Makalah Kmb (refisi).docx

  • Uploaded by: syubban
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Kmb (refisi).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,317
  • Pages: 19
MAKALAH “MALNUTRISI” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan medikal bedah 2 Dosen Pengampu : Maria paulina Irma S, S.Kep., Ns., M.Kep Sp.KMB

Disusun Oleh Kelompok 8 : 1. Syuban Afif Kuntoro

(170103089)

2. Tastrya Nur Yunita

(170103090)

3. Vadilla Rachma Zein

(170103094)

4. Wahyu Dwi Rahmawati

(170103096)

5. Windasari Dwi Yuliana

(170103097)

6. Wiwit arif hidayat

(170103098)

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 4A 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat, ridho dan hidayah dari – Nya lah sehingga pada hari ini kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MALNUTRSI” ini dengan sebaik mungkin. Kami sadar dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada berbagai pihak. Kami sadar bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis akan menerima dengan tangan terbuka atas saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih sempurnanya makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami semua pada umumnya dan bagi pembaca pada khususnya.

Purwokerto , 25 maret 2019

Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2 DAFTAR ISI.................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................... 4 B. Rumusan Masalah .................................................................... 5 C. Tujuan Penulisan Makalah ....................................................... 5 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Malnutrisi ............................................................... 7 B. Gangguan keseimbangan nutisi ................................................ 7 C. Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ........... 8 D. Patofisiologi ............................................................................. 9 E. Pathway........................................................................................9 F. Manifestasi Klinis .................................................................... 9 G. Faktor Risiko ............................................................................ 9 H. Penatalaksanaan ....................................................................... 11 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................... 13 B. Saran ......................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malnutrisi yaitu suatu kondisi dimana penderita mengalami penurunan berat badan lebih dari 10% dari berat badan sebelumnya dalam 3 bulan terkhir. Kriteria lain yang digunakan adalah apabila saat pengukuran berat badan kurang dari 90% berat badan ideal berdasarkan tinggi badan (Rani, 2011). Malnutrisi jenis marasmus adalah suatu bentuk malgizi protein dan energi karena kelaparan, dan semua unsur diet kurang (Sodikin, 2011) Di Indonesia masalah malnutrisi atau gizi buruk masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama. Menurut Riskesdas tahun 2013 tercatat sekitar 4,6 juta diantara 23 juta anak di Indonesia mengalami gizi buruk dan kurang (Riskesdas, 2013). Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mencatat jumlah balita yang mengalami gizi buruk pada tahun 2012 berjumlah 3.514, telah menurun 0,18% dibandingkan tahun 2009 yang berjumlah 5.249 (Dinkes Prov Jateng, 2012). Masalah utama yang sering terjadi pada anak penderita marasmus adalah penciutan otot dan hilangnya lemak subkutis, mereka mengalami penurunan berat badan, perkembangan otak menjadi lambat, dan apabila berkepanjangan dapat menyebabkan gagal tumbuh (Rudolph, 2014). B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian malnutrisi ? 2. Apa saja gangguan keseimbangan nutrisi ? 3. Apa saja fakor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ? 4. Apa saja klasifikasi dari malnutrisi ? 5. Apa saja etiologi malnutrisi ? 6. Apa saja manifestasi klinis pada pasien malnutrisi ? 7. Bagaimana patofisiologi dari malnutrisi ? 8. Bagaimana pathway dari malnutrisi ? 9. Apa saja factor resiko malnutrisi ?

10. Apa saja penatalaksanaan pada pasien malnutrisi ? 11. Apa saja pemeriksaan diagnose malnutrisi ? 12. Apa saja komplikasi pada pasien malnutrisi ?

C. Tujuan 1. Pengertian Malnutrisi 2. Gangguan Keseimbangan nutrisi 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi 4. Untuk mengetahui klasifikasi dari malnutrisi. 5. Untuk mengetahui etiologi malnutrisi. 6. Untuk mengetahui manifestasi klinis pada pasien malnutrisi. 7. Untuk mengetahui patofisiologi dari malnutrisi. 8. Untuk mengetahui pathway dari malnutrisi. 9. Untuk mengetahui factor resiko malnutrisi. 10. Untuk mengetahui apa saja penatalaksanaan pada pasien malnutrisi. 11. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan diagnose malnutrisi. 12. Untuk mengetahui apa saja komplikasi pada pasien malnutrisi.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Malnutrisi Malnutrisi merupakan salah satu masalah kesehatan yang disebabkan oleh pola diet yang tidak tepat yaitu ketika tubuh tidak mendapatkan asupan yang tepat dari vitamin, mineral, dan nutrisi yang dibutuhkan oleh jaringan dan fungsi organ. Kekurangan nutrisi (malnutrisi)nterjadi ketika tubuh tidak menyerap nutrisi dalam jumlah yang diperlukan. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan berbagai masalah kesetan, antara lain masalah pencernaan, masalah kulit, pertumbuhan tulang yang keropos atau cacat. 

Marasmus adalah salah satu bentuk gizi buruk yang sering ditemui pada Balita. Marasmus disebabkan karena kurang energi. Tanda-tanda anak yang mengalami Marasmus adalah badan kurus kering, rambut rontok dan flek hitam pada kulit. Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot.



Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi.

Kekurangan intake dari zat-zat makanan terutama protein dan karbohidrat , dapat mempengaruhi pertumbuhan , perkembangan , dan kognisi , serta dapat memperlambat proses penyembuhan. Diantara kelaparan yang berat dan nutrisi yang cukup terdapat tingkatan yang bervariasi dan nutrisi yang tidak memadai seperti kurang kalori protein (KKP) yang merupakan penyebab kematian pada anak-anak di Negara berkembang. Kurang kalori protein di sebabkan oleh konsumsi kalori yang tidak memadai yang mengakibatkan kekurangan protein dan mikronutrisi (zat gizi yang di perlukan dalam jumlah sedikit misalnya vitamin dan mineral) Terdapat jenis KKP yaitu : 

KKP kering : jika seseorang tampak kurus dan mengalami dehidrasi



KKP basah : jika seseorang tampak membengkak karena tertahannya cairan



KKP menengah : jika seseorang berada dalam kondisi diantara KKP kering & KKP basah.

B. Gangguan keseimbangan nutrisi Keseimbangan nutrisi bisa menyebabkan masalah pertumbuhan , penyakit tertentu bahkan kematian. Ketidak seimbangan berupa kekurangan dan kelebihan nutrisi menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan di seluruh dunia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan intelektual dan fisik yang serius saerta mempengaruhi kesehatan seseorang secara keseluruhan. Penyabab ketidakseimbangan nutrisi meliputi , kekurangan gizi , kekurangan dan kelebihan vitamin dan mineral , obesitas dan kelaparan. a. Kekurangan nutrisi (Malnutrisi) Malnutrisi terjadi ketika tubuh tidak menyerap nutrisi dalam jumlah yang di perlukan , kekurangan nutrisi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan antara lain masalah pencernan , masalah kulit , pertumbuhan tulang yang keropos atau cacat bahkan demensia. Tubuh membutuhkan vitamin dan mineral yang penting untuk pengembangan dan pencegahan penyakit. Vitamin dan mineral ( sering di sebut sebagai mikronutrien) tidak di produksi secara alami di dalam tubuh sehingga harus di dapatkan dari makanan.

b. Kekurangan dan kelebihan vitamin Penyakit akibat kekurangan vitamin C misalnya di tandai dengan munculnya pendarahan abnormal pada selaput lendir , rakhitis dan beberapa jenis kanker serta penyakit menular , kekurangan vitamin B12 mungkin mengakibatkan kerusakan neurologis. Kekurangan vitamin D cukup umum terjadi pada remaja dan bayi. Gangguan ini bisa diatasi dengan diet tinggi protein dan vitamin yang di butuhkan. Kelebihan vitamin dapat terjadi saat orang mengkonsumsi vitamin dalam upaya untuk mengatasi kebutuhan makanan yang tidak memadai , kelebihan vitamin juga terjadi pada orang mengkonsumsi terlalu banyak vitamintertentu dengan tujuan untuk mencegah beberapa jenis penyakit. Sejumlah vitamin dalam dosis besar bisa menumpuk di dalam tubuh dan menjadi racun atau menyebabkan penyakit terutama bila di konsumi dalam jangka waktu yang lama.

c. Kekurangan dan kelebihan mineral Mineral adalah komponen vital dari diet seimbang kekurangan mineral klorida , kalium , natrium , kalsium dan magnesium merupakan kasus yang paling umum terjadi. Penyebabnya termasuk kekurangan makanan dan gangguan metabolisme. Kelebihan mineral juga bisa di sebabkan oleh diet atau obat-obatan tertentu. Kondisi ini dapat diatasi dengan peningkatan asupan mineral yang di butuhkan dari bahan makanan atau pengobatan tertentu untuk mengatasi gangguan metabolik. Secara khusus tubuh akan menunjukan tanda dan gejala apabila seseorang kekurangan mineral penting. Berikut adalah tanda dan gejalanya : 

Kalsium penting untuk menjaga tulang kuat dan mengendalikan fungsi otot dan saraf , tanda-tanda kekurangan kalsium antara lain kelelahan , kram otot , ritme jantung abnormal , dan napsu makan yang buruk.



Vitamin D penting untuk kesehatan tulang. Gejala definisi vitamin D antara lain kelelahan dan nyeri otot atau rasa lemah.



Kalium , kekurangan zat ini bisa di akibatkan oleh diare atau muntah , berkeringat berlebihan , konsumsi antibiotik atau kondisi kronis seperti gangguan makan dan penyakit ginjal.

C. Faktor –faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi a. Kemiskinan Kemiskinan dan kurangnya sumber makanan adalah daua penyebab gizi buruk yang membuat jutaan orang di seluruh dunia mengalami kekurangan gizi dan penyakit yang mengikutinya. b. Keterbatasan akses Nutrisi buruk adalah salah satu dari banyak faktor yang memicu obesitas masa kecil, di beberapa Negara akses ke supermarket dan took-toko besar di batasi oleh jarak , status ekonomi dan kurangnya transportasi. Meski tidak dapat memperoleh makanan bergizi dengan mudah , tetapi memiliki akses terhadap

makanan cepat saji . makanan cepat saji memiliki komposisi gizi yang rendah sehingga mempengaruhi kebutuhan gizi harian orang dewasa , dan anak-anak. c. Kekurangan nutrisi berkaitan dengan usia Penuan merupakan penyebab tambahan bagi buruknya nutrisi. Lansia yang tinggal sendiri atau mereka yang mobilitasnya rendah mungkin mengalami kesulitan berbelanja dan menyiapkan makanan. Dari proses penuan , perubahan yang terjadi pada indera penciuman dan indera perasa bisa menyebabkan penurunan napsu makan. Hal ini memicu kekurangan gizi. d. Masalah lingkungan dan sosial Kaum remaja umumnya mengalami nutrisi buruk akibat pilihan makanan yang tidak tepat dan memadai. Pengaruh teman , akses mudah terhadap makanan cepat saji , perilaku adiktif , atau di besarkan oleh orang tua yang kurang memiliki pengetahuan tentang nutrisi yang tepat dapat menyebabkan mereka tumbuh dengan pola makan buruk. Pada remaja ini pada akhirnya terbiasa mengkonsumsi makanan bergizi rendah , serta tak cukup makan buah , sayuran , dan produk susu. e. Obat-obatan Beberapa jenis obat dapat mempengaruhi nafsu makan dan mengganggu penyerapan nutrisi serta metabolisme. Orang yang menggunakan obat-obatan jenis ini dalam waktu jangka waktu lama mungkin menderita kekurangan gizi. Sebagai contoh pil KB , mungkin dapat mengurangi metabolisme nutrisi , sehingga menurunkan kadar vitamin B6 dan folat.

D. Klasifikasi Malnutrisi 1. Malnutrisi mikronutrien, yang terpenting adalah kekurangan vitamin A, kekurangan yodium dan kekurangan zat besi. Malnutrisi mikronutrien adalah asupan nutrien seperti vitamin A, zat besi dan yodium yang tidak cukup 2. Gizi buruk atau kekurangan kalori protein (KKP). Ada 2 macam KKP : a. Marasmus Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat. Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit infeksi.

b. Kwashiorkor Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi. Dibedakan dengan Marasmus yang disebabkan oleh intake dengan kualitas yang normal namun kurang dalam jumlah. E. Etiologi 1. Penyebab langsung a) Kurangnya asupan makanan: Kurangnya asupan makanan sendiri dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah makanan yang diberikan, b) Kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan cara pemberian makanan yang salah. c) Adanya penyakit: Terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh tubuh. 2. Penyebab tidak langsung a) Kurangnya

ketahanan

pangan

keluarga:

Keterbatasan

keluarga

untuk

menghasilkan atau mendapatkan makanan. b) Kualitas perawatan ibu dan anak. c) Buruknya pelayanan kesehatan. d) Sanitasi lingkungan yang kurang. F. Manifestasi klinis 1. Marasmus a. Emasiasi (kurus), tinggi dan berat badannya kerdil b. Tidak ada lemak subkutis, sehingga kulit (khususnya sisi dalam paha) tergantung berlipat-lipat. c. Tampak seperti orang tua (kakek sia) d. Lethargic e. Kulit berkeriput f. Ubun-ubun cekung pada bayi g. Turgor kulit jelek h. Malaise i. Apatis

j. Kelaparan k. Gelombang peristaltik mudah terlihat melalui dinding abdomen yang tipis 2. Kwashiorkor Gejala yang paling penting adalah pertumbuhan terganggu. Berat dan tinggi badan kurang bila dibandingkan dengan anak sehat. menegaskan bahwa tinggi badan dapat normal dapat juga tidak, karna hal ini bergantung pada lamanya penyakit yang tengah berlangsung di samping riwayat gizi di masa lalu. Rambut kering rapuh, tidak mengkilat, dan mudah dicabut denga tidak menimbulkan rasa sakit. Rambut yang sebelumnya berombak berubah menjadi lurus, sementara pigmen rambut berganti warna menjadi coklat, merah, atau bahkan putih kekuningan. Muka sembab, lethargic, edema, jaringan otot mengecil, jaringan subkutan, tipis dan lembut, kulit kering dan bersisik, alopecia, anorexia, tampak anemia.

G. Patofisiologi Gangguan perkembangan, gangguan kognitif, atau gangguan psikologis, serta perubahan respon imun merupakan factor signifikan yang menyebabkan terjadinya KKP. Penurunan hipersensivitas, penurunankadar T limfosit, gangguan respon limfosit, gangguan fagositosis, penurunan komplemen dan sitokin merupakan respon yang terjadi pada penurunan imunitas. Perubahan fungsi imun ini memberikan predisposisi terjadinya penyakit berat dan kronis, terutama pada diare akibat infeksi menyebabkan gangguan nutrisi. Anak dengan KKP banyak mengalami perubahan pada perkembangan otak seperti, lambatnya pertumbuhan besar otak, berat otak yang kurang, penipisan korteks serebri, penurunan jumlah neuron, myelin, dan perubahan dendrit pada susum tulang belakang. Prubshsn pstologis lainya adalah degenerasi lemak pada hati dan jantung, atrofi pada usus halus,

dan

penurunan

volume

intravascular

yang

memberikan

risiko

hiperaldosteronisme.Rambut rontok dikarenakan kekurangan protein, vitamin A, vitamin C, dan vitamin E karena keempat elemen ini merupakan nutrisi yang penting bagi rambut. Pasien mengalami rabun senja terjadi karena defisiensi vitamin A dan protein. Turgor atau elastis kulit jelek karena sel kekurangan air (dehidrasi). Reflex pada negative terjadi karena kekurangan aktin myosin pada tendo patella dan degredasi saraf

motoric akibat dari kekurangan protein, Cu, dan Mg. Jika terjadi kekurangan protein maka, terjadi penurunan pembentukan lipoprotein. Hal ini membuat penurunan VLDL dan LDL, maka lemak yang ada di hepar sulit di transport ke jaringan-jaringan dan terjadi penumpukan lemak dihati.Pada anak kwashiorkor didapatkan gejala khas yaitu pitting edema yang disebabkan karena kekurangan protein sehingga tekanan onokotik intravaskuler menurun. Jika hal ini terjdi, maka terjadi ekstravasasi plasma ke intertisial karena pada penderita kwashiorkor tidak ada kompensasi dari ginjal untuk reabsorbsi natrium. Pada penderita kwashiorkor, selain defisiensi protein juga defisiensi multinutrien.

H. Pathway

I. MANIFESTASI KLINIS 

Secara umum anak tampak sembab, letargik, cengeng. Pada tahap lanjut anak menjadi apatik, sopor atau koma.



Gejala terpenting adalah prtumbuhan yang terhambat, berat dan tinggi badan lebih rendah dibandingkan dengan BB baku.



Penurunan BB ini tidak mencolok atau mungkin tesamar bila dijumpai edema anasarka.



Sebagian besar kasus menunjukkan adanya edema, baik derajat ringan maupun berat. Edema ini muncul dini, pertama kali terjadi pada alat dalam, kemudian muka, lengan, tungkai, rongga tubuh, dan pada stadium lanjut mungkin edema anasarka.



Jaringan otot mengecil dengan tonusnya yang menurun, jaringan subkutan tipis dan lembek.



Kelainan gastrointestinal yang mencolok adalah anoreksia dan diare. Diare terdapat pada sebagian besar penderita, yang selain infeksi penyebabnya mungkin karena gangguan fungsi hati, pankreas, atau usus. Intoleransi laktosa juga bisa terjadi.



Rambut berwama pirang, berstruktur kasar dan kaku, serta mudah dicabut. Pada tahap lanjut, terlihat lebih kusam, jarang, kering, halus, dan warna rambut pucat atau putih.

Manifestasi klinis malnutrisi pada anak dibagi menjadi : 1. Manifestasi klinis kwashiorkor Tanda atau gejala yang dapat dilihat pada anak dengan Malnutrisi protein beratKwashiorkor, antara lain: 

Gagal untuk menambah berat badan



Edema gerenal (muka sembab, punggung kaki, perut yang membuncit)



Diare yang tidak membaik



Dermatitis, perubahan pigmen kulit (deskuamasi dan vitiligo).



Perubahan warna rambut menjadi kemerahan dan mudah dicabut.



Penurunan masa otot



Perubahan mental seperti lethargia, iritabilitas dan apatis dapat terjadi.



Perubahan lain yang dapat terjadi adala perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia.



Pada keadaan berat/ akhir (final stages) dapat mengakibatkan shock, coma dan berakhir dengan kematian.

2. Manifestasi klinis maramus Marasmus sering dijumpai pada usia 0 - 2 tahun. Keadaan yang terlihat mencolok adalah hilangnya lemak subkutan, terutama pada wajah. Akibatnya ialah wajah si anak lonjong, berkeriput dan tampak lebih tua (old man face). Otot-otot lemah dan atropi, bersamaan dengan hilangnya lemak subkutan maka anggota gerak terlihat seperti kulit dengan tulang. Tulang rusuk tampak lebih jelas. Dinding perut hipotonus dan kulitnya longgar. Berat badan turun menjadi kurang dari 60% berat badan menurut usianya. Suhu tubuh bisa rendah karena lapisan penahan panas hilang Selain itu manifestasi marasmus adalah sebagai berikut : 

Badan kurus kering tampak seperti orangtua



Lethargi



Kulit keriput (turgor kulit jelek)



Ubun-ubun cekung pada bayi



Jaringan subkutan hilang



Malaise



Kelaparan



Apatis

J. Faktor Risiko Beberapa faktor resiko yang mempengaruhi nutrisi secara umum adalah: 1. Perkembangan Orang dalam periode pertumbuhan yang cepat yaitu, pada masa bayi dan masa remaja memiliki peningkatan kebutuhan nutrisi. 2. Jenis kelamin Kebutuhan nutrien pria dan wanita berbeda karena komposisi tubuh dan fungsi reproduktifnya. Massa otot pria yang lebih besar mengindikasikan semakin besar kebutuhan kalori dan proteinnya. Karena menstruasi, wanita lebih banyak memerlukan zat besi daripada pria. 3. Etnis dan budaya Etnis sering kali menentukan preferensi makanan. Makanan tradisional (misalnya, nasi untuk orang Asia, pasta untuk orang Italia). Preferensi makanan mungkin berbeda di antara individu dengan latar belakang budaya yang sama, begitu pula secara umum antara individu dengan latar belakang budaya berbeda. 4. Gaya hidup Gaya hidup tertentu dihubungkan dengan perikalu yang terkait dengan makanan. Orang yang selalu berada dalam kesibukan mungkin membeli bahan makanan yang mudah disiapkan/diolah atau makanan restoran. Perbedaan individual juga

mempengaruhi pola gaya hidup (mis, keterampilan memasak, perhatian tentang kesehatan). 5. Obat dan terapi Efek obat-obatan terhadap nutrisi sangat bervariasi. Efeknya dapat mengganggu selera makan, mengganggu persepsi rasa, atau mengganggu absorbsi atau ekskresi nutrient. 6. Kesehatan Status kesehatan individual sangat mempengaruhi kebiasaan makan dan status nutrisi. Misalnya masalah pada gigi, kesulitan menelan (disfagia), proses penyakit dan pembedahan saluran GI dapat mempengaruhi pencernaan, absorbsi, metabolisme, dan ekskresi nutrien esensial. 7. Penyalahgunaan olkohol Penyalahgunaan alkohol yang berlebihan berperan dalam defisiensi nutrisi dalam banyak cara. Alkohol dapat menggantika makanan dalam diet seseorang, dan alkohol dapat juga menekan selera makan. 8. Faktor psikologis Walaupun beberpaa orang makan secara berlebihan jika mereka mengalami stress, depresi, atau kesepian, ornag yang lain makan sangat sedikit dalam kondisi yang sama. Anoreksia dan penurunan BB dapat mengindikasikan terjadinya stress atau depresi berat. K. Penatalaksanaan Tujuan pengobatan pada penderita marasmus adalah pemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein serta mencegah kekambuhan. Penderita marasmus tanpa komplikasi dapat berobat jalan asal diberi penyuluhan mengenai pemberian makanan yang baik; sedangkan penderita yang mengalami komplikasi serta dehidrasi, syok, asidosis dan lain-lain perlu mendapat perawatan di rumah sakit. Penatalaksanaan penderita yang dirawat di RS dibagi dalam beberapa tahap: 1. Tahap awal yaitu 24-48 jam per-tama merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk menyelamat-kan jiwa, antara lain mengkoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis dengan pemberian cairan intravena. a. Cairan yang diberikan ialah larutan Darrow-Glucosa atau Ringer Lactat Dextrose 5%.

b. Cairan diberikan sebanyak 200 ml/kg BB/hari. c. Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama.Kemudian 140 ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam berikutnya. 2. Tahap kedua yaitu penyesuaian. Sebagian besar penderita tidak memerlukan koreksi cairan dan elektrolit, sehingga dapat langsung dimulai dengan penyesuaian terhadap pemberian makanan. Penatalaksanaan kwashiorkor bervariasi tergantung pada beratnya kondisi anak. Keadaan shock memerlukan tindakan secepat mungkin dengan restorasi volume darah dan mengkontrol tekanan darah. Pada tahap awal, kalori diberikan dalam bentuk karbohidrat, gula sederhana, dan lemak. Protein diberikan setelah semua sumber kalori lain telah dapat menberikan tambahan energi. Vitamin dan mineral dapat juga diberikan. Dikarenan anak telah tidak mendapatkan makanan dalam jangka waktu yang lama, memberikan makanan per oral dapat menimbulkan masalah, khususnya apabila pemberian makanan dengan densitas kalori yang tinggi. Makanan harus diberikan secara bertahap/ perlahan. Banyak dari anak penderita malnutrisi menjadi intoleran terhadap susu (lactose intolerance) dan diperlukan untuk memberikan suplemen yang mengandung enzim lactase L. Pemeriksaan Diasnostic a. Pemeriksaan fisik b. Pemeriksaan laboratorium meliputi : darah lengkap, urine lengkap, feses lengkap, protein serum ( albumin, globulin ), elektrolit serum, transferin, feritin, profil lemak, foto thorak, dan EKG. M. Komplikasi a. Marasmus: infeksi, tuberculosis, parasitosis, disentri, malnutrisi kronis, gangguan tumbuh kembang. b. Kwashiorkor: diare, infeksi, anemia, gangguan tumbuh kembang, hipokalemia dan hipernatremia.

BAB III PENUTUP

A. Simpulan Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup, malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan di antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan. Klasifikasi marasmus dibagi menjadi 2 yaitu: Malnutrisi mikronutrien yang penyebabnya dalah defisiensi vitamin A, defisiensi besi, defisiensi yodium. Kemudian yang kedua adalah Kekurangan gizi yang dibagi menjadi marasmus dan kwashiorkor. Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori- protein yang berat. Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit infeksi. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi.

B. Saran Dengan adanya makalah ini, kami harapkan para pembaca bisa lebih memahami tentang malnutrisi yang berhubungan dengan sistem pencernaan.

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif.2011.Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:Salemba Medika https://www.academia.edu/34746196/MAKALAH_MALNUTRISI_pram

Related Documents


More Documents from "Adam Prayogi"

Makalah Iud Fix.docx
November 2019 14
Adab Pergaulan.pptx
November 2019 14
Sop Adha.docx
November 2019 13
Sap Kel 3.docx
November 2019 12
Makalah Kmb (refisi).docx
November 2019 18