Efektivitas Komunikasi

  • Uploaded by: Taufiq Ramadhan O R
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Efektivitas Komunikasi as PDF for free.

More details

  • Words: 3,924
  • Pages: 17
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Antar Pribadi

Disusun Oleh: MUH. FARDAN ZANI

: B0121802

MUH. ANSYORI

: B71218067

MUHAMMAD TAUFIQ RAMADHAN : B71218073 NABILA SYIFA HASMARA

: B91218126

[KELAS A3]

Dosen Pengampu: Dr. Hj. Luluk Fikri Zuhriyah, M.Ag

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUANAN AMPEL SURABAYA 2019

Kata Pengantar Assalamualaikum wr. Wb Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat nikmat dan karunianya sampai detik ini sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman gelap gulita menuju zaman terang benderag seperti sekarang ini. Penyusuan makalah ini ditunjukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Komunikasi Antar Pribadi” pada jenjang pendidikan semester 2 dalam program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Tak lupa ucapan teria kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah Sosiologi Ibu Dr. Hj. Luluk Fikri Zuhriyah, M.Ag atas bimbingan dalam penyusunan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “EFEKTIVITAS KOMUNIKASI”. Kami menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang dikemukakan dari berbagai pihak dan kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Surabaya 09 APRIL 2019

Tim Penulis

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................... i Daftar Isi....................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Beakang..................................................................................................1 B. Rumusan Masalah…………….......................................……………............3 C. Tujuan……………...................................................………………..............3 BAB II PEMBAHAAN A. B. C. D. E. F. G.

Pegertian Efektivitas Komunikasi..............................................................4 Indikator Keefektivan Komunikasi............................................................5 Faktor Keefektivan Komuikasi...................................................................6 Fungsi efektivitas Komunikasi...................................................................7 Langkah-Langkag Komunikasi yang efektif.............................................7 Hambatan efektivitas Komunikasi.............................................................9 Contoh Komunikasi yang efektif dan tidak efektif..................................10

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan...............................................................................................14 B. Saran.........................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB 1 PENDHULUAN A. Latar Belakang Efektivitas merupakan wujud dari kemampuan untuk mendayagunakan sesuatu secara tepat sesuai dengan standar yang jelas dan dapat diterima secara universal. Dalam konteks ini efektivitas menunjukkan taraf mencapai tujuannya secara ideal, tarap efektivitasnya dapat dinyatakan dengan ukuran-ukuran yang agak pasti. Pandangan ini memfokuskan bahwa efektivitas adalah kemampuan untuk mencapai suatu tujuan dengan ukuran yang pasti. Siagian mengemukakan bahwa efektivitas adalah “pemanfaatan sumber daya, dana, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar diterapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa dengan mutu tertentu tepat pada waktunya”.1 Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas sebagai suatu kegiatan yang tepat sasaran, berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai tujuan dalam implementasi suatu kegiatan tertentu. Untuk mengetahui tingkat efektivitas sesuatu kegiatan biasanya dilakukan dengan membandingkan antara prestasi saat ini dengan prestasi yang diperoleh apabila semua sumber daya yang dimilikinya dikelola secara optimal dan objektif. Secara teknis pengertian efektivitas merupakan suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan.2 Diakui bahwa terdapat tiga dimensi yang kritis yang patut dipertimbangkan dalam mengamati tingkat efektivitas suatu organisasi atau kelompok yaitu: (a) keluaran yang dihasilkan, (b) kepuasan para anggota, dan (c) pertumbuhan dan pengembangan staf, baik yang menyangkut keterampilan dan kecerdasan individu maupun yang terkait dengan proses interaksi yang positif dalam pelaksanaan tugas. Sehubungan dengan pengertian tersebut terdapat ahli yang menekankan bahwa organisasi yang efektif adalah organisasi yang dapat menyelesaikan target atau tujuannya atau menghasilkan sesuatu yang melampaui prestasi organisasi yang melakukan hal yang sama.3 Berdasarkan pengerian tentang efektivitas seperti diuraikan di atas dapat diidentifikasi bahwa efektivitas pada umumnya dibicarakan dalam konteks 1

Sondang P Siagian. Filsafat Adminstrasi . Jakarta: Rineka Cipta, 1997. h.200

2

Joseph Prokopenko. Productivity Management : A Practical Handbook (geneva : ILO. 1987), h. 5.

3

Richard M. Steers. Gerald R. Ungson and Richard T. Mowday, Managing Effective Organizations: An Introduction (Boston. Massachusetts: Kent Publishing Company, 1993), h. 346.

1

aktivitas manajemen dan kelompok atau organisasi. Efektivitas selalu mengacu kepada tujuan organisasi dan sekaligus kepada kelangsungan hidup organisasi. Oleh karena itu efektivitas harus diukur dengan produk dari suatu organisasi yang mencakup jumlah dan mutunya (seberapa banyak dan seberapa baik), diukur dengan aspek kemanusiaan baik yang menjadi unsur penggerak maupun unsur konstituen dari organisasi. Efektivitas juga diukur dengan bagaimana anggota suatu organisasi dikembangkan kemampuannya (kecerdasan dan keterampilan) dalam melakukan tugas-tugas organisasi. Untuk itu efektivitas tidak boleh lepas dari: faktor tujuan, faktor manusia, faktor nilai-nilai dan faktor sistem organisasi itu sendiri yang dihubungkan dengan kondisi waktu, target, jumlah, dan kualitas. Dengan demikian efektivitas ternyata bersifat multidimensional, sehingg strategi yang dipilih untuk meningkatkan efektivitas tergantung pada kekhususan atau spesifikasi faktor dari permasalahan yang hendak dipecahkan. Yang perlu digaris bawahi bahwa sesuatu yang efektif belum tentu efisien, demikian sebaliknya sesuatu yang efisien belum tentu efektif, namun perlu ditegaskan kembali bahwa jika sesuatu kegiatan atau aktivitas telah terbukti ketidak efektifannya maka tidak perlu lagi mempersoalkan efisiensinya. Robbins mengemukakan bahwa untuk mengukur efektivitas dapat digunakan empat model pendekatan yaitu: (a) pendekatan pencapaian tujuan (Goal attainmet), (2) pendekatan sistem yang menekankan stabilitas, (3) pendekatan konstituensi strategis yang menekankan terpenuhinya tuntutan stakeholder dan (4) pendekatan nilai-nilai bersaing yang mempertemukan tiga kriteria yaitu human relation model, open system model dan rational goad model.4 Untuk mengetahui tingkat efektivitas sesuatu kegiatan biasanya dilakukan dengan membandingkan antara prestasi saat ini dengan prestasi yang diperoleh apabila semua sumber daya yang dimilikinya dikelola secara optimal dan objektif. Berdasarkan pengertian tentang efektivitas seperti diuraikan di atas dapat diidentifikasi bahwa efektivitas pada umumnya dibicarakan dalam konteks aktivitas manajemen dan kelompok atau organisasi. Efektivitas selalu mengacu kepada tujuan organisasi dan sekaligus kepada kelangsungan hidup organisasi. Oleh karena itu efektivitas harus diukur dengan produk dari suatu organisasi yang mencakup jumlah dan mutunya (seberapa banyak dan seberapa baik), diukur dengan aspek kemanusiaan baik yang menjadi unsur penggerak maupun unsur konstituen dari organisasi. Efektivitas juga diukur dengan bagaimana 4

Stephen Robbins. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Prenhallindo, 2001.h.55 2

anggota suatu organisasi dikembangkan kemampuannya (kecerdasan dan keterampilan) dalam melakukan tugas-tugas organisasi. Untuk itu efektivitas tidak boleh lepas dari: faktor tujuan, faktor manusia, faktor nilai-nilai dan faktor sistem organisasi itu sendiri yang dihubungkan dengan kondisi waktu, target, jumlah, dan kualitas. Dengan demikian efektivitas ternyata bersifat multidimensional, sehingg strategi yang dipilih untuk meningkatkan efektivitas tergantung pada kekhususan atau spesifikasi faktor dari permasalahan yang hendak dipecahkan. Yang perlu digaris bawahi bahwa sesuatu yang efektif belum tentu efisien, demikian sebaliknya sesuatu yang efisien belum tentu efektif, namun perlu ditegaskan kembali bahwa jika sesuatu kegiatan atau aktivitas telah terbukti ketidak efektifannya maka tidak perlu lagi mempersoalkan efisiensinya. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan efektifitas ekonomi? 2. Apa saja indikator komunikasi yang efektif? 3. Apa saja faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi? 4. Bagaimana fungsi Komunikasi yang efektif? 5. Apa saja langkah-langkah efekivitas komunikasi? 6. Apa saja hambatan efektivitas komunikasi? 7. Apa saja contoh komunikasi yang efektif dan tidak efektif?

A. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui devinisi dari efekivitas komunikasi 2. Untuk mengetahui beberpa indikator komunikasi yang efektif 3. Untuk mengtahui apa saja faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi 4. Untuk memahami fungsi Komunikasi yang efektif 5. Untuk mengetahui langkah-langkah efekivitas komunikasi 6. Untuk mengetahui apa saja hambatan efektivitas komunikasi 7. Untuk mengetahui Apa saja contoh komunikasi yang efektif dan tidak efektif

BAB II PEMBAHASAN

3

A. Pengertian Efektivitas Komunikasi Efektivitas

merupakan

suatu

keadaan

yang

menunjukkan

tingkat

keberhasilan atau kegagalan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan. Sedangkan komunikasi adalah sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan akibat tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Efektivitas Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan yang mampu mencapai tujuan dari isi pesan tersebut dan memberikan umpan balik (feed back) atau reaksi sehingga pesan pun berhasil tersampaikan dan menimbulkan sebuah komunikasi yang efektif. Menurut Jalaluddin Rahmat, efek dapat terjadi pada tataran yaitu: 1. Efek Kognitif, yaitu terjadi jika ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan dipersepsi oleh khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, kepercayaan, atau informasi. 2. Efek Afektif, yaitu timbul jika ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak, yang meliputi segala yang berkaitan dengan emosi, sikap, serta nilai. 3. Efek Behavioral, yaitu merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan tindakan berperilaku.5 Efektivitas tidak boleh lepas dari: faktor tujuan, faktor manusia, faktor nilai-nilai dan faktor sistem organisasi itu sendiri yang dihubungkan dengan kondisi waktu, target, jumlah, dan kualitas. Dengan demikian efektivitas ternyata bersifat multidimensional, sehingg strategi yang dipilih untuk meningkatkan efektivitas tergantung pada kekhususan atau spesifikasi faktor dari permasalahan yang hendak dipecahkan. Yang perlu digaris bawahi bahwa sesuatu yang efektif belum tentu efisien, demikian sebaliknya sesuatu yang efisien belum tentu efektif, namun perlu ditegaskan kembali bahwa jika sesuatu kegiatan atau aktivitas telah terbukti ketidak efektifannya maka tidak perlu lagi mempersoalkan efisiensinya. Robbins mengemukakan bahwa untuk mengukur efektivitas dapat digunakan empat model pendekatan yaitu: (a) pendekatan pencapaian tujuan (Goal attainmet), (2) pendekatan sistem yang menekankan stabilitas, (3) pendekatan konstituensi strategis yang menekankan terpenuhinya tuntutan stakeholder dan (4) pendekatan nilai-nilai bersaing yang mempertemukan tiga kriteria yaitu human relation model, open system model dan rational goad model. 5

Wahyu Ilaihi, M.A., Komunikasi Dakwah, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, Cet. 1, hal. 21

4

B. Indikator Keefektivan Komunikasi Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara pemberi pesan dan penerima pesan. Pengukuran efektifitas dari suatu proses komunikasi dapat dilihat dari tercapainya tujuan si pengirim pesan. Efektivitas komunikasi antarpribadi memiliki lima kriteria atau indikator, yaitu keterbukaan (openess), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality). Jelasnya sebagai berikut: a) Keterbukaan (openess) Untuk menunjukkan kualitas keterbukaan dari komunikasi interpersonal ini paling sedikit ada tiga aspek. Pertama yaitu aspek keinginan untuk terbuka bagi setiap orang yang berinteraksi dengan orang lain. Aspek kedua adalah keinginan untuk menanggapi secara jujur semua stimuli yang datang. Aspek ketiga menyangkut kepemilikan perasaan dan pemikiran6, maksudnya ialah mengakui bahwa perasaan dan pemikiran yang dilontarkan adalah memang milik sang penyampai pesan, dan bertanggung jawab atas hal tersebut. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab tersebut ialah dengan pesan menggunakan kata ‘saya’ (kata ganti orang pertama tunggal). b) Empati (Empathy) Menurut De Vito, empati adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan apa yang dialami orang lain pada moment-moment tertentu. Untuk dapat menimbulkan empati pada diri seseorang adalah dengan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Disisi lain, simpati adalah ikut merasakan perasaan sebagaiamana bersedih, namun empati adalah merasakan yang sama, berada disituasi yang sama, dan merasakan dengan cara yang sama. Orang yang bisa berempatik mampu memahami perasaan orang lain, mampu memberi motivasi dan semangat. Dalam komunikasi antar pribadi, empati diperlukan agar dua pribadi bisa saling memahami satu sama lain. c) Sikap mendukung (supportiveness) Komunikasi antar pribadi maupun hubungan dapat terlaksana dengan baik apabila dalam suasana yang mendukung, hubungan dimana didapati sikap mendukung didalamnya. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat dilakukan jika dalam suasana yang tidak mendukung. Dukungan adakalanya terucap dan adakalanya tidak terucap. Dukungan yang tidak terucapa tidaklah mempunyai nilai yang negatif, melainkan merupakan aspek positif dari komunikasi. d) Sikap positif (positiveness)

6

Abdulloh Sattar, Samsul Arifin, Komunikasi Antar Pribadi (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2014), 79.

5

Dalam komunikasi interpersonal, kualitas positif ini paling sedikit terdapat tiga aspek perbedaan atau unsur. Pertama, komunikasi interpersonal akan berhasil jika terdapat perhatian yang positif terhadap diri seseorang. Kedua, komunikasi interpersonal akan terpelihara baik jika perasaan positif terdapat orang lain dikomunikasikan. Ketiga, suatu perasaan positif dalam situasi komunikasi umum amat bermanfaat untuk mengefektifkan kerja sama. e) Kesetaraan (equality) Kesetaraan merupakan karakteristik yang istimewa, karena kenyataannya manusia tidn ak ada yang sama. Komunikasi interpersonal akan efektif jika orang-orang yang berkomunikasi itu terdapat kesamaan. Antara pihak satu dengan yang lain berbeda, manusia satu lebih kaya, satunya tidak. Satunya lebih pandai, atau yang lainnya. Maka itu perlu ada pengakuan dari kedua pihak bahwa mereka setara, bahwa mereka sama-sama bernilai dan berharga. C. Faktor Keefektivan Komunikasi 1. Citra Diri Manusia belajar menciptakan citra diri melalui hubungannya dengan orang lain, terutama manusia lain yang penting bagi dirinya. Melalui kata-kata maupun komunikasi tanpa kata dari orang lain ia mengetahui apakah diriny dicintai, atau dibenci, dihormati atau diremehkan, dihargai atau direndahkan. 2. citra pihak lain Pihak lain yakni orang yang diajak berkomunikasi, mempnyai gambaran khas bagi dirinya. Sebagai contoh kita akan menyesuaikan gaya bicara saat sedang berkomunikasi dengan teman atau dengan orang yang lebih dewasa. 3. lingkungan fisik Faktor ini juga sangat berpengaruh pada efektivitas komunikasi. Seorang anak bisa berteriak saat berada dirumah sendiri sementara ia akan banyak berbisik di tempat ibadah. Tingkah laku manusia akan berbeda dari satu tempat ke tempat yang lain menyesuaikan dengan lingkungan fisiknya. 4. lingkungan sosial Maksudnya keberadaan manusia-manusia lain pada saat kita berkomunikasi, entah ditunjukkan kepada mereka atau sebagian dari mereka. Sebqgai contoh kita akan lebih menjaga sikap dirumah ketika ada tamu di bandingkan saat hanya bersama keluarga. 5. kondisi Orang tidak selamanya berada pada kondisi puncak. Secara fisik orang kadangkadang merasa lemas atau secara emosi sedang dalam keadaan tidak bak. Hal tersebut akan mempengaruhi efektifitas komunikasi 6. bahasa badan Komunikasi tidak hanya dikirim atau terkirim melalui medium kata-kata yang diucapkan. Badan kita ini jugn merupakan medium unuk berkomunikasi, kadang sangat efektif kadang pula samar.7 D. Fungsi Efektivitas Komunikasi

7

Lunandi, Komunikasi mengena: meningkatkan efektivits komunikasi antar pribadi (yogyakarta: penerbit knsius, 1987) hal. 21-29

6

Komunikasi antarpribadi dianggap efektif jika orang lain memahami pesan anda dengan benar dan memberikan respon sesuai dengan yang anda inginkan. Fungsi utama komunikasi ialah mengendalikan lingkungan guna memperoleh imbalan-imbalan tertentu berupa fisik, ekonomi dan sosial. Komunikasi antarpribadi yang efektif berfungsi membantu anda untuk : 1. Membentuk dan menjaga hubungan baik antar individu. Menyampaikan pengetahuan. 2. Mengubah sikap dan perilaku. 3. Pemecahan masalah hubungan antar pribadi 4. Citra diri menjadi lebih baik. Komunikasi antarpribadi yang efektif akan membantu anda mengantarkan kepada tercapainya tujuan tertentu. Jika komunikasi amarpribadi tidak berhasil akibatnya bisa apa saja, dari sekedar membuang waktu. sampai akibat buruk yang tragis atau berbahaya. E. Langkah-Langkah Komunikasi yang Efektif Ada baiknya jika penulis membahas tentang efektivitas komunikasi antarpribadi, berjalan efektif perlulah kita memahami tentang reach, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena pada dasarnya komunikasi itu adalah bagaimana upaya kita untuk meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon dari orang lain. Untuk itu berikut langkah-langkah komunikasiyang efektif : 1. Respect Langkah pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah untuk menghargai setiap individu yang akan menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat kepada orang lain merupakan langakah pertama jika kita ingin berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah, pada dasarnya manusia itu ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita dapat membangun komunikasi dengan baik, dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerja sama yang menhasilkan sinergi yang akan meningkatkan kinerja kita sebagai individu akan menjadi lebih baik. Bahkan menurut Dale Carnegie dalam bukunya How to win friends and influence people, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penhargaan yang jujur dan tulus. 2. Empathy 7

Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang sedang dihadapi orang lain. Salah satu persyaratan utama dalam memiliki sikap empati adalah untuk mendengarkan dan mengerti terlebih dahulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Sikap ini perlu kita tekankan dalam hubungannya dengan komunikasi antarpribadi, karena kita sebgai penyalur dan penerima pesan yang akan disampaikan akan lebih mempermudah proses komunikasi. Jadi, sebelum kita menyampaikan pesan kita, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga pesan yang ingin kita sampaikan akan diterima oleh penerima tanpa adanya hambatan psikologis atau penolakan dari penerima. 3. Audible Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik, maka audible berarti pesan yang ingin kita sampaikan itu harus dapat diterima oleh penerima pesan. Langkah ini pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima. Langkah ini mengacu kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu visual audio yang akan membantu kita agar pesan kita dapat diterima oleh penerima. Dala komunikasi personal berarti pesan yang disampaikan dengan cara atau sikap yang dapa diterima oleh penerima pesan. 4. Clarity Selain dari pesan harus dimengerti dengan baik, maka langkah yang keempat adalah kejelasan psan yang ingin disampaikan agar tidak terjadi multi interprestasi atau berbagai penafsiran yang tidak berkaitan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan atau transparan. Dalam komunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang perlu ditutupi atau disembunyikan) sehingga dapat meningkatkan rasa percaya dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena jika ada sedikit saja sesuatu yang kita sembunyikan itu akan menimbulkan sikap saling curiga dan pada akhirnya akan membuat semangat kelompok menjadi menurun. 5. Humble Langkah kelima dalam membangun komunikasi yang efektif sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan langkah pertama untuk membangun rasa mengahargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati, sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombung dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah

8

lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar. Jika komunikasi yang kita gunaka didasari dari lima langkah pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi komunikator yang handal dan akhirnya kita dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaas (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang salaing menguntungkan dan saling menguatkan. F. Hambatan Efektivitas Komunikasi 1. kepentingan diri sendiri Setiap orang memikirkan kepentingannya. Tetapi kalau ini diutamakan secara menonjol, maka komunikasi bolak-balik akan berputar secara itu terus. 2. emosi Kalau yang satu ini tidak dikendalikan oleh pikiran sehat, komunikasi bisa meleset jauh tanpa sengaja. Sebab hati yang mendidih tergodok emosi akan susah mendorong orang mengatakan sesuatu atau berbuat sesuatu. 3. permusuhan Sikap bermusuhan tau memusuhi biasanya sukar ditekan. Kalau sudah memusuhi seseorang, kita sibuk mencari kesalahannya dan membutakan diri dari kebaikannya. 4. stereotip Merupakan konsepsi mengenai sikap suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat 5. pengalaman masa lalu Seorang yang masa lalunya terkenal tidak baik maka selamanya akan dikenang tidak baik. misalnya suka berbohong. Komuikasi tidak akan berjalan dengan baik jika terdapat prasangka buruk terhadap orang yang kita komunikasikan. 6. Pikiran melayang Pikiran melayang memikirkan sesuatu, merisaukan sesuatu yang tidak bersangkutan dengan pokok pembicaran membuat sukar berkonsentrasi lama pada komunikasi yang sedang berlangsung.8 . 8

Lunandi, Komunikasi mengena: meningkatkan efektivits komunikasi antar pribadi (yogyakarta: penerbit knsius, 1987) hal. 48-50

9

G. Contoh Komunikasi yang Efektif dan Tidak Efektif 1. Komunikasi yang tidak efektif a. Penggunaan Kalimat Bertele-tele Penggunaan kalimat yang terlalu bertele-tele adalah contoh komunikasi yang kurang efektif. Seseorang bisa segera menyingkat kalimat yang ingin disampaikan dengan maksud yang jelas. Harapannya adalah proses komunikasi bisa berlangsung dengan cepat dan tidak banyak membuang waktu, tetapi informasi bisa tetap dikirimkan. b. Makna Ambigu Makna ambigu bisa terjadi ketika ada penggunaan kata-kata yang mungkin tidak menggunakan jeda yang tepat. Perubahan makna dari sebuah struktur kalimat bisa menyebabkan esensi dari informasi yang dimaksud tersebut kemudian hilang dan lebih ambigu lagi. c. Penggunaan Kata yang Tidak Jelas Kata yang tidak jelas merupakan salah satu indikator dari proses komunikasi yang tidak efektif. Sebagai contoh, seseorang mungkin berusaha menciptakan singkatan-singkatan tertentu yang kurang lazim. Pada akhirnya, penerima pesan harus menanyakan ulang apa yang disampaikan oleh pengirim pesan. d. Istilah yang Terlalu Ilmiah Konteks dalam komunikasi perlu diperhatikan jika tidak ingin informasi yang disampaikan tidak bermakna sama sekali. Jika kita berkomunikasi dalam konteks sosial sehari-hari, maka ada baiknya menghindari menggunakan istilah yang terlalu ilmiah tanpa disertai dengan penjelasan yang cukup. e. Mencampur Bahasa Mencampur bahasa mungkin disadari atau tidak kita sering lakukan. Sebagai contoh, seseorang mungkin akan memadukan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia supaya terdengar lebih keren. Padahal bisa saja makna dari komunikasi tersebut tidak diterima dengan baik. Ini merupakan contoh komunikasi tidak efektif yang sering kita jumpai. f. Penggunaan Terlalu Banyak Kata 10

Hampir mirip dengan penggunaan kalimat yang bertele-tele, terlalu banyak kata-kata juga akan memicu terjadinya pergeseran makna dari komunikasi yang sedang dilakukan. Ada baiknya seseorang lebih melatih untuk menggunakan kata yang secukupnya dan merepresentasikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang lain. g. Hambatan Semantik Hambatan semantik merupakan hambatan yang ada hubungannya dengan bahasa. Akan menjadi lucu jika orang yang terlibat dalam proses komunikasi tidak melihat latar belakang masing-masing. Perbedaan bahasa bisa membuat masalah tersendiri seperti berkurangnya efektivitas komunikasi yang berlangsung. h. Ketidaksesuaian Makna Penggunaan istilah yang tidak tepat bisa mengakibatkan kegagalan makna dari informasi yang ingin disampaikan. Oleh karenanya, kita tidak perlu mengganti istilah tertentu jika dirasa tidak perlu. Asalkan isi pesan tetap sama dan bisa diterima dengan baik, maka komunikasi tersebut bisa dikatakan tetap efektif. 2. Komunikasi yang efektif a. Tidak Keluar Konteks Komunikasi organisasi harus memiliki tujuan yang jelas sehingga membuat proses tersebut tidak keluar konteks. Distraksi yang mungkin saja terjadi adalah ketika proses komunikasi tersebut dipengaruhi oleh hal-hal lain yang bisa menyebabkan informasi tidak disampaikan dengan tepat. Contohnya yaitu, ketika akan mengkoordinasikan mengenai jalannya rapat, hindari

untuk

menyelingi

dengan

candaan-candaan

yang

kurang

penting. Tujuan penerapan komunikasi dalam organisasi perlu ditentukan sehingga proses yang ada akan berjalan sesuai konteks. b. Penggunaan Kalimat yang Sederhana Penggunaan komunikasi

kalimat

yang

yang

dilakukan

sederhana hendaknya

memiliki tidak

makna

terlalu

bahwa

bertele-tele.

Contohnya, kita bisa menyebutkan poin inti dari informasi yang ingin kita sampaikan tanpa harus membuat pengantar yang terlalu panjang. Kita bisa mendalami ini dengan mengetahui konsep komunikasi dalam organisasi. c. Melihat Latar Belakang Komunikan

11

Latar belakang komunikan juga perlu diketahui ini dalam rangka untuk mempermudah proses komunikasi yang akan kita lakukan. Perhatikan bahasa apa yang komunikan gunakan, termasuk adakah hal-hal tertentu yang perlu diperhatikan selama berkomunikasi dengannya. d. Memperhatikan Bahasa Tubuh Bahasa tubuh juga perlu kita perhatikan. Isyarat-isyarat non verbal seperti misalnya pandangan yang kurang antusias, tangan yang menutup, ini akan mempengaruhi juga proses komunikasi organisasi yang akan dilakukan. e. Kontrak Waktu yang Jelas Penetapan kontrak waktu yang jelas adalah contoh komunikasi efektif dalam organisasi. Kita bisa mengatakan bahwa “saya membutuhkan 10 menit untuk berdiskusi dengan Anda” sehingga komunikasi kita bisa lebih memiliki

target.

Kontrak waktu menjadi

salah satu faktor yang

mempengaruhi efektivitas komunikasi organisasi. f. Penggunaan Strategi Komunikasi Strategi komunikasi organisasi yang tepat juga diperlukan dalam koordinasi. Perhatikan jenis komunikasi yang akan digunakan, apakah komunikasi vertikal, horizontal atau keluar dan lain sebagainya. g. Pemanfaatan Media Komunikasi Media komunikasi bisa dimanfaatkan untuk membuat penyampaian informasi bisa dilakukan dengan tepat. Seperti misalnya, kita bisa memanfaatkan penggunaan video conference call ketika ada informasi penting yang sifatnya segera untuk disampaikan akan tetapi terhalang oleh jarak. h. Evaluasi Komunikasi Setelah proses komunikasi dilakukan, jangan lupa lakukan evaluasi dengan membuat validasi informasi yang sudah dikirimkan apakah sama atau ada perbedaan tertentu. Hal ini penting supaya ketika ada kesalahan informasi, bisa segera dilakukan klarifikasi.

12

BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Efektivitas Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan yang mampu mencapai tujuan dari isi pesan tersebut dan memberikan umpan balik (feed back) atau reaksi sehingga pesan pun berhasil tersampaikan dan menimbulkan sebuah komunikasi yang efektif. Demi terwujudnya komunikasi yang efektif ada baiknya kita mengetahui serta mempelajari beberapa indikator, faktor, fungsi, langlah-langah, hambatan serata contoh-contok komunikasi yang efektif dan yang tidak efektif. Sehingga komuikasi yang kita lakukan bisa sesuai tujuan dan keinginan kita. 2. Saran Sebagai makhluk sosial, manusia masih sangat memerlukan bantuan orang lain dalam hidupnya. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara berkomunikasi baik itu berkomunikasi secara verbal ataupun non-verbal. Supaya meujudkan komunikasi yang efektif, hendaknya kita menerapkan beberapa poin yang dapat meningkatkan keefektifan komunikasi yang telah penulis sebutkan sebelumnya. agar tidak lagi terjdi miss-communication yang dapat merusak kehidupan manusia.

13

DAFTAR PUSTAKA Abdulloh Sattar, Samsul Arifin, Komunikasi Antar Pribadi, Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2014 Lunandi, Komunikasi mengena: meningkatkan efektivits komunikasi antar pribadi, yogyakarta: penerbit knsius, 1987 Prokopenko, Joseph. Productivity Management : A Practical Handbook, geneva : ILO. 1987 Richard M. Steers. Gerald R. Ungson and Richard T. Mowday, Managing Effective Organizations: An Introduction, Boston. Massachusetts: Kent Publishing Company, 1993 Siagian, sondang P. Filsafat Adminstrasi . Jakarta: Rineka Cipta, 1997 Stephen Robbins. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Prenhallindo, 2001 Wahyu Ilaihi, M.A., Komunikasi Dakwah, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010,

14

Related Documents


More Documents from "Mohamad Shuhmy Shuib"

Opini
August 2019 52
Haditss Taufiq
August 2019 40
Makalah Ilmu Dakwah
August 2019 44
Efektivitas Komunikasi
August 2019 42
Makalah Bahasa Indonesia
August 2019 60
Ranti.docx
April 2020 46