Makalah Ekologi Kl.4b.docx

  • Uploaded by: Nindya Rizky Pravitasari
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Ekologi Kl.4b.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,269
  • Pages: 12
MAKALAH EKOLOGI Aliran Energi Agroekosistem

Disusun Oleh : Kelompok IVB Dwi Lailatul Isnaini Ernita Supriani Hasna Zafira Fadhil Asyraf Wibowo Abi Nugroho Nur Aini

23020217130032 23020217130035 23020217130041 23020217130047 23020217130055 23020217130057

PROGRAM STUDI S-1 AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERISTAS DIPONEGORO SEMARANG 2018

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antar makhluk hidup dengan lingkungannya maupun sesama makhluk hidupnya. Oleh karena itu, didalam ekosistem pasti terjadi hubungan saling ketergantungan antara komponen satu dengan yang lain. Saling ketergantungan itu mencakup berbagai kebutuhan untuk bereproduksi, makanan, energi, air mineral dan udaaa. Adanya saling ketergantungan menyebabkan di dalam ekosistem terjadi rantai makanan, jaringjaring makanan, aliran energi dan siklus biogeokimia. Suatu ekosistem terdiri dari semua organisme yang hidup dalam suatu komunitas dan juga semua faktor abiotik yang berinteraksi dengan organisme tersebut. Sebagai tingkatan yang paling inklusif dalam hirarki organisasi biologis, suatu ekosistem melibatkan dua proses yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya pada tingkat yang lebih rendah: aliran energi dan siklus kimia. 1.2. Rumusan Masalah

1.

Apa yang dimaksud dengan aliran energi dan bentuk aliran energi?

2.

Apa yang dimaksud dengan rantai makanan, beserta contohnya?

3.

Apa yang dimaksud dengan jarring-jaring makanan, beserta contonya?

4.

Bagaimana proses aliran energi dalam jaring-jaring makanan?

5.

Apa yang dimaksud dengan piramida ekologi?

6.

Apa jenis/macam piramida ekologi?

7.

Apa yang dimaksud dengan siklus materi dan siklus biogeokimia?

8.

Jelaskan perbedaan aliran energi dan siklus materi!

9.

Apa fungsi siklus materi?

10.

Sebutkan dan jelaskan siklus materi dalam ekosistem!

BAB II

PEMBAHASAN

1.

Pengertian Aliran Energi dalam Ekosistem

Aliran energi dalam ekosistem adalah proses berpindahnya energi dari suatu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya yang dapat digambarkan dengan rantai makanan atau dengan piramida biomasa.

2.

Proses Aliran Energi

Tahapan proses aliran energi dalam suatu ekosistem meliputi : a.

Energi masuk ke dalam lingkungan ekosistem berupa energi cahaya matahari.

b.

Hanya setengah dari rata- rata energi cahaya yang digunakan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Setelah fotosintesis maka akan dihasilkan energi kimia (makanan) yang diperoleh dari energi cahaya. Energi tersebut kemudian tersimpan di dalam tumbuhan sebagai produsen.

c.

Tumbuhan dimakan oleh organisme herbivora sehingga energi berpindah dari produsen ke konsumen primer. Energi yang disimpan konsumen primer hanya berkisar 10% dari energi produsen.

d.

Organisme herbivora kemudian dimangsa oleh organisme karnivora sehingga energi berpindah dari konsumen primer ke tubuh konsumen sekunder. Energi yang disimpan juga hanya 10% dari energi konsumen primer.

e.

Jika produsen tidak dimakan oleh konsumen primer, maka energi akan diteruskan ke dekomposer atau dikeluarkan dari ekosistem sebagai materi organik.

3.

Jenis-jenis Aliran Energi

A.

Tingkat Trofik

Tingkat trofik adalah tingkatan dari sekelompok organisme yang mempunyai sumber makanan tertentu. Ada beberapa tingkat trofik dalam sebuah ekosistem. Hal tersebut tergantung beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah jumlah energi yang masuk ke dalam ekosistem. Meski demikian, tingkat trofik dapat dikelompokkan menjadi 3 yakni produsen, konsumen dan dekomposer. -

Produsen, merupakan semua organisme yang mempunyai klorofil dan dapat berfotosintesis sehingga dapat membuat makanannya sendiri. Produsen dalam ekosistem disebut juga organisme autotrof. Contoh produsen dalam ekosistem hutan mangrove adalah pohon bakau.

-

Konsumen, yaitu organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri. Dalam sebuah ekosistem, konsumen dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tingkat, yakni konsumen primer, konsumen sekunder dan konsumen tersier. Konsumen primer merupakan semua organisme pemakan tumbuhan (herbivora), sedangkan konsumen sekunder dan tersier adalah organisme pemakan daging (omnivora). Ada banyak contoh dari organisme konsumen. Misalnya dalam ekosistem hutan terdapat gajah, burung, ular dan harimau.

-

Dekomposer, adalah organime pengurai atau disebut juga detritivor. Organisme tersebut memperoleh energi dengan cara memakan detritus atau materi organik dari organisme lain yang telah mati. Contoh dekomposer dalam ekosistem darat maupun ekosistem air adalah cacing tanah, siput dan kepiting.

B.

Rantai Makanan

Kehidupan di alam terjadi proses makan memakan. Tumbuhan hijau dimakan ulat. Ulat dimakan burung dan burung dimakan ular. Proses makan memakan disebut rantai makanan karena terdiri atas banyak rantai. Rantai makanan itu bercabang-cabang merupakan jaring-jaring, sehingga disebut jaring-

jaring makanan. Materi mengalir dari mata rantai makanan yang satu ke mata rantai yang lain. Apabila makhluk mati, tidak berarti aliran materi terhenti, melainkan makhluk yang mati menjadi makanan makhluk lainnya. Secara umum, rantai makanan dalam sebuah ekosistem merupakan suatu proses urutan makan dan dimakan yang membentuk garis lurus tertentu, yang menentukan arah aliran energi dari satu komponen dengan komponen makhluk hidup di alam semesta ini. Pada umumnya rantai makanan dimulai dari produsen . Akan tetapi keadaan seperti ini tidaklah mutlak, kenyataan di alam menunjukkan adanya beberapa pola rantai makanan yang diawali dari tinggkat trofik II atau Konsumer tingkat I. Para ahli ekologi membedakan rantai makanan menjadi 3 macam pola, yaitu : 1. Rantai makanan tipe perumput. 

Pada rantai makanan tipe ini melibatkan tumbuhan hijau sebagai produsen pada tingkatan trofik I diikuti oleh herbivora sebagai konsumen pada tingkatan trofik II dan karnivora sebagai konsumen pada tingkatan trofik III dan seterusnya. Dalam rantai makanan perumput, energi dan nutrisi bergerak dari tanaman ke herbivora yang memakan mereka, dan karnivora atau omnivora memangsa pada herbivora.



Contoh : – pada ekosistem sawah : padi –> tikus –> ular sawah . Padi sebagai produsen ( trofik I ), tikus sebagai konsumen I ( trofik II ) dan ular sawah sebagai konsumen II ( trofik III ).

2. Rantai makanan tipe detritus. 

Rantai makanan tipe ini melibatkan sisa-sisa bagian tubuh mahkluk hidup yang terlepas dari tubuh berupa fragmen atau hancuran dan disebut sebagai detritus pada tingkatan troofik I, diikuti oleh hewan-hewan yang memakan detritus yang disebut detritivor ( seperti : bakteri, jamur, rayap, cacing tanah dll ) pada tingkatan trofik II dan seterusnya. Dalam rantai makanan detritus, bahan organik tanaman dan hewan yang mati diurai oleh dekomposer, misalnya, bakteri dan jamur, dan bergerak ke detritivores dan kemudian karnivora.



contoh : pada ekosistem kebun : hancuran daun ( seresah ) –> cacing tanah –> ayam –> musang.

3. Rantai makanan tipe Parasit. 

Rantai makanan tipe parasit melibatkan mahkluk hidup yang hidupnya sebagai parasit ( menumpang pada mahkluk hidup lain dengan “merebut” makanan dari mahkluk hidup yang ditumpanginya.



contoh : pada ekosistem kebun : tanaman mangga –> benalu –> ulat –> burung pemakan ulat.

Proses makan dan dimakan di alam tidaklah sesederhana yang digambarkan di atas. Akan tetapi proses itu terjadi dan berlangsung sangat kompleks dan tidak membentuk alur yang lurus. Beberapa rantai makanan yang satu dengan lainnnya saling berhubungan sehingga membentuk semacam jaringan ( web ) yang dinamakan jaring-jaring makanan. Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan

hidupnya.

Hubungan

yang

terjadi

antara

individu

dengan

lingkungannya sangat kompleks, bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Di dalam ekosistem terjadi rantai makanan, aliran energi, dan siklus biogeokimia.Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan. Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit. a.

Rantai Pemangsa Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai

produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora

sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3. b. Rantai Parasit Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu. c.

Rantai Saprofit

Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk faring-faring makanan. d. Rantai Makanan danTingkat Trofik Salah satu cara suatu komunitas berinteraksi adalah dengan peristiwa makan dan dimakan, sehingga terjadi pemindahan energi, elemen kimia, dan komponen lain dari satu bentuk ke bentuk lain di sepanjang rantai makanan. Organisme dalam kelompok ekologis yang terlibat dalam rantai makanan digolongkan dalam tingkat-tingkat trofik. Tingkat trofik tersusun dari seluruh organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dalam tingkat memakan. Sumber asal energi adalah matahari. Tumbuhan yang menghasilkan gula lewat proses fotosintesis hanya memakai energi matahari dan C02 dari udara. Oleh karena itu, tumbuhan tersebut digolongkan dalam tingkat trofik pertama. Hewan herbivora atau organisme yang memakan tumbuhan termasuk anggota tingkat trofik kedua. Karnivora yang secara langsung memakan herbivora termasuk tingkat trofik ketiga, sedangkan karnivora yang memakan karnivora di tingkat trofik tiga termasuk dalam anggota iingkat trofik keempat. e.

Piramida Ekologi

Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi,.

C.

Jaring-jaring Makanan

Jaring-jaring makanan merupakan kumpulan dari banyak rantai makanan yang kompleks. Dikatakan kompleks karena interaksi makan dan dimakan terjadi tidak hanya melibatkan 2 organisme saja, melainkan melibatkan banyak organisme yang saling memakan. Organisme autotrof dimakan oleh berbagai konsumen primer. Contohnya, dalam ekosistem air laut fitoplankton tidak hanya dimakan oleh ikan kecil tetapi juga dimakan oleh udang dan zooplankton. Selanjutnya masing- masing konsumen primer tersebut akan dimakan oleh konsumen sekunder yang berbeda- beda. Hal tersebut mengakibatkan adanya beberapa rantai makanan yang saling terhubung menjadi jaring- jaring makanan.

D.

Siklus Biogeokimia Siklus Biogeokimia adalah siklus unsur-unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik menuju komponen biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus ini tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan sehingga disebut siklus biogeokimia. Siklus biogeokimia yang terjadi di alam dapat berupa : 1. Siklus karbon Siklus karbon merupakan siklus biogeokimia yang meliputi pertukaran karbon dalam biosfer. Siklus karbon mencakup pertukaran atau perpindahan karbon dalam biosfer, pedosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi. Siklus ini sangat rumit dan setiap prosesnya saling mempengaruhi (Purnobasuki, 2012). Dalam siklus ini terdapat 4 reservoir yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Diantaranya adalah atmosfer, biosfer , lautan, dan sedimen. 2. Siklus Nitrogen Siklus nitrogen di alam dapat terjadi ketika adanya proses pembentukan dan penguraian nitrogen sebagai sumber protein

utama di alam. Contohnya pada tumbuhan akan dibutuhkan nitrogen dalam bentuk terikat dengan senyawa lain. 3. Siklus Fosfor Siklus fosfor di alam terdapat dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat organik dan anorganik. Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan pengurai menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Siklus fosfor bersifat kritis karena fosfor secara umum merupakan hara yang terbatas dalam ekosistem. Tidak adanya fosfor dalam bentuk gas yang stabil, oleh karena itu siklus fosfor adalah endogenik. Dalam geosfer, fosfor terdapat dalam jumlah besar dalam mineral-mineral yang sedikit sekali larut seperti hidroksiapilit, garam kalsium. 4. Siklus Belerang Siklus belerang merupakan siklus yang sedikit lebih kompleks yang melibatkan berbagai macam gas, mineralmineral yang sukar larut dan beberapa sepsis lainnya dalam larutan. Siklus ini berkaitan dengan siklus oksigen dimana belerang

bergabung

dengan

oksigen

dimana

belerang

bergabung dengan oksigen membentuk gas belerang oksida (SO2) sebagai bahan pencemar air. Salah satu peristiwa akibat dari siklus ini adalah Hujan asam. 5. Siklus Air Siklus air atau yang dikenal juga dengan siklus hidrologi merupakan sirkulasi air yang tidak pernah berhenti. Siklus ini memiliki beberapa proses mulai dari kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi. Secara kontinu silus hidrologi bergerak dengan tiga cara berbeda yaitu evaporasi, infiltrasi, dan air permukaan. Evaporasi adalah Air yang berada di laut, daratan, sungai-

sungai, danau, dan tempat lain akan menguap ke atmosfer dan kemudian akan menjadi awan. Ketika sudah sampai keadaan jenuh, awan uap air tersebut akan menjadi bitnik-bintik air yang selanjutnya akan terjadi presipitasi dalam bentuk hujan, salju, dan lainnya. Infiltrasi adalah bergeraknya air di dalam tanah melalui celah atau pori-pori. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya kapilaritas. Air bergerak diatas permukaan tanah di dekat aliran utama dan danau. Makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah maka airan permukaan semakin besar.

BAB III

PENUTUP

3.1

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Kesimpulan

Aliran energi adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu ekosistem. Proses aliran energi antarorganisme dapat terjadi karena adanya proses makan dan di makan. Aliran energi di ekosistem dapat dalam bentuk rantai makanan, jaringjaring makanan dan piramida ekologi yang didalamnya terjadi proses pertukaran energi dari satu organisme ke organisme lainnya. Proses makan dan dimakan secara berurutan disebut dengan rantai makanan. Proses inilah yang menentukan bagaimana energi mengalir dari satu organisme ke organisme yang lain dalam satu sistem. Tiap-tiap rantai makanan yang ada di dalam ekosistem disambungsambungkan dan membentuk gabungan rantai makanan yang lebih kompleks, maka terbentuk suatu aliran energi di dalamnya. Piramida energi menggambarkan terjadinya penurunan energi pada tiap tahap tingkatan trofik, setiap urutan tingkat trofik yang akan terjadi kehilangan energi. Siklus materi merupakan suatu siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Peranan siklus materi dalam ekosistem sebagai penjaga kestabilan ekosistem dengan cara mengembalikan unsur kimia yang digunakan oleh semua yang ada dibumi dalam bentuk organik maupun anorganik. Terdapat 5 macam siklus materi yang sudah umum dikenal, yaitu siklus air, oksigen, nitrogen, sulfur dan fosfor.

DAFTAR PUSTAKA

Al Idrus, A., K. Kesipudin, dan I. G. Mertha. 2018. Aplikasi konsep konservasi mangrove untuk pengembangan ekowisata di pantai selatan lombok timur. Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat, 1 (1) : 9-18. Almohdar, E., dan F. N. Souisa. 2018. Komposisi jenis dan tingkat trofik (trophic level) hasil tangkapan bagan di perairan Desa Ohoililir, Kabupaten Maluku Tenggara. Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 1 (2) : 165-174. Atmaja, I. 2017. Pengaruh Uji Minus One Test Pada Pertumbuhan Vegetatif Pada Tanaman Mentimun. J. Logika, Vol 19 (1) : 63-68. Chaudry, M.S., 2016. Sistem Ekonomi Islam: Prinsip Dasar. Prenada Media. Handayani, S., & Patria, M. P. (2010). Komunitas zooplankton di perairan waduk Krenceng, Cilegon, Banten. Makara Journal of Science. Purnobasuki, H. 2012. Pemanfaatan Hutan Mangrove Sebagai Penyimpan Karbon. Buletin PSL Universitas Surabaya. Dept. Biologi Universitas Airlangga, Surabaya. Riberu, P. 2002. Pembelajaran Ekologi. Jurnal Pendidikan Penabur, 1 (1) : 125132. Septiapermana, D. 2006. Siklus Nitrogen di Laut. J. Oseana , Vol : 31 (2) 19-31.

Related Documents


More Documents from ""