MANAJEMEN STRESS Sumber Bacaan : Terry Looker dan Olga Gregson. “Managing Stress Mengatasi Stress Secara Mandiri”. 2005. BACA : Jogjakarta. Stress dapat didefenisikan sebagai sebuah keadaan yang kita alami ketika ada sebuah ketidaksesuain antara tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk mengatasinya. Stress adalah keseimbangan antara bagaimana kita memandang tuntutan dan bagaimana kita memandang tuntutan-tuntutan dan bagaimana kita berpikir bahwa kita dapat mengatasi semua tuntutan yang menentukan apakah kita tidak merasakan stres, merasakan distress atau eutres. Distres adalah suatu keadaan dimana terlalu sedikit tuntutan yang merangsang anda yang menyebabkan kebosanan dan frustasi. Eutres adaah suatu kedaan dimana kemampuan yang kita rasaka untuk mengatasi melebihi tuntutan yang dirasakan. Dalam hal ini eutres dapat diartikan sebagai perluasan zona normal dalam keseimbangan stress. Penyebab stres adalah sebagai berikut : 1. Beban kerja berlebihan (terlampau banyak tugas). 2. Tekanan waktu dan tenggat waktu yang tidak mungkin dipenuhi. 3. Seberapa baik dan sejauh mana anda merasa keahlian dan kemampuan anda dipergunakan. 4. Peran kerja yang dipahami didefenisikan dengan buruk. 5. Perubahan prosedur. 6. Komunikasi buruk, tidak tahu apa yang sedang terjadi dan tidak merasa sebagai bagian dari organisasi. Cara mengatasi stress : 1. Ringkasan Penilaian Diri Mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala-gejala yang muncul dari aktivitas respon stres anda akan membantu anda memonitor reaksi anda terhadap tuntutan dan tekanan yang akan dihadapi. Tanda-tanda dan gejala ini menjadi indikator bagi anda untuk mengatasinya. Gunakan ini sebagai alat untuk merefleksikan apa
yang mungkin menjadi penyebab stres anda. 2. Mengembangkan Kemampuan Antisipasi Masalah Didalam bekerja kita mengukur apa yang terjadi selanjutnya dan beban dan tuntutan apa yang menyebabkan stres bagi anda. dari pengalaman kerja anda dapat melakukan antisipasi untuk mengatasi masalah anda. Selanjutnya anda harus
menyusun
rencana
untuk
mengatasi
setiap
masalah
dengan
mempertimbangkan akibat yang diterima dari tuntutan. 3. Mengubah Tuntutan Mengubah tuntutan dapat dilakukan dengan mengurangi tuntutan atau meningkatkan tuntutan. Hal ini dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman terdahulu yang menyebabkan anda stres. Mengurangi tuntutan : 1. Tetap waspada terhada peristiwa-peristiwa dalam kehidupan. 2. Belajar untuk berkata “tidak”. 3. Mengukur hidup anda. 4. Membuat prioritas. 5. Menjadi realistis apa yang anda capai. 6. Menghindari perfeksionis. 7. Mendelegasikan. 8. Mencari bantuan ketika cobaan semakin kuat. 9. Menemukan pekerjaan yang sesuai dengan pribadi anda. 10. Belajar untuk bekerja efektif. 11. Menghindari ketidak pastian. Meningkatkan Tuntutan : 1. Melakukan hobi mengenang masa lalu. 2. Ikut kelas malam. 3. Bergabung dengan organisasi sukarela. 4. Menghargai kembali pekerjaan/peran anda. 4. Melakukan Relaksasi untuk meningkatkan sumber daya antisipasi
masalah. Aktivitas relaksasi yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Kembangkan aktivitas sehari-hari untuk rileks. 2. Bernapas dengan benar. 3. Lakukan relaksasi otot yang progresif dan mendalam 4. Latihan meditasi.
PERILAKU DAN MOTIVASI Sumber Bacaan : Anwar Prabu Mangku Negara. “Motivasi dan Kepuasan Kerja”. Motivasi adalah Suatu variabel perantara yang digunakan untuk menerangkan faktor-faktor dalam diri individu, yang dapat membangkitkan, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu (J.P. Chaplin). Pegawai semestinya memiliki motivasi yang tinggi agar produktivitasnya meningkat dan kinerjanya dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi yang membutuhkan (Rosidah : 2003 ;187). Motivasi yang dimaksud adalah dorongan untuk melakukan segala sesuatu yang lebih baik dari lainnya dalam melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu (Faustino Cardoso Gomes : 2000; 177). Menurut Anwar Mangku Negara (2004 ; 117), motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : 1. Kemampuan individu. 2. Budaya organisasi. 3. Kepuasan akan pekerjaan itu sendiri. Salah satu tahapan yang perlu diperhatikan dalam perilaku yaitu bahwa perilaku memiliki motivasi. Dengan demikian perilaku manusia pada dasarnya berorientasi pada tujuan, yang dimotivasi oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun teori-teori motivasi kerja menurut Anwar Prabu Mangku Negara adalah sebagai berikut : 1. Teori Kebutuhan Kebutuhan dapat difenisikan sebsgai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri.
2. Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth) Existence needs adalah kebutuhan yang berhubungan dengan fisik dari eksistensi pegawai, seperti makan, minum, pakaian, gaji, keamanan. Relatedness needs adalah kebutuhan interpersonal yaitu kepuasan dalam berinteraksi dalam lingkungan kerja. Growth
needs
adalah
kemampuan
untuk
mengembangkan
dan
meningkatkan kepribadian. 3. Teori Insting Tindakan yang intelligent merupakan refleks dan instingtif
yang
diwariskan. Oleh karena itu, tidak semua tingkah laku dapat direncanakan sebelumnya dan dikontrol oleh pikiran. 4. Teori Drive Dijelaskan sebagai aspek motivasi dari tubuh yang tidak seimbang. 5. Teori Lapangan Teori ini dijelaskan bahwa perilaku merupakan suatu fungsi dari lapangan pada momen waktu. Motivasi yag sama dapat tampil dalam bentuk tingkah laku yang berbeda, sebaliknya motivasi yang berbeda bisa saja tampil dalam bentuk perilaku yang sama dan sebuah perilaku bisa dilandasi oleh beberapa motivasi sekaligus. Perilaku terbagi 3 yaitu : 1. Perilaku pemuas Perilaku pemuas adalah melakukan sesuatu untuk memuaskan diri sendiri. 2. Perilaku Perantara Perilaku perantara adalah melakukan sesuatu untuk memuaskan orang lain. 3. Perilaku Pengganti Perilaku pengganti adalah perilaku yang ditunjukkan dikarenakan tujuan belum atau tidak tercapai.
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI D I S S U S U N OLEH :
ABDUL HAFIS
050403019
DEPARTEMEN TEKNIIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009