Makalah Dakwah Nabi Di Madinah.docx

  • Uploaded by: Dzikri Rizaldi
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Dakwah Nabi Di Madinah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,021
  • Pages: 8
MAKALAH DAKWAH NABI DI MADINAH (YASTRIB)

Muhammad Dzikri Rizaldi X-MIPA 2 23

Islam diturunkan di negeri Arab pada masa adanya kebutuhan yang mendesak dari seluruh umat manusia akan agama baru. Karena, pada masa itu ajaran para rasul terdahulu sudah tidak diindahkan lagi oleh manusia di seluruh negeri di dunia, baik di timur maupun di barat. Sebelum Nabi Muhammad diutus, umat manusia hidup dalam keadaan gelap gulita, penuh dengan segala macam kerusakan moral dan kebodohan. Di romawi dan di Mesir, agama Nasrani terpecah menjadi beberapa aliran. Masingmasing aliran menganggap orang-orang yang tidak mengikuti alirannya sebagai orang yang keluar dari agama dan harus disiksa. Di India, permulaan abad ke-6 merupakan puncak kemerosotan akhlak. Islam mulai disiarkan sekitar tahun 612 Masehi. Penyebaran Islam pada periode awal berlangsung sangat pesat. Fakta sejarah menunjukkan bahwa Islam sebagai ajaran selalu disebarkan dengan cara damai melalui jalan dakwah. A. Madinah Sebelum Islam Sebelum datangnya Islam, penduduk Madinah terdiri atas dua suku bangsa, yaitu bang sa Arab dan Yahudi. Semula, Madinah ditempati oleh suku Amaliqah atau Baidah. Namun suku tersebut kemudian punah dan ditempati oleh suku-suku Arab yang lain. Bangsa Yahudi yang tinggal di Madinah terdiri atas tiga suku utama, yaitu Bani Quraizah, Bani Nadir, dan Bani Qainuqa. Adapun suku Arab yang tinggal di Madinah terdiri atas suku Arab setempat dan suku Arab pendatang. Ketika itu Madinah tidak mempunyai pemimpin dan pemerintahan resmi atas semua penduduk. Sebelum datangnya suku Aus dan Khazraj, kedudukan kaum Yahudi merupakan yang paling kuat di Madinah. Hal itu disebabkan, mereka menguasai perdagangan dan perekonomian. Hal itu memunculkan permusuhan dan kebencian antara kaum Arab dan Yahudi. Seusai perang, suku Aus dan Khazraj menyadari kekeliruan mereka. Perang hanya menimbulkan bencana dan kerusakan. Rencana tersebut tidak terlaksana karena beberapa orang Khazraj pergi ke Mekah untuk menunaikan haji pada tahun 621 M. Ketika berada di Mekah, nabi Muhammad saw menemui mereka di kemahnya. Setibanya di Madinah, mereka menyatakan perihal pertemuannya dengan Nabi Muhammad saw. B. Hijrah ke Madinah Hijrah merupakan kepindahan Nabi Muhammad saw dari Mekah ke Madinah. Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin dengan ikhlas meniggalkan kampung halamnnya dan menetap di Madinah. Dalam melaksanakan tugas kerasulannya, Nabi Muhammad saw menghadapi tantangan yang amat berat. Meninggalnya Abu Talib dan Khadijah membuat kaum kafir Quraisy makin berani menentang Nabi Muhammad saw.

Keadaan di Mekah makin memburuk. Nabi Muhammad saw. kemudian mengizinkan sebagian sahabatnya untuk hijrah ke Abessinia (Etiopia). Setalah itu, Nabi Muhammad saw. mencoba berdakwah ke Taif. Pada tahun 621 M, 10 orang suku Khazraj dan dua orang suku Aus menemui nabi Muhammad saw di Aqabah. Mereka menyatakan diri masuk Islam dan melakukan baiat kepada Nabi Muhammd saw. Mereka mengajak Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah. Pada waktu itulah terjadi Bai’atul Aqabah yang kedua. Bai’atul Aqabah yang kedua berisi kesanggupan mereka untuk : 1. Mendengarkan dan menaati nabi Muhammad saw., baik dalam keadaan bersemangat maupun malas 2. Menafkahkan harta, baik dalam keadaan mudah maupun sulit 3. Melakukan amar makruf dan nahi mungkar 4. Tetap tabah menghadapi celaan kaum kafir 5. Melindungi Nabi Muhammad saw. sebagaimana mereka melindungi diri dan keluarganya yang dengan hal itu mereka akan mendapatkan surga. Setelah Bai’atul Aqabah yang kedua, Nabi Muhammad saw. mengizinkan kaum muslimin melakukan hijrah ke Madinah. Melihat kaum muslimin melakukan hijrah ke Madinah, kaum kafir Quraisy menjadi gusar. Setiap kabilah Quraisy ke mudian memilih seorang pemuda yang kuat untuk membunuh Nabi Muhammad saw. Para pemuda pilihan itu kemudian mengepung rumah Nabi Muhammad saw. Akan tetapi, Nabi Muhammad saw telah diberitahu oleh malaikat Jibril mengenai hal itu. Setelah mengatur segalanya, Nabi Muhammad saw keluar dari rumah seraya membaca Surah Yasin. Mereka sangat terkejut ketika hanya menjumpai Ali Bin Abi Talib. Dengan kesal, orangorang Quraisy segera menyebarkan algojonya untuk melacak jejak Nabi Muhammad saw. Setelah keluar dari rumahnya Nabi Muhammad saw pergi menemui Abu Bakar asSiddiq. Selanjutnya mereka bersembunyi di Gua Sur selama tiga hari tiga malam. Pada malam keempat mereka keluar dari gua dan menyewa seorang kafir yang dapat dipercaya, yaitu Abdullah bin Uraiqit. Akhirnya Nabi Muhammad tiba di Quba (dekat Madinah) pada hari senin, 20 september 622 M setelah berjalan selama tujuh hari. Beliau juga membangun sebuah masjid yang diberi nama Masjid Quba. Pada hari Jumat, 24 september 622 M Nabi Muhammad meninggalkan Quba.Di perkampungan Bani Salim, nabi Muhammad mengimami salam Ju’at yang pertama kali dalam sejarah islam. Selanjutnya nabi Muhammad saw memanggil istrinya, Saudah, kedua putrinya, Ummu Kulsum dan Fatimah melalui anak angkatnya, Zaid bin Harisah. Sejak itu, Nabi Muhammad tinggal di Madinah serta mengembangkan ajaran Islam di sana.

C. Dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah Persitiwa hijrah menjadi babak baru dalam perjuangan umat Islam. Setalah dapat tantangan yang hebat dari kaum kafir Quraisy di Mekah, kaum muslimin mendapat semangat baru dengan dukungan dari penduduk Madinah. Setelah kedatangan kaum muslimin Mekah, penduduk Madinah terdiri kaum Muhajirin (kaum muslimin yang hijrah dari Mekkah ke Madinah), kaum Ansar (penduduk Madinah yang telah memeluk islam), dan kaum non muslim. Nabi Muhammad dan kaum muslimin kemudian berusaha membangun landasan-landasan utama bagi terbetuknya sebuah masyarakat / Negara yang baru. 1. Membangun Masjid Pada masa Nabi Muhammad saw, masjid digunakan sebagai pusat kegiatan. Kegiatankegiatan itu meliputi peribadahan dan penyelenggaraan pemerintahan. Masjid Nabawi dibangun pada bulan Rabiulawal tahun 1 hijriah (September 622 M). Masjid itu dibangun umat Islam dengan bergotong royong. Sewaktu Nabi Muhammad saw sampai di Madinah, kaum Ansar menawarkan tempat tinggal bagi Nabi Muhammad. Akan tetapi, Nabi Muhammad saw menolaknya. Nabi Muhammad turun dari untanya dan menannyakan siapakah pemilik tanah itu. Kerelaan kedua a nak yatim itu untuk menjual sebidang tanah tersebut sebagai tempat pembangunan masjid. Ternyata kedua anak itu tidak menjualnya, tetapi mewakafkannya kepada Nabi Muhammad. Setelah Masjid Nabawi selesai dibangun, Nabi Muhammad saw menggunakannya sebagai : a. Pusat peribadahan b. Pusat perencanaan kegiatan masyarakat c. Pusat latihan dan pendidikan dari Nabi Muhammad saw. d. Menampung kaum Muhajirin dari Mekkah yang kehabisan bekal e. Tempat mengadili perkara-perkara yang diselesaiakan oleh Nabi Muhammad saw Setelah membangun masjid Nabawi, umat islam berturut-turut membangun beberapa masjid lainnya, yaitu Masjid Jumu’ah, Masjid Gamamah, Masjid Bani Quraizah, Masjid Ubay bin Ka’ab, Masjid Salman, dan Masjid Ali. Nabi Muhammad saw melaksanakan salat Jum’at yang pertama kali.

2. Mempersaudarakan Kaum Ansar dan Muhajirin Dengan dibangunnya beberapa masjid, Nabi Muhammad saw dapat segera melaksanakan kegiatannya untuk kembali menyebarkan agama Islam. Sahabat lain yang dipersaudarakan oleh Nabi Muhammad saw ialah Abdurrahman bin Auf dengan Sa’’ad bin Rabi. Medengar perkataaan Sa’ad bin Rabi, Abdurrahman bin Auf berkata “Semoga Allah memberkatimu, istrimu dan hartamu! Tunjukkanlah letak pasar agar aku dapat berniaga!” demikianlah Abdurrahman bin Auf kemudian mencari nafkah dengan berdagang di pasar. Ia berhasil menjadi pedagang yang kaya raya, tetapi selalu menyumbangkan hasil usahanya untuk kepentingan umat islam. 3. Menyusun Dastur (Undang-Undang) Berkaitan dengan telah terbentukknya masyarakat di Madinah, Nabi Muhammad saw kemudian menetapkan sebuah dustur atau undang-undang. Secara singkat, ketetapanketetapan alam Piagam Madinah sebagai berikut : a. Dengan nama Allah, telah ditetapkan oleh Muhammad, nabi Allah bahwa semua orang yang beriman, baik dari suku Quraisy, suku Madinah, maupun dari manasaja semuanya satu Negara. b. Orang-orang yahudi bersama umat Islam akan membentuk suatu bangsa campuran dan mereka akan mengamalkan agama mereka sama bebasnya umat islam. c. Orang yang bersalah akan dituntut dan dihukum d. Semua perselisihan di masa depan akan diserahkan kepada nabi Muhhammad saw.

Ditetapkannya Piagam Madinah merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Piagam itu dikemudian hari membaw perubahan yang sangat besar dalam sejarah kehidupan umat islam. Negara itu memiliki unsur-unsur yaitu : a. Nabi Muhammad saw. sebagai kepala Negara b. Kota madinah sebagai wilayahnya c. Piagam Madinah sebagai undang-undang dasarnya Keberadaan Piagam Madinah sangat penting bagi masyarakat Madinah karena memiliki beberapa fungsi, yaitu :

a. Menyatukan suku Aus dan Khazraj b. Pengakuan terhadap nabi Muhammad sebagai hakim dan kepala Negara c. Mengembangkan sikap toleransi antar umat d. Menghentikan adat istiadat buruk bangsa Arab Ada beberapa pelajaran berharga dari hijrahnya Rasulullah saw yang dapat kita petik dalam membangung kembali umat Islam ke depan, antara lain sebagai berikut : 1. Hijrah merupakan langkah keluar dari krisis yang mengepung dan langkah strategis menuju kepastian tegaknya Islam. Pada saat umat Islam masih minoritas, mereka menuju kondisi terkekang dan terkungkung akibat kesewenangan penduduk minoritas. 2. Pentingnya melakukan sebuah pengorbanan. Ketika Rasulullah saw menyampaikan kepada Abu Bakar r.a bahwa Allah swt memerintahkannya untuk hijrah bersama para sahabatnya, Abu Bakar r.a menangis kegirangan. Seketika itu Abu bakar membeli 2 ekor unta dan menyerahkannya kepada Nabi Muhammad. Rasulullah saw ingin mengajarkan bahwa untuk mencapai suatu usaha besar, dibutuhkan pengorbanan maksimal dari setiap orang. Selanjutnya, ada empat pilar kekuatan yang dibangun Rasulullah saw dan para sahabatnya di Madinah. Keempat pilar tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kekuatan Akidan dan Ibadah Untuk menguatkan akidah dan meningkatkan ibadah umat islam, dilakukan dengan cara membangun Masjid. Disampingggggg dibangun fisiknya secara baik juga ditekankan pada pembangunan orang-orang yang memakmurkannya 2. Kekuatan ekonomi Dalam penguatan di bidang ekonomi, diharapkan melahirkan pelaku bisnis yang handal yang menguasai roda ekonomi, seperti menguasai pasar. Tentu saja harus tetap memiliki integritas yang utuh dan tangguh berdasarkan nilai-nilai islami. Disamping menguasai pasar, mereka pun mampu megendalikan kegiatan ekspor-impor berbagai komoditas dari dan ke madinah. Madinah kemudian menjadi pusat kegiatan Ibadan dan ekonomi. Allah SWT sangat memuji orang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid, tetapi sangat tekun dan sungguh sungguh dalam melakukan kegiatan ekonomi. Etos kerja untuk mencari dan mengusahakan rezeki yang halal dan bersih harus ditumbuhkembangkan kembali di kalangan kaum muslimin. 3. Kekuatan sosial Kekuatan sosial ditandai dengan adanya al-mu’akhah (kegiatan mempersaudarakan) sahabat Mujahirin yang berasal dari Mekah dan berhijrah bersama Rasul (yang ikhlas dan

rida meninggalkan tanah air demi memepertahankan akidah dan mengembangkan dakwah islamiah) 4. Kekuatan politik Kekuatan politik dikuatkan dengan dilahirkannya Piagam Madinah. Dalam Piagam Madinah, antara lain diatur hubungan muslim dan nonmuslim, seperti Yahudi dan Nasrani. D. Akhir Hayat Rasulullah saw. Rosulullah saw melaksanakan dakwah secara sempurna kurang lebih 23 tahun. Pada saat dakwah islam telah smepurna dan menguasai situasi, tanda-tanda perpisahan dengan kehidupan dan orang-orang yang masih hidup mulai tampak terasa dalam perasaan Rasulullah saw. hal itu semakin diperjelas dari perkataan dan perbuatan yang beliau lakukan. Pada bulan Ramadhan tahun 10 H. rasulullah saw beriktikaf selama 20 hari. Pada tanggal 28 atau 29 Safar tahun 11 H, Rasulullah saw menghadiri pemakaman jenazah seorang sahabat di Baqi’. Ketika kembali, ditengah perjalanan beliau merasakan sakit kepala. Penyakit rasulullah semakin lama semakin berat. Hari rabu, lima hari sebelum wafat, demam menyerang seluruh tubuhnya. Sakit Rasulullah semakin hari semakin parah hingga beliau pingsan. Empat hari sebelum wafat, Rasulullah saw masih sempat menunaikan salat jama’ah bersama para sahabatnya. Pada waktu isya’, sakit Rasulullah saw semakin parah hingga beliau tidak ke masjid karena pingsan setelah mandi. Setelah sadar beliau bertanya, “Apakah orangorang telah menunaikan shalat?” Dua hari sebelum wafat, Rasulullah merasakan penyakit pada dirinya berkurang, sehari sebelum wafat tepatnya hari Ahad beliau memerdekakan budak dan bersedekah dengan enam atau tujuh dinar yang dimilikinya. Anas bin Malik meriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa pada saat kaum salat subuh (pada hari senin) ada Abu bakar menjadi imam mereka. Anas berkata,”Hampir saja kaum muslimin tergoda (hingga membatalkan shalat) karena bahagia dengan munculnya Rasulullah saw. Ketika beranjak waktu duha, Rasulullah saw memanggil Fatimah kemudian membisikkan kepadanya sesuatu dan Fatimahpun menangis. Selanjutnya, Rasulullah saw memanggil Hasan dan Husain lalu mencium kepadanya dan berwasiat kepada mereka untuk selalu berbuat baik. Detik-detik kematian Rasulullah telah tibah, Aisyah menyandarkan tubuh Rasulullah saw. Rasulullah mengangkat tangan dan menatap pandangan kea tap kedua bibirnya bergerak dan Aisyah mendegarkan beliau berkata, “Bersamasama dengan orang-orang yang engkau anugerahi nikmat, yaitu para nabi, para siddiqin, orangorang yang mati syahid, danorang-orang saleh, Ya Allah ampunilah aku dan kasihanilah aku, pertemukan aku dengan kekasih yang Mahatinggi, Ya Allah kekasih yang Mahatinggi.

Beliau mengulangi kalimat tersebut yang terkahir hingga tiga kali. Kemudian tangannya miring dan beliau pun akhirnya bertemu dengan kekasih beliau Yang Mahatinggi, inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Peristiwa tersebut berlangsung pada waktu duha, yakni pada hari Senin 12 Rabiulawal tahun 11 Hijriah. E. Mengambil pelajaran dari perkembangan masyarakat Madinah setelah Islam datang. Ketika Nabi Muhammad saw hijrah ke Yasrib, beliau mulai membangun kehidupan yang harmanosi dan kehidupan antar sesame umat manusia. Di antara langkah-langkah beliau adalah sebagai berikut. 1. Memperkukuh hubungan intern umat Islam, terutama antara Muhajirin dan Ansar 2. Mengatur hubungan antar umat Islam dan orang-orang nonmuslim 3. Memberikan kebebasan bagi pemeluk agama lain untuk menjalankan agamanya

Related Documents


More Documents from "indra prasta"