Makalah Studi Fiqh (kelompok 1).docx

  • Uploaded by: Ichal Rumain
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Studi Fiqh (kelompok 1).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,681
  • Pages: 9
MAKALAH STUDI FIQH FIQH, SYARI’AH DAN HUKUM ISLAM

Dosen Pengampu: Muhammad Yasin Fatchul Barry, M. Pd Disusun Oleh: 1. Nurul Yamsy (17190001) 2. Ahmad Amir Syarifudin (17190034) 3. Laily Wahyu Ramdhani (17190021)

TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2018

KATA PENGANTAR Alhamdulillaahirabbil’alamiin, segala puji bagi Allah yang telah memberi kesempatan, sehingga kami dapat menyusun makalah tentang Studi Fiqh yang berjudul “Fiqh, Syari’ah, dan Hukum Islam”. Adapun makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Studi Fiqh. Dalam menyusun makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Studi Fiqh, yaitu Bapak Muhammad Yasin Fatchul Barry, M. Pd yang telah membimbing dan memberi dukungan kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Di samping kelebihan yang ada dalam makalah ini, pasti juga terdapat kekurangan, baik keslahan dalam kalimat atau penyusunan kata. Untuk itu kami menerima kritik dan saran yang membangun agar kedepannya makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Malang, 28 Agustus 2018

Penyusun

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia lahir di dunia sebagai makhluk sosial. Artinya setiap individu saling membutuhkan individu lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Di samping hal itu setiap manusia pasti memiliki kebutuhan masing-masing yang perlu mereka dapatkan. Dan kebutuhan setiap individu satu dengan individu yang lain akan berbeda. Untuk mendapatkan kebutuhannya pun mereka menggunakan cara yang berbeda-beda pula. Berbicara tentang cara, pasti ada aturan yang mengatur setiap gerak individu itu sendiri. Apalagi kita sebagai seorang muslim telah memiliki pedoman yakni Al-Qur’an dan Hadits. Jangan sampai kita sebagai seorang muslim menghalalkan segala cara demi memperoleh kebutuhan hidup kita. Karena segala apa yang kita lakukan di dunia, nantinya akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah fiqh, syariah, dan hukum islam. Sering juga kita mendasarkan apa yang kita lakukan terhadap fiqh, syari’ah, dan hukum islam. Untuk mengetahui apa itu fiqh, syari’ah, dan hukum islam, maka makalah ini akan meyajikan tentang pengertian dan hubungan antara fiqh, syari’ah, dan hukum islam serta perbedaannya.

B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari istilah fiqh, syari’ah, dan hukum islam? 2. Bagaimana hubungan antara fiqh dan syari’ah? 3. Bagaimana perbedaan antara fiqh dan syari’ah? 4. Apa objek dan kegunaan dari kajian ilmu fiqih?

C. Tujuan 1. Memahami pengertian dari fiqh, syari’ah, dan hokum islam. 2. Mengetahui dan memahami hubungan antara fiqh dan syari’ah. 3. Mengetahui dan memahami perbedaan antara fiqh dan syari’ah. 4. Mengetahui dan memahami objek dan kegunaan dari kajian ilmu fiqih

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Fiqh Kata fiqh (fikih dalam Bahasa Indonesia) secara etimologi artinya paham, pengertian, dan pengetahuan. Fiqh secara terminologi adalah hukum syara’ yang bersifat praktis (amaliah) yang diperoleh dari dalil-dalil yang terperinci.1 Menurut Hasan Ahmad Khatib, yang dimaksud dengan fiqh Islami ialah sekumpulan hokum syara’ yang sudah dbukukan dari berbagai madzhab, baik dari madzhab yang empat atau dari madzhab lainnya yang dinukilkan dari fatwa-fatwa sahabat dan tabi’in baik dari fuqaha yang tujuh di Madinah, ataupun fuqaha Makkah, fuqaha Syam dan fuqaha Mesir, Iraq, Bashrah dan sebagainya.2 Orang yang ahli dalam ilmu fiqh disebut dengan faqih. Pada masa lalu, yang disebut faqih hanyalah orang-orang yang mengetahui hukum dan dapat mempergunakan dali-dalilnya. Namun pada masa sekarang, kata faqih juga untuk orang-orang yang mengetahui hukum-hukum amaliyah yang mudah diketahui atau yang memerlukan ijtihad dengan mengambil langsung dari nash, ataupun dari pendapat-pendapat fuqaha.

B. Obyek Kajian Fiqh dan Kegunaan Mempelajari Fiqh 1. Obyek Kajian Fiqh Hukum syara’ mengenai perbuatan manusia, seperti: wajib, haram, Sunnah, makruh, mubah, shah, batal, dan lainnya sebenarnya tersusun dari dua bagian, yang pertama hokum-hukum syara’ amaliyah, dan yang kedua dalil-dalil yang jelas (tafshiliyah) mengenai hokum tersebut.

1

Zainuddin Ali, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2006), hal. 4. Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqh (Semarang: PT. PUSTAKA RIZKI PUTRA, 1999), hal. 16. 2

Hukum fiqh diambil dari wahyu, baik yang ditilawatkan (Al-Qur’an), maupun Dwahyu yang tidak ditilawatkan (Sunnah Rasul). Dalam hal itu, apabila mujtahid tidak memperoleh nash, maka dia mengambil hokum itu dari ruh (jiwa) syari’at. Ilmu fiqh juga disebut dengan Ilmu Hal, Ilmu Halal wal Haram, Ilmu Syari’ah wal Ahkam. Sedangkan, pokok bahasan Ilmu Fiqhi ialah : segala macam amal perbuatan orang-orang “mukallaf”, baik yang berupa tuntutan (perintah), seperti : sholat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya; maupun yang berupa larangan, seperti : pembunuhan, pencurian, penipuan, tuduhan, dan sebagainya. Demikian pula yang berupa takhyir (pilihan) antara dua sesuatu, misalnya: makan dan minum, berjalan, tidur dan sebagainya. Takhyir ini semuanya disebut dengan “mubah” dikerjakan atau tidak oleh seorang mukallaf, sama saja.

2. Kegunaan Mempelajari Fiqh

Dalam perkembangannya, ilmu fiqh akan berkembang dan berubah seseuai zamannya. Untuk itu sangat perlu mempelajari fiqh, agar memudahkan kita dalam menjalani berbagai kehidupan. Ilmu fiqih sendiri adalah pedoman bagi orang-orang mukallaf dalam melaksanakan segala aktifitasnya untuk mendidik rohaninya dan membersihkan jiwanya.

C. Pengertian Syari’ah Syari’ah berasal dari Bahasa arab, yang antara lain berarti jalan yang lurus. Menurut fuqaha’ syari’ah, berarti hokum atau ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dan diwahyukan oleh Allah kepada Rasul-Nya, yaitu Muhammad SAW untuk hamba-Nya, yang memiliki tujuan suci agar mereka menaati tiga hal prinsip, yaitu prinsip keimanan, baik yang berkaitan dengan akidah, ibadah, dan muamalah, maupun yang berkaitan dengan akhlak.3 Sedangkan syari’ah menurut etimologi adalah jalan ke tempat air, atau tempat yang dilalui oleh air sungai, sedangkan syari’ah dalam pengertian terminologi adalah seperangkat norma ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, hubungan

3

Masjifuk Zuhdi, Pengantar Hukum Syari’ah, Jakarta, CV Haji Masagung, 1990, hal.1

manusia dengan sesamanya dalam kehidupan social, hubungan manusia dengan makhluk yang lainnya di alam lingkungan hidupnya. Mahmud Syaltout dalam bukunya Al-Islam Aqidah wa Syari’ah memberikan definisi syari’ah sebagai peraturan yang diturunkan oleh Allah kepada manusia agar dipedomani dalam berhungan dengan Tuhannya, dengan sesamanya, dengan lingkungannya, dan dalam kehidupannya.

D. Pengertian Hukum Islam Secara etimologi, kata hukum berasal dari akar kata Bahasa Arab, yaitu hakama yang mendapat imbuhan alif dan lam, sehingga menjadi alhakama. Berdasarkan akar kata tersebut, melahirkan kata alhakamah yang berarti kebijaksanaan. Maksudnya, orang yang memahami hukum lalu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dianggap sebagai orang yang bijaksana. Hakama juga dapat melahirkan kata alhukumah yang atinya kendali atau kekangan kuda, maksudnya hukum dapat mengendalikan atau mengekang seseorang dari hal-hal yang sebenarnya dilarang oleh agama. Kata hukum berasal dari Bahasa Arab “hakama” yang mengandung makna mencegah atau menolak, yaitu mencegah ketidakadilan, mencegah kedzaliman, mencegah penganiayaan da menolak bentuk kemafsadatan lainnya (H. Hamka Haq, 2002: 20). Jadi dapat disimpulkan bahwa hukum adalah aturan yang dibentuk untuk mencegah seseorang dari hal yang tidak baik, dan mewujudkan suatu kemaslahatan serta suatu kebijaksanaan bagi orang yang mematuhi dan mengamalkan hukum tersebut. Hukum Islam dipahami sebagai penggabungan dua kata, yakni hokum dan Islam. Hukum adalah seperangkat peraturan tentang tindak tanduk atau tingkah laku yang diakui oleh suatu negara atau masyarakat yang berlaku dan mengikat untuk seluruh anggotanya. Kemudian kata hukum disandarkan pada kata Islam. Sehingga dapat dipahami bahwa hukum Islam adalah peraturan yang dirumuskan berdasarkan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentang tingkah laku mukallaf yang diakui dan diyakini berlaku mengikat bagi semua pemeluk agama Islam (Ahmad Rofiq, 1997: 8).

E. Perbedaan Syari’ah dengan Fiqh Di dalam Bahasa Inggris, syariat Islam diterjemahkan dengan istilah Islamic Law, sedangkan fikih Islam diterjemahkan dengan istilah Islamic Jurisprudence. Terdapat

perbedaan antara syari’ah dan fiqh, keduanya berbeda namun memiliki hubungan yang lebih erat dan tidak terpisahkan, 1. Syari’ah diturunkan oleh Allah, kebenarannya bersifat mutlak. Sementara fiqh adalah hasil pikiran fuqaha dan kebenarannya bersifat relative. 2. Syari’ah adalah satu dan fiqh beragam, seperti adanya aliran-aliran hukum yang disebut dengan istilah madzhab-madzhab. 3. Syari’ah bersifat tetap atau tidak berubah. Sedangkan fiqh mengalami perubahan seiring dengan tuntutan ruang dan waktu. 4. Syari’ah mempunyai ruang lingkup yang lebih luas, termasuk akidah dan akhlak. Sedangkan fiqh ruang lingkupnya terbatas pada hukum yang mengatur perbuatan manusia yang biasanya disebut perbuatan hukum.4 Dari uraian perbedaan antara syari’ah dan fiqh, dapat di ambil kesimpilan bahwa fiqh adalah sebagian dari kandungan syari’ah. Jadi fiqh merupakan kajian yang dibahas di dalam syari’ah. F. Hubungan syari’ah dengan Fiqh Setelah mengetahui pengertian dan perbedaan syari’ah dan fiqh, maka hendaknya kita juga mengetahui hubungan antara keduanya.Dapat kita simpulkan dari pengertian syari’ah bahwa, syari’ah meliputi hokum-hukum Allah bagi seluruh perbuatan manusia, tentang halal, haram, makruh, sunat, dan mubah. Pengertian inilah yang kita kenal dewasa ini dengan nama “ilmu fiqh”, yang sinonim dengan istilah : Undang-undang. Para pakar hokum islam selalu berusaha memberikan batasan pengertian “syari’ah” yang lebih tegas, untuk memudahkan kita membedakannya dengan “fiqh”, yang diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Imam Abu Ishak, Asy Syatibi dalam bukunya “Al Muwafaqat fi Ushulil Ahkan” mengatakan yang artinya : Bahwasanya arti Syari’at itu, sesungguhnya, menetapkan batas tegas bagi orang-orang mukallaf, dalam segala perbuatan, perkataan, dan aqidah mereka. 2. Syekh Muhammad Ali At Thahanawi dalam bukunya : Kasysyaf Istilahatil Funun” mengatakan yang artinya: Syari’ah ialah : segala yang telah disyari’atkan Allah untuk para hamba-Nya, dari hokum-hukum yang telah dibawa oleh seorang Nabi dari para Nabi Allah alaihimus shalat wassalam ; baik yang berkaitan dengan cara pelaksanaanya, dan disebut dengan far’yah amaliah, lalu dihimpun dalam ilmu fiqh; atau cara berakidah, yang disebut dengan pokok akidah, dan dihimpun oleh ilmu Kalam; dan syari’ah ini dapat disebut juga dengan “din” (agama), dan “millah” 4

Zainuddin Ali, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2006), hal. 4.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari paparan diatas, dapat kita simpulkan bahwa Fiqh, Syari’at dan Hukum Islam seyogyanya adalah satu pengertian yang sama. Hanya ada sedikit perbedaan pada penerapan dan pembagiannya. Ketiganya juga memiliki peran masing-masing dalam penerapannya di dalam kehidupan manusia. Fiqh merupakan ilmu yang bertugas menentukan dan menguraikan norm-norma dasar dan ketentuan-ketentuan umum yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadist. Syariat adalah wahyu Allah dan sabda Rasullah merupakan dasar-dasar hukum yang ditetapkan Allah melalui Rasul-Nya, yang wajib kita patuhi. Sedangkan, hukum islam lebih menekankan pada final goal, yaitu mewujudkan kemaslahatan dan kemajuan ummat melalui proses siyasah syariyyah dengan prodek qanun dan perundang-undangan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainuddin. 2006. Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika Offset. Ash-Shiddieqy, TM Hasbi, 1999. Pengantar Ilmu Fiqh. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra. Dja’far, Muhammadiyah. 1992. Pengantar Ilmu Fiqhi, Jakarta: Radarjaya Offset. Roibin. 2010. Dimensi-dimensi Sosio-Antropologis Penetapan Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah. Malang: UIN Maliki Press. Zuhdi, Masifuk.1990. Pengantar Hukum Syari’ah. Jakarta: CV Haji Masagung.

Related Documents


More Documents from "afri nixsquad"