Makalah Tugas Antropologi.docx

  • Uploaded by: firly zahran
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Tugas Antropologi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 629
  • Pages: 3
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Di kota besar biasanya banyak ditemukan kawasan kumuh. Biasanya kawasan tersebut dijadikan pemukiman atau tempat tinggal oleh kaum miskin. Secara umum, kawasan kumuh (Slum Area) diartikan sebagai suatu kawasan pemukiman, namun bukan kawasan pemukiman permanen yang dijadikan sebagai tempat tinggal yang bangunan-bangunannya berkondisi standar, melainkan tidak layak dihuni oleh penduduk miskin yang padat. Kawasan yang sesungguhnya tidak diperuntukan sebagai daerah pemukiman, namun oleh penduduk miskin yang penghasilan rendah dan tidak tetap dijadikan tempat tinggal, seperti bantaran sungai, dipinggiran rel kereta api, tanah-tanah kosong disekitar pabrik dan di bawah jembatan. Pada saat ini pemerintahan di negara-negara berkembang berharap dapat menstimulasi dan menciptakan penyebaran pertumbuhan sehingga berdampak pada pembangunan ekonomi wilayah yang lebih luas. Dengan mengedepankan pengembangan kota-kota besar utama, diharapkan tercapainya tingkat titik balik investasi pembangunan yang sangat tinggi yang mendukung pelayanan komersial, administrasi dan infrastruktur yang dibutuhkan industriindustri untuk bekerja secara efisien. Kota Bogor merupakan salah satu tujuan pendatang dari berbagai daerah baik untuk bagi para wisatawan karena banyaknya tempat wisata maupun untukk mencari nafkah. Hal tersebut mengakibatkan kepadatan penduduk diberbagai wilayah yang juga berdampak pada meningkatnya angka volume sampah yang dikonsumsi oleh masyarakat. Kondisi seperti inilah yang justru menjadi peluang bagi para pemulung untuk mengais rizki. Volume sampah yang semakin meningkat baik dari timbunan sampah maupun sejenisnya, serta kurangnya proses pengolahan sampah yang memenuhi syarat kesehatan, merupakan masalah yang harus ditanggulangi secara benar dan terpadu sehingga memerlukan kerjasama dari berbagai pihak.

Sektor informal pun menjadi salah satu bagian dari strategi masyarakat untuk bertahan hidup (Wirakartakusumah, 1998), karena sektor ini mampu menciptakan lapangan usaha baru dan menciptakan pendapatan bagi pelakunya dan orang lain di kala pemerintah dan sektor swasta tidak mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi kurang lebih 40 juta penganggur (Wibowo, 2002). Pemulung adalah salah satu contoh kegiatan sektor informal. Para pemulung melakukan pengumpulan barang bekas karena adanya permintaan dari industriindustri pendaur ulang bahan-bahan bekas. Adapun bahan-bahan bekas yang sering diminta adalah plastik, kertas bekas, bahan bekas dari kaca, kaleng dan sebagainya. Bentuk hubungan kerja dan sosial yang terjadi diantara pemulung, lapak, masyarakat, dan pemerintah menarik untuk dikaji karena hubungan ini menjamin keberlangsungan berusaha dimana satu sama lainnya saling membutuhkan. Pada umumnya program-program yang berhubungan dengan kesejahteraan pemulung belum banyak dilakukan dan masih belum tepat pada sasaran kebutuhan. Tampak hal ini antara lain karena kurangnya informasi para pengambil kebijakan mengenai data-data kehidupan pemulung. Di Kelurahan Bukit Pinang sendiri terdapat beberapa program kesejahteraan, namun belum terdapat program khusus yang hanya ditujukan untuk masyarakat pemulung terutama dalam hal mensinergikan Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan aktivitas Pemulung. Berikut disajikan Data Pemulung di Kabupaten Bogor :

Tabel 1.1. Tabel Jumlah Pemulung Tahun 2015 s/d 2017 di Kabupaten Bogor.

No. Tahun

Jumlah

1

2015

29.617 orang

2

2016

27.451 orang

3

2017

36.387 orang

Sumber data : Tribun News Bogor.com

2. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah, sebagai berikut : 1. Bagimanakah latar belakang seseorang pemulung ? 2. Bagaimanakah kondisi sosial dari seseorang pemulung ?

3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan 1. Mengetahui gambaran tentang sosioculture pemulung 2. Mengetahui faktor yang membentuk etos kerja pemulung 3. Mengetahui cara pandang pemulung dalam mengkategorikan barang bekas sebagai sumber informasi 4. Megetahui alur kerja pemulung dalam mengkategorikan barang bekas sebagai sumber informasi

4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, diharapkan dapat menghasilkan kajian konsep hubungan antara manusia dan lingkungan sebagai suatu sistem dengan paradigma sosio kultur dari para pemulung didalamnya, sehingga dapat meperkarya teori mengenai etos kerja dan masalah ke-pemulung-an yang telah ada. Secara praksis, hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan lagi : a. Pemda setempat dan masyarakat luas dalam pemanfaatan barang bekas. b. Para pemulung dan pekerja lain terkait dalam pemanfaatan barang bekas c. Peneliti

lain

yang

tertarik

untuk

menambah

wawasan

pengetahuannyadalam memahai manusia dengan lingkungan

dan

Related Documents


More Documents from "ratifa"