LAPORAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI PT : PLN Area Pondok Gede Diajukan untuk melengkapi salah satu persyaratan Dalam menempuh Tugas Akhir Tingkat IV Tahun pelajaran 2018/2019
Disusun Oleh : 1. Muhammad Basir Biyantoro 2. Muhammad Raihan Rifta 3.Roni Ramadhan 4. Try Rustamaji
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK ( TIPTL )
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
i|Laporan Praktek Kerja Industri
SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN NEGERI 26 JAKARTA Jl. Balai Pustaka Baru I Rawamangun Telp 021 4720310 Jakarta Timur 13220 2019
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN MELALUI PENDIDIKAN SISTEM GANDA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK DI PT : PLN Area Pondok Gede
Pembimbing Industri / Perusahaan
Pembimbing Sekolah
Drs. Mahpudin NIP : 196506151994121002
Diki Mohamad Ramdan
Ketua Kompetensi Keahlian
Drs. Koko Budi Kuncoro NIP : 196310021991121001
Kepala SMK Negeri 26 Jakarta
Purwosusilo MP.d NIP : 196707241997031005 ii | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Program Sistem Ganda (PSG) pada Department Pelayanan Penyambungan. Penulisan laporan ini merupakan suatu bukti bahwa penulis telah menyelesaikan praktek kerja industri di PT. PLN Area Pondok Gede dan sebagai salah satu syarat untuk menempuh program akhir tingkat IV tahun pelajaran 2018/2019 di SMK N 26 Jakarta. Atas dasar rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan laporan-laporan kerja industri di PT. PLN Area Pondok Gede, yaitu : 1. Allah SWT atas segala nikmat dan anugerah-Nya 2. Kedua orang tua dan saudara 3. Bapak Purwosusilo M.Pd. selaku kepala SMK Negeri 26 Jakarta 4. Bapak Drs. Koko Budi Kuncoro selaku Ketua Program Keahlian TIPTL SMK Negeri 26 Jakarta 5. Bapak Wahidin selaku Manager PT. PLN Area Pondok Gede 6. Bapak Iwan Kurniawan selaku Manager Bagian Konstruksi 7. Bapak Diki Mohamad Ramdan selaku Supervisor Penyambungan dan Pemutusan 8. Bapak Sujadmiko selaku Supervisor SDM dan Administrasi 9. Teman dan Team Penyambungan Penulis menyadari dalam menyelesaikan laporan ini masih jauh dari kata sempuna, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam penyelesaian laporan ini. Saran, nasihat serta kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan bagi penyempurnaan karya tulis ini dimasa yang akan datang. Jakarta, April 2019
Tim Penyusun
iii | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
HALAMAN JUDUL ………………………………………………. I LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………. II KATA PENGANTAR …………………………………………….. III DAFTAR ISI ……………………………………………………..... IV
BAB I PENDAHULUAN …………………………………….... 1
A. Latar Belakang ………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………… 3
C. Tujuan Penulisan ……………………………………….. 3
D. Manfaat Penulisan ……………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………….. 6
A. Pengertian APP 1 Phase, APP 3 Phase, Sambungan Pelayanan dan PHBTR ............................................…… 6
B. Rangkaian Kelistrikan ………………………………...... 16
C. Gambar Rangkaian …………………………………….. 19
D. Penggunaan / Pengopersian …………………............ 22
BAB III PENUTUP …………………………………………….. 25
A. Simpulan ………………………………………………… 25
B. Saran …………………………………………………….. 25
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………... 27
iv | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Pendidikan Sistem Ganda sebagai pranata utama pembagunan sumber daya manusia, harus secara jelas berperan membentuk peserta didik menjadi aset bangsa, yaitu menjadi manusia produktif dan berpenghasilan yang mampu menciptakan produk unggul Industri Indonesia. Berdasarkan tuntutan tersebut dan mempelajari keadaan sekarang serta prinsip penguasaan keahlian profesi, Kementrian Pendidikan Nasional telah menetapkan kebijakan Link and Match melalui pendekatan Pendidikan Sistem Ganda pada sekolah menengah kejuruan. PSG adalah suatu cara menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kejuruan khususnya pada Sekolah Menengah Kejuruan yang memadukan kegiatan belajar di sekolah dan kegiatan belajar langsung pada bidang serta suasana yang sesungguhnya dan relevan di lapangan kerja. Ada dua hal yang perlu di catat dalam pengertian di atas, yaitu:
PSG hanya dapat dilaksanakan dengan melibatkan dua pihak; dunia pendidikan (SMK) dan pihak dunia kerja (industri).
Dalam PSG, penguasaan kemampuan oleh siswa diperoleh melalui kegiatan belajar-mengajar (learning and teaching prosess) di sekolah dan melalui kegiatan bekerja langsung (learning by experience) dilapangan kerja.
Harapan dari kegiatan ini adalah selain dapat meningkatkan keahlian profesional siswa juga melatih diri agar memiliki etos kerja yang meliputi: kemampuan kerja, motivasi kerja inisiatif, kreatifitas dan hasil kerja yang berkualitas.
1
Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda akan menjadi salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan sesuai dengan ketentuan pada Undang-Undang Nomor 2 / 1989 tentang Sistem pendidikan Nasional, dan peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 1992 tentang Peranan masyarakat Dalam Pendidikan Nasional, dan Kepmendikbud Nomor 080 / U / 1993 tenang Kurikulum SMK, sebagi berikut: 1.
“Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui 2 ( dua ) jalur
yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah”. [ UUSPN, Bab IV, pasal 10, ayat ( 1 ) ] 2.
” Penyelenggaraan sekolah menengah dapat bekerjasama dengan
masyarakat terutama dunia usaha dan para dermawan untuk memperoleh sumber daya dalam rangka menunjang penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan”. [ PP 29, Bab XI, pasal 29, ayat ( 1 ) ] 3.
” Pengadaan dan pendayagunaan sumberdaya pendidikan di
lakukan oleh Pemerintah, masyarakat, dan / atau keluarga peserta didik. [ UUSPN, Bab VIII, pasal 33 ] 4.
” Masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan yang
seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan Nasional “. [ UUSPN, Bab XIII, pasal 47, ayat ( 1 ) ] 5.
” Peran serta masyarakat dapat berbentuk pemberian kesempatan
untuk magang dan atau latihan kerja “. [ PP 39, Bab III, pasal 4, butir ( 8 ) ]. 6.
” Pemerintah dan Masyarakat menciptakan peluang yang lebih
besar untuk meningkatkan peranserta masyarakat dalam Sistem pendidikan Nasional “. [ PP 39, Bab VI, pasal 8, ayat ( 2 ) ]
2|Laporan Praktek Kerja Industri
” Pada sekolah menengah dapat dilakukan uji coba gagasan baru
7.
yang di perlukan dalam rangka pengembangan pendidikan menengah “. [ PP 29, Bab XIII, pasal 32, ayat ( 2 ) ] 8.
Sekolah Menengah Kejuruan dapat memilih pola penyelenggaraan
pengajaran sebagai berikut: a.
Menggunakan unit produksi sekolah yang beroperasi secara
profesional sebagai wahana pelatihan kejuruan. b.
Melaksanakan sebagian kelompok mata pelajaran keahlian
kejuruan di sekolah, dan sebagian lainnya di dunia usaha atau industri. c.
Melaksanakan kelompok mata pelajaran keahlian kejuruan
sepenuhnya di masyarakat, dunia usaha dan industri.[ Kepmendikbud, No : 080 / U / 1993, Bab IV, butir C.I kurikulum 1994, SMK ]
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diadakannya Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini kami merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas antara lain : 1. Apa yang di maksud dengan PSG? 2. Bagaimana prosses pelaksanaan PSG? 3. Masalah yang dihadapi dan bagaimana penanganannya?
1.3 Tujuan Penulisan 1. Penyelenggaraan pendidikan dengan sistem ganda bertujuan untuk :
3|Laporan Praktek Kerja Industri
a.
Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian berkualitas;
yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, ketrampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan lapangan kerja. b.
Memperkokoh Link and Match antara Sekolah Menengah Kejuruan
dan dunia kerja. c.
Meningkatkan efisien proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
yang berkualitas. d.
Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai dari proses pendidikan. 2. Pendidikan di SMK bertujuan untuk : a.
Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi dan / atau memperluas pendidikan dasar. b.
Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat
dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan sekitarnya. c.
Meningkatakan kemampuan siswa untuk dapat pengembangkan
diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. d.
Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan
mengembangkan sikap profesional. 3. Tujuan Insititusional SMKN 26 Jakarta Tujuan dari lembaga pendidikan SMKN 26 Jakarta adalah menyiapkan teknisi industri, yaitu tenaga kejuruan teknik tingkat menengah yang : a.
Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008.
4|Laporan Praktek Kerja Industri
b.
Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia melalui
pendidikan dan latihan. c.
Meningkatkan mutu pembelajaran berbasis kompetensi, bekerja
sama dengan dunia usaha dan dunia industri. d.
Menanamkan kemandirian, profesionalisme kepada seluruh
peserta didik melalui bimbingan yang optimal.
1.4 Manfaat Penulisan a.
Meningkatakan, memperluas dan memantaokan keterampilan yang
dimiliki siswa sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja yang di pilih sehingga tidak merasa canggung bila terjun ke dunia kerja. b.
Agar siswa mengetaui dan mengenal lapangan kerja yang
sebenarnya. c.
Siswa mampu berusaha yang potensial dalam lapangan kerja
antara lain : struktur dunia usaha, asosiasi usaha, jenjang karir dan manajemen usaha. d.
Melatih mental dan kepribadian, inisiatif dalam menghadapi segala
keadaan yang ada dalam masyarakat dan dunia kerja. e.
Meningkatkan, memperluas proses penyerapan teknologi baru di
lapangan kerja kesekolah atau sebaliknya. f.
Melatih disiplinitas dan bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugas. g.
Memperoleh masukan dan emban balik guna memperbaiki dan
mengembangkan kesesuaian pendidikan kejurusan
5|Laporan Praktek Kerja Industri
Bab II Pembahasan
2.1
Pengertian APP 1 Phase, APP 3 Phase, Sambungan
Pelanggan dan PHBTR 2.1.1 APP 1 Phase Alat Pembatas dan Pengukur (APP) atau nama lainnya KWhMeter adalah suatu peralatan yang dipasang pada pelanggan untuk keperluan transaksi energi listrik atau mengukur besar pemakaian energi yang digunakan serta membatasi daya yang digunakan sesuai daya kontraknya. Alat ini terpasang di tiap rumah yang berlangganan listrik dari daya 450 VA sampai 11.000 VA. Bagian ini adalah batas antara PLN dan pelanggan. Lepas dari ini adalah tanggung jawab pelanggan. Jadi alat ini milik PLN dan disegel oleh PLN. Hanya petugas resmi dari PLN yang berhak membuka APP ini. Saat membuka biasanya segel dirusak dan kemudian dipasang segel baru sesudah ditutup kembali. Posisi pemasangan di bagian depan dari rumah ataupun pabrik untuk memudahkan pencatatan pemakaian listrik oleh petugas PLN. Terdapat juga informasi mengenai ID pelanggan (No. kontrak pelanggan) di APP ini. Fungsi-fungsi dari APP adalah : a. Pembatas daya yang digunakan oleh pelanggan (sesuai dengan kontrak pemasangan) b. Mencatat daya yang dipakai oleh konsumen. Karena itu ada yang menyebutnya “kWh Meter” atau “Meteran Listrik” (kWh : kilowatt hour)
6|Laporan Praktek Kerja Industri
c. Saklar utama pemutus aliran listrik bila terjadi kelebihan pemakaian daya oleh pelanggan, adanya gangguan hubung singkat dalam instalasi listrik rumah pelanggan atau sengaja dimatikan untuk keperluan perbaikan instalasi listrik rumah. Dalam APP ini terdapat komponen utama yaitu circuit breaker (MCB : Miniature Circuit Breaker), spin control (Piringan Putar) dan meter listrik.
a. Circuit Breaker (MCB)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, MCB inilah komponen yang bertugas memutus aliran listrik bila terjadi pemakaian daya yang berlebihan oleh konsumen atau bila terjadi gangguan hubung singkat dari suatu peralatan listrik di rumah. Pun saat melakukan perbaikan instalasi listrik rumah, komponen ini sebaiknya dimatikan.
b. Meter Listrik (kWh Meter)
Sebagai penunjuk besarnya daya listrik yang telah digunakan pelanggan. Satuannya dalam kWh (kilowatt hour). Indikatornya terlihat dari angkaangka yang tercatat. Petugas pencatat PLN yang rutin berkunjung tiap bulan selalu mencatat angka-angka ini.
c. Spin Control (Piringan Putar)
Merupakan sebuah komponen yang bekerja dengan berputar bila terjadi pemakaian daya listrik. Semakin besar daya yang dipakai maka perputaran akan semakin cepat. Besarnya daya pemakaian akan dicatat oleh “meter listrik” dan bila kelebihan akan dibatasi oleh MCB. Bargainser tipe digital
7|Laporan Praktek Kerja Industri
APP tipe digital yang dipasang di instalasi listrik rumah
kWh Meter PRABAYAR
kWh Meter PASCABAYAR
Saat ini ada 2 macam APP, yaitu analog dan digital. Model analog masih sangat umum dipakai di perumahan, sedangkan model digital biasanya lebih digunakan untuk pelanggan PLN pra-bayar (dikenal dengan system pulsa). Untuk system ini, pelanggan hanya perlu membayar terlebih dahulu sejumlah uang kepada PLN (bisa melalui ATM dengan memasukkan kode pelanggan yang diperlukan) dan kemudian 8|Laporan Praktek Kerja Industri
mendapatkan kode semacam voucher untuk dimasukkan dalam bargainser tersebut. Persis seperti membeli pulsa pra-bayar.
2.1.2 APP 3 Phase
Box Panel AMR (Automatic Meter Reading) 3 Phase Alat ini terpasang di tiap rumah yang berlangganan listrik dari daya 6600 VA sampai 630.000 VA. Bagian ini adalah batas antara PLN dan pelanggan. Lepas dari ini adalah tanggung jawab pelanggan. Jadi alat ini milik PLN dan disegel oleh PLN. Hanya petugas resmi dari PLN yang berhak membuka APP ini. Saat membuka biasanya segel dirusak dan kemudian dipasang segel baru sesudah ditutup kembali.
9|Laporan Praktek Kerja Industri
Posisi pemasangan di bagian depan dari rumah ataupun pabrik untuk memudahkan pencatatan pemakaian listrik oleh petugas PLN. Terdapat juga informasi mengenai ID pelanggan (No. kontrak pelanggan) di APP ini.
Fungsi-fungsi dari APP adalah :
a. Pembatas daya yang digunakan oleh pelanggan (sesuai dengan kontrak pemasangan) b. Mencatat daya yang dipakai oleh konsumen. Karena itu ada yang menyebutnya “kWh Meter” atau “Meteran Listrik” (kWh : kilowatt hour) c. Saklar utama pemutus aliran listrik bila terjadi kelebihan pemakaian daya oleh pelanggan, adanya gangguan hubung singkat dalam instalasi listrik rumah pelanggan atau sengaja dimatikan untuk keperluan perbaikan instalasi listrik rumah.
Dalam APP ini terdapat komponen utama yaitu circuit breaker (MCB : Miniature Circuit Breaker) atau (MCCB : Molded Case Circuit Breaker), dan meter listrik.
a. Circuit Breaker 3 Phase (MCB) / (NFB)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, MCB inilah komponen yang bertugas memutus aliran listrik bila terjadi pemakaian daya yang berlebihan oleh konsumen atau bila terjadi gangguan hubung singkat dari suatu peralatan
10 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
listrik di rumah. Pun saat melakukan perbaikan instalasi listrik rumah, komponen ini sebaiknya dimatikan.
b. Meter Listrik 3 Phase (kWh Meter)
Sebagai penunjuk besarnya daya listrik yang telah digunakan pelanggan. Satuannya dalam kWh (kilowatt hour). Indikatornya terlihat dari angkaangka yang tercatat. Petugas pencatat PLN yang rutin berkunjung tiap bulan selalu mencatat angka-angka ini.
c. Trafo Arus (CT)
Trafo Arus atau Current Transformer (CT) adalah peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran besaran arus pada intalasi tenaga listrik disisi primer (TET, TT dan TM) yang berskala besar dengan melakukan transformasi dari besaran arus yang besar menjadi besaran arus yang kecil secara akurat dan teliti untuk keperluan pengukuran dan proteksi. Secara trafo arus digunakan untuk pengukuran arus listrik dan pemantauan pengoperasian jaringan listrik untuk 200 ampere keatas. CT biasanya di gambarkan dengan rasio arus primer ke sekunder dan sering kali CT di pasang sebagai ” Stack ” untuk berbagai keperluan sebagai contoh untuk perlinduangan perangkat dan metering.
d. Trafo Tegangan (PT)
11 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
Trafo tegangan atau Potential Transformer (PT) adalah peralatan yang mentransformasi tegangan sistem yang lebih tinggi ke suatu tegangan sistem yang lebih rendah untuk kebutuhan peralatan indikator, alat ukur/meter dan relai. Trafo tegangan digunakan untuk metering pelanggan TM atau TT.
2.1.3 Sambungan Pelayanan Ialah bagian dari jaringan tegangan rendah (JTR) yang menghubungkan saluran tegangan rendah (STR) sampai dengan Alat Pembatas dan Pengukur. (APP) Bagian bagian sambungan pelayanan Sambungan pelayanan terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu : 1. Saluran luar pelayanan (SLP) yaitu bagian SP yang di pasang di atas tanah dan di luar bangunan 2. Saluran masuk pelayanan (SMP) yaitu bagian SP yang dipasang antara isolator pada tiang atap atau percabangan SP dengan APP Rugi Tegangan Pada Sambungan Pelayanan Rugi tegangan maksimum yang diperkenankan sepanjang hantaran SR ialah 2%.Dalam hal ini SR diperhitungkan dari titik penyambung pada STR Sedangkan khusus untuk penyambung langsung dari papan bagi TR di gardu transformator rugi tegangan maksimum yang diperkenankan 12%. Konstruksi Penyadapan A. Jenis Hantaran Hantaran berisolasi dipilin (kabel twisted)
12 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
1. NFA2X-T Hantaran dengan bahan alumunium setengah keras (medium hard drawn) digunakan untuk SLP dan SMP
2. Kabel NAYY Terdiri dari hantaran alumunium berisolasi PVC untuk kelistrikan desa diperbolehkan menggunakan kabel NAYY yang dipasang dengan kawat penggantung. Kabel jenis ini dipakai untuk SLP untuk SMP dipakai kabel NYM
3. Kabel tanah Kabel dengan inti tembaga berisolasi PVC, dengan inti tunggal atau lebih dari satu, pelindung kawat baja bulat atau dililit plat baja, dengan selubung isolasi PVC. (0,6kv-1kv)
B. Ukuran Hantaran 1. Untuk SLP baik diatas maupun dibawah tanah minimum 10 mm ² 2. Untuk SMP Bahan hantaran dari alumunium minimum 10 mm ² Bahan hantaran dari tembaga minimum 4 mm².
C. Ketentuan Teknis Penyadapan 1. Jarak bebas
13 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
Jarak bebas adalah jarak vertikal antara hantaran / kabel dengan permukaan jalan / tanah.
2. Bentangan Bentangan maksimum antara titik sepadan dengan titik tumpu / tiang atap SR tergantung dari penggunaan hantaran / kabelnya.
14 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
2.1.4 PHBTR (Panel Hubung Bagi Tegangan Rendah) PHB - TR adalah suatu perlengkapan listrik yang berfungsi sebagai pengendali, penghubung dan melindungi, serta membagi tenaga dari sumber tenaga listrik ke suatu beban atau pemakai.Untuk instrument ukur indicator dan terminasi, PHB - TR disyaratkan sebagai berikut: 1. Harus dipasang paling sedikit instrumen indikator dengan warna yang sesuai. 2. Panel PHB-TR utama pada gardu distribusi ( GTT ) harus dipasang instrument ukur minimal Volt meter dan Ampere meter. 3. Instrument indicator harus disambung pada sirkit masuk sebelum saklar masuk. 4. Sambungan sirikit pada PHB harus memakai sepatu kabel yang sesuai dengan jenis metalnya dan ukuran penghantar serta harus dijepit / dipress pada penghantar, KHA terminal sepatu kabel harus minimum sama dengan kemampuan sakelar dari sirikit yang bersangkutan rangkaian.Pemegang kabel harus dapat memikul gayaberat, gaya tekan dan gaya tarik, sehinggagaya tersebut tidak akan langsung dipikuloleh gawai listrik lain. Lemari PHB TR dipasang minimal 1,2 m diatas permukaan tanah atau 1,5 m pada daerah yang sering terkena banjir. Perlengkapan Hubung Bagi jaringan distribusi tegangan rendah, PUIL mensyratkan sebagai berikut: 1. Pada jaringan distribusi tegangan rendah, PHB - TR berfungsi sebagai titik pencabangan jaringan dan sambungan pelayanan. 2. Instalasi PHB-TR pasangan luar dan pasangan dalam harus memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan lingkungan, persyaratan teknis elektris dan mekanis, serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan mekanis. Pada setiap unit PHB-TR harus mempunyai peralatan minimal : 15 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
1.
Satu sakelar masuk sirkit masuk.
2.
Satu proteksi arus pada sirkit keluar atau kombinasi proteksi dan
sakelar ( MCB atau MCCB ). Arus minimal sakelar masuk minimal sama besar dengan arus nominal penghantar masuk atau arus maksimal beban penuh. Besar arus yang mengalir pada rel harus diperhitungkan sesuai kemampuan rel, temperature ruang dan kerja tidak boleh melebihi 65oC. Pemasangan rel telanjang harus sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan jarak 5cm + 2/3 kV dari system tegangan nominal.
2.1.4.1
Persyaratan khusus
Suhu udara sekitar tidak melebihi + 40oC danrata - ratanya dalam 24 jam tidak melebihi 35℃. Batas suhu udara sekitar terendah adalah 5℃C. Kondisi udara untuk pasangan dalam, kondisi udara harus bersih dan kelembaban relatifnya tidak melebihi 50% pada suhu maksimum + 40℃. Kelembaban relatif yang lebih tinggi diijinkan pada suhu yang lebih rendahmisalnya 90% pada + 20℃. Harus diperhatikan bahwa pengembunan sewaktu - waktu dapat terjadi karena perubahan suhu. Kondisi udara untuk pasangan luar, kelembaban relatifnya boleh mencapai 100% pada suhu maksimum + 25℃. Ketinggian tempat pemasangan tidak melebihi 1000 m di atas permukaan laut. ( SPLN 1183-1:1996 )
2.1.4.2
Desain PHB
16 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
1.
Kontruksi
Kerangka PHB terbuat dan besi siku, kanal U atau pelat baja cetakan. Ukuran minimum komponen yang digunakan untuk kerangka PHB adalah sebagai berikut: Pelat baja
: 3 mm
Besi siku
: 50 x 50 x 5 mm ( untuk indoor ) dan 40 x 40 x 4mm ( untuk
outdoor ). Besi kanal U : 50 x 38 x 5 mm Unit kerangka harus cukup kuat menahan peralatan normal operasi dan gerakan - gerakan lainnya tanpa menunjukkan adanya kelemahan / kerusakan Susunan kerangka harus sedemikian sehingga tidak ada arus bocor mengalir pada penyangga vertikal atau horizontal akibat induksi dari arus pelayanan dan juga tidak terjadi pemanasan yang tidak semestinya pada kerangka. Untuk mencegah terjadinya loop magnet pada kerangka, dapat dipilih sistem pencegahan seperti menyisipkan isolator di antara komponen baja. ( SPLN 118-3-1:1996 )
2.
Proteksi terhadap korosi.
Semua bagian kerangka harus dilindungi dengan cat anti karat (Zinc Chromate atau Red Lead) dua lapis atau dengan galvanis celup panas (hot dip galvanizing). Tebal lapisan minimum 500 grm per m2, atau dengan ketebalan ±70 mikron. Perlengkapan listrik Semua tembaga untuk hubungan listrik harus dilapisi timah atau perak dengan ketebalan minimum 8 mikron. Semua mur dan baut termasuk bagian lainnya untuk perlengkapan hubungan listrik harus dilapis Cadmiumdengan ketebalan minimum 8 mikron. ( SPLN 118-3-1:1996 ) 17 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
3.
Bagian-Bagian Perangkat.
•
Unit masukan
Saklar pemutus beban dalam posisi terbuka dapat dikunci dan dapat dioperasikan buka / tutup dengan tangkai operasi ( handle ) yang terletak didepan atau disebelah kanan jika dilihat dari depan saklar. Dalam posisi tertutup ujung tangkai operasi tidak boleh lebih tinggi 1,8 m dari dasar PHB untuk PHB pasangan dalam dan 0,5 m untuk PHB pasangan luar. •
Sistem busbar
Sistem busbar terbuat dari Tembaga Elektrolit. Pemasangan dan penyambungan hanya dapat dilakukan dengan mur - baut. Pemboran lubang berulir pada tembaga tidak dianjurkan. Unit keluaranSetiap unit keluaran dilengkapi dengan tiga buah pengaman lebur HRC - Satu buah penghubung netral. ( SPLN 118-3-1:1996 )
4.
Peralatan bantu.
•
Satu keluaran.
Untuk lampu penerangan gardu distribusi. Hubungan harus baik sehingga aman untuk operator ketika mengganti atau melepas unit pelebur ketika PHB bertegangan.Satu keluaran untuk lampu peneranga numum. Untuk menjamin pengopersiannya lebih lama, kontaktor yang digunakan harus memiliki ketahanan operasi listrik sekurang-kurangnya 2000 kali dengan kapasitas pemasukan/pemutusan 800 A. Tiga Ampere meter kebutuhan maksimum. Keluaran untuk lampu penerangan panel. Saklar dan hubungamya harus didesain sedemikian sehingga lampu akan menyala ketika pintu dibuka dan padam ketika pintu ditutup.
18 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
•
Instrumen.
Satu buah Ampere meter kebutuhan maksimum harus terpasang padasetiap fase dari untt masukan melaluitranformator arus dilengkapi jarum penunjuk cadangan yang dapat terbawa maju oleh jarum penunjuk utama dan tetap tinggal padaposisi maksimumnya serta dilengkapi alatpenyetel kembali ke posisi nol yang dapatdiatur dari luar. Keluaran untuk Indikator hubung singkat. PHB pasangan dalam harus dilengkapi dengan indikator hubung singkat. Diperlukan satu titik hubung untuk suplai lampu indikator hubung singkat, dihubungkan pada busbar masukan sebelum saklar utama melalui pengaman lebur HRC 6 A. Kotak-kontak. Dua kotak-kontak tahan cuacadengan nilai pengenal 10 A harus ada padapanel tambahan. Pemasangannyadihubungkan pada busbar masukan setelahsaklar utama dilengkapi dengan sebuahpengaman lebur HRC tipe DZ 6A/32A dansebuah terminal netral. Desain hubungannyaharus aman untuk operator ketika menggantiunit pelebur saat PHB bertegangan. (SPLN 118-3-1:1996)
5.
Hubungan pembumian.
Instalasi pembumian menggunakan kabel 1 x 50 mm2 Cu digelar dibawah fondasi melingkar tertutup. Pada beberapa titik tiap - tiap 1 meter dikeluarkan sebagai terminal pembumian. Kabel ini berfungsi juga sebagai ikatan penyama potensial. Penggunaan elektroda batang pada gardu distribusi : - Memakai elektroda dengan kedalaman 3-6meter. - Jarak tanam minimal 2 meter atau sejarak 1x panjang elektroda.
19 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
- Pada terminal keluar harus diberi bak kontrol untuk melakukan pengukuran tahanan tanah. (SPLN 118-3-1:1996)
6. Pengawatan. Kabel tembaga berisolasi PVC sekurang-kurangnya 2,5 mm2 untuk rangkaian kontrol dan 4 mm2 untuk pengukuran harus digunakan untuk semua instalasi dalam PHB. Kabel tembaga harus memiliki warna yang sama atau penandaan yang sama dengan penandaan fase / label yang dihubungkan. (SPLN 118-3-1:1996)
20 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
2.2
Rangkaian Kelistrikan
Rangkaian Kelistrikan APP 1 Phase
21 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
Rangkaian Kelistrikan APP 3 Phase
22 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
Rangkaian Kelistrikan Sambungan Pelayanan
23 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
Rangkaian Kelistrikan PHBTR
24 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
2.3
Gambar Rangkaian
Gambar Rangkaian APP 1 Phase
25 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
Gambar Rangkaian APP 3 Phase
26 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
Gambar Rangkaian Sambungan Pelayanan
27 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
Gambar Rangkaian PHBTR
28 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
2.4
Pengoperasian/Penggunaan
2.4.1 APP 1 Phase 1.
Sesuai PK dari Asman Pemeliharaan Distribusi, segera petugas menyiapkan sarana angkutan, peralatan kerja dan peralatan K3.
2.
Setelah sampai di lokasi kerja segera lakukan persiapan dengan meneta peralatan kerja, material dan pakai peralatan K3 .
3.
Informasikan
ke
Piket
Pelayanan
Distribusi
bahwa
regu
pemeliharaan telah siap dan akan melaksanakan pekerjaan. 4.
Periksa dan lakukan pengukuran tegangan Saluran Luar Pelayanan (SLP)
5.
Pengawatan APP : Pada terminal incoming pembatas arus sambung kabel ke phase, kemudian kabel tsb ditarik untuk dimasukkan pada terminal tegangan kWh
7.
Lakukan pemeriksaan kembali dan pastikan peralatan APP sudah berfungsi dengan baik
8.
Segel semua peralatan APP berikut OK sesuai prosedur yang benar
9.
Memeriksa hasil pekerjaan secara visual hasil pengawatan PP mulai dari sumber tegangan hingga ke instalasi pelanggan untuk memastikan baik dan benar.
10. Membereskan alat dan perlengkapan kerja dan K3. 11. Informasikan ke Piket Pelayanan Distribusi bahwa pekerjaan telah selesai.
29 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
2.4.2 APP 3 Phase 1. Petugas pelaksana kedua bekerja menempelkan box APP 3 phase ke tembok dengan ketinggian sesuai standar (sudah tersedia tufur), serta menggunakan kelengkapan K3. 2. Pasang strain hook dengan menggunakan paku beton diatas APP pada tembok/atap yang kokoh dan gantungkan wedge clamp 4x1016 pada strain hook yang sudah dipasang. 3. Tarik kabel SR pada wedge clamp 4x10-16, buka pengunci wedge clamp dan masukkan kabel SR pada wedge clamp dan masukkan pengunci wedge clamp sehingga kabel SR terkunci pada wedge clamp. Pastikan andongan kabel tidak terlalu kendor dan tidak terlalu kencang. 4. Memotong kabel NYAF 1x10 mm² dan membuat pengawatan sesuai dengan diagram pengawatan instalasi APP 3 phase. Pada ujung-ujung pengawatan digunakan joint Al-Cu 16-10 pada sisi incoming SR dan gunakan joint Cu-Cu 16-10 pada sisi outgoing pelanggan (tufur). 5. Mengepress sambungan joint pada pengawatan dengan menggunakan tang press lalu isolasikan dengan menggunakan isolasi rubber lalu meletakkan heatshrink ke dalam sambungan joint dan membakarnya menggunakan heating torch agar heatshrink tersebut melekat dan menyusut pada joint. 6. Periksa kembali hasil pekerjaan secara visual hasil pengawatan dari sumber tegangan hingga ke instalasi pelanggan untuk memastikan baik dan benar. 7. Cek putaran fasa pada APP untuk memastikan APP 3 phase bekerja dengan baik dan sesuai. 8. Segel semua peralatan APP berikut OK atau AMR 3 phase dengan benar (segel puntir).
30 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
2.4.3 Sambungan Pelayanan 1. Petugas pelaksana 1 yang naik tiang wajib menggunakan perlengkapan K3 2. Penarikan kabel SR sesuai kebutuhan 3. Periksa dan lakukan pengukuran tegangan Saluran Luar pelayanan (SLP), pastikan nilai tegangan sesuai
dengan standar yang
berlaku yaitu 220 volt +5% atau -10%, kordinasikan kepada pengawas PLN bila tegangan di bawah standar yang berlaku. 4. Melakukan pengukuran beban jaringan pada saat penyambungan, supaya beban pada jaringan seimbang. 5. Melakukan penyambungan dimulai dari fasa N dilanjutkan dengan fasa R, S atau T dengan CCO AL 70-16. 6. Gunakan tang press untuk menyambung konektor press ( CCO ) dilanjutkan membungkus dengan isolasi rubber. 7. Setelah selesai, petugas turun dengan hati hati lalu rapihkan tangga.
2.4.4 PHBTR (Panel Hubung Bagi Tegangan Rendah) 1. Letakan kotak Hubung Bagi TR pada pondasi yang telah tersedia. 2. Pada keempat sisi di baut pada angkur yang tersedia dengan posisi tegak lurus dan lobang PHB masuk pada angkur yang tersedia. 3. Sambungkan kawat pentanahan dan batang pentanahan ke baut pentanahan yang tersedia pada kotak hubung bagi dengan kunci sock/kunci ring. 4. Sambungan SKTR dari Transformator ke PHB TR pertama dan PHB TR berikutnya dengan menggunakan terminasi (Sepatu Kabel). 5. Kabel dari Gardu Distribusi ke PHB TR adalah kabel NYFGBY 4x95 mm2 atau NYY 1 x (50 mm2, 70 mm2, 95 mm2, 120 mm2, 150
31 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
mm2, 185 mm2, 240 mm2, 300 mm2) dan kabel antara PHB TR ke konsumen disesuaikan dengan standar Konstruksi (4x10 mm2, 4x16 mm2, 4x25 mm2) sesuai daya terpasang pada konsumen. 6. Dalam satu kavlink tidak diperkenankan adanya penyambungan campuran antara SL kabel tanah dan SL kabel udara. 7. PHB TR yang akan di pasang harus memenuhi syarat penyambungan : Sistem SL 1 Fasa max 12 konsumen, Sistem SL 3 Fasa max 8 konsumen 8. Bersihkan kembali seluruh komponen yang ada di dalam kotak hubung bagi TR. 9. Tutup kembali kotak hubung bagi.
32 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan 1. PT.PLN (Persero) adalah merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi kewenangan oleh Pemerintah dan diserahi tugas semata-mata untuk melaksanakan usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum, serta diberikan tugas untuk melaksanakan pekerjaan usaha penunjang tenaga listrik. 2. Penulis ditempatkan pada Bagian Penyambungan PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya. Penyambungan merupakan bagian yang dibawahi oleh bidang konstruksi. 3. Kegiatan rutin yang penulis lakukan adalah kegiatan melakukan penyambungan kabel (SLP) dari tiang ke APP 1 maupun 3 Phase pelanggan PLN. 4. Kegiatan insidentil, yang mana kegiatan ini hanya sesekali dilakukan oleh penulis. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya membuat dokumentasi kegiatan. Disini penulis banyak mengetahui, bagaimana cara kerja humas PT.PLN dalam memelihara hubungan dengan publik internal atau eksternal melalui berbagai kegiatan.
3.2
Saran
3.2.1 Saran untuk PT.PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Berdasarkan hasil pembahasan dalam laporan praktek kerja lapangan ini, maka penulis memberikan saran-saran kepada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten sebagai berikut :
33 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
1. Ada baiknya jika PT.PLN selalu melakukan update informasi di situs PT.PLN, sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang akurat. 2. Mengadakan pelatihan atau pembekalan secara rutin bagi seluruh pegawai humas yang ada di PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya. Pelatihan tersebut mengenai ilmu-ilmu yang relevan dangan profesinya masing-masing. 3. Mengadakan program pemberdayaan masyarakat di sekitar kantor PT. PLN. Misalnya “Bank Sampah”. Jadi program ini tidak hanya memberdayakan masyarakat di daerah terpencil, namun juga memperhatikan masyarakat sekitar yang mungkin masih banyak yang menganggur.
3.2.2 Saran untuk siswa yang Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Berikut adalah saran untuk mahasiswa selanjutnya, jika ingin melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya : 1. Mengikuti prosedur yang ditetapkan perusahaan dimana mahasiswa melaksanakan PKL dan mengikuti prosedur dari jurusan. 2. Lebih aktif saat mengikuti Praktek Kerja Lapangan, mahasiswa harus sering menjemput bola 3. Siswa lebih baik melaksanakan Praktek Kerja Lapangan sesuai dengan keilmuan yang diambil. 4. Menjaga nama baik Sekolah.
34 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/19223556/Contoh_Laporan_PSG_SMK http://plnrayonsape.blogspot.com/2016/02/alat-pembatas-dan-pengukurapp.html https://www.bloglistrik.com/2016/09/trafo-tegangan-pt.html https://dokumen.tips/documents/sambungan-rumahdocx.html https://www.academia.edu/23412257/PENGGANTIAN_APP http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/6189/mod_resource/content /2/Modul-1%20KB4%20new.pdf http://plnrayonsape.blogspot.com/2016/02/alat-pembatas-dan-pengukurapp.html https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/704/jbptunikompp-gdl-septianmau35188-3-unikom_4-3.pdf
35 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i