Manajemen Strategi.docx

  • Uploaded by: Viqi al
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Manajemen Strategi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,055
  • Pages: 15
PENDAHULUAN Strategi merupakan suatu pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional., efisien, dan memiliki taktik untuk mencapai suatu tujuan secara efisien. Sedangkan manajemen menurut Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen

sebagai

sebuah

proses

perencanaan,

pengorganisasian,

pengkoordinasian, dan pengontrolan sumberdaya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif berarti, bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan. Sedangkan, efisien berarti tugas yang ada dilaksanakan dengan benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.1 Manajemen stratejik memiliki definisi berbeda dimata para ahli. Namun, semua itu apabila dibaca dan difahami

memiliki makna yang hampir sama.

Manajemen stratejik adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.2 Setiap organisasi bisnis dihadapkan oleh dua jenis “lingkungan” yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Semakin besar suatu perusahaan, maka semakin kompleks juga jenis dan sifat interaksi yang terjadi dalam menghadi ke dua lingkungan tersebut. Salah satu implikasi kompleksitas adalah proses pengambilan keputusan yang semakin sulit dan rumit. Untuk itulah diperlukan manajemen stratejik dalam suatu organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu, disini penulis akan menjelaskan salah satu sub bab yang terkandung dalam Manajemen Stratejik. Sub bab tersebut adalah Perumusan Strategi Dasar Induk. Dimana sub bab tersebut terbagi menjadi beberapa bagian. Beberapa bagian tersebut adalah Diversifikasi Terkonsentrasi, Diversifikasi

1 2

Griffin, R. 2006. “Business”, 8th Edition. NJ: Prentice Hall. Sondang P. Siagian, 1995, “Manajemen stratejik”, Bumi Aksara, Jakarta, hal. 15.

Konglomerasi, Strategi Putar Haluan, Divestasi, Likuidasi, Bankruptcy, Join Venture, dan Aliansi Stratejik. Setiap bagian dalam sub bab ini saling berkaitan. Oleh karena itu untuk memenuhi Manajemen Strategi, sub bab ini perlu dipelajari dengan baik. Untuk mengetahui lebih dalam bagaimana penjelasan sub bab ini, mari kita simak penjelassan yang ada di bawah ini.

PEMBAHASAN A. Diversifikasi Konsentrik Suatu bentuk diversifikasi usaha dikategorikan sebagai diversifikasi konsentrik apabila diversifikasi tersebut berarti penambahan bidang bisnis baru yang masih berkaitan dengan bisnis utama yang selama ini dijalani. Keterkaitan yang dimaksud dilihat paa tiga hal, yaitu teknologi yang digunakan, pasar yang dikuasai, dan produk yang dihasilkan. Dengan kata lain, bisnis baru yang dijalankan memiliki kesesuain dengan bisnis yang tengah dijalankan, meskipun tidak identik dengan yang sudah dimiliki atau dikuasai. Hal ini menimbulkan jalannya suatu perusahaan bersifat sinergi, akan tetapi tidak pada tingkat interdependensi yang bersifat mutlak. Alternative ini dilakukan untuk memperkokoh faktor-faktor kekuatan perusahaan yang secara bersamaan dapat mengurangi resiko yang harus diambil serta mengatasi kelemahan yang melekat pada perusahaan sebelum adanya diversifikasi. Banyak

perusahaan

yang

melakukan

diversifikasi,

terutama

diversifikasi konsentrik. Ada beberapa alas an mengapa perusahaan melakukan diversifikasi konsentrik. Hal ini tidak terlepas dari menjaga suatu perusahaan agar bisa berjalan lebih baik lagi. Adapun beberapa alas an perusahaan melakukan diversifikasi konsentrik:3 1. Menambah nilai saham suatu perusahaan. 2. Mempercepat laju pertumbuhan perusahaan. 3. Melakukan investasi sedemikian rupa sehingga dana yang dimiliki dimanfaatkan dengan efektif daripada hanya ditanamkan kembali ke perusahaan lain. 4. Lebih menjamin penghasilan karena dengan jumlah penjualan meningkat yang dilakukan oleh perusahaan bergabung itu.

3

Sondang P. Siagian, 1995, “Manajemen stratejik”, Bumi Aksara, Jakarta, hal. 152.

5. Meluncurkan produk baru apabila ternyata produk yang selama ini diluncurkan telah mencapai puncak kemanfaatannya, sehingga tidak akan diminati pelanggan apabila dipertahankan terus menerus. 6. Mempermudah upaya memperoleh daya yang diperlukan dengan cepat, seperti misalnya penguasaan teknologi tepat guna dan emmpuan manajerial yang dapat diandalkan. 7. Peningkatan efisiensi kerja yang pada gilirannya meningkatkan perolehan keuntungan. Beberapa macam alasan yang terpapar diatas merupakan faktor penyebab mengapa diversifikasi konsentrik menarik perhatian para penentu strategi induk pada suatu perusahaan. Hal tersebut dilakukan semata untuk kebaikan dan kemajuan suatu perusahaan. Sebuah perusahaan berhubungan melalui diversifikasinya ketika terdapat beberapa hubungan antar unit usahanya. Melaui hubungan ini, unit-unit berbagai produk atau jasa, teknologi, dan saluran distrubusi. Semakin banyak hubungan antar unit, maka semakin terbatas hubungan diversifikasi tersebut. Ketidakterhubungan berate kurangya hubungan langsung antar usaha.4 B. Diversifikasi Konglomerat Kata “konglomerat” merupakan sebuah kata yang yidak asing ditelinga orang Indonesia. Kata ini identik dengan seorang yang memiliki kekayaan yang luar biasa. Namun, pada kali ini kata konglomerat melekat pada manajemen suatu perusahaan. Hal ini tentu menarik untuk dibahas dan ditelisik. Pada umumnya sebuah perusahaan yang sudah termasuk kategori konglomerat masih menginginkan perusaahaannya lebih besar lagi. Dengan kata lain, mereka msih menginginkan mengambil alih suatu perusahaan yang bergerak dibidang yang berbeda dengan bidang yang mereka tekuni saat ini. Hal ini terjadi karena mereka menganggap ini adalah sebuah kesempatan yang berharga untuk investasi kepada perusahaan lain tersebut. Diversifikasi Micheal A. Hitt dkk, 1997, “ Manajemen Strategis Menyongsong Era Persaingan dan Globalisasi”, Erlangga, Jakarta, hal. 183. 4

konglomerat pada umumnya berlandaskan motif perolehan keuntungan dari semakin banyak sumber, buakan karena pertimbanga sinergi produk dan pasar seperti yang terjadi pada diversifikasi konsentrik.5 Yang menjadi persoalan dalam menganalisis tindakan seperti itu adalah apakah haltersebut dibenarkan tentang seorang usahawan menguasai begitu banyak bidang usaha. C. Penentuan Strategi Induk Usaha Penentuan strategi induk usaha merupakan suatu usaha untuk mencapai berbagai sasaran yang telah ditentukan, setiap organisasi memerlukan strategi induk. Yang dimaksud strategi induk adalah suatu rencana umum yang bersifat menyeluruh atau komperhensif yang mengandung arahan tentang tindakantindakan utama yang apabila terlaksana dengan baik akan berakibat pada tercapainya berbagai sasaran jangka panjang dalam lingkungan eksternal yang bergerak dinamis. Dengan perkataan lain strategi induk merupakan suatu pernyataan oleh manajemen puncak tentang cara-cara yang akan digunakan dimasa depan untuk mencapai berbagai sasaran yang yang telah ditetapkan tersebut. 1. Strategi Putar Haluan (Turnaround Strategy) Strategi putar haluan menekankan perbaikan efisiensi operasional dan sangat tepat digunakan ketika masalah yang dihadapi perusahaan sudah menjalar, tetapi belum kritis. Contoh : melakukan konsolidasi. Strategi ini dianjurkan untuk digunakan pada saat daya tarik perusahaan sedang tinggi, walaupun perusahaan sebenarnya mengalami kesulitan, namun belum kritis. Strategi ini menekankan pada upaya perbaikan efisiensi operasional. 2. Strategi Menjual/Divestasi (Sell-Out/Divesment Strategy) Strategi menjual dapat dipahami jika manajemen masih dapat memperoleh harga yang baik bagi para pemegang sahamnya dan karyawan dapat

5

Sondang P. Siagian, 1995, “Manajemen stratejik”, Bumi Aksara, Jakarta, hal. 153.

bertahan dalam pekerjaannya, dengan cara menjual seluruh perusahaan kepada perusahaan lain. Contoh : Ford melakukan strategi divestasi dengan menjual unit bisnis Jaguar dan Land Rover kepada Tata Motors pada tahun 2008 untuk membantu meningkatkan laba perusahaan pada tahun 2008. Dalam hal ini, perusahaan terpaksa harus dijual dan investor harus segera meninggalkan bisnis seperti ini, asalkan saham-saham perusahaan yang akan dijual tidak jatuh, sehingga tidak merugikan para pemegang saham. Jika perusahaan memiliki banyak bidang usaha, maka divisi yang merugikan sebaiknya di tutup karena bidang usaha seperti ini tergolong divestasi. 3. Strategi Kepailitan (Bancrupty Strategy) Strategi kepailitan meliputi penyerahan manajemen perushaan kepada pengadilan sebagai usaha untuk menyelesaikan kewajiban perusahaan. Contoh : perusahaan airlines pada tahun 2008, yang mengalami kesulitan financial yang menyebabkan terhentinya operasional perusahaan untuk sementara. Strategy bancrupty atau pailit dapat membantu perusahaan menghindar dari tanggung jawab atas hutang-hutang dan juga dapat menyatakan tidak berlakunya kontrak-kontrak yang telah disetujui. 4. Strategi Likuidasi (Liquidation Strategy) Strategi terakhir yang dapat digunakan oleh manajemen karena perusahaan sudah relatif tidak mempunyai prospek lagi. Prinsipnya, lebih baik melakukan likuidasi secepatnya dari pada menunggu kebangkrutan, karena bagi pemegang saham, harga saham likuidasi jauh lebih baik daripada saham perusahaan yang telah dinyatakan bangkrut. D. Divestasi Divestasi adalah pengurangan beberapa jeis asset dalam bentuk keuangan atau barang, dapat disebut bisnis penjualan yang dimiliki oleh perusahaan. Ini merupakan kebalikan dari investasi pada asset baru. Para ahli

mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian divestasi. Berikut beberapa pengertian divestasi menurut para ahli: Sudarsanam (1995), ia mengatakan, bahwa divestasi merupakan kebalikan dari pertumbuhan sebagai akibat akuisisi dengan cara menjual sebagian bisnisnya untuk alasan yang berbeda-beda. Moin (2004), ia menyatakan, bahwa divestasi adalah menjual sebagian unit bisnis atau anak perusahaan kepada pihak lain untuk mendapatkan dana segar dalam rangka menyehatkan perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan melakukan divestasi tentu memiliki sebuah alasan. Alasan tersebut bisa karena asset perusahaan bukan merupakan bagian wilayah operasional utama, sehingga perusahaan dapat focus pada area bisnis terbaik yang sedang dilakukan. Perusahaan melakukan divestasi juga bisa karena ingin mencari sebuah keuntungan. Divestasi menghasilkan keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan dengan cara menjual bisnis disamping harga asset sedang tinggi. Selain itu, menurut Moin (2004) ada beberapa alasan internal perusahaan melakukan divestasi sebagai berikut: 1. Kembali ke kompetensi inti (core business). 2. Menghindari sinergi yang negative. 3. Melepas bisnis usaha yang non-profitable (tidak menguntungkan lagi). 4. Kesulitan keuangan. 5. Perusahaan mencari tambahan dana segar untuk keperluan tertentu. 6. Perubahan strategi atau prioritas perusahaan. 7. Melepas unit bisnis untuk berdiri sendiri. E. Likuidasi Jika likuidasi yang dipilih sebagai suatu strategi, biasanya yang terjadi ialah para pemilik dan manajeen perusahaan menjual bagian-bagian perusahaan, bukan perusahaan sebagai suatu badan usaha. Apabila seorang pemilik dan manajemen perusahaan melakukan hal tersebut, maka itu merupakan indikasi atas kegagalan mereka. Dalam mengambil tindakan ini,

pemilik dan manajemen perusahaan sadar akan kegagalan dan kesulitan yang mereka alami. Kesadaran itulah yang membuat mereka mengambil keputusan ini. Manajemen berusaha semaksimal mungkin agar kerugian yang diderita oleh berbagai pihak

yang berkepentingan seminimal mungkin. Untuk itu,

diupayakan agar harga jual setinggi mungkin, sehingga berbagai pihak yang berkepentingan itu memperoleh hasil likuidasi yang semaksimal mungkin dalam kondisi yang tidak menguntugkan tersebut. Pembahasan tentang perumusan dan penentuan sasaran jangka panjang dan strategi induk suatu badan usaha menimbulkan suatu pertanyaan, yaitu: “Apakah penentuan pemilihan dalam pengambilan keputusan stratejik merupakan pilihan sekuensial dari sasaran jangka panjang dan strategi induk?”. Ternyata pengalaman banyak mengambil keputusan, bahwa penentuan pilihan stratejik tidak bersifat sekuensial melainkan terjadi stimulant. F. Join Venture Joint venture adalah strategi popular yang terjadi ketika dua perusahaan atau lebih membentuk kerjasama sementara atau konsorsium guna memanfaatkan beberapa peluang. Joint venture dan persetujuan kerja sama semakin banyak digunakan karena mereka memungkinkan perusahaan untuk memperbaiki komunikasi dan jaringan kerja, menjadikan operasi global, dan meminimalkan resiko. Menurut Peter Mahmud, joint venture merupakan suatau kontrak antara dua perusahaan untuk membentuk suatu perusahaan baru. Perusahaan baru inilah yang kemudian disebut perusahaan Joint Venture. Sedangkan menurut Erman Rajagukguk, Joint Venture merupakan suatu kerja sama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional berdasarkan suatu perjanjian (kontraktual). Joint venture adalah suatu unit terpisah yang melibatkan dua atau lebih peserta aktif sebagai mitra. Kadang - kadang juga disebut sebagai aliansi strategis, yang meliputi berbagai mitra, termasuk organisasi nirlaba, sektor

bisnis dan umum. Dan berikut ini adalah beberapa definisi joint venture menurut para ahli yang telah penulis ambil dari beberapa sumber buku dan internet. Antara lain : 

Menurut Peter Mahmud, joint venture merupakan suatu kontrak antara dua perusahaan untuk membentuk satu perusahaan baru, perusahaan baru inilah yang disebut dengan perusahaan joint venture.



Menurut Erman Rajagukguk, joint venture ialah suatu kerja sama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional berdasarkan perjanjian, jadi pengertian tersebut lebih condong pada joint venture yang bersifat internasional.

Keinginan seseorang/kelompok dalam melakukan kerjasama dengan pihak lain, dapat terlihat dari beberapa faktor dibawah ini : 

Orientasi perorangan kepada kelompoknya sendiri diantaranya seperti arah, tujuan, atau kepentingan-kepentingan lain. Agar dapat di capainya tujuan tersebut para setiap anggota kelompok mengharapkan serta mengandalkan dari anggota kelompoknya. Contohnya kerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok.



Kemudian yang ke-2 adalah Ancaman dari luar atau musuh bersama yang mana bisa saja mengancam ikatan kesetiaan baik tradisional dan institusional tertanam pada setiap anggota kelompoknya. Contohnya adanya semangat membela tanah air dari setiap ancaman dari negara lainnya.



Yang ke-3, dalam mencapai cita-cita suatu kelompok terkadang timbul rasa kecewa atau tidak puas, hal ini terjadi dikarenakan apa yang di inginkan tidak tercapai. Sehingga dapat menimbulkan sifat agresif dan memerlukan kerjasama antar anggota.



Mencari keuntungan pribadi. Dengan melakukan kerjasama, seseorang terkadang mengharap untuk bisa mendapatkan keuntungan yang diinginkan, alasan inilah dapat mendorong seseorang melakukan kerjasama. Keinginan seperti ini di katakan tidak baik bahkan dapat menciptakan perpecahan.



Menolong orang lain. Melakukan kerjasama semata-mata hanya dapat meringankan beban penderitaan orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Contohnya kerjasama dalan mengumpulkan dana bagi para korban bencana alam. Joint venture, menurut Chris Rempel adalah : "A joint venture is a

mutually beneficial partnership between two or more parties with complimentary resources." Aliansi strategis seperti Joint venture ini telah diketahui sebagai cara yang paling cepat saat ini untuk dapat meningkatkan bisnis sebuah perusahaan, meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen lebih banyak dalam jangka waktu yang tidak mungkin dapat dikejar oleh sebuah perusahaan manapun, jika sendirian. Contoh: 

TMEIC-GE adalah Perusahaan Joint venture antara Toshiba , Mitsubishi electric dan General Electric USA. Toshiba dengan keunggulan produk electronic yang berkualitas dan harga bersaing, Mitsubishi dengan produk Drive yang unggul bersama-sama bergabung dengan GE yang mempunyai keunggulan software berikut kemampuan Finansialnya. Aliansi strategis ketiga perusahaan tersebut melalui TMEIC-GE telah menjadi perusahaan Elektrical kontraktor yang bisa bersaing melawan kompetitornya di USA seperti Siemens, Allen Bradley, Rockwell maupun perusahaan sejenis lainnya.



Bill gates adalah contoh orang yang berhasil membangun joint venture , yang membuatnya menjadi orang yang terkaya di dunia saat ini. Bill Gates menegosiasikan kesepakatan dengan IBM, bahwa setiap Personal Computer (IBM-PC) akan dipre-install dengan system operasi dari Microsoft (MS DOS), Tapi dengan kondisi bahwa Microsoft akan terus selamanya bisa menjadi pengembang software-software pada IBM PC. Kondisi ini telah memberikan “Positioning” yang dibutuhkan bill gates untuk bisa meraih keuntungan saat pasar Personal Computer melambung tinggi. Dan akhirnya, pasar PC betul-betul meledak ketika IBM dan perusahan “IBM Clone” seperti Compaq memulai memproduksi masal personal computer

dalam jumlah jutaan. Joint Venture ini telah membuat Microsoft dari vendor kecil software menjadi perusahaan software terbesar di dunia. Microsoft mempunyai product software, IBM dan Clonenya (Compaq) telah mempunyai pasar personal computer, Joint venture mereka telah menghasilkan keuntungan bersama , konsumen mendapatkan produk personal computer yang mudah dioperasikan (user friendly) dengan O/S dari Microsoft, harga yang kompetitif karena diproduksi massal, IBM dan clonenya bisa melipatgandakan pasarnya dan Bill gates pun kemudian menjadi Trilyuner sebelum dia berusia 31 tahun. G. Aliansi Strategis Aliansi Strategis (Strategic alliance) merupakan persekutuan antara perusahaan-perusahaan yang menggabungkan sumber daya, kemampuan, dan kompetensi inti bersama-sama utuk mencapai kepentingan bersama. Kadangkadang aliansi strategis dibentuk untuk mencapai paritas bersaing daripada keunggulan bersaing (aliansi strategis untuk mencapai keunggulan bersaing melalui inovasi). Misalnya, saat aliansi strategis BT-MCI, mungkin menolong keduanya mencapai keunggulan bersaing terhadap sprint, aliansi ini dibentuk terutama untuk mencapai kualitas bersaing dengan AT&T dalam pasar global. Aliansi strategis dapat menolong beberapa perusahaan untuk bergerak dari laba dibawah rata-rata menuju laba rata-rata (rata-rata industry) dengan mencapai kulitas bersaing. Ada beberapa alasan yang jelas untuk pembentukan aliansi strategis. Dalam beberpaa hal, masing-masing alasan berhubungan dengan usaha perusahaan untuk mengawali tindakan bersaing dan tanggapan bersaing yang akan meningkatkan daya saing secara teknisnya. Berikut beberapa aliansi strategis:  Di sampan pertimbangan persaingan yang ketat, perusahaan mungkin terpaksa untuk melakukan aliansi strategis karena kemajuan teknologi yang pesat serta siklus hidup produk dan proses yang lebih singkat. Untuk memasuki pasar internasional, mereka mungkin diharuskan secara legal untuk membentuk suatu aliansi strategis dan atau mungkin membutuhkan

pengetahuan yang penting untuk beroprasi secara efektif dalam pasar. Walaupun persaratan ini mungkin berkurang oleh adanya persetujuan NAFTA dan GATT ditahun 1993, terdapat beberpa faktor kebetulan yang membentuk dasar pembuatan aliansi strategis. Akan tetapi, satu alasan aliansi strategis adalah untuk mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan.  Aliansi strategis mungkin dibentuk untuk memasuki bisnis baru atau memperoleh akses pasar baru. Banyak aliansi strategis yang dibentuk oleh perusahaan Amerika Serikat dengan perusahaan Cina, dikembangkan untuk memperoleh akses ke dalam pasar Cina. Dalam Negara yang memiliki peraturan tertentu yang menciptakan batasan perdagangan (misalnya Cina), aliansi strategis dengan perushaan dalam Negara itu dapat menolong mengatasi batasan untuk dapat memasuki pasar tersebut. aliansi strategis juga dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru dalam pasar yang ada lebih cepat daripada yang dapat dilakukan perusahaan baru.

PENUTUP Dari penjelasan tentang strategi induk diatas, terdapat poin-poin penting yang terangkum dibawah ini. Adapaun poin-poin tersebut adalah: Suatu bentuk diversifikasi usaha dikategorikan sebagai diversifikasi konsentrik apabila diversifikasi tersebut berarti penambahan bidang bisnis baru yang masih berkaitan dengan bisnis utama yang selama ini dijalani. Keterkaitan yang dimaksud dilihat paa tiga hal, yaitu teknologi yang digunakan, pasar yang dikuasai, dan produk yang dihasilkan. Dengan kata lain, bisnis baru yang dijalankan memiliki kesesuain dengan bisnis yang tengah dijalankan, meskipun tidak identik dengan yang sudah dimiliki atau dikuasai. Diversifikasi konglomerat pada umumnya berlandaskan motif perolehan keuntungan dari semakin banyak sumber, buakan karena pertimbanga sinergi produk dan pasar seperti yang terjadi pada diversifikasi konsentrik. Yang menjadi persoalan dalam menganalisis tindakan seperti itu adalah apakah haltersebut dibenarkan tentang seorang usahawan menguasai begitu banyak bidang usaha. Strategi putar haluan menekankan perbaikan efisiensi operasional dan sangat tepat digunakan ketika masalah yang dihadapi perusahaan sudah menjalar, tetapi belum kritis. Contoh : melakukan konsolidasi. Strategi ini dianjurkan untuk digunakan pada saat daya tarik perusahaan sedang tinggi, walaupun perusahaan sebenarnya mengalami kesulitan, namun belum kritis. Strategi ini menekankan pada upaya perbaikan efisiensi operasional. Strategi kepailitan meliputi penyerahan manajemen perushaan kepada pengadilan sebagai usaha untuk menyelesaikan kewajiban perusahaan. Contoh : perusahaan airlines pada tahun 2008, yang mengalami kesulitan financial yang menyebabkan terhentinya operasional perusahaan untuk sementara. Strategy bancrupty atau pailit dapat membantu perusahaan menghindar dari tanggung jawab atas hutang-hutang dan juga dapat menyatakan tidak berlakunya kontrak-kontrak yang telah disetujui.

Perusahaan melakukan divestasi tentu memiliki sebuah alasan. Alasan tersebut bisa karena asset perusahaan bukan merupakan bagian wilayah operasional utama, sehingga perusahaan dapat focus pada area bisnis terbaik yang sedang dilakukan. Perusahaan melakukan divestasi juga bisa karena ingin mencari sebuah keuntungan. Divestasi menghasilkan keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan dengan cara menjual bisnis disamping harga asset sedang tinggi. Jika likuidasi yang dipilih sebagai suatu strategi, biasanya yang terjadi ialah para pemilik dan manajeen perusahaan menjual bagian-bagian perusahaan, bukan perusahaan sebagai suatu badan usaha. Apabila seorang pemilik dan manajemen perusahaan melakukan hal tersebut, maka itu merupakan indikasi atas kegagalan mereka. Dalam mengambil tindakan ini, pemilik dan manajemen perusahaan sadar akan kegagalan dan kesulitan yang mereka alami. Joint venture adalah strategi popular yang terjadi ketika dua perusahaan atau lebih membentuk kerjasama sementara atau konsorsium guna memanfaatkan beberapa peluang. Joint venture dan persetujuan kerja sama semakin banyak digunakan karena mereka memungkinkan perusahaan untuk memperbaiki komunikasi dan jaringan kerja, menjadikan operasi global, dan meminimalkan resiko. Aliansi Strategis (Strategic alliance) merupakan persekutuan antara perusahaan-perusahaan yang menggabungkan sumber daya, kemampuan, dan kompetensi inti bersama-sama utuk mencapai kepentingan bersama. Kadangkadang aliansi strategis dibentuk untuk mencapai paritas bersaing daripada keunggulan bersaing (aliansi strategis untuk mencapai keunggulan bersaing melalui inovasi).

MAKALAH PERUMUSAN STRATEGI DASAR INDUK ( Diversifikasi Konsentrik, Diversifikasi Konglomerat, Strategi Putar Haluan, Divestasi, Likuidasi, Bankcrupty, Join Venture, Aliansi Stratejik)

DOSEN PENGAMPU : AHMAD KHAIRUL HAKIM, S.Ag, M.Si

KELOMPOK 6 (D3) : EKA FITRIYANTI

(B94217011)

NOVA KHOIRUN NISA

(B04217028)

VIQI AL WAHYUDDIN

(B94217071)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2019

Related Documents

Manajemen
June 2020 37
Manajemen
May 2020 39
Manajemen
May 2020 44
Manajemen
June 2020 41
Manajemen
December 2019 62
Manajemen
June 2020 41

More Documents from "Susi "