Revisi Makalah Kelompok Sejarah Masuk dan Perkembangan Islam di Kamboja Oleh : Dirga Fawakih dan Arifah Mahfudzoh
Pendahuluan Kamboja atau Kampuchea merupakan negara yang berada di teritori Asia Tenggara. Terletak di semenanjung indo-cina bagian barat daya, yang berbatasan langsung dengan Thailand di barat laut, Vietnam di timur dan tenggara, dan teluk Thailand di barat daya1. Sebagian besar penduduk Kamboja adalah Etnis Khemr2 . Mayoritas penduduk Kamboja memeluk agama Budha, sebagaian kecil Katholik, dan satu persen atau sekitar 700.000 adalah Muslim3. Kedatangan Islam di Kamboja setidaknya memberikan warna baru bagi kancah kebudayaan dan keagamaan di Kamboja. Islam masuk di Kamboja diperkirakan pada abad 154. Kedatangan islam di Kamboja tidak seperti kedatangan islam di negara Asia Tenggara lainnya yang langsung di bawa oleh orang-orang arab, persia, maupun Gujarat5. Melainkan islam masuk di Kamboja di bawa oleh orang-orang Cham6 yang terdiaspora ketika terjadi serangan oleh kerajaan Vietnam pada abad ke 157. Sejak kedatannganya di Kamboja umat islam di kamboja memiliki sejarah yang tidak bisa di pandang sebelah mata. Umat islam memiliki alasan yang kuat yang
mendorong
1
mereka
untuk
melakukan
islamisasi.
Ketika
mereka
Ensiklopedia Nasional Indonesia, Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka, 1990, hal :94 D.G.E HALL, Sejarah Asia Tenggara, Surabaya: Usaha Nasional, 1988, hal: 90 3 Jhon L. Esposito, Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, Bandung: Mizan, 2001, hal : 84-85. Survei orang muslim Kamboja yang dilakukan sebelum dan sesudah tahun 1975 mengalami perbedaan. Sebelum tahun 1975 jumlah muslim sekitar 700.000, namun setelah pembantaian oleh Khemr Merah salah satu kelompok komunis garis keras di Kamboja jumlah umat islam mengalami penurunan drastis. Jumlahnya berkisar 150.000 orang. 4 Jhon L. Esposito, Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, Bandung: Mizan 2001, hal : 84-85 5 Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengan dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII, Jakarta : Kencana, 2013, hal:2- 47 6 D.G.E HALL, Sejarah Asia Tenggara, Surabaya: Usaha Nasional, 1988, hal: 90. Cham merupakan etnis yang berasal dari kerajaan Champa di Vietnam yang telah menganut agama islam sejak abad 10 masehi melalui islamisasi oleh para pedagang Arab, Persia, dan India. 7 Agus Sunyoto, Wali Songo Rekonstruksi Sejarah yang Tersingkirkan, Jakarta: Transpustaka, 2011, hal : 18-19 2
berakulturasi pun pastinya mengalami respon, baik positif maupun negatif dari pemerintah maupun masyarakat pribumi setempat. Dalam kancah geo-politik, perubahan sosial dan hubungan pemerintah Kamboja dengan umat islam dari masa ke masa juga menjadi subjek yang patut di angkat sejarahnya. Tujuan dari makalah ini ingin menjawab berbagai permasalahan yang terjadi,
baik
mengenai
Faktor
pendorong
islamisasi,
proses
asimilasi,
perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan, dan hubungan umat islam dengan pemerintah Kamboja dari masa ke masa. Dari berbagai permasalahan tersebut timbulah pertanyaan diantaranya, Apa motif yang islamisasi di Kamboja, Bagaimana Islam dapat berasimilasi dengan masyarakat Kamboja, dan bagaimana perkembangan umat Islam di Kamboja. Serta Bagaimana hubungan umat islam dengan pemerintah kamboja dari awal kedatangannya abad ke 10 sampai abad 19 pasca rezim Pol-pot8. Pertanyaan-pertanyaan tersebutlah yang akan pemakalah jawab dan kemukakan dalam makalah ini.
Kedatangan Islam Di Kamboja
Seperti yang pemakalah telah sebutkan di muka, bahwa islam masuk di kamboja pada abad ke 15 atau sekitar
tahun 1471 masehi ketika kejatuhan
kerajaan Champa di Vietnam akibat serangan kerajaan Annam9. Orang muslim yang berada di Champa melarikan diri ke wilayah-wilayah sekitar Vietnam, termasuk salah satunya adalah Kamboja. Orang-orang muslim Champa sebelum serangan kerajaan vietnam pada abad 15 terdiri dari beberapa etnis, yaitu Arab, India, Pakistan, Afganistan, dan Melayu10. Etnis-etnis inilah yang membawa islam ke Champa. Namun setelah
8
Pol-pot Merupakan salah satu pemimpin Rezim Khemr Merah di Kamboja yang menggulingkan kekuasaan Lon-nol pada tahun 1975. Dan berkuasa sampai tahun 1979. 9 D.G.E HALL, Sejarah Asia Tenggara, Surabaya: Usaha Nasional, 1988, hal : 178. Annam merupakan sebuah kerajaan yang terletak di Vietnam, dan masih memiliki kekerabatan dengan kerajaan Champa. 10 Mohamad Zain Musa, History of Education Among the Cambodian Muslim, Malaysia Journal History, Politic & Strategic Studies , vol 38, 2011, hal : 81-105
serangan kerajaan Vietnam etnis-etnis itu terdiaspora menyebar ke seluruh wilayah Asia Tenggara Kamboja menjadi salah satu tempat pelarian muslim Champa dari serangan Vietnam pada abad 15. Kedatangan mereka dikamboja di sambut baik oleh pemerintah setempat, yakni raja Khemr11 yang memerintah Kamboja saat itu. Orang-orang Champa yang berimigrasi ke Komboja di dominasi oleh etnis Cham dan Melayu, yang sampai masa berikutnya mereka menjadi etnis muslim yang bertahan di Kamboja. Pola-pola islamisasi yang terjadi di Kamboja memiliki perbedaan dengan negara-negara di Asia Tenggara Lainnya. Faktor pendorong sejauh yang pemakalah ketahui mengenai islamisasi di Kamboja adalah diaspora etnis Cham dan Melayu ke Kamboja akibat serangan Vietnam pada Abad ke 15. Yang mana mayoritas penduduk kerajaan Champa pada saat itu menganut agama Islam sejak Dinasti Zoong di China12. Terdapat teori yang mengatakan bahwa jauh sebelum kejatuhan Kerajaan Champa, orang-orang Kamboja telah menjalin hubungan niaga dengan para pedagang-pedagang Arab, Persia, Gujarat, dan Melayu. Karena sejauh yang pemakalah ketahui Kamboja bukan merupakan jalur perdagangan yang ramai dilalui oleh para pedagang13. Namun hal ini bisa jadi benar, karena sebelum abad 15 pada saat kejatuhan Kerajaan Champa, Kamboja merupakan daerah penghasil beras yang besar. Dan telah lama Kamboja melakukan kontak niaga dan kebudayaan dengan etnis lain terutama melayu14.
11
D.G.E HALL, Sejarah Asia Tenggara, Surabaya: Usaha Nasional, 1988, hal: 90-91. Kerajaan Khemr merupakan kerajaan Budha yang berada di wilayah Kamboja yang telah lama menjalin hubungan dengan kerajaan Champa di Vietnam jauh sebelum Muslim Champa terdiasporakan ke Kamboja. 12 Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam Perspektif Etno Linguistik dan Geo-Politik, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, hal : 373. Orang-orang Cham diperkirakan telah memeluk agama islam sejak abad 10 masehi yakni pada masa dinasti Zoong China. Pada masa selanjutnya etnis Melayu juga menjadi salah satu penyumbang islamisi yang cukup besar bagi negeri Champa 13 Menurut pemakalah keadaan di Kamboja berbeda dengan di Vietnam dalam segi ekonomi. Vietnam khususnya kerajaan Champa telah lama menjalin hubungan dengan Negaranegara lain baik di Asia Tenggara maupun di Asia Tengah, sedangkan untuk Kamboja tidak seramai di Vietnam khususnya di Champa. 14 Anthony Reid, Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680 Jilid I, Jakarta : Yasasan Pusataka Obor Indonesia, 2014, hal : 11-27
Respon Masyarakat dan Pemerintah Kamboja Pada Masa Awal Kedatangan Islam Kerajaan Khemr di Kamboja dan Kerajaan Champa di Vietnam memang telah lama menjalin hubungan baik dalam hal politik maupun ekonomi. Jadi dimungkinkan tidak asing bagi mereka ketika melakukan kontak dalam ranah yang berbeda. Terlebih lagi pada masa sebelum kejatuhan Kerajaan Champa, Champa sendiri pernah masuk ke dalam teritori kekuasaan Khemr15. Perjalanan histori antara kerajaan Khemr dan Champa memang cukup panjang. Akan tetapi, pada masa berikutnya histori yang panjang itu menjadi buah yang menyenangkan bagi kedua kerajaan tersebut. Terbukti pada masa kejatuhan kerajaan Champa akibat serangan Annam Kerajaan Khemr di Kamboja dengan baik hati mau menampung para imigran dari negeri Champa. Pihak kerajaan menyambut dengan senang hati kedatangan para imigran tersebut. Bahkan tak sampai disitu keterbukaan juga di tunjukan oleh kalangan bangsawan dan rakyat jelata. Tidak ada persinggungan yang serius sejauh yang pemakalah ketahui. Pada awal kedatangannya para imigran Champa diberikan kebebasannya oleh pemerintah Kamboja untuk memilih wilayah yang mereka tempati. Lebih dari itu mereka juga diberikan keleluasaan untuk memilih lahan pekerjaan yang mereka khendaki. Bahkan pihak kerajaan mengangkat imigran Champa tersebut untuk menjadi pegawai kerajaan bagi mereka yang memang kompeten16. Namun pada masa sebelumnya dan pada masa awal kedatangannya pemerintah dan rakyat Kamboja belum memeluk agama islam. Agama Budha masih menjadi dominasi yang kuat di hati raja dan masyarakat Kamboja.
15
D.G.E HALL, Sejarah Asia Tenggara, Surabaya: Usaha Nasional, 1988, hal: 90-105 Mohamad Zain Musa, History of Education Among the Cambodian Muslim, Malaysia Journal History, Politic & Strategic Studies , vol 38, 2011, hal : 81.Tidak heran apabila orangorang Champa dengan mudah menduduki tempat-tempa penting di kerajaan, karena jika kita menelaah ke masa lalu, Champa sebelum kejatuhannya merupakan kerajaan yang memiliki administrasi yang cukup baik dalam hal politik maupun ekonomi sehingga orang-orang champa terbiasa dengan administrasi kenegaraan. 16
Kemudian, pada abad ke 17 raja Kamboja mulai memeluk Islam17. Namun masuk islamnya raja Kamboja nampaknya tidak signifikan menaikan jumlah pemeluk islam di Kamboja. Spekulasi yang pemakalah buat mengenai keterbukaan kerajaan Kamboja Khemr atas kedatangan imigran muslim dari Champa adalah karakter umat islam yang kosmopolitan18. Sehingga tidak sulit mendapatkan hati raja Kamboja dan rakyatnya kala itu. Disamping itu Khemr dan Champa juga telah lama menjalin hubungan politik dan niaga jadi tidak asing bagi kedua kerajaan tersebut ketika melakukan kontak yang lebih intens. Umat islam di kamboja akhirnya tetap dapat hidup berdampingan dengan masyarakat Kamboja dengan tidak terjadinya ketersinggungan. Baik dalam hal Ras maupun keagamaan. Hal ini terjadi sejak masa kedatangannya sampai masa sekarang. Akan tetapi berbeda kasus pada masa Kamboja di Kuasai Oleh Khamr Merah yang nanti akan pemakalah sebutkan dalam bahasan berikutnya.
Perkembangan Islam di Kamboja Sebelum Tahun 1975
Ketika kondisi sebuah negara berjalan dengan stabil dapat dipastikan keadaan manusia di dalamnya pun berkembang dengan stabil pula. Begitupun dengan kasus islam di Kamboja, pada awal kedatangannya sampai perkiraan awal abad 19 sebelum Rezim Khmer Merah berkuasa. Sehingga dalam senggang masa itulah umat islam tumbuh dan berkembang menjadi sebuah agama minoritas yang cukup berpengaruh dan tidak dapat dipandang sebelah mata. Dalam hal populasi data yang pemakalah temukan pada tahun 1974 jumlah muslim Kamboja sebanyak 550.00019, Sensus ini dilakukan seblum Rezim Khemr Merah Berkuasa di Kamboja. Sebagian umat islam Kamboja terkonsentrasi di Utara Phnom Penh, Provinsi Kompong, dan di sepanjang sungai Mekong di 17 Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam Perspektif Etno Linguistik dan Geo-Politik, Jakarta, Rajawali Pers, 2011, hal :369. Untuk raja Kamboja yang masuk islam pada abad ke 17 tidak diketahui pasti namanya. 18 Berasal dari bahasa Inggris Cosmopolitan: Meyebar atau membaur (Jhon M. Echols ) 19 Hussin Muthalib, Islam in Southeast Asia, Singapore : Institute of Southeas Asia Studies, 2008. hal : 78.
daerah tersebut setidaknya di tinggali oleh 36 persen dari jumlah populasi islam di Kamboja. Sisanya terkonsentrasi di wilayah Kampot, Kandal, Kampong Chang, Kampong Thum, Karacheh dan Batdambang. Untuk menjadikan muslim Cham yang berstatus sebagai pendatang pada tahun 1950 Pemerintah kamboja akhirnya memberikan julukan bagi etnis ChamMelayu Muslim dengan julukan Khemr Islam. Langkah ini bertujuan agar muslim pendatang yang berbeda dengan etnis asli Kamboja merasa dekat dan merupakan bagian dari segara, meskipun dalam perjalanan sejarahnya mereka berbeda etnis. Sebagian besar dari para orang Cham muslim yang berada di Kamboja bekerja sebagai Petani, nelayan dan Peternak20. Mungkin sedikit dari mereka juga menjadi Aristokrat, sebagian lagi bekerja sebagai guru dan pendakwah. Perkembangan Islam di Kamboja tidak hanya mencakup permasalahan agama saja, Pendidikan pun juga menjadi ranah tempat berkembangnya islam di Kamboja. Dalam hal keberagamaan telah jelas umat islam mengalami perkembangan yang cukup baik, terbukti dengan tumbuhnya masjid-masjid di Kamboja dan tumbuhnya mushollah serta madrasah. Tercatat pada permulaan tahun1970 umat muslim Kamboja memiliki 122 masjid, 200 mushollah21. Angka ini menunjukan jumlah yang cukup mengejutkan, secara tidak langsung hal ini menggambarkan bahwa islam meskipun minoritas akan tetapi tetap berkembang. Dalam hal pendidikan pun umat islam tidak Jummud22 mereka berkembang cukup signifikan. Masih dalam rentan tahun 1970, data yang di muat dalam situs VOA23 menunjukan jumlah Madrasah di Kamboja sekitar 300 buah madrasah Islamiyah. Lebih dari itu Islam di Kamboja juga telah memiliki satu lembaga untuk para penghafal Al-Qur’an. Para pelajar muslim di Kamboja banyak yang dikirim ke Klantan untuk di sekolahkan dan belajar agama. Madrasah-madrasah di Kamboja juga banyak mendatangkan para tenaga pengajar 20
Mohamad Zain Musa, History of Education Among the Cambodian Muslim, Malaysia Journal History, Politic & Strategic Studies , vol 38, 2011, hal : 86 21 http://www.voa-islam.com/read/world-world/2009/12/28/2258/islam-kambojaberkembang-setelah-ditekan/#sthash.gJORckCp.dpuf (akses : minggu 16 Maret 2014) 22 Sifat pasrah dan berserah diri 23 http://www.voa-islam.com/read/world-world/2009/12/28/2258/islam-kambojaberkembang-setelah-ditekan/#sthash.gJORckCp.dpuf (akses : minggu 16 Maret 2014)
yang berasal dari Malaysia. Hal-hal tersebut menunjukan bahwa perkembangan islam di Kamboja tidak bisa di spelekan, meskipun Minoritas Umat islam juga bisa berkembang sebagaimana islam di negara mayoritas muslim.
Muslim Kamboja Pada Masa Jajajahan Prancis
Awal abad 19 atau sekitar tahun 1864 sebelum Kamboja di kuasai oleh Khemr Merah, terlebih dahulu Perancis telah bercokol di Kamboja. Munculnya Prancis di Kamboja membawa kesetabilan politik di Negeri ini. Perancis menjadikan Kamboja sebagai negara Protektorat hingga tahun 1970. Namun dalam beberapa sumber tidak banyak dijelaskan bagaimana hubungan umat muslim Kamboja dengan Perancis. Namun dalam artikel yang ditulis oleh Muhamad Zain Musa memuat sedikit mengenai hubungan Prancis dengan Umat islam di Kamboja. Di jelaskan bahwa Perancis bersikap toleran terhadap kedua agama yang berkembang di Kamboja, yakni Budha dan Islam. Bahkan di katakan bahwa umat islam, Budha dan Prancis menjalin hubungan baik bagai simbiosis Mutualisme yang saling menguntungkan. Keberadaan agama di Kamboja tidak diusik oleh Perancis, bahkan Perancis merangkul dan mempersatukan agama-agama yang sebelumnya telah berkembang di Kamboja. Namun sangat disayangkan pemakalah belum banyak mengetahui informasi lebih jauh mengenai hubungan muslim Kamboja dan Perancis pada masa penjajahan Perancis. Dalam segala aspek baik sosial, pendidikan, politik, maupun ekonomi. Muslim Kamboja di Bawah Rezim Khemer Merah24 Pada tahun 1975 samapai dengan tahun 197925 kelompok Komunis Khemr Merah mendeklarasikan dirinya sebagai rezim yang berkuasa penuh di Kamboja26. 24 Khemr Merah merupakan golongan komunis yang timbul sebagai bentuk perlawanan kolonialisme Perancis. Reezim ini berkuasa antar tahun 1975 sampai 1979. Rezim komunis ini telah dimodifikasi oleh pembawanya, yakni Pol Pot. Sehingga pada masa kekuasaannya banyak berjatuhan korban jiwa.
Rezim ini menghapus undang undang keberagamaan di Kamboja. Sejak itulah hal ini menjadi sejarah umat islam yang cukup kelam. Bahkan derita ini tidak hanya dirasakan oleh umat islam, namun seluruh umat beragama di Kamboja termasuk Katolik dan Budha. Ketika rezim Khemr Merah berkuasa banyak terjadi gesekan-gesekan antar masyarakat beragama Kamboja dengan pemerintah. Akibat dihapusnya undang-undang keberagamaan oleh Rezim ini. Akhirnya banyak tempat-tempat ibadah maupun simbol-simbol keberagamaan di hancurkan pada saat rezim ini berkuasa. Penduduk islam kala Rezim Khemr Merah berkuasa berjumlah sekitar 800.000, namun tidak kurang dari 70 persen dari mereka tewas di bantai27. Diantara dari mereka yang disiksa dan dibantai adalah sisa-sisa politikus Rezim sebelumnya, para dokter, birokrat, intelektual, dan orang-orang kaya serta para mereka yang tidak seideologi dengan Rezim Khemr Merah28. Tidak hanya pembantaian, perusakan simbol keagamaan dan tempat ibadah pun tak luput dari perusakan. Bahkan dari sekitar 122 masjid yang berada di Kamboja hanya tersisa sekitar 20 masjid. Begitu tegang suasana kala itu. Namun melihat kondisi yang terpuruk seperti itu, umat isalam tidak tinggal diam. Mereka menuntut hak kebebasan mereka dalam beragama. Di plopori oleh Dr. Abdul Kayoun salah seorang pemimpin komunitas muslim yang mewakili kaum minoritas, ia duduk dibadan tertinggi yaitu Front Persatuan Nasional, bersama dengan teman-temannya alumni dari Al-Azhar ia berjuang untuk mendapatkan kebebasan dalam beragama di Kamboja.
25
Farina So, An Oral History of Cham Muslim Women in Cambodia under the Khmer Rouge (KR) Regime, A thesis presented to the faculty of the Center for International Studies of Ohio University, 2010 26 http://www.voa-islam.com/read/world-world/2009/12/28/2258/islam-kambojaberkembang-setelah-ditekan/#sthash.gJORckCp.dpuf (akses : minggu 16 Maret 2014) 27 Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam Perspektif Etno Linguistik dan Geo-Politik, Jakarta, Rajawali Pers, 2011, hal : 371 28 http://www.tempo.co/read/news/2013/03/14/118467000/Bagaimana-Khmer-MerahBerkuasa-dan-Membunuh
Dan akhirnya pada tahun 1979 kekuasaan rezim ini berakhir di Kamboja29. Setelah berakhirnya Rezim Khemer Merah akhirnya umat Islam dapat kembali berkembang sperti sedia kala. Masjid, mushollah, dan lembaga keilmuan islam pun kembali dibangun dan dikembangkan. Tak kurang dari 168 masjid, 200 mushollah, dan 300 madrasah30 didirikan pasca berakhirnya Rezim
Khemr
Merah.
Minoritas Muslim Kamboja Pasca Rezim Khemr Merah
Telah kami sebutkan dalam bahasan sebelumnya, bahwa pasca berakhirnya Rezim Khemr di Kamboja umat islam mengalami kemajuan yang signifikan. Namun pada bahasan kali ini pemakalah akan menekankan mengenai hubungan politk pemerintah Kamboja pasca rezim Pol-pot dengan muslim Kamboja. Setelah berakhirnya Rezim Pol-pot umat islam Kamboja memasuki ranah baru sejarah mereka. Dimana mereka diberikan kebebasan oleh pemerintah untuk mengembangkan ajarannya. Umat islam Kamboja juga diberikan keleluasaan untuk bekerja, dan memilih tempat tinggal. Lebih dari itu pemerintah Kamboja juga memberikan izin berdirinya organisasi-organisasi keislaman di Kamboja. Demikianlah gambaran hubungan vertikal antar muslim Kamboja dengan pemerintah Kamboja. Di sisi lain umat islam kamboja juga memiliki hubungan yang harmonis dengan penganut agam lain, sejauh yang pemakalah ketahui belum pernah terjadi konflik horisontal antar muslim kamboja dengan penganut agama lain secara serius. Meski umat muslim Kamboja merupakan Minoritas baik dari segi etnis maupun agama akan tetapi keberadaannya dihormati dan memiliki hubungan yang 29
Jatuhnya Rezim ini disebabkan karena tekanan dari berbagai negara, dan PBB. Namun pada masa kemudian para loyalis Pol-pot yakni pemimpin Khemr Merah menyadari bahwa adanya kesalahan bagi ideologi komunis yang di bawa oleh Pol-pot, sejak saat itulah pemberontakan juga timbul dari dalam Rezim Khemr Merah. 30 http://www.voa-islam.com/read/world-world/2009/12/28/2258/islam-kambojaberkembang-setelah-ditekan/#sthash.gJORckCp.dpuf
harmonis dengan penganut agama lain terutama agama Budha yang mayoritas di anut oleh rakyat Kamboja. Sejauh yang pemakalah ketahui belum pernah terjadi konflik horisontal antar muslim kamboja dengan penganut agama lain secara serius di Kamboja.
Kesimpulan
Berawal dari dispora akibat serangan kerajaan Annam di Vietnam umat islam yang berasal dari kerajaan Champa berimigrasi meminta perlindungan dengan kerajaan Khemr di Kamboja. Kehadiran umat islam di Kamboja disambut hangat oleh raja dan para rakyat di Kamboja. Keterbukaan ini disebabkan karena karakter umat islam yang kosmopolitan dan egaliter, serta hubungan historis panjang yang telah terjalin lama. Umat islam yang terdiaspora didominasi oleh etnis Cham dan Melayu sehingga pada masa berikutnya merekalah yang menjadi komunitas muslim di Kamboja. Dalam perjalanannya di Kamboja umat islam mengalami sejarah yang panjang, baik yang menyenangkan maupun yang kelam. Namun jika kita menelaah dalam aspek lain ditengah keminorannya umat islam dapat bertahan. Bahkan lebih dari itu, mereka dapat berkembang dalam berbagai aspek kehidupan. Terbukti dengan berdirinya tempat-tempat ibadah, madrasah, dan lembagalembaga keagamaan lainnya. Fakta-fakta itu menunjukan bahwa eksistensi umat islam di Kamboja tidak dapat dipandang sebelah mata. Dalam perjalanan sejarah umat islam di Kamboja banyak terjadi pergantian iklim politik. Umat islam tetap bertahan sejak masa kerajaan Khemr, masa penjajahan Prncis, dan yang terakhir ketika rezim Khemr Merah berkuasa. Berkuasanya rezim Khemr Merah menjadi sejarah kelam umat islam di Kamboja. Meskipun semua agama di Kamboja menjadi sasarannya. Pada masa rezim ini berkuasa banyak masjid, dan madrasah yang dihancurkan. Genosida alias pembantaian masal pun juga dirasakan oleh umat islam. Sekitar 70 persen dari seluruh total populasi muslim di Kamboja di Bantai oleh Rezim ini.
Namun setelah kekuasaan rezim Khmer merah berakhir akahirnya umat islam dapat kembali menemukan kebebasannya yang terpasung. Mereka bangkit dari keterpurukan dan mulai mengembangkan sayapnya. Berbagai aspek baik ekonomi, demografi, sosial dan keagamaan kembali dikembangkan. Dalam masa yang stabil ini umat islam tumbuh menjadi agama minor Kamboja yang hidup harmonis berdampingan dengan penganut agama lainnya.
Daftar Pustaka
Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009 Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama Timur Tengan dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII, Jakarta : Kencana, 2013D.G.E HALL, Sejarah Asia Tenggara, Surabaya: Usaha Nasional, 1988. D.G.E HALL, Sejarah Asia Tenggara, Surabaya: Usaha Nasional, 1988. Ensiklopedia Nasional Indonesia, Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka, 1990. Jhon L. Esposito, Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, Bandung: Mizan, 2001. Muthalib, Husiin, Islam in Southeast Asia, Singapore : Institute of Southeas Asia Studies, 2008. Sunyoto, Agus, Wali Songo Rekonstruksi Sejarah yang Tersingkirkan, Jakarta: Transpustaka, 2011. Saifullah, Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia Tenggara, Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2010. Reid, Anthony, Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680 Jilid I, Jakarta : Yasasan Pusataka Obor Indonesia, 2014. Thohir, Ajid, Studi Kawasan Dunia Islam Perspektif Etno Linguistik dan GeoPolitik, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Sumber Artikel, Jurnal, dan Thesis : Farina So, An Oral History of Cham Muslim Women in Cambodia under the Khmer Rouge (KR) Regime, A thesis presented to the faculty of the Center for International Studies of Ohio University, 2010. Farouk, Omar dan Hiroyuki Yamamoto, Islam at The Margins : The Muslim of Indo China, Japan :Kyoto University, 2008. Mohamad Zain Musa, History of Education Among the Cambodian Muslim, Malaysia Journal History, Politic & Strategic Studies , vol 38, 2011. Mohamad Zain Musa, Perkembangan Islam di Asia Tenggara: Kajian Kamboja, Salam (Jurnal Studi Masyarakat Islam), Volume 15 Nomor 2 Desember 2012. Stodard, Allen, The Cham Muslim of Chambodia :Defining Islam Today and The Validity of the Dicourse of Syncritism. Osman, Ysa, Oukubah Justice fot The Cham Muslims Under the Democratic Kampuchea Regime, Documentation Center of Cambodia, 2002.
Sumber Web : http://www.voa-islam.com/read/world-world/2009/12/28/2258/islam-kambojaberkembang-setelah-ditekan/#sthash.gJORckCp.dpuf http://www.tempo.co/read/news/2013/03/14/118467000/Bagaimana-KhmerMerah-Berkuasa-dan-Membunuh