TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER NURMIATI 150 2015 0129 1. Apa yang dimaksud dengan antibakteri, isolat, fungi endofit, metabolit sekunder, fermentasi, fermentat, miselia ? Antibakteri adalah obat atau zat pembasmi bakteri khususnya bakteri yang merugikan manusia. Antibakteri bersifat menghambat pertumbuhan bakteri dan ada yang bersifat membunuh bakteri (Sintha Suryaningrum 2009). Isolat adalah biakan murni dari mikroorganisme yang diharakpan berasal dari satu jenis Fungi endofit adalah mikroorganisme (berupa fungi) yang hidup pada bagian dalam jaringan tumbuhan yakni di akar, batang, daun dan buah yang tidak menyebabkan kerusakan pada inangnya tetapi bersimbiosis mutualisme (Noverita, DF & E. Sinaga 2009, hh. 171). Fungi endofit mendapatkan nutrisi dari hasil metabolisme tumbuhan inang dan fungi endofit dapat mempercepat pertumbuhan, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap tekanan lingkungan dan serangan pathogen (Siti mutmainnah 2015, h. 3). Metabulit sekunder adalah senyawa yang disintesis oleh tumbuhan melewati proses biosintesis yang digunakan untuk menunjang kehidupannya tetapi jika tidak ada tidak menyebabkan kematian pada tumbuhan (Azis saifuddin 2014, h. 3). Fermentasi adalah Menurut Jay et al., (2005), fermentasi adalah proses perubahan kimiawi, dari senyawa karbohidrat menjadi asam organik, alkohol, dan H2O2 dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh mikroba. Menurut (Madigan et al., 2011) Proses fermentasi akan menyebabkan terjadinya penguraian senyawa- senyawa organik untuk
menghasilkan energi serta
terjadi pemecahan substrat menjadi produk baru oleh mikroba ( Nur Rohman 2017, h. 9) Fermentat adalah hasil dari fermentasi
Miselia adalah kumpulan hifa yang bercabangcabang. (Agustian wydia gunawan 2008, h. 21) 2. Mengapa fungi endofit dapat menghasilkan metabolit sekunder yang sama dengan inangnya ? Mikroba (bakteri/jamur) endofit dapat menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang sama dengan inangnya akibat adanya pertukaran genetis dan hubungan koevolusi dari tanaman inang ke mikroba endofit. Kemampuan fungi endofit memproduksi senyawa metabolit sekunder sesuai dengan tanaman inangnya sebagai akibat transfer genetic dari tanaman inangnya ke dalam fungi endofit (Siti mutmainnah 2015, h. 3) Mikroba endofit ada pada berbagai jenis jaringan tanaman, berada secara tersembunyi diruang interselular, di dalam jaringan vaskular atau di dalam sel (Ulrich et al., 2008). Menurut penelitian, isolat mikroba endofit diketahui memberi efek menguntungkan bagi tanaman inangnya seperti mencegah perkembangan penyakit dengan mensistesis senyawa baru dan metabolit antijamur (Strobel et al., 2004). Senyawa baru itu adalah metabolit sekunder yang dihasilkan oleh mikroba endofit. Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh mikroba endofit diduga sebagai akibat adanya transfer genetik dari tanaman inang kedalam mikroba endofit (Tan RX, et al., 2001). Senyawa metabolit yang dihasilkan oleh mikroba endofit memiliki banyak fungsi yang menguntungkan terutama bagi kesehatan manusia diantaranya, berfungsi sebagai antibiotik, antivirus, antikanker, antidiabetes, antimalaria, antioksidan, antiimunisupressif (Strobel dan Daisy, 2003), antiserangga (Azevedo et al., 2000), zat pengatur tumbuh (Tan dan Zou, 2001), dan penghasil enzim-enzim hidrolitik seperti amilase, selulase, xilanase, liginase (Choi et al., 2005), kitinase (Zinniel et al., 2002). 3. Fase pertumbuhan fungi Menurut Gandjar (2006), pertumbuhan fungi adalah pertambahan volume sel, karena adanya penambahan protoplasma dan senyawa asam nukleat yang melibatkan sintesis DNA dan pembelahan mitosis. Untuk dapat mengetahui fase pertumbuhan mikroorganisme dapat dijadikan suatu kurva pertumbuhan. Diantara lain fase kurva pertumbuhan:
a. Fase
lag,
merupakan
fase
penyesuaian
sel-sel dengan
lingkungan,
pembentukan enzim-enzim untuk mengurangi substrat. b. Fase akselerasi, merupakan fase mulainya sel-sel membelah dan fase lag menjadi fase aktif. c. Fase eksponensial, merupakan fase perbanyakan jumlah sel yang sangat banyak, aktivitas sel meningkat, dan merupakan fase yang terpenting dalam siklus hidup fungi. d. Fase deselari, merupakan fase dimana sel-sel mengalami penurunan pembelahan. e. Fase stasioner, yaitu fase dimana jumlah yang bertambah seimbang dengan jumlah sel yang mati. Kurva pada fase ini berbentuk garis horizontal yang lurus. f. Fase kematian dipercepat, merupakan jumlah sel-sel yang mati atau sel-sel yang tidak aktif bergerak lebih banyak daripada sel yang masih hidup. 4. Cara fungi endofit memproteksi tanaman inangnya dari pathogen Simbiosis endofit dengan tanaman mampu memicu inang mengaktifkan sistem pertahanannya dengan menghasilkan senyawa oksigen reaktif untuk mengoksidasi atau denaturasi membran sel inang, sehingga akan meningkatkan ketahanannya terhadap tekanan lingkungan. Endofit juga merupakan mikroorganisme yang banyak menghasilkan berbagai macam antioksidan, asam fenol, dan derivatnya, simbiosis tanaman dengan endofit meningkatkan adaptasi terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan (Yulianti, 2012; Petrini, et al., 1992). Mekanisme endofit dalam melindungi tanaman terhadap serangan patogen atau serangga yaitu dengan penghambatan pertumbuhan patogen secara langsung melalui senyawa antibiotik dan enzim litik yang dihasilkan. Penghambatan secara tidak
langsung
melalui
perangsangan
endofit
terhadap
tanaman
dalam
pembentukan metabolit sekunder seperti asam salisilat dan etilen yang berfungsi dalam
pertahanan
tanaman
terhadap
serangan
patogen.
Perangsangan
pertumbuhan tanaman sehingga lebih kebal dan tahan terhadap serangan patogen. Dan kolonisasi jaringan tanaman sehingga patogen sulit penetrasi (Yulianti, 2012). Menurut.
Kloepper dan Ryu (2006) fenomena ini disebut sebagai pengendali hayati. Mekanisme
yang
mempengaruhi fungi
endofit
sebagai pengendali
hayati
dikarenakan metabolit organisme yang mempengaruhi tanaman inang dalam meningkatkan ketahanan tanaman terhadap patogen, yang disebut induce system resistance (ISR). Selain itu, ketahanan juga bisa didapatkan dari tanaman itu sendiri karena adanya serangan dari patogen yang disebut systemicacquired resistance (SAR). Maka dari itu, ISR dipicu oleh organisme nonpatogen, sedangkan SAR dipicu oleh patogen atau kandungan kimia yang dihasilkan dari patogen (Kloepper dan Ryu, 2006). 5. Metabolit sekunder yang dihasilkan fungi endofit Pentingnya fungi sebagai sumber senyawa bioaktif, pertama kali ditemukan penisilin dari Penicilium notatum oleh Alexander Fleming tahun. Sejak saat itu penemuan produk alami dari fungi mendapat banyak perhatian setelah diketahui bahwa fungi dapat menghasilkan produk dengan skala besar (Waites, et al., 2001). Dan fungi endofit yang berasosiasi dengan tumbuhan adalah salah satu mikroorganisme yang menghasilkan metabolit sekunder biologis aktif yang baru (Aly, et al., 2010; Debbabetal, 2010). Mikroorganisme endofit mampu mengeluarkan suatu metabolit sekunder yang merupakan senyawa yang disintesis oleh suatu mikroba, tidak untuk memenuhi kebutuhan primernya melainkan untuk mempertahankan eksistensinya dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Purwanto, 2000). Fungi endofit merupakan mikroorganisme yang kaya akan metabolit sekunder bioaktif. Fungi endofit yang hidup pada jaringan tanaman yang sehat akan menghasilkan enzim dan metabolit sekunder yang sangat bermanfaat bagi fisiologi dan ekologi tumbuhan inang (Tan dan Zou, 2001 dan Zhang et al., 2006). Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh fungi endofit sangat bervariasi baik dari struktur dan fungsinya, diantaranya alkaloid, flavonoid, kuinon, terpenoid, antrakuinon, fenil propanoid, turunan isokumarin, peptida, dan senyawa lafatik (Agusta, 2009). Selain menghasilkan senyawa-senyawa metabolit, fungi endofit juga mampu menghasilkan senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai antimikroba (Strobel dan Daisy, 2003; Agusta et al., 2006; Castillo Iet alI., 2007), antikanker
(Kumala, 2005), antiserangga (Azevedo et al., 2000), zat pengatur tumbuh (Tan dan Zou 2001), dan penghasil enzim hidrolitik (Choi et al., 2005). Potensi biologis dari jamur endofit lainnya ialah sebagai antiimunosupresif (Lee et al. 1995). 6. Pengertian isolasi Isolasi adalah cara untuk memisahkan suatu mikroorganisme dari lingkungannya, sehingga diperoleh biakan yang sudah tidak tercampur biakan lain atau disebut sebagai biakan murni (Gandjar et al., 1992 7. Mekanisme resisitensi a. Terbentuknya enzim seperti betalaktamase yang dihasilkan oleh mikroba patogen, yang bersifat merusak antibiotik agar tidak efektif b. Terjadinya perubahan permeabillitas dinding sel mikroba patogen sehingga tidak dapat ditembus oleh antibiotic c. Terjadinya perubahan struktur inherent didalam sel mikroba patogen sebagai target antibiotik d. Terjadinya perubahan jalur metabolisme didalam sel mikroba patogen dengan tujuan menghindari jalur yang biasa dihambat oleh antibiotik e. Terbentuknya
produk
enzim
baru
yang
bersifat
membantu
dan
mengamankan proses metabolisme mikroba patogen terhadap pengaruh antibiotik 8. Kenapa memilih tanaman sambung nyawa ? Karna untuk penelitian mengenai potensi isolasi fungi endofit daun sambung nyawa sebagai antibakteri belum terlalu banyak dan menurut literature Hariana, A (2006, h. 35) daun sambung nyawa telah digunakan sebagai antikanker dan antibakteri. Dan menurut (Aryanti, Harsojo, Yefni, S & Tri, ME 2007, h. 43) daun sambung nyawa digunakan untuk penyembuhan penyakit kulit. 9. Tujuan penggunaan kloramfenikol pada proses isolasi ? Untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang kemungkinan ikut tumbuh saat isolasi. (Jessie Elviasari, Rolan Rusli, Adam M. Ramadhan 2015, h. 128). Kloramfenikol memiliki spectrum luas dalam menghambat aktivitas bakteri gram negatif dan bakteri gram positif yang berpenetrasi kedalam jaringan dengan sangat baik (Fayyaz et al, 2013).
10. Mengapa dalam pengujian menggunakan bakteri yang sudah diremajakan ? Peremajaan bakteri dilakukan untuk mendapatkan bakteri yang aktif, karena bakteri yang sebelumnya berada dalam lemari pendingin berada dalam kondisi inaktif, ketika bakteri inaktif menjadi kurang optimal ketika digunakan sehingga harus diremajakan 11. Mengapa suspensi bakteri uji yang digunakan memiliki nilai transmittan 25%? Nilai transmittan 25% merupakan kepadatan sel yang optimal untuk pengujian aktivitas antibakteri. Pengukuran suspense bakteri ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kepadatan sel bakteri yang berlebihan pada saat pengujian aktivitas antibakteri (wildan nur fadillah 2015, h. 586). 12. Mengapa fermentat diekstraksi dengan etil asetat ? Karna etil asetat adalah senyawa yang semipolar sehingga dapat menarik senyawa polar maupun non polar dari fermentat isolate fungi endofit daun sambung nyawa 13. Jelaskan metode pengujian aktivitas antibakteri ? Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu cara yang digunakan untuk memisahkan suatu komponen berdasrkan adsorpsi dan partisi. Adsorben yang digunakan berupa bubuk halus dari silika gel yang dibuat serba rata diatas lempeng kaca. Perbandingan kecepatan bergeraknya komponen terlarut dalam fase gerak adalah dasar untuk mengidentifikasi komponen yang dsipisahkan, perbandingan kecepatan ini dinyatakan dalam Rf (Retardation of factor). Parameter kromatografi adalah waktu retensi (Rf) yaitu jarak yang ditempuh oleh fase gerak maupun solut (Astriani 2011, h. 23). Rf = Jarak yang ditempuh oleh solut Jarak yang ditempuhkah oleh fase gerak KLT biautografi Bioautografi merupakan metode yang spesifik untuk mendeteksi bercak pada kromatogram hasil KLT yang menunjukkan aktivitas sebagai antibakteri, antifungi, antiviral. Pada metode bioautografi, kromatogram diletakkan pada permukaan media agar di dalam cawan petri yang telah diinokulasi dengan mikroorganisme sensitif. Setelah diinkubasi selama 1x24 jam pada temperatur
370 C akan tampak zona yang jernih pada lapisan media agar yang antibiotiknya telah terdifusi ke dalam lapisan tersebut dan menghambat pertumbuhan dari mikroorganisme. +Bioautografi adalah suatu metode pendeteksian untuk menemukan suatu senyawa antimikroba (antibakteri) yang belum teridentifikasi, dengan cara melokalisir aktivitas antimikroba tersebut pada suatu kromatogram. Dari hasil inkubasi pada suhu dan waktu tertentu akan terlihat zona hambatan disekeliling spot noda dari plat KLT yang telah ditempelkan pada media agar. Zona hambatan ditampakkan oleh aktivitas senyawa aktif yang terdapat di dalam bahan (isolat) terhadap pertumbuhan bakteri uji. 14. Apa keuntungan menggunakan metode KLT biautografi ? Keuntungan metode ini adalah sifatnya yang efisien untuk mendeteksi adanya senyawa antimikroba karena letak bercak dapat ditentukan walaupun berada dalam campuran yang kompleks sehingga memungkinkan untuk mengisolasi senyawa aktif tersebut (Pratiwi, S T 2008, hh. 191,192). Bioautografi dapat dipertimbangkan paling efisien untuk mendeteksi komponen antimikroba sebab dapat melokalisir aktivitas meskipun dalam senyawa kompleks dan dapat langsung diisolasi dari komponen aktif. Selain itu, metode sederhana yang telah dikembangkan ini, dapat mencegah adanya perluasan bakteri dari peralatan yang digunakan ser ta masalah-masalah yang berhubungan dengan perbedaan difusi senyawa-senyawa dari kromatogram ke media agar (Djide, 2005). 15. UV 254 dan 366 Pada UV 254 nm, lempeng GF 254 yang mengalami flouresensi, dimana lempeng lempeng GF 254 mengabsorbsi cahaya ultraviolet mencapai suatu keadaan tereksitasi dan kemudian memancarkan cahaya ultraviolet atau cahaya tampak sebagai fluoresensi, sedangkan noda a kan terlihat gelap. Noda dapat tampak bila mengandung gugus kromofor (Sastrohamidjojo,1989). Pada UV 366 nm, lempeng GF 366 hanya mengabsorbsi cahaya, namun tidak berfluoresensi Molekul noda akan mengabsorbsi cahaya ultraviolet lalu tereksitasi dan kemudian memancarkan cahaya ultraviolet atau cahaya tampak pada waktu
kembali ke tingkat dasar (emisi) atau mengalami fluoresensi, sehingga noda akan tampak (Sastrohamidjojo,1989). 16. Macam2 metode uji skrining antibaktersi
17. Kenapa dalam fermentasi menggunakan medium MYB ? Karena medium maltose yeast broth (MYB) merupakan medium cari yang mengandung ekstrak yeast sebagai sumber protein, maltose dan dekstrosa sebagai sumber karbon dan pepton sebagai summber asam amino yang dibutuhkan dalam pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energy dalam metabolisme mikroorganisme (Riskawati 2010, h. 38.) 18. Kegunaan di shaker selama 21 hari ? Untuk membantu mempercepat mikroba untuk menghasilkan metabolit sekunder dan agar selama fermentasi bakteri akan mencapai fase stasioner. Fase stasioner merupakan fase dimana fungi endofit menghasilkan metabolit sekunder yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Untuk mempertahankan hidup, mikroorganisme dapat membuat pertahanan sendiri dengan menghasilkan metabolit sekunder yang mempengaruhi mikroorganisme lain sehingga mikroorganisme lain itu tidak dapat tumbuh dan berkembang biak. Bahan toksik yang dihasilkan mikroorganisme itu disebut antibiotik. (Riskawati 2010, h. 37) 19. Kenapa di fermentasi 14 hari Proses fermentasi dilakukan selama 14 hari karena fungi endofit dapat memproduksi metabolit sekunder secara maksimum setelah mencapai fase stasioner. Pada akhir tahap stasioner (setelah hari ke 15) proses produksi fermentasi metabolit sekunder oleh fungi endofit akan menurun secara signifikan (Pokhrel & Ohga, 2007; Merlin et al, 2013) 20. Kenapa di rotary shaker Suwandi (1989) menyatakan bahwa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh fungi endofit disekresikan kedalam medium pertumbuhan dalam jumlah yang besar. Tujuan dari penggunaan rotary shaker pada saat fermentasi adalah untuk menjaga agitasi, aerasi dan agar pertumbuhan fungi endofit dalam media lebih homogen. Aerasi dibutuhkan untuk mensuplai oksigen fungi endofit, sedangkan agitasi
bertujuan untuk meningkatkan suplai oksigen didalam medium, meningkatkan homogenitas suhu, dan mempertahankan homogenitas konsentrasi nutrisi (Kumala et al, 2014; Wahyono et al, 2010; Basha et al, 2012) 21. Pengertian ekstraksi cair2 Ekstraksi cair-cair atau ekstraksi solvent adalah proses pemisahan fasa cair berdasarkan kelarutan zat terlarut yang akan dipisahkan antara larutan asal dan pelarut pengestrak (solvent) (Mirwan, 2013) 22. Alasan untuk perlarut methanol pada ekstraksi cair2 Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi metabolit sekunder fungi endofit adalah methanol. Menurut hasil penelitian Asmaliyah et al. (2010) menunjukkan bahwa methanol merupakan pelarut universal yang mampu melarutkan senyawa polar, semi polar, dan non polar. Pelarut methanol juga paling banyak digunakan untuk ekstraksi dan proses isolasi senyawa organik bahan alami, karena dapat melarutkan seluruh golongan metabolit sekunder dan dapat menarik zat aktif yang terkandung didalamnya (Lenny, 2006; Noor et al. 2006). 23. Kenapa sterilisasi permukaan sampel Tujuannya
adalah
untuk
menghilangkan
mikroorganisme
epifit
yang
ada
dipermukaan tumbuhan, sehingga pada saat isolasi fungi endofit koloni yang diperoleh hanya berasal dari dalam jaringan tumbuhan. 24. Kenapa menggunakan etanol Etanol bekerja dengan merusak lapisan membran sel mikroorganisme (Rao, 2008), etanol juga dapat melarutkan lipid dan mendenaturasi protein yang didalam membran sel, sehingga fungsi membran sel terganggu dalam mengatur transportasi cairan kedalam dan keluar sel dan menyebabkan mikroorganisme menjadi lisis (McDonnel dan Russell, 2999). 25. Kenapa menggunakan Natrium hipoklorit Natrium hipoklorit merupakan senyawa klorin (Rao, 2008) yang diketahui berfungsi menghambat pertumbuhan sel mikroorganisme dengan mekanisme kerja yang berbeda dengan alkohol (Valera et al., 2009). 26. Kenapa kombinasi etanol dan Natrium hipoklorit
Dikarenakan alkohol memiliki spektrum kerja yang relatif sempit sehingga dikombinasikan dengan natrium hipoklorit (Agusta, 2009). Senyawa klorin dapat mengganggu proses oksidasi dari enzim-enzim penting didalam sel sehingga metabolisme sel mikroorganisme terganggu dan tidak dapat tumbuh (Valera et al., 2009). (Khoirun nisa) 27. Ekstraksi adalah Ekstraksi adalah peristiwa pemindahan zat terlarut (solute) antara dua pelarut yang tidak saling bercampur dengan tujuan untuk memperoleh ekstrak murni (Achmadi, 1992). Menurut Harborne (1987), ekstraksi merupakan proses penarikan komponen atau zat aktif suatu simplisia dengan menggunakan pelarut tertentu. Proses ekstraksi bertujuan untuk mendapatkan bagian-bagian tertentu dari bahan yang mengandung komponen-komponen aktif.(Khoirunnisa) 28. Pengertian fraksinasi Fraksinasi
bertujuan
untuk
memisahkan
senyawa
berdasarkan
tingkat
kepolarannya. 29. Pelarut nheksan dan etil asetat Senyawa-senyawa yang bersifat non polar cenderung larut dalam pelarut non polar sedangkan senyawa yang bersifat polar cenderung larut dalam pelarut polar. Pelarut n-heksan yaitu pelarut non polar yang digunakan untuk melarutkan senyawa-senyawa non polar seperti minyak, karotenoid, steroid dan terpenoid. Sedangkan untuk pelarut semi polar seperti etil asetat dapat melarutkan senyawa flavonoid aglikon (Sembiring et al., 2016). 30. Medium Na Adapun media yang digunakan untuk mengisolasi mikroba air kanal yaitu media NA untuk bakteri dan media PDA untuk jamur. Karena kedua media tersebut mengandung nutrien untuk kehidupan dan pertumbuhan mikroba air kanal, yaitu ekstrak beef sebagai sumber protein, pepton sebagai sumber asam amino, ekstrak kentang sebagai sumber karbohidrat, dan dekstrosa sebagai sumber karbon. (Riskawati 2010) 31. Kenapa etanol 70% Proses sterilisasi tidak digunakan etanol murni, tetapi digunakan etanol
70% karena proses denaturasi protein mikroba memerlukan keberadaan air, dan etanol dengan kadar 70% adalah kadar yang optimal untuk tujuan ini. (SOENDARIA INTAN 2013) 32. Natrium hipoklorit Sterilisasi permukaan bahan tumbuhan dilakukan dengan menggunakan alkohol dan hipoklorit sebagai desinfektan (Ando et al., 2003). Desinfektan merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mengurangi mikroorganisme patogen termasuk spora bakteri pada permukaan suatu objek (Rao, 2008). Namun, dalam metode ini desinfektan digunakan untuk menghilangkan mikroorganisme yang ada dipermukaan bahan pada tumbuhan (Larran et al., 2001). Bahan yang digunakan untuk sterilisasi permukaan adalah alkohol dan hipoklorit yang memiliki fungsi yang berbeda dalam mekanismenya. Alkohol bekerja dengan merusak lapisan membran sel mikroorganisme (Rao, 2008), alkohol juga dapat melarutkan lipid dan mendenaturasi protein yang didalam membran sel, sehingga fungsi membran sel terganggu dalam mengatur transportasi cairan kedalam dan keluar sel dan menyebabkan mikroorganisme menjadi lisis (McDonnel dan Russell, 2999). Natrium hipoklorit merupakan senyawa klorin (Rao, 2008) yang diketahui berfungsi menghambat pertumbuhan sel mikroorganisme dengan mekanisme kerja yang berbeda dengan alkohol (Valera et al., 2009). Dikarenakan alkohol memiliki spektrum kerja yang relatif sempit sehingga dikombinasikan dengan natrium hipoklorit (Agusta, 2009). Senyawa klorin dapat mengganggu proses oksidasi dari enzim-enzim penting didalam sel sehingga metabolisme sel mikroorganisme terganggu dan tidak dapat tumbuh (Valera et al., 2009). 33. Zona hambat Menurut Greenwood (1995), zona hambat mikroba uji memiliki 4 kategori diantaranya adalah tidak menghambat jika diameter zona hambat ≤10 mm; lemah jika diameter zona hambat 11-15 mm; sedang jika diameter zona hambat 16-20mm; dan kuat jika diameter zona hambat ≥20. Aktivitas antibakteri dapat diukur dengan diameter zona hambat yang dapat dikelompokan menjadi 4 kelompok yaitu : diameter zona hambat <5 mm
dikategorikan lemah, diameter zona hambat 5-10 mm dikategorikan sedang, diameter zona hambat 10-20 mm dikategorikan kuat, diameter zona hambat >20 mm dikategorikan sangat kuat (Davis & Stout, 1971). 34. Apakah bisa dalam satu jaringan terdapat berbagai jenis isolate fungi endfit Isolasi jamur endofit dari bagian tanaman yang berbeda dari satu tumbuhan inang, ternyata mengandung jenis isolat yang berbeda pula. Hal ini merupakan mekanisme adaptasi dari endofit terhadap mikroekologi dan kondisi fisiologis yang spesifik dari masingmasing tumbuhan inang. Bahkan dari satu jaringan hidup suatu tumbuhan dapat diisolasi lebih dari 1 jenis jamur endofit. Selanjutnya menurut Petrini dkk. (9), bahwa kehadiran jenis endofit dihubungkan dengan kondisi mikrohabitat tanaman inang dan kecocokan genotip antara tanaman inang dan endofit, sehingga akan berpengaruh terhadap perbedaan dalam komposisi koloni endofit dan tingkat infeksi tanaman inang yang di tempati oleh jamur endofit pada lokasi yang sama. 35. Kenapa menggunakan metode biaotografi kontak Metode KLT-bioautografi dipilih metode bioautografi kontak agar diperoleh proses pemindahan senyawa aktif kedalam medium agar sehingga menghasilkan zona hambatan yang lebih besar dengan berkurangnya sensifitas dan kemampuan membedakan antara senyawa aktif dengan nilai Rf yang sama. (Mardiyah Mustary, M.Natsir Djide, Ilham Mahmud, Nursiah Hasyim 2011) 36. Metabolit sekunder pada daun sambung nyawa yang sebagai antibakteri Pada penelitian yang dilakukan (Dwi, DAB, Junuarty, J & Elvira, Y 2018, h. 10) Berdasarkan skrining fitokimia didapatkan kandungan metabolit sekunder pada tanaman daun sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour.)Merr.) yaitu alkaloid, saponin, dan flavonoid yang memiliki aktivitas antibakteri. Alkaloid mempunyai aktivitas sebagai antibakteri dengan menginterkelasi dinding sel DNA bakteri (Tiwari, et al., 2011). Flavonoid mempunyai aktivitas antibakteri dengan mengganggu fungsi metabolisme melalui perusakan dinding sel dan mendenaturasi protein bakteri (Pelezar & Chan, 1998). Sedangkan saponin memiliki aktivitas antibakteri dengan mengganggu permukaan dinding sel. Saat terganggu zat antibakteri akan dengan mudah masuk ke dalam sel bakteri (Karlina et al., 2013).
37. Penghambatan senyawa kimia terhadap bakteri +Senyawa terpenoid mampu menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri dengan mengganggu terbentuknya membran dan dinding sel (Ajizah, 2004). +Senyawa tannin merupakan senyawa antibakteri dengan mekanisme kerja menghambat enzim reverse transcriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak dapat terbentuk (Nuria, 2009). +Mekanisme kerja steroid sebagai antibakteri adalah menyebabkan naiknya permeabilitas atau kebocoran sel dan senyawa intraselular berdifusi melalui membran luar dan dinding sel sehingga menyebabkan kematian sel (Nuria, et al, 2009). +Flavonoid berperan dalam inhibisi pada sintesis DNA-RNA dengan ikatan hydrogen yang mengakibatkan penumpukan basa asam nukleat, flavonoid juga memiliki kemampuan dalam menghambat metabolisme energi, karena dapat menyerap aktif berbagai metabolit dan biosintesis makromolekul yang ada didalam sel mikroba (Cushnie dan Lamb, 2005). Flavonoid juga mampu mengganggu fungsi dinding sel dan menyebabkan lisis pada sel (Dewi 2010). Diduga kandungan kimia senyawa yang bersifat semi polar seperti flavonoid yang terdapat pada fraksi etil asetat memberikan aktivitas yang baik sebagai antibakteri, karena aktivitas flavonoidyang merupakan salah satu golongan fenol ini mempunyai aktivitas antibakteri dengan mengganggu fungsi metabolisme melalui perusakan dinding sel dan mendenaturasi protein bakteri (Pelezar & Chan, 1998). +Rijayanti (2014) menyatakan bahwa mekanisme penghambatan bakteri pada senyawa tanin adalah dengan memprepitasi protein, yaitu melalui reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim dan inaktivasi fungsi materi genetik, selain itu dengan menghambat enzim reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak dapat terbentuk
isolat aktif dibuat prekultur pada labuerlenmeyer 500 mL yang mengandung 100 mL medium cair PDY dan diinkubasi pada suhu 25° C selama 3 hari. Prekultur (starter) dipindahkan ke dalam erlenmeyer 500 mL yang mengandung 100 mL medium yang sama. Fermentasi dilakukan pada suhu 25° C pada kondisi terkocok. Kemudian disentrifus untuk memperoleh filtrat dan miselia. Kemudian filtrat diuji setiap hari selama 18 hari diinokulasikan ke dalam media cair PDB sebanyak 50 mL dalam labu Erlenmeyer ukuran 100 mL dan diinkubasi 3-5 hari. Kemudian diambil 20 mL dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang berisi medium PDB 250 mL dan pecahan beling
yang
telah
disterilkan.
Selanjutnya
dilakukan
fermentasi
goyang
menggunakan rotary shaker 150 rpm (putaran/menit) pada suhu kamar selama 14 hari (Veronica V H, Islamudin Ahmad, Laode Rijai 2015). Identifikasi metabolit sekunder pada ekstrak isolat jamur endofit dilakukan dengan cara Kromatografi lapis tipis (KLT) dengan eluen kloroform:metanol 5:21 dalam 1 mL. Eluen dibuat dengan cara mengambil kloroform sebanyak 195 µL dan metanol sebanyak 815 µL kemudian dimasukkan ke dalam chamber dan ditunggu hingga eluen jenuh. Selanjutnya ekstrak jamur endofit di totol secara bersamaan pada plat KLT yang telah diaktifkan dengan ukuran 6 cm × 3 cm yang telah diberi batas bawah 0,5 cm dan batas atas 0,3 cm (Veronica V H, Islamudin Ahmad, Laode Rijai 2015).