Manajemen Risiko Bank.docx

  • Uploaded by: sri wahyuni
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Manajemen Risiko Bank.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,960
  • Pages: 15
RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Risiko Bank Jurusan Syariah Program Studi Perbankan Syariah Kelompok 2

DISUSUN OLEH: Kelompok 1 Hasbudiana

01165033

Sri Wahyuni

01165034

Wiwiliana

01165046

Andi Muh. Ihsan

01165054

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE 2019

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang "Ruang Lingkup Risiko Bank" ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus. Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Ushul Fiqih dengan judul "Ruang Lingkup Risiko Bank". Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki. Watampone, 22 Maret 2018

Penyusun

ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................2 C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen Risiko .....................................................................3 B. Manfaat Penerapan Manajemen Risiko .......................................................5 C. Ruang Lingkup Manajemen Risiko .............................................................7

BAB III PENUTUP A. Simpulan ....................................................................................................10 B. Saran ...........................................................................................................11 DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................... 12

iii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Semua orang menyadari bahwa dunia ini penuh dengan ketidakpastian. Ketidakpastian tersebut mengakibatkan risiko yang dapat merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Bagaimana cara terbaik menghindari risiko? Jika jawabannya adalah tidak melakukan apa-apa, tidak menjadi apa-apa, dan tidak memikirkan apaapa, cara terbaik untuk menghindari risiko adalah tidak hidup di dunian ini. Untuk mencapai kesuksesan dalam dunia bisnis, ketidakpastian beserta risikonya tidak dapat diabaikan, tetapi dapat diminimalisasikan dengan manajemen risiko. Upaya meminimalisasikan risiko merupakan bagian dari menajemen yang menjadi bagian dari mekanisme perlindungan bagi pihak tertanggung. Apabila risiko tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai

yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung.

Mekanisme

perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis. Secara rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang dihadapi, pada tingkat kehidupan keluarga atau rumag tangga, hal ini sangat dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila salah satu anggota keluarga menghadapi risiko tertentu sesuai dengan perjanjian sebelumnya. Perkembangan manajemen risiko di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat. Berbagai perusahaan yang menerapkan manajemen risiko, semacam asuransi berlomba-lomba menawarkan programnya kepada masyarakat ataupun perusahaan.

1

2

B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan manajemen risiko? 2. Apa manfaat penerapan manajemen risiko? 3. Apa saja ruang lingkup manajemen risiko?

C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian manajemen risiko. 2. Mengetahui manfaat penerapan manajemen risiko. 3. Mengetahui ruang lingkup manajemen risiko.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen Risiko Langkah pertama untuk dapat melakukan manajemen risiko adalah mengetahui dengan pasti defenisi risiko. Tanpa mengetahui apa yang dimaksud dengan risiko maka seseorang akan kesulitan dan mungkin tidak dapat melakukan risiko. Definisi risiko adalah sama dengan uncertainty atau ketidapastian. Risiko dan ketidakpastian sering kali digunakan dengan arti yang sama, penggunaannya saling dipertukarkan dengan maksud yang sama atau interchangeably. Namun, banyak macam uncertainty kita jumpai saat kita mempelajari risiko secara kompherensip. Oleh karena itu, sangat membantu sekali jika mengetahui definisi risiko secara tepat sesuai dengan tujuan penggunaannya. Berbagai macam ketidakpastian lebih ditekankan kepada akidah yang merugikan atau tidak merugikan. Bukan ketidakpastian yang merugikan dan sekaligus dapat menguntungkan ( yang disebut risiko spekulatif). Namun demikian dalam kehidupan organisasi, perusahaan maupun pemerintah, pertimbangan risikoselalu mencakup semua risiko. Tanpa membedakan jenis-jenis risikonya. Menurut pendakatan ini, risiko organisasi bersumber dari segala penjuru, bersumber dari seluruh fungsi organisasi yang damai mempengaruhi pencapaian tujuan strategis organisasi.1 Risiko tidak bisa dibiarkan muncul begitu saja sehingga memberikan dampak yang negatif. Risiko dapat dikendalikan dengan melakukan manajemen

1

Hinsa Siahaan, Manajemen Risiko, (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2007), h. 4.

3

4

risiko. Terdapat beberapa pengertian manajemen risiko dari beberapa sumber diantaranya, yaitu : 1. Dalam ISO 31000, Risk Management Principles And Guidelines, manajemen risiko adalah aktivitas terkoordinasi yang dilakukan untuk mengarahkan dan mengelolah organisasi dalam rangka menangani risiko. 2. Dalam

COSO

Enterprise

Risk

Management

–Integrated

Framework, manajemen risiko diartikan sebagai suatu proses, dipengaruhi oleh jajaran direksi entitas, manajemen dan personil laiinya, diterapkan dalam pengaturan strategi dan seluruh perusahaan, yang dirancang untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat menmpengaruhi entitas, mengelolah risiko berada dalam risk appatitenya, dan memberikan jaminan pencapaian tujuan entitas. 3. Dalam peraturan menteri keuangan N0 1991/PMK.09/2008, manajemen risiko adalah pendekatan sistematis untuk menentukan tindakan terbaik dalam kondisi ketidakpastian.2

2

Pardjo YAP, Manajemen Risiko Perusahaan, (Jakarta: Growing Publishing, 2017), h. 3-4.

5

B. Manfaat Penerapan Manajemen Risiko Setiap perusahaan akan memperoleh manfaat penerapan manajemen risiko yang berbeda-beda. Hal tersebut terjadi karena penerapan manajemen risiko menyesuaikan dengan budaya dan proses bisnis perusahaan.

PT X memperoleh

manfaat penerapan manajemen risiko yang bersifat intangible. Manfaat tersebut belum tentu dapat dikuantifikasi. Ada beberapa variabel lain yang mempengaruhi apabila perusahaan berhasil mencapai suatu objektif. Manfaat yang diperoleh PT X dalam menerapkan manajemen risiko antara lain: 1. Memberikan kepastian terhadap pelaksanaan strategi. 2. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan dan perumusan strategi. 3. Membentuk risk awareness di tingkat manajerial. Berdasarkan ISO 31000, perusahaan yang menerapkan manajemen risiko akan mampu meningkatkan kemungkinan untuk mencapai objektif perusahaan. Pengelolaan risiko pada PT X merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari strategi dan objektif perusahaan. Proses identifikasi strategic risk merupakan hal yang telah menyatu dengan proses perumusan strategi perusahaan. Sehingga, fungsi pengendalian dan mitigasi atas strategic risk juga ada di dalam strategi perusahaan. PT X melakukan proses monitoring apakah pengendalian dan mitigasi risiko berjalan atau tidak. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir dampak dari risiko yang mungkin terjadi dalam upaya pelaksanaan strategi tersebut. Oleh karena itu, dengan adanya manajemen risiko, PT X mendapatkan kepastian terhadap pelaksanaan strategi.

6

ISO 31000 juga menyebutkan bahwa salah satu manfaat penerapan manajemen risiko adalah menjadi salah satu dasar yang dapat diandalkan untuk mengambil keputusan dan merumuskan strategi. Dokumentasi mengenai penerapan manajemen risiko pada PT X merupakan salah satu informasi dan pembelajaran bagi para karyawan di strategic level yang baru menempati posisi manajemen. Informasi tersebut bersumber dari daftar risiko atau risk register dan digunakan untuk memahami risiko yang melekat di masing-masing unit perusahaan. Oleh karena itu, hal tersebut bermanfaat untuk proses perencanaan dan pengambilan keputusan selanjutnya yang lebih baik. Selain itu, ISO 31000 menyebutkan bahwa perusahaan yang menerapkan manajemen risiko akan mampu menumbuhkan kesadaran seluruh pihak untuk mengidentifikasi dan memperlakukan risiko. Pihak manajerial PT X telah memiliki kesadaran mengenai pentingnya manajemen risiko karena pihak tersebut telah merasakan manfaat dari penerapan manajemen risiko. Akan tetapi, beberapa pihak di tingkat operasional belum merasakan manfaat yang signifikan atas penerapan manajemen risiko perusahaan. Pada bagian sebelumnya, telah dijelaskan bahwa unit manajemen risiko terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran seluruh unit perusahaan terhadap manajemen risiko. Hal tersebut dapat mendukung terciptanya budaya di seluruh lini perusahaan yang sadar terhadap risiko dan pengelolaannya.3

Aqmarin Awalianti dan Jaka Isgiyarta, “Penerapan dan Fungsi Manajemen Risiko Fluktuasi Harga Batu Bara Berdasarkan ISO 31000”, Diponegoro Jurnal of Accounting, Vol. 3, No. 1, 2014, h. 10. 3

7

C. Ruang Lingkup Manajemen Risiko Untuk mengelola risiko, otoritas moneter di Amerika Serikat ( yang juga diadopsi oleh Bank Indonesia dalam peraturan BI tentang penerapan manajemen risiko bagi Bank Umum ), telah mengidentifikasi 4 aspek pokok yang sekurangnnya tercakup dalam Manajemen Risiko, yaitu ; 1. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi ( Active board and senior management oversight atau singkat “ risk oversight ’’ ) dalam hal ini dewan Komisaris dan Direksi harus : a. Menimbulkan “ selera ’’ perusahaan akan risiko ( risk appertite ) yang konsisten terhadap trategi usaha. Selera ( kemauan yang diikuti oleh kemampuan ) ini harus digambarkan secara konservatif, moderat, agresif, atau posisi dalam rentang atau spectrum risiko yang dapat diterima. b. Mendefinisikan secara spesifik risiko yang mengancam Bank. Risiko ini harus berada dalam batasan regulasi dan masih punya ruang untuk ditambah atau dikurangisesuai kebutuhan perusahaan. c. Mengidentifikasi, memahami dan menilai jenis-jenis risiko yang melekat pada aktivitas kegiatan Bank yang telah ada maupun produk dan aktivitas baru yang masih akan diluncurkan. d. Menetapkan strategi manajemen risiko. e. Memberi persetujuan atas kerangka kerja manajemenn risiko yang harus konsisten dengan selera dan strategi kegiatan usaha Bank. f. Menetapkan agar kerangka kerja manajemen risiko tersebut diterpkan dan dipelihara secukupnya.

8

g. Secara berkala mengkaji kerangka kerja manajemen risiko untuk menentukan bahwa kerangka kerja tersebut tetap memadai untuk kegiatan usaha yang ada. h. Menentukan bahwa telah tersedia garis pelaporan dan pertanggung jawaban fungsi manajemen risiko secara jelas. i. Memelihara kewaspadaan ( awareness ) yang berkelanjutan atas setiap perubahan yang terjadi pada profil risiko Bank. j. Menyetujui pengalokasian dan pemenuhan sumber daya ( misalnya dana, teknologi informasi, tenaga ahli, dan lain-lain ) yang dibutuhkan satuan kerja operasional maupun non operasional dalam rangka membangun dan memelihara selera risiko, serta mengelola risiko. 2. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit ( Adequate policies, procedures, and limits atau disingkat “ Risk management codification “ ). Semua kebijakan dan prosedur tertulis harus mencerminkan risiko yang timbul dari semua kegiatan usaha Bank. Prosedur harus menyajikan pedoman rinci untuk pengimplementasian strategi harian perusahaan, yang harus mencakup limit-limit yang dirancang untuk melindungi perusahaan dari risiko yang berlebihan atau yang tidak prudent. 3. Kecukupan proses pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko ( Risk measurement, monitoring, and mis atau disingkat “ risk measurement “ ). Pengukuran risiko mengacu pada proses yang digunakan untuk mengidentifikasi kandungan risiko. Proses pengukuran ini harus dapat menjawab kebutuhan pemakaian informasi yang akan bervariasi antar Bank ataupun antar unit di dalam sebuah Bank.

9

Pemantauan risiko mencakup pembandingan ancaman risiko terhadap benchmark, limit, atau parameter yang telah ditetapkan lebih dahulu, dan memerlukan pengecualian bagi pengambilan keputusan. Berarti manajemen risiko telah dimulai saat corporate strategy disiapkan, dimana benchmark, limit, atau parameter yang ada kaitannya dengan risiko dan pengendaliannya telah mulai dipertimbangkan. 4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh ( comprehensive internal controls atau disingkat “ risk controlling” ). System pengendalian intern harus dibangun secara baik dan harus meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasi, laporan keuangan dan laporan ke regulator yang dapat dipercaya, dan mematuhi undang-undang, hukum, regulasi dan kebijakan intern Bank yang berlaku. Lingkungan pengendalian intern yang sehat meliputi proses-proses untuk mengidentifikasi, menganalisa dan mengelola risiko, sistem informasi manajemen dan ketaatan pada kegiatan pengendalian seperti approvals, konfirmasi dan rekonsiliasi.4

4

Robert Tampubolon, Risk Manajemen, (Jakarta: PT. Alex Komputindo, 2004), h. 39-41.

BAB III PENUTUP A. Simpulan 1. Dalam peraturan menteri keuangan N0 1991/PMK.09/2008, manajemen risiko adalah pendekatan sistematis untuk menentukan tindakan terbaik dalam kondisi ketidakpastian. 2. Manfaat yang diperoleh PT X dalam menerapkan manajemen risiko antara lain: a. Memberikan kepastian terhadap pelaksanaan strategi. b. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan dan perumusan strategi c. Membentuk risk awareness di tingkat manajerial. 3. Ruang lingkup manajemen risiko terdiri dari 4 aspek pokok, yaitu: a. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi ( Active board and senior management oversight atau singkat “ risk oversight ’’ ) b. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit ( Adequate policies, procedures, and limits atau disingkat “ Risk management codification ’’ ). c. Kecukupan proses pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko ( Risk measurement, monitoring, and mis atau disingkat “ risk measurement ’’). 11 d. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh ( comprehensive internal controls atau disingkat “ risk controlling ’’ ).

B. Saran 10

Apabila di dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan mohon untuk dimaafkan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya dari Dosen Pembimbing serta rekan-rekan mahasiswa, agar dalam pembuatan makalah berikutnya dapat menjadi baik dan benar.

DAFTAR RUJUKAN Awalianti, Aqmarin dan Jaka Isgiyarta. “Penerapan dan Fungsi Manajemen Risiko Fluktuasi Harga Batu Bara Berdasarkan ISO 31000”. Diponegoro Jurnal of Accounting. Vol. 3, No. 1, 2014. Siahaan, Hinsa. Manajemen Risiko. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007. Tampubolon, Robert. Risk Manajemen. Jakarta: PT. Alex Komputindo, 2004. YAP, Pardjo. Manajemen Risiko Perusahaan. Jakarta: Growing Publishing, 2017.

12

Related Documents


More Documents from "manik cinderano"