Makalah Ham Tugas Individu By Rizki Herdiawan.docx

  • Uploaded by: Rizki Herdiawan
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Ham Tugas Individu By Rizki Herdiawan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,550
  • Pages: 25
TUGAS MATA KULIAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PANCASILA

TRAGEDI HOLOCAUST ( GENOSIDA ) OLEH ADOLF HITLER Dosen Dr.Marsono, M.Si

Oleh :

Nama : Rizki Herdiawan NIM : 170505011184

Program S-1 MTU / A

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPORTASI TRISAKTI

2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas semua limpahan rahmat, inayah, taufik serta hidayahnya sehingga saya bisa menyelesaikan penyusunan makalah ini didalam wujud ataupun berisi yang amat sederhana. Semoga makalah ini tentang “TRAGEDI HOLOCAUST ( GENOSIDA ) OLEH ADOLF HITLER “. Semoga makalah ini bisa dipergunakan sebagai diantara acuan, panduan ataupun dasar untuk pembaca didalam peningkatan pengetahuan.

Harapan saya semoga makalah ini menolong menambah pengetahuan serta pengalaman untuk beberapa pembaca maupun pendengar, hingga saya bisa melakukan perbaikan wujud ataupun isi makalah ini hingga nantinya bisa bertambah baik.

Makalah ini kami akui ada banyak kekurangan dikarenakan pengalaman yang kami punyai sangatlah kurang. Oleh kerena itu, kami ingin pada beberapa pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang berbentuk membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 1 Desember 2017

Rizki Herdiawan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1 B. Permasalahan ........................................................................................................... 1 C. Tujuan Penulisan....................................................................................................... 2 D. Ruang Lingkup dan Tata Urut .................................................................................. 2 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Hak Asasi Manusia ................................................................................ 3 B. Pelanggaran Hak Asasi Manusia .............................................................................. 5 BAB III PEMBAHASAN A. Kronologis Kejadian .................................................................................................. 7 B. Penanganan Hukum................................................................................................ 13 C. Analisis .................................................................................................................... 17 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................................. 20 B. Saran ...................................................................................................................... 21 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 22

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Holocaust adalah genosida (pembantaian massal) terhadap sekitar enam juta penganut Yahudi Eropa selama Perang Dunia II, suatu program pembunuhan sistematis yang didukung oleh negara Jerman dibawah kekuasaan Nazi, yang dipimpin oleh Adolf Hitler, dan berlangsung di wilayah yang dikuasai oleh Nazi. Dari sembilan juta Yahudi yang tinggal di Eropa sebelum Holocaust, sekitar dua pertiganya tewas. Secara khusus, lebih dari satu juta anak Yahudi, serta kira-kira dua juta wanita Yahudi dan tiga juta pria Yahudi tewas dalam Holocaust. Definisi Holocaust harus meliputi pula genosida Nazi terhadap jutaan orang dalamkelompok lain selain Yahudi, diantaranya orang Rom, komunis, tawanan perang Uni Soviet, warga Polandia dan Soviet, homoseksual, orang cacat, saksi Yehuwa, musuh politik dan keagamaan lainnya yang menjadi korban terlepas apakah mereka berasal dari etnis Jerman atau bukan. Ini adalah definisi paling umum digunakan sejak akhir Perang Dunia II hingga tahun 1960-an. Jika menggunakan definisi ini, maka jumlah keseluruhan korban Holocaust adalah 11-17 juta jiwa. Tragedi ini adalah hal yang sangat tidak manusiawi dan juga melanggar Hak Asasi Manusia yang sudah di sepakati oleh PBB dan perlu di tangani lebih lanjut oleh pengadilan internasional.

B. Permasalahan Permasalahan yang dibahas dalam paper ini adalah : 1. Bagaimana Dampak dari tragedi holocaust tersebut ? 2. Bagaimana dampak yang terjadi setelah tragedi tersebut ? 3. Siapa saja pihak yang terlibat dalam tragedi holocaust ? 4. Bagaimana berakhirnya tragedi holocaust ?

C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui lebih lanjut tragedi holocaust. 2. Mengetahui cara penyelesaian tragedi holocaust. 3. Dampak yang diterima dari tragedi holocaust. 4. Mengetahui alasan mengapa Adolf Hitler membunuh Yahudi.

D. Ruang Lingkup dan Tata Urut Paper ini membahas tentang tragedi holocaust yang meliputi penyebab terjadinya tragedi , kronologis kejadian, dan penyelesaian secara hukum yang disusun dengan tata urut sebagai berikut : 1. Bab I Pendahuluan. 2. Bab II Landasan Teori. 3. Bab III Pembahasan. 4. Bab IV Penutup.

BAB II LANDASAN TEORI

A.

Pengertian Hak Asasi Manusia Hak asasi manusia (HAM) secara tegas di atur dalam Undang Undang No.

39 tahun 1999 pasal 2 tentang asas-asas dasar yang menyatakan “Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.” Menurut John Locke HAM merupakan suatu hak yang diberikan langsung oleh Tuhan yang bersifat kodrati. Artinya adalah hak yang dimiliki oleh setiap manusia menurut kodratnya dan tidak dapat dipisahkan hakikatnya, sehingga sifatnya adalah suci. Sementara menurut Miriam Budiarjo, Hak asasi manusia adalah hak yang harus dimiliki pada setiap orang yang dibawa sjak lahir ke dunia dan menurut Miriam Budiarjo hak tersebut memiliki sifat yang universal, hal ini karena dimiliki tanpa adanya perbedaan ras suku, budaya, agama, kelamin, dan sebagainya. Selain itu menurut Peter R. Baehr, Hak asasi manusia adalah hak dasar yang bersifat mutlak dan harus dimiliki oleh setiap insan di dunia guna perkembangan dirinya. Secara umum, pengertian hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dimiliki setiap pribadi manusia sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir. Ini berarti bahwa sebagai anugerah dari Tuhan kepada makhluknya, hak asasi tidak dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri. Hak asasi tidak dapat dicabut oleh suatu kekuasaan atau oleh sebab-sebab lainnya, karena jika hal itu terjadi maka manusia kehilangan martabat yang sebenarnya menjadi inti

nilai kemanusiaan.Hak asasi mencangkup hak hidup, hak kemerdekaan atau kebebasan dan hak memiliki sesuatu.

1. Macam macam HAM yang ditinjau dari berbagai bidang : a. Hak asasi pribadi (Personal Rights) Contoh : hak kemerdekaan, hak menyatakan pendapat, hak memeluk agama. b. Hak asasi politik (Political Rights) yaitu hak untuk diakui sebagai warga negara Misalnya : memilih dan dipilih, hak berserikat dan hak berkumpul. c. Hak asasi ekonomi (Property Rights) Misalnya : hak memiliki sesuatu, hak mengarahkan perjanjian, hak bekerja dan mendapatkan hidup yang layak. d. Hak asasi sosial dan kebuadayaan (Sosial & Cultural Rights). Misalnya : mendapatkan pendidikan, hak mendapatkan santunan, hak pensiun, hak mengembangkan kebudayaan dan hak berkspresi. e. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan Pemerintah (Rights Of Legal Equality) f. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum.

2. Ciri pokok hakikat HAM meliputi : a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM merupakan bagian dari manusia secara otomatis b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik , atau asal usul social dan bangsanya c. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk melanggar dan membatasi orang lain

3. Tujuan Hak Asasi Manusia,yaitu sebagai berikut: a. HAM adalah alat untuk melindungi orang dari kekerasan dan kesewenang wenangan. b. HAM mengembangkan rasa saling menghargai antar manusia c. HAM mendorong tindakan yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab untuk menjamin bahwa hak-hak orang lain tidak dilanggar

B.

Pelanggaran Hak Asasi Manusia Menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan

pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku. Menurut UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orng termasuk aparat negara baik disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku. Dengan demikian pelanggaran HAM merupakan tindakan pelanggaran kemanusiaan baik dilakukan oleh individu maupun oleh institusi negara atau institusi lainnya terhadap hak asasi individu lain tanpa ada dasar atau alasan yuridis dan alasan rasional yang menjadi pijakanya.

1. MACAM PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

a. Pembunuhan masal (genosida) Genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, etnis, dan agama dengan cara melakukan tindakan kekerasan (UUD No.26/2000 Tentang Pengadilan HAM).

b. Kejahatan Kemanusiaan Kejahatan kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan berupa serangan yang ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil seperti pengusiran penduduk secara paksa, pembunuhan,penyiksaan, perbudakkan dll. (1). Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi : (a).

Pemukulan

(b).

Penganiayaan

(c).

Pencemaran nama baik

(d).

Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya

(e).

Menghilangkan nyawa orang lain

BAB III PEMBAHASAN A.

Kronologis Kejadian 1. Awal Mula Kejadian Adolf Hitler lahir tahun 1889 di Braunau, Austria. Di masa Perang Dunia

ke-I, dia masuk Angkatan Bersenjata Jerman, terluka dan peroleh dua medali untuk keberaniannya. Pada bulan Januari 1933, setelah perjuangan sepuluh tahun politik yang pahit, Adolf Hitler berkuasa di Jerman. Selama naik ke kekuasaan, Hitler telah berulang kali menyalahkan orang Yahudi atas kekalahan Jerman di Perang Dunia I dan kesulitan ekonomi berikutnya. Hitler juga mengajukan teori menyatakan bahwa ras Jerman berkulit putih, rambut pirang dan mata biru adalah bentuk tertinggi dari umat manusia, atau master. Orang-orang Yahudi, menurut Hitler, adalah berlawanan ras, dan secara aktif terlibat dalam konspirasi internasional untuk menjaga ini ras unggul dari asumsi posisi yang selayaknya sebagai penguasa dunia. Selama masa kuasa, Hitler terlibat dalam tindakan pembunuhan massal yang tak ada tolok tandingannya dalam sejarah. Dia seorang rasialis yang fanatik, spesial terhadap orang Yahudi yang dilakukannya dengan penuh benci meletupletup. Secara terbuka dia mengumumkan bunuh tiap orang Yahudi di dunia. Holocaust merupakan persekusi dan pembantaian sekitar enam juta orang Yahudi yang dilakukan secara sistematis, birokratis dan disponsori oleh rezim Nazi beserta para kolaboratornya. "Holocaust" berasal dari bahasa Yunani yang artinya "berkorban dengan api." Nazi, yang mulai berkuasa di Jerman pada bulan Januari 1933, meyakini bahwa bangsa Jerman adalah “ras unggul”

sedangkan kaum Yahudi dianggap “inferior,” yaitu ancaman luar terhadap apa yang disebut dengan masyarakat rasial Jerman. Selama

masa

Holocaust

berlangsung,

pemerintah

Jerman

juga

menjadikan kelompok-kelompok lain sebagai target karena mereka dianggap memiliki “ras inferior” yakni Orang Roma (Gipsi), penyandang cacat, dan sebagian bangsa Slavia (Polandia, Rusia, dan yang lainnya). Kelompok lainnya dipersekusi karena alasan politis, ideologis, dan perilaku, di antaranya kaum Komunis, Sosialis, Kesaksian Yehova, serta kaum homoseksual. Pada tahun 1933, populasi Yahudi di Eropa berjumlah lebih dari sembilan juta orang. Kebanyakan kaum Yahudi Eropa tinggal di negara-negara yang akan diduduki atau dipengaruhi oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia II. Hingga tahun 1945, Jerman dan para kolaboratornya telah membantai hampir dua dari setiap tiga orang Yahudi Eropa sebagai bagian dari kebijakan Nazi "Solusi Akhir," untuk membantai kaum Yahudi Eropa. Meskipun kaum Yahudi, yang oleh Nazi dianggap paling membahayakan Jerman, adalah target utama rasisme Nazi, korban lainnya juga termasuk sejumlah 200.000 orang Roma (Gipsi). Sedikitnya 200.000 pasien sakit mental dan cacat fisik, terutama orang-orang Jerman yang tinggal dalam yayasan penampungan, dibantai dalam apa yang dinamakan Program Eutanasia. Seiring meluasnya tirani Nazi ke seluruh Eropa, Jerman dan para kolaboratornya memersekusi dan membantai jutaan orang lainnya. Antara dua hingga tiga juta tawanan perang Soviet dibantai atau mati karena kelaparan, penyakit,

pengabaian,

cendekiawan

Polandia

atau

penganiayaan.

non-Yahudi

sebagai

Jerman

menjadikan

target

pembantaian,

kaum dan

mendeportasi jutaan warga sipil Polandia dan Soviet untuk kerja paksa di Jerman atau di wilayah Polandia yang diduduki, di mana mereka bekerja dan kebanyakan tewas karena kondisi yang menyedihkan. Di tahun-tahun awal rezim Nazi berkuasa, pemerintah Jerman memersekusi kaum homoseksual dan mereka yang

perilakunya menyimpang dari norma sosial yang sudah ditetapkan. Ribuan lawan politik (seperti kaum Komunis, Sosialis dan anggota serikat buruh), serta para disiden religi (seperti Kesaksian Yehova) menjadi target polisi Jerman. Banyak dari mereka yang mati akibat penahanan dan penganiayaan. Pada tahun-tahun awal rezim Nazi berkuasa, pemerintah Sosialis Nasional membangun kamp konsentrasi untuk menahan para lawan politik maupun ideologis yang sesungguhnya ataupun yang dicurigai. Pada tahun-tahun menjelang pecahnya perang, pejabat SS dan polisi semakin banyak menahan kaum Yahudi, orang Roma, serta korban kebencian etnis dan ras lainnya di dalam kamp ini. Untuk mengumpulkan dan mengawasi penduduk Yahudi serta agar nantinya lebih mudah mendeportasi kaum Yahudi, Jerman dan para kolaboratornya membuat banyak ghetto, kamp transit, dan kamp pekerja paksa untuk kaum Yahudi selama tahun-tahun perang. Pemerintah Jerman juga mendirikan banyak kamp kerja paksa, baik di tempat yang disebut Reich Jerman Raya maupun di wilayah yang diduduki Jerman, untuk pekerja paksa non-Yahudi yang akan mereka eksploitasi. Menyusul invasi ke Uni Soviet pada bulan Juni 1941, Einsatzgruppen (unit pembunuh keliling) dan, kemudian batalion militer dari petugas kepolisian, bergerak ke belakang garis tempur Jerman untuk melaksanakan operasi pembantaian massal terhadap kaum Yahudi, orang Roma, pejabat Partai Komunis dan pejabat negara Soviet. Unit polisi dan SS Jerman, didukung oleh Wehrmacht dan SS Waffen, membantai lebih dari satu juta orang Yahudi laki-laki, wanita, dan anak-anak, serta ratusan ribu orang lainnya. Antara tahun 1941 dan 1944, pemerintah Nazi Jerman mendeportasi jutaan orang Yahudi dari Jerman, dari wilayah pendudukan, dan dari banyak negara Poros sekutunya ke ghetto dan pusat pembantaian, sering disebut kamp pembantaian, di mana mereka dibantai dalam fasilitas gas beracun yang dibuat secara khusus, lalu mayat-mayat mereka dibakar hingga jadi abu dan dijadikan pupuk organik.

Pada bulan-bulan menjelang berakhirnya perang, para petugas SS memindahkan para tahanan dengan kereta api atau dipaksa berjalan kaki, sering kali disebut “evakuasi maut,” sebagai upaya untuk mencegah pihak Sekutu membebaskan tahanan dalam jumlah besar. Saat tentara Sekutu bergerak memasuki Eropa dalam sejumlah ofensif terhadap Jerman, mereka mulai menemukan dan membebaskan para tahanan kamp konsentrasi, serta para tahanan yang tengah berjalan kaki secara paksa dari satu kamp ke kamp lain. Perjalanan ini terus berlanjut hingga tanggal 7 Mei 1945, hari di mana angkatan bersenjata Jerman menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Bagi Sekutu yang bergerak di bagian barat, Perang Dunia II secara resmi berakhir di Eropa pada hari berikutnya, tanggal 8 Mei (V-E Day atau Hari Kemenangan di Eropa), sementara Soviet mengumumkan “Hari Kemenangan”nya pada tanggal 9 Mei 1945. Setelah Holocaust berakhir, banyak korban yang masih hidup berteduh dalam kamp orang terlantar yang dikelola oleh tentara Sekutu. Antara tahun 1948 dan 1951, hampir 700.000 orang Yahudi beremigrasi ke Israel, termasuk 136.000 orang Yahudi terlantar dari Eropa. Orang Yahudi terlantar lainnya beremigrasi ke Amerika Serikat dan negara lainnya. Kamp orang terlantar terakhir ditutup pada tahun 1957. Kejahatan yang dilakukan selama Holocaust menghancurkan sebagian besar komunitas Yahudi Eropa dan memusnahkan ratusan komunitas Yahudi dari seluruh wilayah Eropa timur yang diduduki. Yang paling rentan pada saat Holocaust adalah anak-anak. Nazi mendukung pembantaian anak-anak dari kelompok yang “tak diinginkan” atau “membahayakan” sesuai dengan pandangan ideologi mereka, baik sebagai bagian dari “perjuangan rasial” atau sebagai langkah preventif demi keamanan. Jerman dan para kolaboratornya membunuhi anak-anak baik karena alasan ideologis ini maupun sebagai pembalasan dendam atas pelaku, atau yang dituduh, serangan partisan. Sebanyak 1,5 juta anak-anak dibantai, termasuk lebih

dari satu juta anak anak kaum Yahudi dan puluhan ribu anak-anak Roma (Gipsi), anak-anak Jerman yang cacat fisik maupun mental dan yang tinggal di yayasan, anak-anak Polandia, serta anak-anak yang tinggal di wilayah pendudukan Uni Soviet. Kesempatan hidup lebih besar bagi orang Yahudi dan non-Yahudi yang masih remaja (berusia 13-18 tahun), karena mereka dapat dipekerjakan sebagai pekerja paksa. Kekejaman lainnya dari Holocaust adalah penggunaan subyek manusia dalam eksperimen medis. "Para dokter Jerman lebih bersifat "Nazi" dibandingkan dengan para profesional lain dalam hal keanggotaan partai," dan mereka melakukan berbagai eksperimen medis di kamp konsentrasi Auschwitz, Dachau, Buchenwald, Ravensbrück, Sachsenhausen, dan Natzweiler. Dokter Nazi yang paling terkenal adalah Dr. Josef Mengele, yang melakukan

eksperimennya

di

Auschwitz.

Eksperimennya

ini

termasuk

menempatkan subyek dalam ruang bertekanan, pengujian obat-obatan pada subyek, membekukan subyek, berusaha untuk mengubah warna mata dengan cara menyuntikkan bahan kimia ke dalam mata anak-anak dan berbagai eksperimen amputasi serta operasi brutal lainnya. Hasil akhir dari eksperimennya ini tidak pernah diketahui karena catatan eksperimennya yang dikirimkan pada Dr. Otmar von Verschuer di Kaiser Wilhelm Institute dihancurkan oleh von Verschuer. Sebagian besar subyek yang berhasil selamat dari eksperimen Mengele selalu berakhir dengan dibunuh, atau dibedah setelah eksperimen. Mengele biasanya sangat tertarik untuk bereksperimen dengan anakanak Romani. Dia akan membawakan mereka permen atau mainan, dan kemudian secara pribadi membawa mereka ke kamar gas. Mereka memanggil Mengele dengan sebutan "Onkel Mengele". Vera Alexander, salah seorang tahanan Yahudi di Auschwitz yang menyaksikan hasil eksperimen kembar Romani Mengele mengungkapkan:

Saya ingat sepasang anak kembar: Guido dan Ina, berusia sekitar empat tahunan. Suatu hari, Mengele membawa mereka pergi. Ketika mereka kembali, keadaan mereka

sangat

mengerikan:

mereka

berdua

dijahit

menyatu,

saling

membelakangi, seperti kembar siam. Luka-luka mereka terinfeksi dan bernanah. Mereka berteriak siang dan malam. Kemudian orang tua mereka, saya ingat nama sang ibu adalah Stella berhasil mendapatkan morfin, dan ia membunuh anak-anaknya untuk mengakhiri penderitaan mereka. 2. Alasan Hitler Membantai Kaum Yahudi Ada ucapan emas yang sampai saat ini tidakakan pernah dilupakan orang dari Hitler kaitan-nya dengan kebencian dan isu Holocaust selama ini. Ucapan tersebut adalah : Bisa saja saya memusnahkan semua Yahudi di dunia, tetapi saya sisakan sedikit saja yang hidup, agar kamu tahu alasan saya membunuh mereka. Hitler mengatakan dalam bukunya mein kampf untuk diulas atau dibuktikan ditahun-tahun yang akan datang. Kini, hamper 80 tahun setelah pristiwa tersebut, kita dapat menelaah apa alasan hitler membantai warga minoritasnya itu. Yahudi saat ini menjati kaum yang sangat kuat dan banyak. Mereka tersebar hamper diseluruh negara di dunia ini. Mereka pintar dan sangat berpengaruh sehingga berada di posisi-posisi penting pemegang kebijakan dunia. Terlepas dari fakta kaum yahudi tersebut, menurut beberapa pengamat setidaknya ada beberapa alasan Hilter membunuh orang-orang yahudi : a. Membunuh keristus. Ini adalah apa yang disebut penyalipan yesus. Yahudi dipersalahkan oleh injil karena kejadian ini. Menurut analis, tepat setelah kejadian, diseluruh eropa, penuntutan terhadap orang yahudi dimulai. Contoh ekstrim adalah penganiayaan yahudi, termasuk perang salib pertama 1096, pengusiran dari inggris pada 1290, inkuisis Spanyol,

pengusiran dari Spanyol pada 1492, dan pengusiran dari Portugal pada rahun 1497. Holocaust sendiri merupakan klimaks kebencian berabadabad ini, yang diciptakan oleh greja keristen. b.

Ras unggul arya. Menurut sejarawan, diyakini oleh Hitler bahwa jerman dianggap sebagai ras unggul, yaitu arya dibandingkan dengan ras lain, seperti yahudi, gipsi dan lainnya. Hitler menggunakan kepercayaan itu sebagai salah satu alasan penting terjadinya Holocaust.

c. Depresi besar dan kemerosotan ekonomi. Sejak tahun 1929, ekonomi jerman merosot tajam. Hamper setiap kota merasakan dampaknya sehingga 6 juta orang tidak mendapat pekerjaan. Kondisin ini justru menjadi sebaliknya bagi kaum yahudi. Selama dan setelah jerman merosot, orang – orang yahudi mengalami kemajuan financial besar sehingga membuat orang yahudi dicurigai Hitler telah melakukan propaganda negative. Hitler kemudian menuduh yahudi berada dibalik kemerosostan ini dan mengambil keuntungan-keuntungannya sendiri. B.

Penanganan Secara Hukum 1. Larangan Genosida (Pemusnahan suatu Golongan Bangsa dengan Sengaja) Pemusnahan bangsa dengan sengaja (genosida) dinyatakan sebagai kejahatan berdasarkan hukum internasional oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1946. Pada tahun 1948 hal ini dikuatkan dengan disetujuinya Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida. a. Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida, Pasal I,II,III

Pasal 1 Para Negara Peserta menguatkan bahwa genosida, apakah dilakukan pada waktu damai atau pada waktu perang, merupakan kejahatan menurut hukum internasional, di mana mereka berusaha untuk mencegah dan menghukumnya. Pasal 2 Dalam Konvensi ini, genosida berarti setiap dari perbuatan-perbuatan berikut, yang dilakukan dengan tujuan merusak begitu saja, dalam keseluruhan ataupun sebagian, suatu kelompok bangsa, etnis, rasial atau agama ini. (1) Membunuh para anggota kelompok; (2) Menyebabkan luka-luka pada tubuh atau mental para anggota kelompok (3) Dengan sengaja menimbulkan pada kelompok itu kondisi hidup yang menyebabkan kerusakan fisiknya dalam keseluruhan ataupun sebagian (4) Mengenakan upaya-upaya yang dimaksudkan untuk mencegah kelahiran di dalam kelompok itu (5) Dengan paksa mengalihkan anak-anak dari kelompok itu ke kelompok yang lain. Pasal 3 Perbuatan-perbuatan berikut ini dapat dihukum: (1) Genosida (2) Persekongkolan untuk melakukan genosida (3) Hasutan langsung dan di depan umum, untuk melakukan genosida

(4) Mencoba melakukan genosida (5) Keterlibatan dalam genosida b. Konvensi tentang Tidak Dapat Diterapkannya Pembatasan Undang-undang pada Kejahatan Perang dan Kejahatan melawan Kemanusian Pasal 1 Tidak ada pembatasan status dapat berlaku pada kejahatankejahatan berikut, dengan mengabaikan saat pelaksaan mereka : Kejahatan-kejahatan kemanusiaan apakah dilakukan dalam waktu perang atau dalam waktu damai seperti yang didefinisikan dalam Piagam tribunal Militer Internasinal, Musemberg, 8 Agustus 1945 dan dikuatkan dengan resolusi-resolusi Majelis Umum Perserikatan bangsa-Bangsa, 3 (I) 13 Februari 1946 dan 95 (I) 11 Desember 1946 pengusiran dengan serangan bersenjata, atau pendudukan dan perbuatan-perbuatan tidak manusiawi, yang diakibatkan dari kebijakan apartheid, dan kejahatan genosida, seperti yang diddefinisikan dalam Konvensi 1948 tentang Pencegahan dan Penghukuman terhadap Kejahatan Genosida, sekalipun

perbuatan-perbuatan

tersebut

tidak

merupakan

pelanggaran terhadap hukum domestik dari Negara tempatt kejahatan-kejahatan itu dilakukan. 2. Hak atas Kemerdekaan dan Keselamatan Seseorang Ketentuan-ketentuan

mengenai

hak

atas

kemerdekaan

keselamatan seseorang sedemikian jauh membahas prosedur untuk penangkapan dan penahanan. Hak atas kemerdekaan dan keselamatan seseorang memerlukan tidak hanya penangkapan dan penahanan secara

sewenang-wenang. Penangkapan dan penahanan hanya diperbolehkan atas alasan dan prosedur yang ditetapkan dalam undang-undang. Rincian alasan-alasan dan prosedur ini dimuat dalam Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik serta Konvensi Amerika dan konvensi Eropa. a. Instrumen-instrumen Universal Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik, pasal 6 dan 9 Yang Tidak Bisa Dilanggar Pasal 4 (2) Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik Pasal 6 Hak atas hidup – right to life menyangkut masalah aborsi dan euthanasia (hak non-derogable). Pasal 9 Hak atas kebebasan dan keamanan dirinya – right to liberty and security of person 3. Kebijakan Euthunasia Keputusan untuk membunuh yang sakit mental dan cacat fisik diambil oleh Hitler dalam rangka membersihkan geldak perang.. Banyak profesional kesehatan dan psikiater mengakomodasikan dirinya untuk kebijakan yang beberapa tahun kemudian menjadi komponen dari 'Solusi Akhir dari Pertanyaan Yahudi. Sistem ini dinamakan ‘euthunasia’. Mereka dibunuh karena dianggap tidak lagi produktif. Ada dua poin tentang ‘euthanasia’ yang dianggap krusial. Pertama, itu adalah gejala bagaimana penerimaan Yahudi-Kristen atau nilai-nilai

kemanusiaan yang tidak berjalan, dengan kepedulian kolektivitas sempit atau lebih luas, seperti kelas, rekonomi, ras atau bangsa, merebut penghormatan terhadap hak dan nilai individu. Kedua, pendapat bahwa dalam keadaan perang darurat, di mana yang sehat membuat pengorbanan besar. Namun dilain sisi, beberapa dapat melihat keuntungan dan kebaikan mengenai kebijakan euthanasia ini. Karena dianggap biaya perawatan mereka yang sakit dan tidak lagi produktif menelan biaya yang cukup banyak. Kemudian bentuk akhir dari kebijakan ‘euthunasia’ ini adalah protes dari masyarakat. Salah satu contohnya adalah yang dilayangkan Bishop August Clemens Graf von Galen di Lambertikirche in Munster pada 3 Agustus 1941. If you esthablished and apply the principle that you can kill ‘unproductive’ human beings then woe betide us all when we become old and frail! If one is allowed to kill unproductive people, then woe betide the invalids who have used up, sacrificed and lost their health and strenght in the productive process. If one is allowed to remove one’s unproductive human beings then woe betide loyal soldiers who return to the homeland seriously disabled, as cripples, as invalids. Woe to mandkind, wo to our German nation if God’’s holy commandment ‘Thou shalth not kill!’, which God proclaimed on Mount Sinai admist thunder and lightning, which God our creator inscribed in the consience of mankind from the ver beginning, is not only broken, but if this trangression is actually tolerated, and permitted to unpunished.

C.

Analisa Menurut pengamatan saya, holocaust adalah salah satu pembantaian manusia ( genosida ) yang di lakukan oleh kaum nazi dengan kejam pada perang dunia ke 2 dan ini merupakan hal yang tidak bisa dilupakan oleh sejarah umat manusia. Tentunya pada tragedi besar ini menimbulkan banyak sekali dampak yang diterima bagi para korban juga negara negara yang juga menjadi korban dari kejamnya holocaust. Dampak dampaknya antara lain : 1. Dari sembilan juta Yahudi yang tinggal di Eropa sebelum Holocaust, sekitar dua pertiganya tewas. keseluruhan korban Holocaust adalah 11 hingga 17 juta jiwa. 2. Diberlakukan di Jerman Nazi bertahun-tahun sebelum dimulainya Perang Dunia II. 3. Tahanan diharuskan melakukan kerja paksa hingga mereka mati akibat kelelahan atau penyakit. 4. Bagi korban yang selamat tentunya mendapat masalah pada psikologisnya karena selama di kamp pasti pernah mendapatkan penyiksaan dan tidak mendapatkan hal yang manusiawi. 5. Para tahanan sangat kelaparan sehingga badannya sampai kurus kering karna kekurangan gizi dan tak ada asupan yang masuk dan juga di kamp di beri gas beracun sehingga membuat para tahanan yang mayoritas kaum yahudi mati secara perlahan. 6. Banyak dari subjek yang meninggal setelah eksperimen, sedangkan yang lainnya dibunuh setelah eksperimen selesai untuk meneliti efek dari visum. Sementara korban yang

berhasil selamat, menderita cacat permanen, tubuh melemah, dan tekanan mental. Nazi tentu tidak bertahan lama menguasai jerman, karna pada hari Kemenangan di Eropa (Victori in Europe Day atau VE Day) diperingati pada tanggal 8 Mei 1945 (di negara Persemakmuran 7 Mei 1945), tanggal ketika Sekutu secara formal menerima penyerahan tanpa syarat angkatan bersenjata Jerman Nazi dan akhir dari Reich Ketiga Adolf Hitler pada Perang Dunia II. Penyerahan formal pasukan pendudukan Jerman di Kepulauan Channel dilakukan pada 9 Mei 1945. Pada 30 April, Hitler bunuh diri selama Pertempuran

Berlin,

dan

penyerahan

Jerman

dilaksanakan

oleh

penggantinya, Presiden Jerman Karl Dönitz. Pemerintahan yang dipimpin Dönitz dikenal sebagai Pemerintah Flensburg. pernyataan penyerahan militer ditandatangani pada 7 Mei di Reims, Perancis, dan disahkan pada 8 Mei di Berlin, Jerman. Ini merupakan akhir dari tragedi mengerikan sepanjang sejarah dunia. Maka Setelah Holocaust berakhir, banyak korban yang masih hidup berteduh dalam kamp orang terlantar yang dikelola oleh tentara Sekutu. Antara tahun 1948 dan 1951, hampir 700.000 orang Yahudi beremigrasi ke Israel, termasuk 136.000 orang Yahudi terlantar dari Eropa. Orang Yahudi terlantar lainnya beremigrasi ke Amerika Serikat dan negara lainnya. Kamp orang terlantar terakhir ditutup pada tahun 1957.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.

Dalam pembahasan terhadap hak-hak asasi manusia (HAM) yang telah tertuang pada hukum internasional, manusia memiliki hak untuk hidup, hak mendapatkan kebebasan dan terbebas dari perasaan terancam.

Nazi telah melanggar hampir seluruh pasal

dalam instrumen internasional HAM. 2.

Nazi mengejar kaum yahudi atas dasar pemurnia kaum Arya. Semua itu atas dasar teori Karl Haushofer yang mengatakan mengenai keunggulan kaum Arya.

3.

Banyaknya korban jiwa yang berjatuhan dan kerugian yang sangat besar dalam tragedi holocaust dengan dibunuhnya bangsa yahudi dengn berbagai cara yakni dibunuh dikamar gas, dibakar, dan lain sebagainya.

4.

Menurut Haushofer, agar bangsa Jerman bisa menjadi bangsa terkuat di dunia,

maka

ras Arya harus memurnikan

dirinya dan

menyingkirkan semua orang Jerman yang bukan berasal dari ras ini. 5.

Hari Kemenangan di Eropa (Victori in Europe Day atau VE Day) diperingati pada tanggal 8 Mei 1945 (di negara Persemakmuran 7 Mei 1945), ini merupakan tanggal dimana sekutu secara formal menerima penyerahan tanpa syarat angkatan bersenjata Jerman Nazi dan akhir dari Reich Ketiga Adolf Hitler pada Perang Dunia II. Penyerahan formal pasukan pendudukan Jerman di Kepulauan Channel dilakukan pada 9 Mei 1945. Dan tanggal ini lah yang membuat tragedi holocaust berakhir.

B. Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut : 1.

Tindak pidana genosida ini bukan masalah yang biasa, tindakan ini merupakan tindakan yang menyimpang dan tidak manusiawi. Sebaiknya para penegak hukum khusunya dalam peradilan Internasional, harus lebih tegas dalam menangani kasus genosida yang terjadi pada tragedi holocaust ini.

2.

Tentu sudah seharusnya negara negara lain ikut membantu dalam membedah kasus tragedi holocaust yang kejam ini. Karna ini adalah sudah termasuk tindakan genosida dan harus di tindak oleh peradilan internasional bagi para para pejuang nazi yang selamat sudah seharusnya di hukum berat atas kasus ini. Sayangnya Adolf Hitler di kabarkan meninggal bunuh diri pada tanggal 30 April 1945 setelah Nazi kalah dalam peperangan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku: Burleigh, Michael. Ethics and Extermination: Reflections on Nazi Genocid. London: Cambridge University Press, 1997. Anonim. Instrumen Internasional Pokok Hak-hak Asasi Manusia. Jakarta: Yayaysan Obor Indonesia, 2001. Muhammad, As’Adi. Plusnya Otak Mereka yang Mampu Mengguncang Dunia. Jogjakarta: Diva Press, 2011. 2. Internet/Web Site: Umi, “Jerman Kembali Selidiki Kejahatan Nazi”, dalam http://dunia.news.viva.co.id/news/read/253223-jerman-kembali-selidikikejahatan-nazi ( diakses pada 24 November 2017 ) Wikipedia, “ Holokaus “, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Holokaus ( diakses pada 24 November 2017 ) Anonim, “NAZI Bangkit Di Jerman Melalui Internet?”, dalam http://cutpen.com/2012/10/nazi-bangkit-di-jerman.html ( diakses pada 24 November 2017 )

3. Peraturan/Undang-Undang: Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik, pasal 6 dan 9 Pasal 4 (2) Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida, pasal I, II, III UUD No.26/2000 Tentang Pengadilan HAM

Related Documents


More Documents from "Neni Yuya"