Epidemiologi - I.docx

  • Uploaded by: ainunsyafira andini
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Epidemiologi - I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,177
  • Pages: 7
EPIDEMIOLOGI GIZI “PENGERTIAN, MACAM VARIABEL EPIDEMIOLOGI DAN MACAM STUDI PENELITIAN DESKRIPTIF”

Dosen Pembimbing : Nurfitria Dara Latuconsina, M.Kes

Disusun Oleh : Ainun Syafira Andini (162111009) Putri Pamungkas

(162111010)

SEMESTER VI PROGRAM STUDI S1 GIZI STIKES WIDYA CIPTA HUSADA KEPANJEN 2019

PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF Epidemiologi deskriptif adalah epidemiologi yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan tanpa memandang perlu mencari jawaban terhadap factorfaktor penyebabtimbulnya masalah kesehatan tersebut. Dalam epidemiologi deskriptif akan menjawab pertanyaan sebagai berikut: 1. Siapa (who), kelompok masyarakat mana yang terserang 2. Dimana (where), serangan itu terjadi 3. Kapan (when), waktu serangan itu. VARIABEL EPIDEMIOLOGI: TIME, PLACE, PERSON

1. VARIABEL PERSON (ORANG) Variable orang dalam epidemiologi adalah karakteristik individu yang ada hubungannya dengan keterkaitan atau kerentanan terhadap suatu penyakit. Penjelasan yang menyangkut individu pada prinsipnya menjawab pertanyaan “who”. Ketika menjawab “siapa” mengenai individu, jawabannya terletak pada umur, jenis kelamin, ras, agama, dll.

1.1

UMUR Variabel umur merupakan hal yang penting karena semua rate morbiditas dan rate mortalitas yang dilaporkan hampir selalu berkaitan dengan usia. Usia termasuk variabel penting dalam mempelajari suatu masalah kesehatan karena: a. Hubungan umur dengan mortalitas b. Hubungan umur dengan morbiditas c. Hubungan tingkat perkembangan manusia dengan morbiditas

1.2

JENIS KELAMIN Secara umum, setiap penyakit dapat menyerang manusia baik laki-laki maupun perempuan, tetapi pada beberapa penyakit terdapat perbedaan frekuensi antara lakilaki dan perempuan. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan pekerjaan, kebiasaan hidup, genetika atau kondisi fisiologis. Penyakit-penyakit yang lebih banyak menyerang perempuan daripada laki-laki antara lain: Tireotoksikosis, Diabetes mellitus, Obesitas, Kolesisitis dan Rematoid artritis.

Selain itu, terdapat pula penyakit yang hanya menyerang perempuan, yaitu penyakit yang berkaitan dengan organ tubuh perempuan seperti karsinoma uterus, karsinoma mamae, karsinoam serviks, kista ovarii, dan adneksitis. Penyakit-penyakit yang lebih banyak menyerang laki-laki daripada perempuan antara lain: penyakit jantung coroner, infark miokard, karsinoma paru-paru, hernia inguinalis. Selain itu, terdapat pula penyakit yang hanya menyerang laki-laki seperti karsinoma penis, orsitis, hipertrofi prostat, dan karsinoma prostat. 1.3

SUKU BANGSA Pada umumnya penyakit yang berhubungan dengan suku bangsa berkaitan dengan faktor genetik atau faktor lingkungan, misalnya: a. Penyakit sickle cell anemia b. Hemofilia c. Kelainan biokimia sperti glukosa 6 fosfatase d. Karsinoma lambung Disamping ketiga fakor yang telah diuraikan di atas terdapat pula faktor-faktor lain yang berkaitan dengan variabel “orang”, yaitu: 1. Sosial ekonomi 2. Budaya/agama 3. Pekerjaan 4. Status marital 5. Golongan darah 6. Infeksi alamiah 7. Kepribadian

1.4

SOSIAL EKONOMI Keadaan sosial ekonomi merupakan faktor yang mempengaruhi frekuensi distribusi penyakit tertentu, misalnya TBC, infeksi akut gastrointestinal, ISPA, anemia, melnutrisi, dan penyakit parasit yang banyak terdapat pada penduduk golongan sosial ekonomi rendah. Penyakit jantung koroner, hipertensi, obesitas, kadar kolesterol tinggi, dan infark miokard yang banyak terdapat pada penduduk golongan sosial ekonomi yang tinggi.

1.5

BUDAYA/AGAMA Dalam beberapa hal terdapat hubungan antara kebudayaan masyarakat atau agama dengan frekuensi penyakit tertentu, misalnya: 1. Balanitis, karsnoam penis banyak terdapat pada orang yang tidak melakukan sirkumsisi disertai dengan higiene perorangan yang jelek. 2. Trisinensis jarang terdapat pada orang Islam dan orang Yahudi karena mereka tidak memakan babi.

1.6

PEKERJAAN Berbagai jenis pekerjaan akan berpengaruh pada frekuensi dan distribusi penyakit. Hal ini disebabkan sebagian hidupnya dihabiskan di tempat pekerjaan dengan berbagai suasana dan lingkungan yang berbeda. Misalnya, pekerjaan yang berhubungan dengan bahan fisika, panas, bising, dan kimia seperti pekerja pabrik asbes yang banyak menderita karsinoma paru dan gastrointestinal serta mesotelioma, sedangkan fibrosis paru banyak terdapat pada pekerja yang terpapar oleh silikon bebas, atau zat radioaktif seperti petugas di bagian radiologi dan kedokteran nuklir.

2. VARIABEL PLACE (TEMPAT) Variabel tempat merupakan salah satu variabel penting dalam epidemiologi deskriptif karena pengetahuan tentang tempat atau lokasi kejadian luar biasa atau lokasi penyakitpenyakit endemis sangat dibutuhkan ketika melakukan penelitian dan mengetahui sebaran berbagai penyakit di suatu wilayah. Batas suatu wilayah dapat ditentukan berdasarkan: 1. Geografis Ditentukan berdasarkan alamiah, administratif atau fisik, institusi, dan instansi. Dengan batas alamiah dapat dibedakan negara yang beriklim tropis, subtropis, dan negara dengan empat musim. Hal ini penting karena dengan adanya perbedaan tersebut mengakibatkan perbedaan dalam pola penyakit baik distribusi frekuensi penyakit maupun jenis penyakit. Dari batas administratif dapat ditentukan batas propinsi, kabupaten, kecamatan atau desa dengan sungai, jalan kereta api, jembatan dan lainnya sebagai batas fisik. 2. Batas institusi Dapat berupa industri, sekolah atau kantor, dan lainnya sesuai dengan timbulnya masalah kesehatan.

3. VARIABEL TIME (WAKTU) Uraian tentang waktu pada distribusi kejadian penyakit atau masalah kesehatan pada prinsipnya berkaitan dengan pertanyaan “when”. Variabel waktu dalam epidemiologi terutama berkaitan dengan perubahan kejadian penyakit baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Beberapa pola perubahan yang berkaitan dengan waktu antara lain skala perubahan frekuensi penyakit: 1. Variasi jangka pendek (fluktuasi) 2. Variasi berkala (siklis) a. Variasi musiman (berulang interval <1 tahun) b. Variasi siklik (berulang interval 1 tahun) 3. Variasi jangka Panjang (secular trends) Variabel jangka pendek adalah perubahan naik turunnya frekuensi kejadian penyakit yang berjangka waktu relative pendek. Contoh; kejadian keracunan makanan yang bersumber pada satu tempat, puncak insiden umumnya hanya satu dan setelah itu wabah akan selesai. Variabel berkala perubahan secara berkala dengan interval daur waktu dalam hitungan bulaan/musim sampai tahun. Contohnya, penyakit demam berdarah yang terjadi sesudah pergantian dari musim hujan ke musim kemarau. Variabel waktu bermanfaat dalam: 1. Memprediksi puncak insiden 2. Merencanakan upaya penanggulangan 3. Melakukan evaluasi dampak penanggulangan yang telah dilaksanakan

MACAM-MACAM STUDI PENELITIAN DESKRIPTIF Macam-macam studi deskriptif adalah laporan kasus, rangkaian kasus, dan studi korelasi penyakit. 1. Laporan Kasus dan Rangkaian Kasus Gambaran tentang pengalaman menarik dari seorang pasien atau sekelompok pasien dengan diagnosis yang sama akan memudahkan penyusunan suatu kesimpulan sehingga pengenalan atas penyakit tersebut berguna bagi penyusunan hipotesis. Contoh 1. Laporan kasus pada tahun 1961 tentang wanita berusia 40 tahun yang dalam premenopause menderita emboli paru 5 minggu setelah mengonsumsi pil kontrasepsi. Dengan mempelajari kasus tersebut kita dapat lebih waspada tentang penggunaan pil kontrasepsi dan dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun hipotesis ketika kita akan menilite lebih lanjut. Contoh 2. Laporan kasus pada tahun 1980 tentang 5 pemuda homoseksual yang sebelumnya sehat namun kemudian menderita Pneumocystic carinii di Los Angeles. Ini pun membuat kita waspada dan mencoba mencari jawaban dari contoh tersebut. Keterbatasan laporan kasus dan rangkaian kasus adalah: 1. Tidak didapatkan adanya kelompok control, artinya bahwa suatu kejadian dapat saja terjadi pada orang yang tidak mengalami penyakit yang sama. 2. Tidak dapat dilakukan uji hipotesis karena hanya memberi gambaran perbandingan saja sehingga sulit untuk dilakukan suatu uji hipotesis. Suatu uji hipotesis dapat dilakukan bila ada dua kelompok pembanding.

3. Studi Korelasi Studi korelasi adalah suatu studi yang menggunakan data dari suatu populasi tertentu untuk membandingkan kelompok yang berbeda selama periode waktu yang sama atau pada populasi yang sama tetapi untuk waktu yang berbeda. Studi ini sangat berguna untuk merumuskan hipotesis. Contohnya, korelasi antara konsumsi daging per kapita dan kanker usus besar atau korelasi antara asupan (intake) garam dan hipertensi. Studi korelasi mengacu pada seluruh populasi, sehingga tidak dapat menghubungkan antara pemajanan (exposure) dan penyakit terhadap individu.

DAFTAR PUSTAKA Budiarto, Eko dan Dewi Anggraeni. 2001. PENGANTAR EPIDEMIOLOGI EDISI 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Rajab, Wahyudin. 2008. BUKU AJAR EPIDEMIOLOGI UNTUK MAHASISWA KEBIDANAN. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Effendi, Nasrul. 1998. DASAR-DASAR KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC Dwiprahasto, Iwan. 2003. EPIDEMIOLOGI. Bg. Farmakologi FK UGM: Universitas Gadjah Mada

Related Documents

Epidemiologi
June 2020 22
Epidemiologi - I.docx
July 2020 19
Epidemiologi Persi.ppt
June 2020 21
Basic Epidemiologi
October 2019 19
Epidemiologi Fix.docx
June 2020 5

More Documents from "HanaIvenaBulo"