Manajemen Stress Pada Ibu Hamil.docx

  • Uploaded by: yolanda wulandari
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Manajemen Stress Pada Ibu Hamil.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,964
  • Pages: 16
MANAJEMEN STRESS PADA IBU HAMIL D I S U S U N OLEH : KELOMPOK 1 1. Yolanda Wulandari

170204076

2. Inri Sihombing

170204024

3. Azwara Andika Ginting

170204078

4. Yuris Dawinda Waruwu

170204086

5. Teguh Anugrah

170204087

DOSEN PENGAMPU: Ns.Lasmarina Sinurat, S.Kep., M.Kep

PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA 2018

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan Maternitas I tepat waktu.

Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi penyempurnaan makalah ini.

Pada kesempatan ini kelompok mengucapkan terima kasih kepada: 1. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku ketua Yayasan Sari Mutiara Medan. 2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia. 3. Taruli Sinaga SP, M.KM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia. 4. Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia. 5. Ns. Lasmarina Sinurat , S.Kep, M.Kep. pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada kelompok dalam menyelesaikan topik mata kuliah Keperawatan Maternitas I.

Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses pengajaran dan pembuatan makalah Manajemen Stress Pada Ibu Hamil ini yang namanya tidak kami cantumkan satu persatu, demikian makalah Manajemen Stress Pada Ibu Hamil ini di buat semoga bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 14 Januari 2019 Penyusun

Kelompok 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang 1.2 Tujuan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Stres dan Kehamilan 2.2 Faktor Penyebab Stress pada Masa Kehamilan 2.3 Resiko Stres dalam Mempengaruhi Kesehatan Ibu Hamil 2.4 Cara Mengurangi Tingkat Stres Selama Masa Kehamilan BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA BARANG BUKTI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan takdir yang begitu menakjubkan bagi semua wanita di dunia.

Selain itu, kehamilan merupakan proses ilmiah untuk

menjaga kelangsungan keturunan peradapan manusia. Kehamilan bisa tejadi jika seorang wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. Kehamilan merupakan fenomena normal yang terjadi karena adanya pertemuan sel sperma dengan sel telur di tuba fallopi, kemudian bernidasi dilapisan endometrium yang akan berkembang menjadi janin, lamanya kehamilan normal 280 hari atau 40 minggu. Pada masa kehamilan akan terjadi perubahan pada calon ibu baik secara fisiologis dan psikologis. Perubahan tersebut sebagian besar dikarenakan pengaruh hormon esterogen dan progesteron. Kehamilan merupakan suatu kondisi perubahan fisik, psikis dan sosial. Seorang wanita dewasa yang sedang mengalami kehamilan dituntut harus siap secara fisik, tetapi juga harus siap secara mental (psikologis). Hal inilah yang perlu diperhatikan ibu hamil yang umumnya terjadi pada setiap kehamilan, seperti perubahan bentuk tubuh dengan badan yang semakin membesar. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi mental (psikologis) ibu hamil sehingga perubahan ini pula yang dapat dengan mudah mempengaruhi stabilitas emosi ibu yang dapat berujung pada stress (Musbikin, 2006) Sekarang ini stres seakan menjadi sesuatu yang sulit sekali dipisahkan dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Terkadang sang calon ibu tak menyadari jika sedang mengalami stres. Kondisi stres pada umumnya ditandai dengan gejala sakit kepala, gelisah, tegang dan tak karuan. Oleh sebab itu, demi menjaga kesehatan ibu dan janinnya sangat dianjurkan untuk mengurangi beban mental yang akan menimbulkan stres berlebihan. Menjaga pola makan, berolah raga, dan melakukan aktivitas sehari-hari yang positif, hal ini dinilai akan membantu mnengurangi stres selama masa kehamilan ibu.

1.2 Tujuan 1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari stres dan kehamilan. 2. Mahasiswa mampu mengetahui faktor penyebab dari stres selama masa kehamilan sang ibu. 3. Mahasiswa mampu mengetahui tingkatan stres dalam mempengaruhi kesehatan ibu hamil. 4. Mahasiswa mampu mengetahui cara-cara mengurangi resiko stres pada ibu hamil.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Stress dan Kehamilan Stress adalah kondisi dinamis dengan rasa tegang dan cemas pada individu atau kumpulan individu dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan respon yang dihadapkan dengan kesempatan dan pembatas yang diinginkan dengan ditandai oleh ketegangan emosional yang berpengaruh terhadap kondisi mental dan fisik. Stres adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menibulkan pesepsi jarak antara tuntutan yang berasal dari situasi dan sumber daya sistem biologi, psikologis dan sosial dari seseorang (Suliswati, Payopo, Maruhawa, dkk (2005). Hal tersebut sesuai dengan keadaan pada saat peneliti melakukan penelitian terlihat mimik wajah begitu tegang pada saat peneliti ingin membagikan kuesioner penelitian. Menurut pendapat peneliti keadaan stres seseorang dalam hal ini ibu hamil dapat dilihat dari bagaimana reaksi terhadap hal-hal yang dianggap menganggu atau memberatkan. Peneliti berpendapat salah satu dampak penting terjadinya stres adalah diproduksinya adrenalin dan nonadrenalin yang memberi dampak pada bayi berupa abortus, kelahiran bayi prematur sampai pada kematian janin dan ibu saat melahirkan. Sedangkan kehamilan merupakan suatu kondisi perubahan fisik, psikis dan sosial. Seorang wanita dewasa yang sedang mengalami kehamilan dituntut harus siap secara fisik, tetapi juga harus siap secara mental (psikologis). Hal inilah yang perlu diperhatikan ibu hamil yang umumnya terjadi pada setiap kehamilan, seperti perubahan bentuk tubuh dengan badan yang semakin membesar. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi mental (psikologis) ibu hamil sehingga perubahan ini pula yang dapat dengan mudah mempengaruhi stabilitas emosi ibu yang dapat berujung pada stress (Musbikin, 2006)

2.2 Faktor Penyebab Stress pada Masa Kehamilan Stres yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau

gangguan emosi saat lahir nanti jika stres pada ibu tidak tertangani dengan baik. Stres ini di bagi menjadi 2 :  Stres Internal : Faktor psikologis yang mempengaruhi dalam kehamilan dapat berasal dari dalam diri ibu hamil (internal). Faktor psikologis yang mempengaruhi ibu hamil sendiri ialah latar belakang kepribadian ibu dan pengaruh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Ibu hamil memiliki kepribadian immature atau kurang matang biasanya dijumpai pada calon ibu dengan usia ibu yang masih sangat muda, introvet atau tidak mau berbagi dengan orang lain.  Stres Eksternal : berasal dari orang lain, sikap penerimaan atau penolakan orang lain terhadap individu. Penyebab lain dari stres dapat berasal dari eksternal

dimana

terjadinya

keretakan

dalam

rumah

tangga,

pengangguran atau adanya kematian anggota keluarga.

1. Support Keluarga Stres yang terjadi pada ibu hamil juga berasal dari support keluarga. Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh sehingga perubahan apapun yang terjadi pada ibu akan mempengaruhi keadaan keluarga. Bagi pasangan baru, kehamilan merupakan kondisi dari masa anak menjadi orang tua sehingga kehamilan dianggap suatu krisis bagi kehidupan berkeluarga yang dapat diikuti oleh stres dan kecemasan. Dukungan keluarga memegang peranan yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu, karena selama hamil ibu mengalami perubahan fisik atau psikologis sehingga membuat emosi ibu hamil labil.

2. Insomnia Peneliti berpendapat, ibu yang mengalami stres juga mengalami insomnia. Stres yang dialami ibu hamil berhubungan dengan faktor fisiologis seperti nyeri punggung saat kehamilan semakin membesar, peningkatan urinari yang mengakibatkan ibu sering BAK, proses

kelahiran yang semakin dekat serta berbagai faktor lain yang mengakibatkan ibu menjadi stres sehingga mengalami insomnia. Stres yang dialami ibu juga dipengaruhi oleh tuntutan yang ditanggung oleh ibu seperti bertambahnya anak maka akan bertambahnya jumlah kebutuhan yang harus dipenuhi berhubungan dengan jumlah pendapatan keluarga yang tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga, berbagai faktor stres juga diakibatkan oleh ibu hamil yang bekerja di siang hari, tuntutan pekerjaan yang menumpuk dan jadwal yang padat sehingga mengakibatkan ibu menjadi stres sehingga menimbulkan insomnia, dan berbagai faktor pencutus lainnya yang peneliti dapatkan ditempat penelitian.

3. Subtstance Abuse Subtstance Abuse adalah pola psikoaktif dari penggunaan zat atau bahan yang beresiko secara fisik bagi kesehatan ibu hamil dan janinnya, dapat memberikan pengaruh juga secara psikologis. Pengaruh psikologis tersebut dalam bentuk ketergantungan, kecanduan dan penyalahgunaan. Gejala- gejala gangguan psikologis akibat substance abuse antara lain : ganggguan dalam sosialisasi, gelisah, sifat lekas marah, halusinasi, euphoria atau ketagihan dan over dosis, paranoid, stres.

4. Partner abuse Partner abuse merupakan kekerasan atau penyiksaan yang dilakukan oleh pasangan ibu hamil dan sangat berpengaruh terhadap proses

kehamilan.

Kekerasan

terebut

dapat

berupa

kekerasan

emosional,seksual atau fisik, kekerasan seperti pemukulan, penyiksaan dibebani kerja berat. Kekerasan psikologis seperti tidak di perhatikan, suami selingkuh, dimarahi tanpa sebab yang pasti, istri menanggung beban keluarga, tingkah laku suami yang buruk seperti mabuk,judi dan pemarah. Kekerasan terhadap wanita dapat terjadi pada semua kebudayaan, pendidikan, ras, agama dan latar belakang sosial ekonomi.

2.3 Resiko Stres dalam Mempengaruhi Kesehatan Ibu Hamil Saat hamil, seorang calon ibu tidak hanya mengalami perubahan fisik saja, tetapi juga mengalami perubahan psikis. Oleh karena itu seorang calon ibu harus mempersiapkan fisik dan mental dengan matang, hal ini dikarenakan

adanya

perubahan

hormon

selama

hamil

yang

bisa

mempengaruhi emosi dan mental ibu. Bila kondisi ini tidak didukung dengan lingkungan dan keluarga yang harmonis maka ibu akan mengalami stres, terutama pada calon ibu yang masih bekerja di kantor saat hamil. Stres yang dialami ibu sewaktu hamil tentu akan dapat mempengaruhi janin yang ada dalam andungan. Ada banyak hal yang sering dikhawatirkan para ibu pada masa kehamilannya, rasa khawatir yang berlebih inilah yang membuat stres tak dapat dihindari. Berikut ini adalah beberapa resiko stres yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan anak dalam kandungan.

1. Meningkatkan Resiko Alergi Pada Janin Sebuah penelitian mengungkapakan bahwasanya stres yang dialami ibu ketika hamil akan mampu meningkatkan resiko alergi pada bayi kelak. Hal ini terjadi, disebabkan saat stres, janin akan menyerap hormon kortisol yang diproduksi oleh ibu sewaktu mengalami stres. Dan bayi dengan tingkat kadar hormon kortisol yang tinggi akan memiliki resiko lebih besar mengidap alergi dibandingkan bayi dengan kadar hormon kortisol yang rendah.

2. Meningkatkan Resiko Abortus (Keguguran) Stres yang menimpa ibu hamil tentunya akan beresiko lebih bahaya terhadap kesehatan janin yang ada dalam kandungannya. Pada kondisi terparah hal ini dapat menyebabkan ibu kehilangan janinnya atau keguguran. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan ibu dngan tingkat stresor yang lebih rendah dan memiliki sistem pengendalian stres yang lebih baik ketika menghadapi sumber stres pada ibu hamil.

3. Membuat Sistem Kekebalan Bayi Berkurang Sebagaimana diungkapkan oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh Jurnal Brain, Behavior anda Immunity, bahwa ibu hamil yang sering mengalami tegang, panik, dan cemas yang berlebihan akan dapat melemahkan sistem kekebalan bayi ketika bayi berusia 6 bulan.

4. Terganggunya Kesehatan Ibu Jika seorang ibu mengalami stres baik itu ringan ataupun berat, seorang ibu akan kehilangan nafsu makan, hal ini dapat menyebabkan seorang ibu kekurangan nutrisi dan timbulah berbagai macam gangguan yang mempengaruhi kesehatan seorang ibu, seperti diare, pusing, lemas, lesu dan berbagai gangguan metabolisme lainnya.

2.4 Cara Mengurangi Tingkat Stres Selama Masa Kehamilan Seorang wanita biasanya lebih cepat bereaksi dengan setiap kondisi daripada seorang pria. Begitu juga ketika seorang wanita sedang hamil dan tidak dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan maka bisa membuatnya mudah stres. Ada beberapa hal dan cara yang dapat mengurangi tingkat stres selama kehamilan, yaitu: 1. Dukungan Suami Dukungan suami kepada istri sangat penting dan diperlukan dalam membantu melewati masa kehamilan. Dengan menumbuhkan rasa percaya diri kepada istri dapat membuat mentalnya menjadi lebih kuat. Selain itu, membantu

istri

dalam menyiapkan

kebutuhan

calon

bayi

akan

menumbukan rasa aman dan nyaman pada sang istri. Dan dengan begitu, yang awalnya sang istri takut, cemas, dan stres akan mulai menghilang menjadi kebahagiaan. Menurut Nickolls(1972) dikutip dari Mulyata (1999), ibu hamil yang mengalami kecemasan tetapi mendapat dukungan emosional dan fisik

dari

suaminya

sebagaimana

yang

diharapkan,

akan

kecil

kemungkinannya mengalami komplikasi psikologis akibat kehamilan. Menurut Dagun (1991) dikutip dari Sulistyorini (2000), dukukungan

keluarga

terutama

dukungan

yang

didapatkan

dari

suami

akan

menimbulkan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri. Imam (2005) dikutip dari Sulistyorini dan Tursilowati (2007) menyatakan bahwa keberhasilan seorang ibu dalam kehamilan, dalam mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya dapat dilihat dari seberapa besar perhatian dukungan yang diberikan kepada ibu hamil sehingga dapat mengurangi kecemasan, rasa takut dan juga dapat mengurangi rasa nyeri pada saat persalinan. Semakin tinggi dukungan dari suami yang didapatkan oleh ibu, maka akan dapat mengurangi tingkat kecemasan pada Ibu, sebaliknya jika dukungan kurang akan dapat menimbulkan kecemasan pada Ibu. Terbukti dari dukungan suami baik Ibu yang baik, kecemasan hanya berada pada tingkat sedang. Untuk mengurangi tingkat kecemasan pada ibu, hendaknya suami memberikan dukungan yang baik pada ibu, agar persalinan dapat berjalan dengan baik.

2. Dukungan Keluarga Menurut Friedman (1998 dikutip dari akhmadi, 2009) dukungan keluarga berhubungan dengan kesehatan emosi seseorang, dimana dukungan yang diberikan dapat berupa dukungan informasi, penilaian atauvbimbingan, pertolongan dan dukungan emosional. Dukungan keluarga merupakan semangat yang diberikan oleh keluarga terhadap anggotanya, dimana individu percaya bahwa dukungan keluarga dapat membantu menghadapi suatu masalah (Rosenbaum, 1992 dikutip dari solikhin). Dengan memiliki dukungan keluarga yang baik, ibu hamil dapat mempertahankan kondisi kesehatan psikologisnya dan lebih mudah qmenerima perubahan fisik serta mengontrol gejolak emosi yang timbul. Ibu hamil dengan dukungan keluarga yang tinggi akan mengubah respon terhadap sumber kecemasan dan datang kepada keluarganya untuk mencurahkan isi hatinya, namun jika sebaliknya kurangnya dukungan

keluarga dapat meningkatkan kecemasan ibu hamil yang akan berpengaruh terhadap diri, kehamilan dan janinnya. Terbuka dari responden yang mendapatkan dukungan keluarga baik, kecemasan hanya berada pada tingkat sedang. Untuk mengurangi tingkat kecemasan pada ibu, hendaknya keluarga dapat memberikan dukungan yang baik pada ibu, agar ibu memiliki kemampuan untuk mengurangi rasa cemas dan lebih siap secara mental dalam menghadapi persalinannya nanti, dan persalinan pun dapat berjalan dengan baik.

3. Menghindari Pekerjaan yang Beresiko Pada saat ini, baik di Indonesia maupun di luar negeri, jumlah wanita yang memiliki pekerjaan cukup banyak. Tetapi pada saat kehamilan, sebuah pekerjaan menjadi masalah yang cukup dilema sehingga membuat sebahagian wanita stres dalam memikirkannya. Stres bisa melemahkan kondisi fisik dan mengganggu perkembangan janin. Jika dihadapi oleh masalah dilema seperti ini, maka tidak ada salahnya meminta dipindahkan kebagian yang tidak beresiko bagi perkembangan janin atau bahkan meminta cuti dalam jangka waktu yang lama. Tetapi jika dua hal ini tidak mungkin untuk dilakukan, maka wanita hamil harus tegas dalam memutuskan pekerjaan yang diambil atau kesehatan bayi.

Dari banyaknya pekerjaan, ada beberapa pekerjaan yang mungkin harus dihidari oleh wanita yang sedang hamil misalnya ahli di laboatorium, bertani, polisi lalu-lintas, juru masak, dan pekerjaan yang memerlukan waktu yang lama ketika duduk berjam-jam di depan layar komputer. Selain itu, jangan pernah menganggap remeh pekerjaan rumah tangga. Pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan yang lain sama melelahkan dan menguras tenaga dan pikiran.

4.

Mengikuti Senam Hamil Senam hamil merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan selama

kehamilan

atau

prenatal

care

yang

bertujuan

untuk

mempersiapkan dan melatih otot sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal dalam persalinan normal. Bila dicermati lebih lanjut, sebenarnya dalam gerakan senam hamil terkandung efek relaksasi yang dapat menstabilkan emosi ibu hamil. Melalui senam hamil ibu hamil akan diajarkan cara mengurangi kecemasan dan mengurangi rasa takut dengan cara relaksasi fisik dan mental, serta mendapatkan informasi yang mempersiapkan mereka untuk mengalami apa yang akan terjadi selama persalinan dan kelahiran. Pada latihan senam hamil terdapat teknik relaksasi yang dapat mengurangi kecemasan, saat individu mengalami ketegangan dan kecemasan yang bekerja adalah sistem saraf simpatetis, sedangkan saat rileks yang bekerja adalah sistem saraf para simpatetis. Jika sistem saraf simpatetis meningkatkan rangsangan atau memacu organ tubuh, memacu meningkatnya denyut jantung dan pernafasan, serta menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi (peripheral) dan pembesaran pembuluh darah pusat, maka sebaliknya sistem saraf parasimpatetis menstimulasi turunnya semua fungsi yang dinaikkan oleh sistem saraf simpatetis dan menaikkan semua fungsi yang diturunkan oleh sistem saraf simpatetis. Maka relaksasi dapat menekan rasa tegang dan cemas.

5. Prenatal Yoga Stres kehamilan adalah salah satu fenomena yang dialami oleh setiap ibu khususnya ibu yang pertama kali mengalami kehamilan (primigravida) yang dipicu oleh adanya prasangka-prasangka buruk yang akan menimpa dirinya. Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah latihan fisik, salah satunya dengan berlatih prenatal yoga. Yoga adalah sejenis olahraga tubuh, pikiran dan mental yang sangat membantu ibu hamil melenturkan persendian dan menenangkan pikiran terutama dalam trimester III. Prenatalyoga memiliki lima cara yaitu kesadaran nafas dalam yoga, pemanasan penuh kesadaran, gerakan inti prenatal yoga, relaksasi penuh kesadaran dan meditasi dan afirmasi positif yang dapat digunakan untuk mendapatkan manfaat dalam kehamilan dan

kelahiran anak secara alami. Sedangkan manfaat dari prenatal yoga secara teratur dari berbagai penelitian yang didapat sangat membantu dalam menjaga kesehatan dan kelancaran proses persalinan dan nifas sebab prenatalyoga akan membuat tubuh menjadi lentur terutama pada otot-otot jalan lahir.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh prenatal yoga terhadap tingkat stres pada ibu primigravida trimester III. Hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat stres setelah dilakukan prenatal yoga (12,18 = stres normal) lebih rendah dibandingkan tingkat stres sebelum prenatal yoga (22,47 = stres sedang). Hal ini menunjukkan bahwa prenatal yoga dapat menurunkan secara signifikan tingkat stres pada ibu primigravida trimester III (p value = 0,0001 < α = 0,05). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena prenatal yoga memberikan pengaruh relaksasi dan menghambat aktivitas dari saraf simpatik. Disarankan hendaknya fasilitas pelayanan kesehatan meningkatkan peran dan pelaksanaan prenatal yoga dalam mendukung

pelayanan

asuhan

keperawatan

untuk

memperoleh

persalinan yang aman dan lancar. Ibu hamil hendaknya melakukan prenatal yoga secara teratur dan baik untuk mempersiapkan persalinan yang lancar dan sehat.

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan Stres merupakan bentuk ketegangan dari fisik, psikis emosi maupun mental. Setiap manusia pasti pernah mengalami stres tidak terkecuali ibu hamil. Saat hamil, seorang calon ibu tidak hanya mengalami perubahan fisik saja, tetapi juga mengalami perubahan psikis. Oleh karena itu, seorang calon ibu harus mempersiapkan fisik dan mental dengan matang, hal ini dikarenakan

adanya

perubahan

hormon

selama

hamil

yang

bisa

mempengaruhi emosi dan mental ibu. Banyak faktor yang menyebabkan ibu hamil stres diantaranya stres yang berasal dari internal dan stres yang berasal dari eksternal. Selain memberi dampak negatif pada ibu, stres juga memberi dampak negatif bagi sang calon bayi. Oleh sebab itu, dengan dukungan suami dan keluarga, menghindari pekerjaan yang beresiko, berlatih yoga, dan mengikuti kelas senam hamil diharapkan dapat mengurangi stres pada ibu yang sedang hamil.

3.2 Saran Tidak hanya fisik, psikis calon ibu pada saat hamil harus diperhatikan. Stres yang berkelanjutan sangatlah memberi dampak negatif. Dengan melakukan hal-hal yang positif seperti berolahraga, pola hidup yang sehat, komunikasi yang baik dengan keluarga dan orang lain diharapkan akan mengurangi stres calon ibu pada masa kehamilan demi menjaga kesehatan ibu dan calon bayi.

DAFTAR PUSTAKA http://ners.fkep.unand.ac.id/index.php/ners/article/viewFile/19/16

https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jkk/article/viewFile/3785/2791

http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/3.Inka%20Puty%20LarasatiArief%20Wibowo%20(Volume%201%20nomor%201).pdf

https://media.neliti.com/media/publications/109841-ID-hubungan-stres-dengankejadian-insomnia.pdf

Related Documents


More Documents from "Emmi wulandari"

Texto 5
April 2020 14
Guia.docx
November 2019 22
April 2020 17