MAKALAH MATAKULIAH MANJAEMEN AGRIBISNIS “Inventarisir Resiko Agribisnis”
Oleh : Kelompok IV NAMA
NIRM
Chazim ali sehar
04.1.15.0721
Dimas badri
04.1.15.0722
Farhan M. Ikhsan
04.1.15.0724
Peni kenia
04.1.15.0734
Septria arum
04.1.15.0739
Wahyu tri puspitasari
04.1.15.0746
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) BOGOR 2018
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan
II. PEMBAHASAN III. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang B. Tujuan II. 1.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Manajemen Risiko. Beberapa pendapat tentang Manajamen Risiko : a. Manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan usuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan bernagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis. ( Fahmi, 2010). b. Pendapat lain menyatakan Management risiko adalah suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas Manusia yang terdiri atas penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya
dan
mitigasi
risiko
dengan
menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. c. Manajemen risiko adalah proses identifikasi, analisis, penilaian, pengendalian, dan penghindaran, minimalisasi, atau penghapusan risiko yang tidak dapat diterima. 2.
Manfaat Manajemen Risiko Dengan diterapkannya Manajemen risiko di suatu perusahaan (termasuk agribisnis)
akan diperoleh manfaat sebagai berikut : a. Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap keputusan, sehingga para manajer menjadi lebih berhati-hati (prudent) dan selalu menempatkan usuran-ukuran dalam berbagai keputusan. b. Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruh-pengaruh yang mungkin timbal baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya kerugian secara finansial. d. Memungkinkan preusan memperoleh risiko kerugian yang minimum e. Dengan adanya konsep manajemen risiko (risk management
concept) yang
dirancang secara detil maka artinya preusan telah membangun arah dan mekasisme secara berkelanjutan (sustainable) 3.
Pengertian Risiko dan Ketidakpastian Dalam setiap aktivitas usaha di sektor agribisnis selalu dihadapkan dengan situasi
ketidakpastian (uncertainty) dan risiko (risk). Faktor ketidakpastian dan risiko merupakan faktor eksternalis yaitu faktor yang sulit dikendalikan oleh pengusaha agribisnis. Sumber ketidakpastian yang penting adalah fluktuasi produksi(output) dan fluktuasi harga. Adanya faktor ketidakpastian dan risiko ini menyebabkan produsen cenderung enggan memperluas usahanya karena khawatir investasinya merugi (the chance of loss). (Soekartawi, dkk, 1993). Risiko adalah suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Suatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Wideman menyatakan ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang, sedang ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal istilah risiko (risk). 4.
Jenis dan Cara meminimalkan Risiko Agribisnis Dalam meminimalkan risiko dapat dilakukan dengan beberapa strategi seperti : dengan
cara : (a). Memindahkan risiko kepada pihak lain, (b). Menghindari risiko, (c). mengurangi efik negatif risiko,dan (d). Menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Beberapa risiko yang sering dihadapi di dalam agribisnis adalah berupa : risiko pasar, risiko teknis, risiko alam dan risiko sosial. Adapun beberapa contoh sebagai upaya penanggulangannya terhadap keempat risiko tersebut adalah sebagai berikut : a. Risiko Pasar
Untuk meminimalkan risiko pasar bisa dilakukan melalui melalui diversifikasi dan kontrak pemasaran. (1) Diversifikasi Diversifikasi adalah penambahan beberapa lini bisnis pada lini bisnis yang telah ada dengan risiko yang berbeda sehingga kemungkinan kerugian dalam satu lini dapat ditutup oleh kemungkinan keuntungan dari lini bisnis lainnya. Tindakan diversifikasi ini sejalan dengan konsep bisnis “Jangan menyimpan seluruh
telur dalam satu keranjang ” (don’t put all eggs in one basket).
Diversifikasi ini dapat dilakukan secara horisontal ( menanam berbagai jenis komoditas dalam satu musim atau satu hamparan). Diversifikasi vertikal dapat dilakukan dengan cara selain mengusahakan budidaya tanaman , juga mempunyai usaha/ mengintegrasikan diri dengan unit bisnis pengolahan dan pemasaran komoditas tersebut. (2) Melakukan Kontrak Pemasaran Tindakan ini dilakukan dengan tujuan agar pada saat panen produsen produk agribisnis pada saat panen tidak mengalami kesulitan dalam penjualan produknya dan ada kepastian harga jual seawal mungkin. Pola kontrak pemasaran ini biasanya dilakukan antara petani mitra dengan pengusaha mitra. Untuk menjamin keberlangsungan kontrak pemasaran ini harus didukung dengan suatu perjanjian tertulis yang disepakati bersama dan mengikat kedua belah pihak. b. Meminimalkan Risiko Teknis 1. Terjadinya risiko penurunan kuantitas dan kualitas produk hasil panen padi dapat diminimalkan dengan penerapan teknologi budidaya yang tepat sesuai dengan rekomendasi institusi terkait. 2. Rendahnya kualitas produk olahan hasil pertanian, dapat diminimalkan dengan memperbaiki teknologi pengolahan dengan menggunakan mesin-mesin yang lebih modern. c. Meminimalkan Risiko Alam
(1) Adanya ketidakmenentuan musim yang dapat berakibat kegagalan panen padi dapat diminimalkan melalui upaya mencari informasi yang akurat dari dinas terkait dan Badan Meteorologi , Klimatologi dan Geofisika (BMKG). (2) Adanya risiko banjir bandang yang dapat mengakibatkan kerusakan tanaman padi yang sedang dalam masa pertumbuhan di sawah, dapat diantisipasi misalnya dengan memelihara vegetasi di hulu sungai atau melalui perbaikan pintu-pintu irigasi yang ada. d. Meminimalkan Risiko Sosial (1) danya gangguan yang bersifat sosial terhadap kegiatan perusahaan agribisnis baik pada saat kegiatan produksi di lapangan atau di pabrik pengolahan dapat diantisipasi misalnya dengan lebih banyak merekrut tenaga lokal. (2) Kemungkinan terjadinya hambatan sosial terhadap kegiatan perusahaan dapat diminimalkan melalui Corporate Social Responsibility (CSR) dengan berbagai program seperti perbaikan fasilitas sosial dan fasilitas umum, pemberian bea siswa pendidikan bagi masyarakat sekitar lingkungan perusahaan.
III.
PEMBAHASAN
A. Resiko Pasar Resiko pasar untuk usaha agribisnis Smooties 1. Adanya pesaing dengan produk sejenis Maraknya produk sejenis minuman kemasan berbasis buah-buah di pasaran menyebabkan persaingan akan penjualan produk smooties semakin ketat. Persaingan tersebut dapat menghambat penjualan produk yang dibuat sehingga dapat usaha. Sehingga diperlukan adanya keunikan dan terobosan terhadap produk 2. Harga input tidak stabil / berubah-ubah 3. Kecenderungan konsumen pada produk baru
B. Resiko Teknis Resiko teknis dalam usaha agribisnis smooties 1. Ketersediaan bahan baku (yang musiman) 2. Penurunan kualitas produk (bahan bakunya tidak berkulaian karenan alamss) 3. Masa simpan produk
C. Resiko sosial Resiko sosial dalam usaha agribisnis smooties 1. Kesadaran masyarakat masih mengganggap kesehatan itu mahal Bagi sebagian masyarakan masih beranggapan bahwa untuk membeli produk smooties masih memikirkan kuantitas atau isi yang banyak dengan harga yang murah. Padahal produk smooties ini kaya akan manfaat dan bebas bahan pengawet sehingga wajar bila harganya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan produk seperti sari buah yang pasti menggunakan campuran bahan pengawet. Oleh sebab itu kesadaran masyarakat akan mengkonsumsi produk berbasis kesehatan masih kurang.
Oleh sebab itu perlu adanya sosialisasi berupa promosi yang menonjolkan kelebihan produk smooties dari segi kesehatan dan rasanya yang enak. Karena produk kesehatan notabne memiliki rasa yang kurang sedap akan tetapi produk smooties ini selain enak juga sangat baik untuk kesehatan. Promosi tersebut dapat via sosial media dan juga dicantumkan dalam kemasan produk sebagai hal yang ditonjolkan produk smooties ini.
2. Dampak gangguan limbah bagi masyarakat Produk smooties ini membutuhkan bahan baku dari buah-buahan yang segar sehingga dalam proses produksinya cenderung memperoleh limbah berupa kulit buah dan bagianlain yang tidak digunakan. Hal tersebut berpotensi menjadi resiko akan limbah yang cukup banyak sehingga dapat mengganggu masyarakan yang tinggal disekitar rumah produksi. Apalagi limbahnya merupakan bahan organik yang mudah busuk. Adapun solusi dan antisipasinya dengan membuat tempat pengolahan limbah yang dijadikan pupuk kompos dan mencari pasar untuk pupuk kompos tersebut, sehingga masyarakat tidak akan terganggu akan limbah produksi karena sudah diolah menjadi pupuk kompos.
3. Tenaga kerja lokal cenderung kurang disiplin Dalam melakukan perekrutan tenaga kerja tentunya akan lebih efisien bila mengambil tenaga kerja dari masyarakat sekitar rumah produksi karena tidak harus menyediakan mess. Akan tetapi apabila merekrut tenaga kerja dari masyarakat sekitar cenderung menjadi kurang disiplin dari waktu kerja karena menganggap wilayah tempat tinggalnya akan sering pulang dan datang tidak tepat waktu. Karena akan menjadi dilema apabila mengambil tenaga kerja bukan dari masyarakat sekitar terjadi kesenjangan sosial. Oleh sebab itu untuk mengantisipasinya dengan memberlakukan peraturan yang jelas dan tegas bagi seluruh pegawainya. Selain itu
melakukan perekrutan yang selektif bagi masyarakat yang ingin menjadi pegawai di perusahaan smooties ini.
D. Resiko alam Resiko alam dalam usaha agribisnis smooties 1. Penurunan permintaan selama musim hujan 2. Bencana alam saat distribusi
4. PENUTUP