Makalah Ilmu Dakwah

  • Uploaded by: Taufiq Ramadhan O R
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Ilmu Dakwah as PDF for free.

More details

  • Words: 4,212
  • Pages: 20
DAKWAH KEPADA PENGANUT BUDDHA Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Dakwah

Nama: MUHAMMAD TAUFIQ RAMADHAN [NIM: B71218073] KELAS A3 Dosen: Prof. Dr. H. MUH. ALI AZIZ M. Ag Asisten Dosen: ATIK NURSYAFAAH, M.Kom.I SAMSURIYANTO, S. Kom I, M. Sos

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM JURUSAN KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUANAN AMPEL SURABAYA 2019

i

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat nikmat dan karunianya sampai detik ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman gelap gulita menuju zaman terang benderag seperti sekarang ini. Penyusuan makalah ini ditunjukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ilmu Dakwah” pada jenjang pendidikan semester 2 dalam program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Tak lupa ucapan teria kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah Ilmu Dakwah Bapak Prof. Dr. H. Muh. Ali Aziz M.Ag serta asisten dosen Ibu Atik Nursyafah M.Kom I dan Bapak Syamsuriato M. Kom atas bimbingan dalam penyusunan makalah ini sehingg penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “DAKWAH PADA PENGANUT BUDHA”. Saya menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang dikemukakan dari berbagai pihak dan saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Surabaya, 16 Maret 2019

Penulis

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................ i Daftar Isi.................................................................................................................. i

BAB I PROBLEMATIKA MASYARAKAT MULTIKULTURAL A. Agama Buddha........................................................................................1 B. Sejarah Agama Buddha...........................................................................2 C. Ajaran Agama Buddha......……………………………………............. 6 1. Ajaran Buddha……………………………………….………………. 2. Ajaran Dharma………………………………………….……………. 3. Ajaran Sangha………………………………….……………………..

BAB II METODE DAN PESAN DAKWAH PADA PENGANUT BUDDHA A. Metode Dakwah pada Penganut Buddha............................................... 8 B. Pesan Dakwah pada Penganut Buddha…….......................................... 9

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 13 B. Saran .....................................................................................................13

iii

BAB I PROBEMATIKA PEMELUK BUDDHA

A. Agama Buddha Di Indonesia terdapat beberapa agama resmi yang eksistensinya diakui oleh Negara sehingga penyebarannya juga secara sah menurut perundangundangan yang berlaku, dengan dasar inilah maka agama yang diakui keberadaannya secara sah dapat melakukan penyebaran, meskipun telah diatur dengan aturan perundang-undangan yang sudah disepakati. 1 Agama Buddha merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia selain 5 Agama lain yaitu Islam, Kristen katholik, Kristen Protestan dan Hindu. Sebagai salah satu agama minoritas, penganut agama Buddha di Indonesia tak lebih dari 4,13 juta penganut. Dalam praktinya penganut Agama Buddha menyembah seorang Tuhan bernamaa Sidharta Gautama atau lebih dikenal dengan Buddha Gautama. Dalam agama Buddha, kehadiran Buddha di tunjukkan secara simbolik dengan sebuah pohon (pencerahan), dengan sebuah roda (dharma) atau dengan jejak kaki, karna ia khawatir setelah kematian orang akan memuja suatu gambaran yang berbentuk pribadi (fitriana, 2012: 32). Yang akan membuat prilaku manusia akan lebih cenderung melakukan hal yang salah, sehingga lebih cenderung mengajar sebuah etika kepada para pengikutnya. Umat Buddha senantiasa mencari mata penghasilan dengan hal-hal yang baik, dan melarang melakukan dengan hal yang salah dengan cara rendah yaitu meramalkan, aka nada hujan yang lebat, kurang hujan, panen akan baik atau buruk,akan terjadi kedamaan, akan terjadi kekacauan, meramal tanpa menjumlah dengan cepat hal ini tidak dilakukan oleh Buddha Gautama (Kitab Suci Tripitaka, 1998: 13)2 1

Masmuddin, Dakwah dalam Mewujudkan Interaksi dan Kerukunan Antar Umat Beragama Di Palopo Sulawesi Selatan Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol. 12, No. 2, Juli - Desember 2018 2 Toharudddin, Konsep Ajaran Buddha Dharma tentang Etika, Intelektualita, Volume 5, Nomor 2, Desember 2016. Hal. 191

iv

Sama seperti Agama yang lain dalam agama Buddha juga terdapat beberapa Aliran. Dua aliran Buddhisme yang masih ada dan diakui oleh para Ahli yaitu Hinayana, dan Mahayana. Pada waktu diadakan muktamar di vaicali, seratus tahun sesudah Buddha meninggal, timbulah perpecahan dalam Agama Buddha yaitu:

1. Hinayana Artinya kendaraan kecil yaitu nama dari Budhisme yang asli terdapat di Ceylon, Birma dan Siam. Mazhab ini lebih mendekat pelajaran Budha yang semula. Dalam hinayana ada anggapan bahwa kelak akan ada Buddha Gautama dengan maitrenya beribu-ribu tahun. Hinayana menganggap, bahwa budha gautama meliebihi para dewa. Menurut mazhab ini, hidup harus menurut petunjuk –petunjuk yang diberikan oleh Budha untuk mencapai Nirwana tiap-tiap orang harus berusaha sendiri dengan tidak mengharapkan pertolongan dari siapapun. Jadi dalam hinayana ini titik berat diletakkan kepada usaha sendiri untuk mencapai nirwana, dengan tidak mengharapkan bantuan lain orang. Oleh karena itu hanya beberapa orang yang dapat memasuki Nirwana.3

2. Mahayana Dua kata yang seolah-oleh menjadi kunci bagi ajaran Mahayana, karena kedua kata itu hampir terdapat pada tiap halaman tulisan-tulisan Mahayana, kata-kata itu adalah Bodhisattwa dan Sunyata. Secara harafiah Boddhisattwa berarti orang yang hakekat atau tabiatnya adalah Bodhi (hikmat) yang sempurna, sebelumMahayana timbul pengertian Bodhisattwa Jiikudah dikenal juga dan dikenakan juga kepada udha Gautama, yaitu sebelum ia menjadi Buddha. Hal kedua yang memberi ciri Mahayana ialah ajaran tentang Sunyata, yang artinya kekosongan. Hal ini berarti tiada yang mendiaminya oleh karena itu unyata berarti, tiada pribadi (yang mendiami orang). Segala sesuatu adalah kosong, oleh karena itu tiada yang dapat dinginkan atau 3

Abu Ahmadi, Perbandingan Agama. (Jakerta: Rineka Cipta, 1991), 140 v

dicari. Bukan hanya dunia yang kosong, melainka juga Nirwana bahkan dharma juga kosong.kebenaran yang tertinggi adalah kosong oleh karenanya tak dapat dijadikan sasaran kepercayaan. Yang mutlak tak dapat dipegang, seandainya ia dapat dipegang, tak dapat dikenalnya, sebab yang mutalak tidak memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan yang lain.4 B. Sejarah Agama Buddha. Banyak sekali kitab yang menjadi sumber pengetahuan tentang agama Buddha. Sayangnya, sudah banyak yang hilang. Yang inggal hanya petilanpetilan atau fragmen-fragmen saja. Kitab-kitab tersebut ditulis dalam Bahasa pali, dan Bahasa cina dan ada yang ditulis dalam bahasa Sansekerta.5 Menurut para ahli barat, budha Gautama pendiri agama budha dilahirkan 563 SM dan wafat pada tahun 483 SM. Ia adalah anak raja suddhodana, yang memerintah atas suku sakya. Ibunya bernama Maya. Budha lahir di Lumbini, ditemukan pada 1895 oleh karena tiang batu peringatan oleh Raja Asoka, penganut Agama Buddha yang terbesar. Ia dibesarkan di Ibu Kota keraajaan yaitu kapilawastu.6 Sidharta dilahirkan pada bulan purnama pada hari Vaisakh (AprilMei). Dibawah sebuah pohon sala yang sedang berbunga di taman Lumbini. Ketika Maya dalam perjalanan dari Kapilwaistu mengunjungi orang tuanya di Dewadaha.7 Pada waktu di kapilawastu diadakan perayaan-musim panas, sang permaisuri Maya bermimpi, bahwa beliau diangkat dan dibawa ke gunung himalaya. Sesudah beliau dimandikan serta kepadanya dikenakan pakaian sorgawi, datanglah sang Buddha seperti seekor gajah putih dngan membawa bunga teratai putih pada bealainya. Sesudah itu gajah itu berputar-putar

Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Buddha, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1971),70. Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Buddha, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1971), 49 6 Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Buddha, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1971), 50 4 5

7

vi

mengitari sang permaisuri hingga tiga 3 kali, masuklah Ia ke dalam kandungan Maya dengan melalui pinggang kanan.8 Beberapa oarang suci mengatakan bahwa hal itu berarti bahwa sang permaisuri akan melahirkan seorang anak laki-laki yang jika tidak menjadi Raja, akan menjadi seorang Buddha. Benarlah ramalan para Brahmana. Maya melahirkan seorang Putera. Pada saat kelahirannya terjadi beberapa mukjizat, di antaranya: kelahiran caloon isterinya, colon muridnya, calon pelannya, calon kendaraannya dan tumbuhlah pohon Budhi, namun, seminggu setelah kelahiran Budha, maya wafat. Sejak lahir, sidharta dipelihara baik-baik diasuh dengan segala kesabaran dan kenikmatan serta kemewahan. Maksud ayahnya agar menjauhkannya dari pemikiran menjadi pemimpin agama. Akan tetapi sidharta tidak merasa senang dengan hidup seperti itu. Hidupnya tertarik pada hidup pertapaan. Beliau tidak boleh meninggalkan istana sesuka hati, jika ingin pergi, ia harus diikui oleh para pegawal kerajaan. Setelah dewasa ia memiliki isti bernama Gopa (Yosudhara) dan kemudian memiliki anak laki-laki bernama Rahula.9 Suatu hari Buddha melakukan perjalanan di dalam kota. Dalam perjalanannya, Buddha melihat kehidupan rakyatnya secara langsung, ia berjumpa dengan orang tua, dan seorang mati. Hal itu menimbulkan rasa sedih, dan pilu dalam hati siddharta. Beliau tidak tahan lagi hidup mewah di dalam istana, dank arena itu beliau meninggalkan istana, anak dan istrinya. Sejak itulah sidarta hidup sebagai petapa, mencari ilham dan pembebasan dari penderitaa. Dan sejak itu pulalah sidharta enjadi Budha yang artinya “yang disinari”.

8 9

Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Buddha, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1971), 50 Abu Ahmadi, Perbandingan Agama. (Jakerta: Rineka Cipta, 1991), 134 vii

C. Ajaran Agama Buddha setelah mendapatkan ilham dan menjadi seorang Buddha, mulailah ia mengajarkan ajaran-ajaran pokoknya yang merupakan khutbah yang pertama bagi Budha, yaitu sebagai berikut: 

Lahir, menjadi tua, dan meninggal dunia itu menderita. Begitu pula hanya dengan bersedih hati, menyesal mengaduh, berkesal hati dan berputus asa. Berhubung dengan hal yang tidak enakpun menderita. Tidak dapat apa yang diinginkan menderita pula.



Penderitaan itu disebabkan oleh hati yang tidak ikhlas ddn hawa nafsu, hawa nafsu untuk mencari kesenangan, hawa nafsu untuk hidup.



Penderitaan akan lenyap, kalau hati tidak ikhlas dan hawa nafsu dapat dihilangkan



Cara untuk dapat melenyapkan penderitaan itu hanya dengan menjalani delapan jalan kebenaran yang diberikan oleh Buddha, yaitu: - percaya yang benar - cita-cita yang benar - ucapaan yang benar - perbuatan yang benar - hidup yang benar - mempelajari hokum yang benar - Ingatan yang benar - Tafakur atau smadhi yang benar.10 Dalam sebuah buku yang berjdul Ajaran Hindu dan Budha (Harun Hadi

Wijoyo:1971) Disebutkan bahwa Ajaran Agama Buddha dapat dirangkumkan didalam apa yng disebut: Triratna (tiga batu pertama) yaitu, Buddha, Dharma, Sangha.

10

Abu Ahmadi, Perbandingan Agama. (Jakerta: Rineka Cipta, 1991), 135 viii

1. Ajaran Buddha Menurut keyakinan Budhis, sebelum zaman sekarang, sudah ada tahap zaman-zaman yag tak terbilang banyaaknya. Setiap zaman memiliki Buddhanyaa sendiri-sendiri. Setiap budha dilahirkaan pada diri yang berbeda. Sama dengan nasib tiap orang, ia mengalami kelaahiran kembali yang benyak sekali. Ia pernah dilahirkan kembali sebagai binatang, sebagai manusia dan sebagai dewa . Untuk itu ajaran Buddha dapat diartika sebagai sifat kebuhaan yang dimiliki oleh setiap manusia.11 Sebagai perlindungan pertama, mengandung arti bahwa setiap orang mempunyai benih kebuddhaan dalam dirinya, bahwa setiap orang dapat mencapai apa yang telah dicapai oleh Sang Buddha. "Seperti sayalah para penakluk yang telah melenyapkan kekotoran batin" (Ariyapariyesanâ Sutta, Majjhima Nikâya). Sebagai perlindungan, Buddha bukanlah pribadi Petapa Gotama, melainkan para Buddha sebagai manifestasi daripada Bodhi (kebuddhaan) yang mengatasi keduniawian (lokuttara).12 2. Ajaran Dharma Dharma dapat di artikan sebagai doktrin atau pokok ajaran. Inti ajaran Budha dapat dirumuskan sebagai Aryasatyani atau kebenaran yang mulia. Terdiri dari 4 kataa yaitu: Dukha, samudaya, nirodha dan marga.13 Dukkha, merupaakan penderitaan hidup. Hidup adalah menderita Kelahiran adalah menderita, umur tua adalah penderitaan, sakit adalah penderitaan, mati adalah penderitaan, disatukan dengan yang tidak dikasihi adalah penderderitaan, tidak mencapai yang diinginkan adaah penderitan; dengan singkat, kelima pelekatan pada dunia ini adalah penderitaan. Samudaya, adalah sebab penderitaan adaalah sebabnya. Yang menyebabkan orang dilahirkan kembali adalah keinginan pada hidup,

Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Buddha, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1971), hal. 70.b 11

12

Toharudddin, Konsep Ajaran Buddha Dharma tentang Etika, Intelektualita, Volume 5, Nomor 2, Desember 2016. Hal. 194 13

ix

dengan disertai nafsu yang mencari kepuasan di sana-sini, yaitu kehausan pada kesenangan, kehausan pada yang ada, kehausn pada kekusaan. Nirodha, ialah pemadaman. Pemadhaman kesengsaraan teerjadi dengan

penghapusan

keinginan

secara

sempurnaa,

pembuangan

keinginanitu, penyangkala terhadapnya, pemisahannya dari dirinya, dan tidak memberi tempat kepadanya. Marga, adalah jalan kelepasan (nirwana) Jalan menuju pemadaman penderitaan adalah kelepasan dalam hidup. Secara harafiah nirwana berarti pemadaman dan pendinginan. Apa yang padam tiada

lagi yaitu apai.

Didalam ajaran Buddha seluruh dunia memang dipandang sebagai terbakar, yaitu terbakr oleh hawa nafsu (raga), api kejahatan (dosa), api khayaan, api kelahiran umur tuaa, mati, skit, keluhan, penderitaan, kesusahan dan keputusasaan. Oleh krena itu maka kelepasa yang dicapai oleh seorang arhat ialaah pemadamaan, nirwana yaitu pemadaman nafsu dan sebagainya. 3. Ajaaran tentang Sangha Inti dari ajaran ini merupakan tentang para pengikut Buddha. Pengikut Buddha di bagi menjadi 2 yaitu para Bikhsu atau para rahib dan para kaum awam. Yang pertama seorang rahib harus hidup di dalam kemiskinan. Ia tidak boleh memiliki sesuatu kecuali jubahnya. Tidak boleh berkeluarga atau dalam kata lain harus hidup membujang, bahkan tidak boleh berhubungan dengan wanita kesusilaan rahib dicantumkan dalam dasasila, yang prakteknya mewujudkan 10 larangan, yaitu larangan untuk: membunh, mencuri, hidup mesum, berdusta, minum-minuman keras, makan pada waktu terlarang, mengunjungi tempat keramaian duniawi, bersolek, tidup pada tempat tidur yang enak, dan menerima hadiah. Siapa saja dapat menjadi rahib, baik laki-laki maupun perempuan, asal Ia tidak dikuasai oleh orang lain, misalnya: seorang soldadu, orang yang memiliki hutang, sorang budak, seorang yang belum dewasa, dan

x

sebagainya. Juga orang-orang yang berpenyakit menular, dan memiliki caacat.14 Pengikut Buddha yang kedua ialah para kaum awam.. mereka adalah orang-orang yang mengakui Buddha, sebagai pemimpin keagamaanya, yang menerima ajarannya, namun tetap hidup didalam masyarakat dengan berkeluarga. Pada hakekatnya para kaum awam tak dapat mencapai nirwana dalam hidupnya. Tugas para kaum awam selanjutnya diuraikan sebagai berikut: para orang tua harus mengendalikan anak-anaknya terhadap yang jahat, melatih mereka kepada perbuatan yang baik, mengejrkan pengetahuan dan kesenian, mencarikan jodoh yang baik baginya, dan seterusnya. Para anak harus membantu orang tuana, merawat miliknya, melayakkan diri untuk menjadi warisnya, dan seterusnya. Para murid harus menghormati gurunya, para guru harus memberi pelajaran kepada muridnya dan sebagainya.

14

xi

BAB II METODE DAN PESAN DAKWAH

A. Metode Dakwah Pada Pemeluk Buddha Dakwah adalah kegiatan yang bersifat mengajak, menyeru, memanggil orang untuk taat, dan beriman kepada Allah SWT. Dakwah disebut juga komunikasi Islam, memiliki beberapa unsur seprti Da’I, media (wailah), metode (uslub), materi (mawdu’), sasaran (mad’u) dan tujuan dakwah.15 Berdakwah bukan hanya kewajiban untuk para alim ulama, kiyai, ustad, dan sebagainya. Namun, tugas dakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim. Setiap pribadi muslim yang telah baligh dan berakal, baik laki-laki maupun perempuan memiliki kewajiban untuk mengemban tugas dakwah. Setiap individu dari umat Islam dianggap sebagai penyambung tugas Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam untuk menyampaikan dakwah. Allah SWT berfirman: ‫ف كويكننكهنوكن كعرن انلممننككرر ۚ كومأو للكئركك مهمم انلممنفلرمحوكن‬ ‫كونلتكمكنن رمننمكنم أمممةة يكندمعوكن إركلىَ انلكخنيرر كويكأنمممروكن رباِنلكمنعمرو ر‬ Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung.” [Ali Imran/3 : 104]16 Mendakwahi orang kafir untuk masuk Islam, hukumnya fardhu kifayah, artinya jika sebagian sudah mendakwahi mereka maka yang lain gugur kewajibannya. Karena mendakwahi mereka berarti telah mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. Untuk itu dalam berdakwah kepada pemeluk Buddha, haruslah menggunakan metode yang tepat. Sehingga pesan dakwah yang kita sampaikan kepada mitra dakwah kita dapat tersampaikan dengan efekif. Selain itu supaya pada saat menyampaikan pesan dakwah tidak ada kesan memaksa dan tidak menyinggung hati mitra dakwah yang notabene adalah pemeluk Agama Buddha.

Azyumardi Azra, Pengembangan Metode Dakwah, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011, hlm 1. 16 Al-Quran dan Terjemahannya 15

xii

Metode dakwah terbagi menjadi tiga, yakni bil hikmah, al-maw’izah al-hasanah, dan bil mujadalah17 Metode bil hikmah adalah metode dakwah melalui ilmu pengetahuan, kecapakan memilih materi dakwah, dan pandai memilih bahasa sehingga mad’u tidak merasa berat dalam menerima Islam. Metode al-maw’izah al-hasanah merupakan metode dakwah yang meresap ke hati dengan halus dan lemah lembut. Tidak bersikap menghardik, memarahi, mengancam, dan tidak membuka aib atau kesalahan mad’u. Ketiga yakni metode bil mujadalah. Dakwah pada metode ini adalah dengan cara debat. Debat yang dimaksud adalah debat yang tidak membawa pertikaian melainkan membawa kebenaran. Dakwah dalam bentuk ini adalah dengan cara debat terbuka, argumentatif, dan jawaban dapat memuaskan masyarakat luas. Dakwah mujadalah sangat bergantung pada maksud yang dikandugnya. Mujadalah dapat mempunyai aspek positif jika maksud yang menyertainya baik, dan sebaliknya justru akan tercela dan seruppa degan almira’18 Dalam makalah ini, penulis memilih menggunakan metode dakwah dengan ceramah untuk berdakwah kepada penganut Buddha. Metode ceramah atau muhadlarah atau pidato ini telah dipakai oleh semua rasul Allah dalam menyampaikan ajaran Allah. Sampai sekarang pun masih merupakan metode yang paling sering digunakan oleh para pendakwah sekalipun alat komunikasi modern telah tersedia. Umumnya, ceramah diarahkan kepada suatu public, lebid dari seorang. Oleh sebab itu, metode ini disebut public speaking (berbicara di depan public). Sifat komunikasinya lebih banyak searah (monolog) dari pendakwah ke audiensi, sekalipun sering juga diselingi atau diakhiri dengan komunikasi dua arah (dialog) dalam bentuk tanya jawab. Umumnya, pesan-pesan dakwah yang disampaikan dengan ceramah bersifat ringan, informative, dan tidak mengundang perdebatan. Dialog yang dilakukan juga terbatas pada pertanyaan, bukan sanggahan. Penceramah diperlakukan sebagai pemegang otoritas informasi keagamaan kepada audiensi.19 Azyumardi Azra, Pengembangan Metode Dakwah, hlm 9-11. Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, Jurnal Ilmu Dakwah, Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, 2006, hlm 88-89. 19 Moh. Ali Aziz, Imu Dakwah, Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2017, hlm 307308 17 18

xiii

Berdakwah dengan cara ceramah sudah sangat umum dilakukan khususnya di Indonesia. Disetiap sudut kota,bahkan desa sering sekali menyelenggarakan acara dengan mendatangkan penceramah khususnya di hari-hati besar keajgamaan. Namun, berdakwah dengan cara ceramah bukan hanya bias dilakukan melalui acara tabigh akbar dan sebagainya yang terkesan hanya bias dilakukan oleh seseorag yang memiliki nama atau disegani di daerahnya seperti ustadz, ustadzah, kiyai dan sebagainya. Namun, kita sebagai umat biasa juga bias berdakwah, dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pesan Dakwah Pada Penganut Buddha

JANGAN GUNDAH, ISLAM ITU MUDAH

‫ال م‬ ‫سلكمم كعلكنيمكنم كوكرنحكمةم ار كوبككرككاِتمهم‬ ‫ستكنهردنيره كونكمعومذ رباِلر رمنن‬ ‫ستكنغفرمرنه كونك ن‬ ‫ستكرعنينمهم كونك ن‬ ‫إرمن انلكحنمكد رملر نكنحكممدهم كونك ن‬ ‫ضمل لكهم كوكمنن‬ ‫م‬ ‫سكناِ كورمنن ك‬ ‫ كمنن يكنهردره ام فكلك مم ر‬،ِ‫ت أكنعكماِلركنا‬ ‫سييكئاِ ر‬ ‫شمرنورر أكننفم ر‬ ‫شكهمد أكنن لك إرلكهك إرلم ا كوأك ن‬ ‫ أك ن‬.‫ي لكمه‬ ‫يم ن‬ ‫شكهمد أكمن ممكحممددا كعنبمدهم‬ ‫ضلرنل فكلك كهاِرد ك‬ ‫صنحبرره‬ ‫كوكر م‬ ‫سلينم كوكباِررنك كعكلىَ ممكحممدد كوكعكلىَ آلرره كو ك‬ ‫صيل كو ك‬ ‫ كاللممهمم ك‬.‫سنولممه‬ ‫ أكمماِ بكنعد‬.‫كوكمرن انهتككدىَ برمهكداهم إركلىَ يكنورم انلقركياِكمرة‬ Agama merupakan pedoman hidup bagi umat manusia dalam rangka memperoleh kebahagiaan, hal tersebut dapat diperoleh melalui perbuatan manusia, baik kehidupan dimensi jangka pendek di dunia ini maupun pada kehidupan dimensi jangka panjang akhirat kelak (Jirhanudin, 2010: 3). Dalam Agama terdapat suatu kewajiban yang harus dilakukan manusia, baik itu hubungan antara manusia dengan Tuhan, bahkan hubungan manusia dengan manusia terutama masalah etika bersosial, baik di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan keluarga. Seseorang bisa mengoptimalkan prilaku dengan baik

xiv

maka dia akan menjadi orang yang baik di mata Tuhan maupun dilingkungan sosialnya.20 Ketika sudah memutuskan untuk memeluk agama islam, tentunya ada beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai hamba Allah. Mungkin sebagai permulaan, saudara sekalian bisa mempelahjari terlebih dahulu mengenai beberapa ibadah yang diwajibkan dalam islam, misalnya seperti shalat. Semua umat islam wajib melaksanakan shalat 5 kali dalam sehari. Namun jangan khawatir akan dibebankan dengan segala macam tuntutan beribadah dalam agama Islam. Demikianlah agama Islam. Ia adalah agama yang mudah, baik dalam akidah maupun amalan. Akidah Islam mudah dicerna oleh akal pikiran, seperti tentang keesaan Allah, keberhakan-Nya untuk diibadahi karena Dia sebagai Pencipta alama semesta, tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada seorang yang setara dengan-Nya (lihat surat Al Ikhlas), berbeda dengan keyakinan trinitas yang dianut orang-orang Nasrani dan penuhanan makhluk yang keadaannya lebih lemah daripada penyembahnya seperti yang dilakukan oleh orang-orang musyrik. Demikian pula dalam amalan, syariat Islam seluruhnya mudah, bahkan kewajiban menjadi gugur ketika seseorang

tidak

mampu

melaksanakannya.

Bahkan

mengikuti

sunnah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mempraktekkannya dalam keseharian

adalah

hal

yang

mudah

bagi

mereka

yang

dimudahkan

Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Bapak-Bapak, Ibu-Ibu sekalian yang berbahagia, Berikut beberapa contoh kringanan kemudahan yang diberikan oleh Allah dan rasulnya kepada pemeluk agama Islam adalah sebagai berikut: 1. Keringanan untuk meninggalkan sholat berjamaah ketika makan malam

telah dihidangkan. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

Toharuddin, ”Konsep Ajaran Buddha Dharma tentang Etika”, Jurnal Intelektualita Vol. 5, No.2 (Desember 2016), 189 20

xv

“Apabila

makan

malam

telah

tersedialalu

azan

shalat

isya

dikumandangkan maka nikmatilah segera hidangan malam tersebut!” 21 2. Di perbolehkan tidak berpuasa jika dalam uzur syar’i seperti sedang

dalam masa haid, sakit, atau dalam perjalanan. Namun juga harus tetap di ganti puasanya di luar bulan ramadhan sesuai dengan jumlah hari yang ditnggalkannya. Firman Allah SWT:

‫ضاَّ أرنو رعرلىَ رسرفمر فرعميدة ممنن أرياَّمم أرخرر‬ ‫رورمنن ركاَّرن رممري ض‬ Artinya : “Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqarah: 185) Atau, jikaa kita sanggup kita bisa memilih antara berpuasa atau tidak berpuasa saat berpergian sesuai dengan sabna Rasulullah SAW:22

‫ةحجدوي ث‬ ‫ج‬ ‫ث ةعاَئجةشةة زوو ج‬ 3. Pengguguran kewajiban dalam keadaan tertentu, misalnya tidak wajibnya

melakukan ibadah hajji bagi yang tidak mampu . Allah SWT :

‫مم‬ ‫ت رمرقناَّأم مإبننررامهينرم رورم ننن ردرخلرنهأ رك ناَّرن آممنضناَّ رولملينمه رعلرننىَ النيناَّمس‬ ‫ت برنيننرناَّ ة‬ ‫في نه آيرناَّ ة‬ ‫ت ممن استرطراَّ م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫نن رعنمن النرعناَّلرممي‬ ‫ع إملرنيه رسمبيضل رورمننن ركرفنرر فرنمإين اللينهر رغ م ن‬ ‫حجج انلبرنني ر ن ر‬

Artinya: padanya terdapat tanda tanda yang nyata, (diantaranya) maqam

Ibrhim; barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjkan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah, Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya ( tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta. 21

Muhammad Mushthafa Al A’zhami, Saahih Ibnu Khuzaimah, (Jakarta: Pustaka Azzam 2008) 173 Muhammad Fua’ad Bin Abdul Baqi, Hadits Shahih Bukhari Muslim, (Depok: PT. Fthan Prima Media, 2017) Hal.289 22

xvi

Dalam sebuah haadits Rasulullah SAW juga bersabda yang diriwatkan oleh Abu Sa’id al-Khudri yang Artinya “seorang hamba yang telah kuberi kesehatan jasmani dan klapangan rezeki namun sama sekali tidak datang kepada-Ku (untuk berhaji) padahal sudah lewat lima tahun, maka sungguh dia tidak mendapat rahmat-Ku”.23 4.

Pengurangan kadar dari yang telah ditentukan, seperti meng-qashar shalat bagi orang yang sedang melakukan perjalanan. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT:

‫صأروان رأن أجنراَّةح رعلرنيأكنم فرنلرنيس الرنر م‬ ‫ضرربننتأنم روإمرذا ممرن‬ ‫ض مف ر‬ ‫ترننق أ‬ ‫ر‬

.‫صلرمة‬ ‫ال ي‬

Artinya: Dan apabila kalian berpergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kalan mengqhassar shalat (mu) [Q.S. An-Nisa: 101] Dan Sabda Rasulullah SAW:

‫م‬ .‫صردقرةة‬ ‫صيدرق ر‬ ‫صردقرنترهأ فراَّقننبرنلأوُا رعلرنيأكنم براَّ الليهأ تر ر‬ ‫ر‬ Artinya: Qashar shalat itu sedekah yang Allah berikan kepada kalian. Maka terimalah sedekah tersebut.” (HR. Muslim no. 686)24

5.

Penukaran kewajiban yang satu dengan yang lainnya. Misalnya, kewajiban wudhu’ dan mandi diganti dengan tayammum ketika tidak bisa menggunakan air. Seperti yang pernah di katalkan Rasulullah SAW:

‫م‬ ‫ رجمريننةر رعنن رعطراَّمء بنمن‬،َ‫ف بنأن أمنوُرسى‬ ‫رحيدثَّرننراَّينأنوُأس أ‬،‫ي بنأن إمنسراَّعنيرل‬ ‫رحيدثَّرننراَّ انلأرس ن أ‬ ‫مم‬ ‫مم‬ ‫اليساَّئم م‬ َ‫ضرى‬ ‫ رعمن ابنمن رعبياَّمس م نف قرننوُله )رومإن أكنأتم يمنر ر‬،‫ رعنن رسعنيد بنمن أجبرن نمي‬،‫ب‬

23

Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu: puasa, iktikaf, zakat, haji umrah, (jakarta: Gema Insani, 2011), 373

Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri, Minhajul Muslim: Konsep Hidup ideal dalam Islam, (Jakarta: Darul Haq, 2015) hal.429 24

xvii

‫ت بماَّليرأجمل انلمررارحةأ م نف رسمبيمل الليمة أروالنأقأرنو ةح‬ ‫َ إمرذا ركاَّنر ن‬:‫أرنو رعرلىَ رسرفمر(ٍ قراَّرل‬ ‫م‬ ‫ت إممن انغتررسرل يرنترنيريمأم‬ ‫أرمو انلأردمر ج‬ ‫ فرنيررخاَّ أ‬،‫ب‬ ‫ف أرنن ريأنوُ ر‬ ‫ فرنيأنجن أ‬،‫ي‬ Artinya: Al Husain bin Isma’il menceritakan kepada kami Yusud bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir mengabarkan kepada kami, dari Atha’ bin As-S’ib, dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas tentang ayat: “Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir”. Ia mengatakan . “jika seorang mempunyai luka karena perkara fi sabilillah ata koreng atau cacar lalu junub, kemudian ia takut mati apabila harus manddi, maka ia boleh bertayamum.25 Hadirin yang di Rahmati Allah SWT, Allah Shubhanahu wa ta’alla dan Rasul -Nya telah memberi keringanan bagi kita, ketika kita membutuhkan keringanan itu dan ketika adanya kesulitan dalam mengikuti (melaksanakan perintah) yang sebenarnya. Hanya bagaimana kita sebagai Hambanya memanfaatkan keringanan-keringanan yang telah diberikan oleh Allah dan Rasulnya tersebut. Demikian ceramah singket yang bisa saya sampaikan, semiga kita semua termasuk orang-orang yang diberikan Taufiq dan Hidayah dari Allah sehingga kita semua dapat berkumpul di surga nya Allah SWT Amiin ya Rabbal ‘alamiin.

‫م م مم‬ ‫م‬ ‫ب لرنراَّ اليسرعاَّردرة روالعميزرة روالتيننوُفمنيرق‬ ‫قرننبرل ختراَّرم رهذه الأطنبرة نرندعأنوُ الر رعيز رورجيل أرنن يرنكتأ ر‬ ‫واسترننغمفر ال مل ولرأكم وملمميمع السلمممي والسلمماَّ م‬ ‫ل المردايرةر روالتيننوُفمنيمق‬ ‫ت روالأ رو ي‬ ‫ر أ ر ن ر ن ر ر ن أ ن نر ر أ ن ر‬ ‫رواليسلرأم رعلرنيأكنم وررحَة ال وبركاَّته‬

BAB III PENUTUP 25

Ali bin Umar Ad-Daraquthni, Sunan Ad-Adaraquthni, (Jakarta: Pustaka Azzam 2007) 469

xviii

A. Kesimpulan 1. Agama Buddha merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia.

Dalam praktinya penganut Agama Buddha menyembah seorang Tuhan bernamaa Sidharta Gautama atau lebih dikenal dengan Buddha Gautama. 2. Metode dawah pada pengnt Buddha ini adalah Metode ceramah melalui tausiah agama. 3. Pesan Dahwah pada Penganut Buddha dengan judul “Jangan Gundah, Islam itu Mudah”

B. Saran Penulis berharap semoga makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi pembaca. Penulis juga berharap kritik dan saran dari pembaca, khususnya dosen pengampu mata kuliah untuk kesempurnaan dalam tugas penulis selanjutnya. Terima kasih

DAFTAR PUSTAKA

xix

Masmuddin, Dakwah dalam Mewujudkan Interaksi dan Kerukunan Antar Umat Beragama Di Palopo Sulawesi Selatan Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol. 12, No. 2, Juli - Desember 2018 Ali bin Umar Ad-Daraquthni, Sunan Ad-Adaraquthni, (Jakarta: Pustaka Azzam 2007) 469 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu: puasa, iktikaf, zakat, haji umrah, (jakarta: Gema Insani, 2011), 373 Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri, Minhajul Muslim: Konsep Hidup ideal dalam Islam, (Jakarta: Darul Haq, 2015) hal.429 Muhammad Fua’ad Bin Abdul Baqi, Hadits Shahih Bukhari Muslim, (Depok: PT. Fthan Prima Media, 2017) Hal.289 Muhammad Mushthafa Al A’zhami, Saahih Ibnu Khuzaimah, (Jakarta: Pustaka Azzam 2008) 173 Toharuddin, ”Konsep Ajaran Buddha Dharma tentang Etika”, Jurnal Intelektualita Vol. 5, No.2 (Desember 2016), 189 Moh. Ali Aziz, Imu Dakwah, Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2017, hlm 307-308 Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, Jurnal Ilmu Dakwah, Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, 2006, hlm 88-89. Azyumardi Azra, Pengembangan Metode Dakwah, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011, hlm 1. Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Buddha, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1971), Abu Ahmadi, Perbandingan Agama. (Jakerta: Rineka Cipta, 1991),c

xx

Related Documents


More Documents from "ajie rizki"

Opini
August 2019 52
Haditss Taufiq
August 2019 40
Makalah Ilmu Dakwah
August 2019 44
Efektivitas Komunikasi
August 2019 42
Makalah Bahasa Indonesia
August 2019 60
Ranti.docx
April 2020 46