Makalah Perkot.docx

  • Uploaded by: Tutus Wahyuni Wp
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Perkot.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,919
  • Pages: 13
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan suat zat atau senyawa yang berguna bahkan dapat dikatakan sesuatu yang sangat vital bagi semua makhluk hidup di bumi. Dalam bumi sendiri diketahui bahwa air menyelimuti sekitar 71 % permukaannya, sehingga hal inilah mengapa air sangat urgent dalam kehidupan. Peran air dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya sekedar pada kebutuhan rumah tangga, namun air juga dapat dipergunakan sebagai penunjang fasilitas umum, sosial maupun ekonomi. Dengan begitu beragamnya pemanfaatan air tentunya hal ini tidak terlepas dari kualitas maupun kuantitas dari air tersebut, air bersih yang umumnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari tentu harus memiliki kualitas yang baik yang mana harus sesuai dengan standar air minum di Indonesia yaitu PP No.82 Tahun 2001 dan KepMen No.907 Tahun 2002. Berkaca dari seberapa pentinganya sumberdaya air bagi kehidupan makhluk hidup, sehingga hal ini akan menimbulkan suatu kesenjangan antara besarnya permintaan akan air bersih dengan penawaran air bersih. Khiatuddin dalam bukunya menyatakan bahwa air merupakan sumberdaya yang sangat penting bagi kehidupan manusia, baik untuk dikonsumsi maupun digunakan untuk kepentingan lain. namun air bersih semakin sedikit persediaannya karena banyak sumber daya air yang tercemar. Hal ini sesuai dengan kondisi diperkotaan dimana dengan menigkatnya jumlah populasi di perkotaan mengakibatkan peningkatan kebutuhan air terutama kebutuhan dalam air bersih. Ketika kecenderungan kelangkaan dalam air bersih semakin hari semakin meningkat hal ini akan berdampak negatif terhadap berbagai sektor. Di Indonesia dalam penyediaan air bersih cukup terdapat bermacam-macam permasalahan yang kompleks, mulai dari kelembagaan, teknologi, anggaran, hingga sikap masyarakat. Permasalahan terkait air bersih umumnya terjadi di daerah-daerah perkotaan seperti jakarta, surabaya, makassar dan lain sebagainya, hal ini dapat dilihat dari kondisi yang ada di wilayah tersebut. Salah satu cara untuk memperoleh air bersih di perkotaan yaitu dengan memanfaatkan pelayanan PDAM namun, walapun dengan adanya PDAM keterbatasan air bersih masih menjadi permasalahan utama.

Masyarakat dapat berproduktivitas tinggi dengan adanya ketersediaan air yang cukup sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi, kesehatan dan kesejahteraan. Dengan ketersediaan air yang semakin sulit sedangkan yang membutuhkan banyak, keadaan air berubah fungsi dari barang sosial yang mudah didapatkan menjadi barang ekonomi yang banyak dicari dan mahal harganya. Hal ini menjadikan masyarakat yang tidak mendapatkan akses air akan membeli air dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan yang dapat akses. Kependudukan merupakan salah satu aspek yang penting dalam penyediaan air bersih di wilayah perkotaan, terkait hal ini Surabaya merupakan salah satu kota dengan penduduk terbanyak sehingga penyediaan air merupakan urgent untuk keberlangsungan kegiatan ekonomi bagi masyarakat Surabya. Berdasarkan hasil sensus Kota Surabaya Pada Tahun 2010, Jumlah penduduk di Surabaya berkisar 2.599.796 jiwa, pertumbuhan penduduk yang terjadi antara tahun 2000 - 2010 sebesar 2.06 persen. Wilayah Kota Surabaya terdiri dari 5 wilayah pembantu kotamadya dan 31 wilayah kecamatan pada Tahun 2010. Pada Tahun 2000 kepadatan penduduk di Surabaya Mencapai 7.966/Km², kemudian meningkat menjadi 8.463/Km² pada Tahun 2010. (Surabaya Dalam Angka, 2016). Target konsumsi air bersih pada wilayah-wilayah tertentu yang mana telah tertera pada hasil Lokakarya II Dasawarsa yang diperuntukkan tahun 1981 – 1990 yaitu : (Sonny H. Kusuma 1985:7). 1. Untuk kota metropolitan dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa, harus diupayakan pemenuhan air bersih sebesar 120 liter/jiwa setiap hari. 2. Untuk kota besar dengan penduduk 100.000 jiwa hingga 1 juta jiwa, kebutuhan dasar air yang harus dipenuhi adalah 100 liter/jiwa setiap hari. 3. Untuk kota sedang yaitu kota – kota yang berpenduduk 100.000 jiwa hingga 500.000 jiwa, kebutuhan dasar air yang harus dipenuhi adalah 90 liter/jiwa setiap hari. 4. Untuk kota kecil yaitu kota- kota yang berpenduduk 20.000 jiwa hingga 100.000 jiwa, kebutuhan dasar air yang harus dipenuhi adalah 60 liter/jiwa setiap hari.

5. Untuk kota semi urban yaitu ibu kota kecamatan dengan jumlah penduduk 3000 jiwa hingga 20.000 jiwa, maka kebutuhan dasar air yang harus dipenuhi adalah 45 liter/jiwa setiap hari. Berdasarkan uaraian diatas penulis menyusun makalah ini dengan mengangkat topik permasalahan air bersih di perkotaan untuk tujuan membahas dampak apa saja yang terjadi akibat kurangnya penyediaan air bersih dan alernatif pemecahan dari topik ini.

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaiamana kondisi air bersih di perkotaan ? 2. Bagaimana pemecahan dari adanya krisis air bersih ?

1.3 Manfaat Penulis berharap makalah ini kiranya dapat memberikan informasi terkait pencemaran air, dampak serta penanggulangannya, sehingga dapat menumbuhkan kepedulian terhadap permasalahan-permasalahan di daerah perkotaan.

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Kondisi Air Bersih di Surabaya Kota Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur yang terletak antara 07°9' s.d 07°21' Lintang Selatan dan 112°36' s.d 112°54' Bujur Timur. Luas wilayah Kota Surabaya seluruhnya kurang lebih 326,36 km2 yang terbagi dalam 31 Kecamatan dan 154 Desa/Kelurahan. Batas wilayah Kota Surabaya yaitu batas sebelah utara adalah Laut Jawa dan Selat Madura, batas sebelah selatan merupakan Kabupaten Sidoarjo, batas sebelah barat merupakan Kabupaten Gresik, serta batas sebelah timur adalah Selat Madura. Secara geografis, Kota Surabaya terletak di hilir sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yang bermuara di Selat Madura. Beberapa sungai besar yang berasal dari hulu mengalir melintasi Kota Surabaya, yaitu Kali Surabaya, Kali Mas, Kali Jagir, dan Kali Lamong. Sebagai daerah hilir, Kota Surabaya sehingga dengan sendirinya Kota Surabaya merupakan daerah limpahan debit air dari sungai yang melintas sehingga rawan banjir pada musim penghujan. Letak Kota Surabaya yang berada di kawasan maritim menyebabkan sebagian daerah ini mempunyai air dengan tingkat kadar garam yang tinggi. Selain kadar garam yang tinggi aliran sungai di Surabaya juga banyak tercemari oleh sampah dan limbah pabrik. Dengan berbagai masalah yang ada perlu dilakukan langkah yang tepat agar air tersebut dapat diolah menjadi air bersih seutuhnya. Air bersih di Kota Surabaya harus melalui penjernihan terlebih dahulu untuk menghilangkan kandungan zat yang berbahaya yang terangkut dari aliran sungai. Tabel 1

Disis lain tabel diatas mencerminkan karena letak Kota Surabaya yang berada di hilir Sungai Brantas menjadikan Surabaya menerima dampak

pencemaran dari banyaknya industri besar yang berdiri di sepanjang hulu sungai. Selain itu juga terdapat industri, berbagai hotel, restoran, apartemen, rumah sakit, dan instansi-instansi lainnya di dalam Kota Surabaya yang turut menyumbang limbah ke dalam aliran sungai. Tabel 2 Jenis Pelanggan Air Bersih Kota Surabaya

Berdasarkan tabel diatas tercatat pada tahun 2012 pengguna sektor pemukiman berjumlah 445.714 unit, pengguna di sektor industri besar dan menengah berjumlah 872 unit, dengan rincian pengguna di sektor Industri besar berjumlah 218 Unit, dan pengguna di sektor Industri menengah berjumlah 654 Unit sampai dengan penghujung tahun 2010. Selain itu Adanya rencana pemerintah untuk mengembangkan kawasan timur kota Surabaya, dimana diperuntukan sebagai wilayah pemukiman penduduk, tentunya membutuhkan

semakin banyak pasokan air bersih lebih banyak lagi dari sumber air yang dekat dengan area pelayanan yang membutuhkannya, hal ini harus ditanggapi dengan cara mengoptimalkan sumber air bersih, yang salah satunya berasal dari Kalimas ( Wahyudi, 2013).

2.2 Pemecahan Masalah Krisis Air Bersih Permasalahan yang terjadi dengan adanya semakin langka air bersih timbul karena berbagai faktor, tentunya dengan adanya permasalah ini akan sangat mendesak untuk di selesaikan karena peran air bersih yang mana sebagai kebutuhan utama makhluk hidup baik hewan, tumbuhan, ataupun manusia. Dengan terbatasnya ketersediaan ar bersesih secara tidak langsung akan mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Berbagai penyebab krisis air di kawasan perkotaan antara lain yaitu: 1. Permasalahan kependudukan yang terkait dengan penurunan kualitas air 2. Laju pertambahan dan perpindahan penduduk perkotaan yang cukup tinggi 3. Penggunaan lahan yang tidak memperhatikan konsertasu tanah dan air 4. Pembangunan gedung – gedung di kota besar banyak yang tidak mematuhi perbandingan lahan terpakai dan lahan terbuka, sehingga dapat mengganggu proses penyerapan air hujan ke dalam tanha 5. Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan aktivitas domestik, industri, erosi, dan pertanian 6. Eksploitasi air yang berlebihan

Grafik menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun pertumbuhan penduduk Indonesia mengalami kenaikan. Jumlah penduduk Indonesia periode 2007 hingga 2016 terus bertambah, dari 225,6 juta jiwa di tahun 2007 terus naik menjadi 258,7 juta jiwa pada

tahun 2016. Sementara laju pertumbuhan penduduk Indonesia terus mengalami penurunan. Pertumbuhan penduduk tahun 2010 1,46 persen, turun sampai 1,27 persen pada tahun 2016, hal tersebut lah yang merupakan salah satu penyebab adanya krisis air bersih. Menurut Johnstone dan Wood dalam Mungkasa (2006) menerangkan bahwa masyarakat yang tidak dapat mengakses air bersih harus menanggung konsekuensi berupa: 1. Tingginya biaya untuk memperoleh air bagi masyarakat yang tidak punya akses. Masyarakat menghabiskan sekitar 10-40% dari penghasilannya atau mungkin 10-100 kali lipat harga air tarif rata-rata (Black dalam Mungkasa, 2004). Sedangkan air minum dianggap mahal jika pengeluaran melampaui 3 persen dari pendapatan rata-rata penduduk (Water Academy dalam Mungkasa, 2004). 2. Konsumsi air bersih menurun. Dengan tingginya biaya, jauh jarak dan waktu yang lama untuk mendapatkan air bersih menjadikan masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan standar air bersih. Hilangnya pendapatan karena turunnya produktivitas dan bertambahnya biaya kesehatan. Dengan tidak adanya akses ke air bersih berpengaruh langsung atau tidak langsung pada pendapatan dan kesehatan karena banyak masyarakat yang terkena penyakit. Alternatif pemecahan permasalahan krisis air adalah sebagai berikut : 1. Rain Water Filtration System Konsep sistem ini adalah menampung air hujan seama mungkin, dan menyaringnya menjadi air bersih. RWF system dapat diterapkan di daerah perkotaan sebgai sistem pengelolaan air hujan menjadi air bersih agar dpat digunkan kembali. 2. Pemanfaatan kanal banjir timur dengan menjaga kualitas di kanal tersebut agar bebas dai sampah atau limbah yang termasuk diteruskan melalui sungai (Kusuma, 2012). 3. Konservasi Air Tanah Konservasi tanah dapat dilakukan dengan membuat sumur resapan.

4. Teknologi Pengelolaan Air Bersih diklaim dapat mempercepat peningkatan akses sanitasi dan mengatasi kelangkaan air, khususnya bagi masyarakat yang tinggal diperkotaan. 5. Desalinasi Air Laut Dalam kasus ini wilayah Surabaya dalam memenuhi penyediaan air bersih menggunakan konversi air tanah, Pemanfaatan kanal banjir timur dengan menjaga kualitas di kanal tersebut agar bebas dai sampah atau limbah yang termasuk diteruskan melalui sungai, Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan lain sebagainya.

BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Air merupakan suat zat atau senyawa yang berguna bahkan dapat dikatakan sesuatu yang sangat vital bagi semua makhluk hidup di bumi. 2. Peran air dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya sekedar pada kebutuhan rumah tangga, namun air juga dapat dipergunakan sebagai penunjang fasilitas umum, sosial maupun ekonomi. Dengan begitu beragamnya pemanfaatan air tentunya hal ini tidak terlepas dari kualitas maupun kuantitas dari air tersebut 3. Permasalahan terkait air bersih umumnya terjadi di daerah-daerah perkotaan seperti jakarta, surabaya, makassar dan lain sebagainya 4. Kependudukan merupakan salah satu aspek yang penting dalam penyediaan air bersih di wilayah perkotaan, terkait hal ini Surabaya merupakan salah satu kota dengan penduduk terbanyak sehingga penyediaan air merupakan urgent untuk keberlangsungan kegiatan ekonomi bagi masyarakat Surabaya. 5. Kota Surabaya Pada Tahun 2010, Jumlah penduduk di Surabaya berkisar 2.599.796 jiwa, pertumbuhan penduduk yang terjadi antara tahun 2000 - 2010 sebesar 2.06 persen. Wilayah Kota Surabaya terdiri dari 5 wilayah pembantu kotamadya dan 31 wilayah kecamatan pada Tahun 2010. Pada Tahun 2000 kepadatan penduduk di Surabaya Mencapai 7.966/Km², kemudian meningkat menjadi 8.463/Km² pada Tahun 2010. 6. Letak Kota Surabaya yang berada di kawasan maritim menyebabkan sebagian daerah ini mempunyai air dengan tingkat kadar garam yang tinggi. Selain kadar garam yang tinggi aliran sungai di Surabaya juga banyak tercemari oleh sampah dan limbah pabrik. 7. wilayah Surabaya dalam memenuhi penyediaan air bersih menggunakan konversi air tanah, Pemanfaatan kanal banjir timur dengan menjaga kualitas di kanal tersebut agar bebas dai sampah atau limbah yang termasuk diteruskan melalui sungai, Teknologi Pengelolaan Air Bersih

DAFTAR PUSTAKA

Wijarnako, Arif. 2011. Analisis Kebutuhan Dan Penyediaan Air Bersih Unit Kedawung Sragen Nurwahyudi. 2013. kemampuan pdam untuk memenuhi kebutuhan air bersih kota surabaya sampai tahun 2030 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya 2016 – 2021 Maulinda, fiona. 2016. Penyediaan air bersih : studi kasus air bersih di Jakarta

MENGETAHUI PERMASALAHAN DI PERKOTAAN : STUDI KASUS KRISIS AIR DI SURABAYA Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Perkotaan

Disusun oleh: Tutus Wahyuni 041611133064

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2017

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""