidak berakhir atau untk selamanya.  Kenalilah bahwa beberapa pasien depresi dapat memprovokasi kemarahan anda (melalui kemarahan, hostilitas, dan tuntutan yang tak masuk akal, dll)



   



Psikoterapi berorientasi tilikan jangka panjang dapat berguna pada pasien depresi minor kronis tertentu dan beberapa pasien dengan depresi mayor yang mengalami remisi tetapi mempunyai konflik. Terapi kognitif perilaku dapat sangat bermanfaat pada pasien depresi sedang dan ringan Depresi diterapi dengan memberikan pasien latihan keterampilan dan pengelaman pengalaman sukses. Dari perspektif kognitif, pasien dilatih untuk mengenal dan menghilangkan pikian pikiran negatif dan harapan – harapan negatif. Terapi ini mencegah kekambuhan. Deprivasi tidur parsial (bangun mulai di pertengahan malam dan tetap terjaga sampai malam berikutnya), dapa membantu mengurangi gejala – gejala depresi mayor buat sementara. Latihan fisik (berlari,berenang) dapat memperbaiki depresi, dengan mekanisme bilologik yang belum dimengerti dengan baik.

2. Terapi Fisik  Litium efektif dalam membuat remisi gangguan bipolar, mania dan mungkin bermanfaat dalam pengobatan depresi bipolar akut dan beberapa depresi unipolar.  Antikonvulsan juga sama baik dengan litium untuk mengobati kondisi akut, meskipun kurang efektif untuk rumatan. Antidepresan dan litium dapat dimulai bersama – sama dan litium diteruskan setelah remisi.  Antipsikotik diperlukan bagi pasien psikotik, paranoid, atau pasien yang sangat agitasi, tunggal atau bersama – sama dengan antidepresan, litium, atau ECTanti depresan yang baru juga terlihat efektif. ECT mungkin merupakan terapi terpilih :  bila obat tidak berhasil setelah satu atau lebih dari 6 minggu pengobatan,  bila kondisi pasien menuntut remisi segera (misal, bunuh diri yang akut)  pada beberapa depresi psikotik  pada pasien yang tak dapat mentoleransi obat (misal, pasien tua yang berpenyakit jantung). Lebih dari 90% pasien memberikan respons. Sumber: Buku Saku Psikiatri, David A tomb

Generic

Litium carbonate

N.dagang

Dosis lazim dewasa (mg/hr)

Preparat

Kapsul (150,300,600 mg) Tablet (300mg) Tablet lepas lambat (300,450 mg)

Sirup (8 mEq/5ml)

Carbamazepine

Tegretol, Bamgotil

Valproic acid

Depakene

400’’

Tablet 200 mg Sirup 100 mg/5ml Kapsul 250 mg Sirup 250mg/5ml Tablet lepas 125,250,500 mg

lambat

Rawap Inap Indikasi: - prosedur diagnostik, - risiko bunuh diri atau membunuh, - penurunan jelas kemampuan makanan atau berlindung. - gejala berkembang cepat dan - hancurnya sistem pendukung   

Pasien sering tidak mau masuk rumah sakit secara sukarela perlu dibawa secara involunter/paksa. Pasien depresif berat sering tidak mampu mengambil keputusan karena pikiran yang melambat, negatifistik, dan putus asa.  Pasien manik sering memiliki tilikan terganggu, sehingga perawatan di rumah sakit tampaknya sangat menggelikan bagi mereka Terapi Psikososial • Tiga jenis psikoterapi jangka pendek: Terapi kognitif, terapi interpersonal, dan terapi perilaku. bermanfaat: gangguan depresif berat. • Psikoterapi berorientasi psikoanalitik. • Terapi kognitif, pada distorsi kognitif pada depresif berat. • Tujuan terapi kognitif adalah menghilangkan episode depresif dan mencegah rekurennya dengan membantu pasien mengidentifikas dan uji kognitif negatif; mengembangkan cara berpikir altematif, fleksibel, dan positif; dan melatih kembali respon kognitif dan perilaku yang baru Terapi interpersonal. memusatkan pada satu atau dua masalah interpersonal pasien yang sedang dialami sekarang,  Pertama, masalah interpersonal sekarang kemungkinan memiliki hubungan awal yang disfungsional.  Kedua, masalah interpersonal sekarang adalah efektif di dalam pengobatan gangguan depresif berat dan mungkin, secara spesifik membantu menjawab masalah.

Farmakologi • Step 1 = Golongan SSRI (Fluoxetine, Sertaline) • Step 2 = Golongan Trisiklik (Amitriptyline) • Step 3 = Golongan Tetrasiklik (Maprotiline) Golongan “atypical” (Tradazone) Golongan MAOI Reversible (Moclobemide) CBT ?

11.Bagaimana prognosis dari diagnosis ? Lebih buruk dari depresi berat 40-50% manik kedua sejak episode pertama Hanya sekitar 50-60% bipolar yg dapat diberi Li , 7% gejala bisa hilang, 45% episode berulang, 40% menetap Menjadi lebih buruk jika, pkerjaan memburuk, alkohol, gmbaran depresi dantara 2 fase, ada bukti depresi pada laki2 Lebih baik jika fase manik pendek , pd usia lanjut, pemikiran untuk bunuh diri rendah, psikotik rendah, masalah organik rendah Kegagalan pengobatan depresi berat dan terus berlangsung dalam kurun waktu 7-12 bulan akan berdampak recurent atau menjadi episode depresi berulang dengan gangguan sosial yang persisten antara dua episode. Usaha bunuh diri (suicide attempt) dan bunuh diri (suicide) merapukan komplikasi yang sering timbul.Semakin muda usia mulainya depresi, semakin jelek prognosisnya, tetapi erat hubungannya dengan faktor genetik. Anak yang mengalami depresi berat cenderung untuk menderita dpresi berat berulang dan gangguan bipolar. Kebanyakan yang sembuh dalam beberapa bulan, kembali relaps 1-2 tahun kemudian.

Related Documents

Master Lbm 2 Jiwa.docx
April 2020 37
Master Lbm 3 Respirasi
October 2019 40
Master Lbm 5.docx
December 2019 32
Master Lbm 4.docx
June 2020 43
Lbm 2
August 2019 54
Master 2
April 2020 33

More Documents from "bujay"