Makalah Gizi Kesehatan Reproduksi.docx

  • Uploaded by: ainunsyafira andini
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Gizi Kesehatan Reproduksi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,309
  • Pages: 9
MAKALAH GIZI KESEHATAN REPRODUKSI “HUBUNGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA WANITA STATUS GIZI OBESITAS”

Pembimbing: Nanik Hamidah S.Gz, M.Gizi

Penyusun (Kelompok 1): Arnia Usa Nindhiya Kinanti

(162111004)

Putri Pamungkas

(162111010)

Tendy Rizky Susilawati

(162111012)

Mela Eka Wardani

(162111014)

SEMESTER VI

PROGRAM STUDI S1 GIZI STIKes WIDYA CIPTA HUSADA KEPANJEN 2019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nya jualah sehingga makalah mata kuliah Gizi Kesehatan Reproduksi dengan judul “Hubungan Siklus Menstruasi Pada Wanita Status Gizi Obesitas” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat dan disusun dalam rangka memenuhi tugas dan tanggung jawab penulis kepada dosen pengampu mata kuliah Gizi Kesehatan Reproduksi. Dalam kesempatan ini tidak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan kepada teman-teman dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah. Akhirnya, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan taufik serta hidayah-Nya kepada kita semua, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Malang, 05 Maret 2019

Penyusun

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................................i DAFTAR ISI...................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1 1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................2 1.3 Tujuan ..................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................3 2.1 Definisi .................................................................................................................3 2.2 Hubungan Obesitas dengan Kejadian Gangguan Siklus Menstruasi ...................3 BAB III PENUTUP ........................................................................................................5 3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................5 3.2 Saran .....................................................................................................................5 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................6

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menstruasi sebagai proses alamiah yang akan terjadi pada setiap remaja, dimana terjadinya proses pengeluaran darah yang menandakan bahwa organ kandungan telah berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge fisiologik darah dan jaringan mukosa melalui vagina dari uterus yang tidak hamil dibawah kendali hormonal dan berulang tanpa adanya kehamilan selama periode reproduktif (Dorland, 2000). Menstruasi biasanya berlangsung selama lima sampai tujuh hari dan rata-rata darah yang keluar saat menstruasi adalah 35-50 ml tanpa bekuan darah (Wiknjosastro, 2012). Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10% yang memiliki siklus 28 hari. Perhitungan dalam satu siklus adalah pendarahan dimulai dari hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu satu hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai. Pada beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi (Saryono, 2009). Gangguan menstruasi sering merupakan sumber kecemasan bagi wanita. Gangguan menstruasi yang umum terjadi adalah amenorrhea, perdarahan uterus abnormal, dismenore, dan sindrom premenstrual (Owen, 2005). Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai interaksi antara asupan energi dan protein serta zat-zat gizi esensial lain dengan keadaan kesehatan tubuh (Gibson, 2005). Obesitas dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi melalui jaringan adiposa yang secara aktif memengaruhi rasio hormon estrogen dan androgen. Wanita yang mengalami obesitas terjadi peningkatan produksi estrogen karena selain ovarium, jaringan adiposa juga dapat memproduksi estrogen. Adanya gangguan umpan balik dengan kadar estrogen yang selalu tinggi sehingga kadar Follicle Stimulating Hormone (FSH) tidak mencapai puncak, dengan demikian pertumbuhan folikel terhenti sehingga tidak terjadi ovulasi yang menyebabkan gangguan siklus menstruasi (Waryana, 2010).

1

1.2 RUMUSAN MASALAH a. Apa definisi dari obesitas dan mestruasi? b. Bagaimana hubungan obesitas dengan kejadian gangguan siklus menstruasi?

1.3 TUJUAN a.

Untuk mengetahui definisi dari obesitas dan menstruasi

b.

Untuk mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian gangguan siklus menstruasi

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Obesitas merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya sehingga terdapat penimbunan lemak yang berlebihan dari apa yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Seseorang dianggap menderita kegemukan bila yang diperlukan Indeks Massa Tubuh (IMT), yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam (kg) dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, lebih dari 30 kg/m2. Indro purnomo (2004) mengelompokkan obesitas dalam 3 jenis, yaitu : 1) Obesitas berat : IMT > 30,0 2) Obesitas sedang : IMT = 25,0-29,9 3) Obesitas ringan IMT : 23,0-24,9 Penyebab obesitas sangat kompleks, banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya obesitas, diantaranya genetik, kerusakan salah satu bagian otak, pola makan berlebih, ekonomi, kurang gerak, emosional, dan lingkungan. Menstruasi adalah perdarahan periodik dan siklik dari uterus disertai pengelupasan endometrium. Faktor yang mempengaruhi menstruasi adalah factor hormone, enzim, vascular dan prostaglandin. Siklus menstruasi juga dipengaruhi oleh usia, status gizi, keadaan emosi dan massa lemak tubuh. Harlow dan Matanoski pada tahun 1991 juga menemukan bahwa berat badan berlebih memiliki hubungan dengan kemungkinan terjadinya siklus menstruasi lebih panjang.

2.2 Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Gangguan Siklus Menstruasi Menurut penelitian Asniya Rakhmawati dkk (2013), bahwa wanita yang mengalami obesitas memiliki risiko terjadi gangguan siklus menstruasi 1,89 kali lebih besar dibandingkan wanita dengan status gizi normal dan jenis gangguan siklus menstruasi yang paling banyak ditemukan pada subjek yang mengalami obesitas yaitu oligomenore (30,8%). Pada wanita yang memiliki persen lemak tubuh tinggi terjadi peningkatan produksi androstenedion yang merupakan androgen yang berfungsi sebagai prekursor hormon reproduksi. Di dalam tubuh, androgen digunakan untuk memproduksi estrogen dengan bantuan enzim aromatase. Proses aromatisasi androgen menjadi estrogen ini terjadi di sel-sel granulosa dan jaringan lemak. Dengan demikian, semakin banyak persentase jaringan lemak tubuh, semakin banyak pula estrogen yang terbentuk yang 3

kemudian dapat mengganggu keseimbangan hormon di dalam tubuh sehingga menyebabkan gangguan siklus menstruasi. Gangguan siklus menstruasi tersebut disebabkan karena adanya gangguan umpan balik dengan kadar estrogen yang selalu tinggi sehingga kadar Follicle Stimulating Hormone (FSH) tidak mencapai puncak. Dengan demikian pertumbuhan folikel terhenti sehingga tidak terjadi ovulasi. Keadaan ini berdampak pada perpanjangan siklus menstruasi (oligomenore) ataupun kehilangan siklus menstruasi (amenore). Obesitas berhubungan dengan gangguan menstruasi seperti penumpukan lemak dalam tubuh menyebabkan terhambatnya pematangan ovum (Krisno, 2002). Sel lemak dapat mengubah adrenal androstenedione (hormon dari kelenjar adrenal) menjadi estrogen yang disebut dengan estron, apabila hormon overweight menyebabkan terjadinya peningkatan pengeluaran darah saat menstruasi, sedangkan ketika terjadi gangguan pematangan sel telur (ovum) menyababkan rasa nyeri saat menstruasi (Sherwood, 2012). Menurut Marmi (2013) dan hasil penelitian Asniya (2012), menjelaskan bahwa wanita berbadan gemuk akan mudah mengalami hambatan proliferasi folikel serta pematangan ovum, yang pada akhirnya termanifestasi sebagai gangguan siklus menstruasi. Obesitas menyebabkan penyempitan vagina, menutupi lubang pada selaput vagina, sehingga menganggu kinerja hormone estrogen dan progesteron yang menyebabkan menstrasi berangsur lama (Kusmiran, 2011). Risiko kejadian gangguan siklus menstruasi pada wanita yang mengalami obesitas dapat diturunkan dengan mengikuti program penurunan berat badan. Penurunan berat badan dapat mempengaruhi siklus menstruasi karena penurunan persen lemak tubuh akan terjadi seiring dengan penurunan berat badan. Pada umumnya, penurunan berat badan sebesar ±10% pada wanita obesitas menunjukkan adanya perbaikan profil hormon dalam tubuh yang mempengaruhi gangguan siklus menstruasi sehingga dapat menurunkan risiko kejadian gangguan siklus menstruasi, memperbaiki proses ovulasi, dan memperbaiki tingkat kesuburan. Penurunan berat badan sebesar 5-10% dari berat awal dalam waktu sekurangnya 4 minggu dapat menurunkan hiperandrogenism (kadar hormon androgen yang berlebih) pada wanita yang mengalami obesitas.

4

BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Wanita yang mengalami obesitas memiliki risiko terjadi gangguan siklus menstruasi 1,89 kali lebih besar dibandingkan wanita dengan status gizi normal. Obesitas berhubungan dengan gangguan menstruasi seperti penumpukan lemak dalam tubuh menyebabkan terhambatnya pematangan ovum. Sel lemak dapat mengubah adrenal androstenedione (hormon dari kelenjar adrenal) menjadi estrogen yang disebut dengan estron, apabila hormon overweight menyebabkan terjadinya peningkatan pengeluaran darah saat menstruasi, sedangkan ketika terjadi gangguan pematangan sel telur (ovum) menyababkan rasa nyeri saat menstruasi. 3.2 SARAN Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran dan semoga bisa menambah ilmu pengetahuan. Penulis juga menyadari keterbatasan penulisan makalah ini sehingga mengharap kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki pembuatan makalah yang akan datang.

5

DAFTAR PUSTAKA Rakhmawati, Asniya

dkk. 2013. HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN

GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI PADA WANITA DEWASA MUDA. Journal of Nutrition College. 2(1): 214-222. Milla, Solagrasia Yakoba dkk. 2018. HUBUNGAN OBESITAS DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI KELURAHAN TLOGOMAS. Nursing News. 3(1): 72-82. Prathita, Yana Aurora dkk. 2017. HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS. Jurnal Kesehatan Andalas. 6(1): 104-109. Islami. 2016. HUBUNGAN OBESITAS DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA KALIWUNGU DESA KEDUNGDOWO KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS TAHUN 2016. RAKERNAS AIPKEMA 2016. 194-197.

6

Related Documents


More Documents from "andreas"