Tanda, Gejala Dan Patofisiologi Hipertiroid

  • Uploaded by: sri wahyuni
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tanda, Gejala Dan Patofisiologi Hipertiroid as PDF for free.

More details

  • Words: 436
  • Pages: 11
Sign , Symptom dan Patofisiologi Hipertiroid

Sign dan Symptom 1) Aktivitas/istirahat Gejala : insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat. Tanda : Atrofi otot. 2) Sirkulasi Gejala : palpitasi, nyeri dada (angina). Tanda : disritmia (Fibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat, takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis). 3) Eliminasi Gejala: urine dalam jumalh banyak, perubahan dalam feses (diare).

4) Integritas ego Gejala : Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik. Tanda : Emosi labil (euforia sedang sampai delirium), depresi. 5) Makanan/cairan Gejala : Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah. Tanda : Pembesaran tiroid, goiter, edema non pitting terutama daerah pretibial.

6) Neurosensori Tanda : Bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku, seperti: bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium, psikosis, stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak – sentak, hiperaktif refleks tendon dalam (RTD). 7) Nyeri/kenyamanan Gejala: nyeri orbital, fotofobia.

8) Pernafasan Tanda: frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru (pada krisis tirotoksikosis). 9) Keamanan Gejala : tidak toleransi teradap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan). Tanda : suhu meningkat di atas 37,40C, diaforesis, kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat, lurus, eksoftalmus: retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat parah.

10) Seksualitas Tanda : penurunan libido, hipomenore, amenore dan impoten. 11) Penyuluhan/pembelajaran Gejala : adanya riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid, riwayat hipotiroidisme, terapi hormon toroid atau pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan tiroidektomi sebagian, riwayat pemberian insulin yang menyebabkan hipoglikemia, gangguan jantung atau pembedahan jantung, penyakit yang baru terjadi (pneumonia), trauma, pemeriksaan rontgen foto dengan kontras.

Patofisiologi pada Grave’s disease • Grave’s disease adalah peny. Autoimun,dimana tubuh menghasilkan antibodi pada TSHR ( antibodi terhadap thyroglobulin, hormon T3 dan T4 juga dapat dihasilkan). • Antibodi ini menyebabkan hipertiroidisme karena berikatan dengan TSHR dan menstimulasi pembentukan T3 dan T4 yang sangat banyak.Hal ini membuat timbulnya gejala klinik pada hipertiroidisme dan pembesaran kelenjar (gondok).

Tipe – Tipe Antibodi pada TSHR •



TSI ,Thyroid stimulating imunoglobulin. Antibodi ini (terutama IgG) bekerja sebagai LATS (Long Acting Thyroid Stimulants), mengaktifkan sel secara lebih lama dan lambat daripada TSH, yang akan meningkatkan produksi dari hormon tiroid. TGI, Thyroid growth immunoglobulins. Antibodi ini berikatan langsungdengan TSHR dan telah melibatkan pertumbuhan tiroid.

3. TBII, Thyrotrophin Binding-Inhibiting Inmunoglobulins.Antibodi ini menghambat TSH dengan reseptornya. Beberapa dari TBII dapat bertindak seperti TSH untuk menghasilkan hormon tiroid tetapi ada yang bukan menghasilkan tiroid tetapi menghambat TSI dan TSH berikatan dan menstimulasi reseptornya.

Related Documents


More Documents from "Zulhi Faisal"