Mengenal Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Salam.docx

  • Uploaded by: Bunayya Rabbika Firly
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Mengenal Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Salam.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,691
  • Pages: 6
MENGENAL RASULULLAH SHALLALLAHU’ALAIHI WA SALAM Kenapa sih kita harus mengenal Rasullullah? 1. Sesungguhnya, alam kubur adalah tempat persinggahan akhirat yang pertama. Jika seseorang selamat di dalamnya, maka yang sesudahnya lebih mudah baginya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Kubur adalah tempat persinggahan akhirat yang pertama. Barangsiapa yang selamat darinya, maka jenjang berikutnya akan lebih mudah. Dan barangsiapa yang tidak selamat darinya, maka sesudahnya akan lebih berat.” (HR. Ahmad, dihasankan oleh Syaikh al-Albani) Di dalam kubur nantinya, seorang hamba akan ditanyai tiga perkara yaitu (1) siapa Rabbmu, (2) apa agamamu, dan (3) siapa nabimu. Seorang mukmin akan begitu mudah menjawab pertanyaan tersebut karena Allah-lah yang mengokohkan dia. Adapun, orang munafik atau ragu dalam keimanannya akan berkata,”Hah! Hah! Aku tidak tahu, aku mendengar manusia berkata demikian, aku pun ikut mengatakannya! Maka orang yang demikian akan dipukul dengan tongkat dari besi. Semua makhluk akan mendengarnya kecuali manusia. Seandainya manusia mendengar kejadian, sungguh mereka akan jatuh pingsan. (Lihat at-Tanbihaat al-Mukhtashoroh Syarh al-Wajibat al-Mutahattimat al-Ma’rifah ’ala kulli muslim wa muslimah, Ibrahim bin Syaikh Sholih bin Ahmad al-Khurashi, hal. 15) Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Qotadah, dari Anas bin Malik berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya seorang hamba apabila dimasukkan dalam kuburnya, dan para kerabatnya telah meninggalkannya, maka sungguh, dia akan mendengar bunyi (kepergian) sendal mereka. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,”(Pada saat itu, pen), dua malaikat mendatanginya, lalu mendudukinya, dan mengatakan padanya, ”Apa yang kamu katakan tentang laki-laki ini (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam)?” “ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,”Adapun mu’min, dia akan menjawab,’Saya bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,”Maka dikatakan padanya: “Lihat tempat dudukmu di neraka, sungguh Allah telah menggantimu dengan tempat duduk di surga.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ”Maka hamba tersebut melihat keduanya.” (HR. Muslim, lihat pula Shohih Imam Bukhari). Sumber : https://rumaysho.com/91-mengapa-kita-harus-mengenal-rasul.html 2. Rasulullah juga merupakan suri tauladan yang baik bagi Umat manusia. Allâh Azza wa Jalla berfirman menjelaskan kaedah yang sangat agung ini dalam firman-Nya:

ْ‫ل فِي لَ ُكمْ كَانَْ لَقَد‬ ِْ ‫سو‬ َِْ ْ‫سنَةْ أُس َوة‬ ََْ ‫َر اْل ِخ َْر َوال َيو َْم‬ َْ ‫ّللا َوذَك‬ ََْ ‫يرا‬ ُ ‫ّللا َر‬ ً ِ‫َكث‬ َ ‫ّللا َير ُجو كَانَْ ِل َمنْ َح‬ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasûlullâh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allâh dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allâh [al-Ahzâb/33:21] Sumber: https://almanhaj.or.id/3623-memahami-makna-nabi-muhammad-adalah-uswahhasanah.html



BIOGRAFI RASULULLAH

Beliau adalah Muhammad bin ‘Abdullah, bin ‘Abdul Muthallib, bin Hasyim. Hasyim adalah termasuk suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, sedang bangsa Arab adalah termasuk keturunan Nabi Isma’il, putera Nabi Ibrahim Al-Khalil. Semoga Allah melimpahkan kepadanya dan kepada Nabi kita sebaik-baik shalawat dan salam. Sumber: https://almanhaj.or.id/458-mengenal-nabi-muhammad-shallallahu-alaihi-wasallam.html 

‘Amul Huzni

Dalam perjalanan hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, pernah tiba suatu masa kala duka bertubi-tubi mendera beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kurun itu dikenal dengan istilah ‘amul hazn (tahun duka cita).* 1. Paman Beliau Meninggal Bermula dari kondisi paman beliau, Abu Thalib, yang semakin parah. Tak lama kemudian, ajalnya pun datang pada bulan Rajab tahun kesepuluh masa kenabian. Ada pula ulama yang berpendapat bahwa Abu Thalib meninggal pada bulan Ramadhan, tiga hari sebelum wafatnya Khadijah radhiyallahu ‘anha. Riwayat yang terdapat dalam kitab Shahih Bukhari, dari Ibnul Musayyib, menyatakan, “Sewaktu kematian semakin mendekati Abu Thalib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjumpainya. Pada waktu itu, ada Abu Jahal di sisi Abu Thalib. Rasulullah berkata, ‘Wahai Paman, ucapkanlah la ilaha illallah; sepotong kalimat yang menjadi hujjah bagimu di hadapan Allah kelak.’ Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah angkat bicara, ‘Wahai Abu Thalib! Apakah kamu ingin keluar dari ajaran Abdul Muthalib?’

Mereka berdua terus berkata demikian hingga akhir hidup Abu Thalib berada di atas ajaran Abdul Muthalib.’ Mendengar ucapan terakhir paman beliau, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Aku akan memohonkan ampun bagimu selama itu tak terlarang.’ Oleh sebab perkataan Rasulullah ini, turunlah ayat, ‫ي ِ كَانَْ َما‬ ْ ِ‫يم أَص َحابُْ أَنَ ُهمْ لَ ُهمْ تَبَيَنَْ َما بَع ِْد ِمن قُربَى أُو ِلي كَانُواْ َولَوْ ِلل ُمش ِر ِكينَْ يَست َغ ِف ُرواْ أَن آ َمنُواْ َوالَذِينَْ ِللنَب‬ ِْ ‫ال َج ِح‬ ‘Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.’ (QS. At-Taubah:113) Diturunkan pula ayat, َْ‫ل ِإنَك‬ َْ ‫أَحبَبتَْ َمنْ تَهدِي‬ ‘Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi ….'” (QS. Al-Qashash: 5) Tak perlu lagi dijelaskan tentang perlindungan dan pembelaan Abu Thalib atas diri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia menjadikan dirinya perisai yang melindungi dakwah Islam dari serangan orang-orang Quraisy, baik dari pembesarnya maupun rakyat kecilnya. Kendati demikian, Abu Thalib mengakhiri hayatnya di atas agama nenek moyangnya. Duhai … sungguh dia merugi! Dalam Shahih Bukhari dan Muslim (Muttafaqun ‘alaih), yang diriwayatkan dari Al-Abbas bin Abdul Muthalib. Dia berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Engkau sudah cukup dengan keberadaan pamanmu! Dia melindungimu. Dia marah demi engkau.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia berada dalam kobaran api neraka. Andai bukan dengan sebab aku, sungguh dia sudah berada di lapisan neraka yang paling bawah.” Dari Abu Sa’id Al-Khudri; dia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbicara, lalu nama paman beliau (Abu Thalib) disebut-sebut saat itu. Karenanya, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mudah-mudahan syafaatku bermanfaat baginya pada hari kiamat. Itu akan membuat kobaran api neraka (sekadar) mencapai kedua tumitnya.” (HR. Bukhari dan Muslim) 2. Khadijah Wafat

Selepas Abu Thalib meninggal, berselang dua bulan — atau tiga hari kemudian (menurut pendapat ulama lain), wafatlah sang Ummul Mukminin, Khadijah binti Khuwailid radhiyallahu ‘anha. Peristiwa itu terjadi pada bulan Ramadhan, tahun kesepuluh masa kenabian. Kala itu, umur beliau mencapai 65 tahun – berdasarkan pendapat yang paling kuat – sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tengah berumur 50 tahun. Sesungguhnya Khadijah merupakan salah satu karunia Allah yang paling berharga bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia mendampingi beliau selama empat kurun ketika masa penuh kegelisahan melanda. Dia mengokohkan beliau pada saat yang sangat berat. Dia meyakinkan beliau sewaktu risalah datang. Dia membantunya menanggung beban jihad yang telah berlalu. Dia menolong dengan segenap jiwa dan hartanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫الناس بى كفر حين بى آمنت‬، ‫الناس كذبني حين وصدقتنى‬، ‫الناس حرمنى حين مالها في وأشركتنى‬، ‫وحرم ولدها هللا ورزقنى‬ ‫غيرها ولد‬ “Dia beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkariku. Dia membenarkanku ketika orangorang mendustakanku. Dia menyokongku dengan hartanya ketika orang-orang memboikotku. Dan Allah mengaruniakan anak bagiku dari (rahim)-nya. Padahal dengan (istri-istriku) yang lain, aku tak mendapatkannya.”(HR. Ahmad; hadits shahih) Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, diriwayatkan dari Abu Hurairah. Dia berkata, “Jibril pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia mengatakan, ‘Wahai Rasulullah! Ini, Khadijah telah datang. Dia membawa bejana berisi bumbu-bumbu, makanan, dan minuman. Jika dia mendatangimu, sampaikan kepadanya salam dari Rabb-nya. Kabarkan pula berita gembira tentang rumah di surga untuknya, yang berbenang emas dan perak, tanpa hiruk-pikuk maupun rasa letih di sana.'” 3. Tumpukan kedukaan Telah terjadi dua peristiwa menyedihkan di antara hari-hari yang berganti. Hingga tercampuraduklah semua duka lara di hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Belum lagi musibah yang beliau dapatkan dari kaumnya. Mereka menjadi lancang dan berani terang-terangan menyiksa beliau sepeninggal Abu Thalib. Duhai, kegelisahan semakin bertambah-tambah. Sampai beliau pun patah arang untuk mendakwahi kaum kafir Quraisy. Akhirnya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memutuskan keluar dari Makkah menuju Thaif. Harap beliau, penduduk Thaif akan menerima dakwah Islam.

Atau setidaknya mereka menolong beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menghadapi penolakan kaumnya. Alih-alih mengulurkan bantuan, penduduk Thaif malah mendera Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan begitu dahasyatnya! Bahkan dengan siksaan yang tak pernah ditimpakan oleh kaum Quraisy sekali pun. Penduduk Makkah yang kafir semakin gencar menghimpit Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula terhadap para shahabat beliau. Sampai-sampai, Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu mendesak Rasulullah untuk berhijrah keluar Makkah. Karena itulah, mereka akhirnya keluar dari Makkah sehingga mereka berjumpa dengan sekumpulan unta yang hendak menuju ke Habasyah. Kemudian Ibnu Ad-Dughunnah mengembalikannya di sisinya.

Tumpukan kedukaan yang bertubi-tubi menimpa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini membuat tahun tersebut disebut sebagai “tahun duka cita” (‘amul hazn). Istilah ini sudah dikenal dalam pelajaran sirah dan tarikh. 

Diangkkat menjadi nabi dan Rasul

Beliau diangkat sebagai nabi dengan “Iqra”[1], dan diangkat sebagai rasul dengan surah alMudatstsir. Tempat asal beliau adalah Makkah. Beliau diutus Allah untuk menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid. Dalilnya, firman Allah Ta’ala. َ َ‫ل ف‬ ‫﴾قُمْ أَيُّ َها يَا‬١﴿‫﴾و َربَكَْ ال ُمدَثِ ُر‬ َْ ‫﴾و‬ ُّ ‫﴾و‬ َ ٢﴿‫﴾وثِيَابَكَْ فَأَنذِر‬ َ ٣﴿‫الرجزَْ فَكَبِر‬ َ ٤﴿‫ط ِهر‬ َ ٥﴿‫﴾و ِل َربِكَْ ت َمنُنْ فَاه ُجر‬ َ ٦﴿‫فَاصبِرْ ت َستَكثِ ُر‬ “Wahai orang yang berselimut ! Bangunlah, lalu sampaikanlah peringatan. Agungkanlah Tuhanmu. Sucikalah pakaianmu. Tinggalkanlah berhala-berhala itu. Dan janganlah kamu memberi, sedang kamu menginginkan balasan yang lebih banyak. Serta bersabarlah untuk memenuhi perintah Tuhanmu”. [al-Mudatstsir /74: 1-7] Pengertian. • “Sampaikanlah peringatan”, ialah menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid. • “Agungkanlah Tuhanmu”. Agungkanlah Ia dengan berserah diri dan beribadah kepada-Nya semata-mata. • “Sucikanlah pakaianmu”, maksudnya ; Sucikanlah segala amalmu dari perbuatan syirik.

• “Tinggalkanlah berhala-berhala itu”, artinya : Jauhkan dan bebaskan dirimu darinya serta orang-orang yang memujanya. Beliaupun melaksanakan perintah ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun, mengajak kepada tauhid. Setelah sepuluh tahun itu beliau di mi’rajkan (diangkat naik) ke atas langit dan disyari’atkan kepada beliau shalat lima waktu. Beliau melakukan shalat di Makkah selama tiga tahun. Kemudian, sesudah itu, beliau diperintahkan untuk berhijrah ke Madinah. Sumber: sallam.html

https://almanhaj.or.id/458-mengenal-nabi-muhammad-shallallahu-alaihi-wa-



Wafatnya Rasulullah Rasulullah wafat pada umur 63 tahun. [video]



Shalawat kepada Nabi

Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab [33]: 56) Sebisa mungkin jangan menyingkat shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi SAW Arti shallallahu ‘alaihi wa sallam: Semoga Allah memberikan shalawat dan salam kepadanya. Alaihi Salam Artinya: semoga keselamatan dilimpahkan kepadanya(para nabi) Imam Nawawi Al-Bantani rahimahullah (lahir tahun 1815, meninggal dunia tahun 1898) berkata bahwa yang dimaksud “shalawat dari Allah” adalah semoga Allah menambahkan kemuliaan. Sedangkan “salam” yang dimaksud adalah semoga Allah memberikan penghormatan yang tinggi dan derajat yang mulia. (Lihat Kasyifah As-Saja Syarh Safinah An-Najaa, hlm. 29) Sumber : https://rumaysho.com/14836-arti-shalawat-dan-salam.html

Related Documents


More Documents from ""