Makalah Etika Ekologi

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Etika Ekologi as PDF for free.

More details

  • Words: 1,676
  • Pages: 10
BAB 1 PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Lingkungan atau lingkungan hidup, merupakan suatu istilah yang mencakup segala aspek hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan berlebihan dari manusia (Wikipedia.com). Manusia dan lingkungannya tidak bisa terpisahkan satu dengan lainnya. Ini dikarenakan adanya kebutuhan timbal balik antara keduanya, dimana manusia sangat membutuhkan sebuah lingkungan yang nyaman dan bersahabat untuk kelangsungan hidupnya, sementara lingkungan sangat membutuhkan dukungan manusia untuk tetap menjaga kelestariannya. Karena hal tersebut, maka munculah apa yang disebut sebagai Etika lingkungan ata Etika Ekologi. Etika lingkungan, secara singkatnya bisa didefinisikan sebagai aturan-aturan bagaimana lingkungan itu harus diperlakukan. Aturan ini diterapkan

dengan

harapan

agar

manusia

bisa senantiasa

memperlakukan

lingkungannya dengan baik dan tidak dengan sengaja merusaknya. Misalnya dengan mensosialisasikan penggunaan batu bara sebagai pengganti bahan bakar minyak. Ini dilakukan karena manusia sadar bahwa bahan bakar minyak yang terkandung di dalam bumi akan terus berkurang, karena minyak tersebut merupakan salah satu sumber daya yang tidak bisa diperbaharui. Maka dari itu, mengganti minyak tanah dengan batu bara dianggap perlu untuk pelestarian lingkungan hidup. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, manusia seringkali tidak memperdulikan etika ekologi sebagai sebuah acuan untuk menjaga lingkungan tempat mereka hidup. Contohnya, pembalakan hutan secara liar, eksploitasi minyak bumi secara besar-besaran, dan pencemaran lingkungan. Contoh kecil lainnya adalah dari sekitar kita; masih kita lihat sampah berserakan atau dibuang ke tempat yang tidak seharusnya, fasilitas umum yang tidak terawat, dll.

1

Salah satu penyimpangan Etika Ekologi yang bisa kita lihat di Singaraja adalah di Kampus bawah Universitas Pendidikan Ganesha. Secara keseluruhan lingkungan tempat ini memang sudah cukup terjaga, namun di beberapa tempat yang krusial masih belum terawat. Misalnya, toilet umum dekat ruang kuliah Bahasa Indonesia dan juga selokan di sepanjang lab SAL sampai ruang 5A. Melihat dari kenyataan itu, maka penulis berusaha mengangkat topik tentang Penyimpangan Etika Ekologi di Kampus Bawah Universitas Pendidikan Ganesha, yang menilik dampak yang diakibatkan oleh hal tersebut. 1. 2 Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yang akan dipecahkan yaitu; “Bagaimana dampak negatif yang bisa ditimbulkan karena adanya penyimpangan Etika Ekologi di Kampus Bawah Universitas Pendidikan Ganesha?” 1. 3 Tujuan Dari rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah: “Untuk mengidentifikasi dampak negatif yang bisa ditimbulkan karena adanya penyimpangan Etika Ekologi di Kampus Bawah Universitas Pendidikan Ganesha?” 1. 4 Manfaat Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari makalah ini yaitu: 1. Bagi Pemerintah Makalah ini bisa bermanfaat bagi pemerintah untuk menjadi gambaran umum kondisi beberapa tempat di Kampus Bawah Universitar Pendidikan Ganesha, sehingga nantinya bisa ditindaklanjuti hal apa yang seharusnya dilakukan untuk menjaga tempat itu.

2. Bagi Warga Kampus

2

Bagi warga kampus, makalah ini diharapkan akan bermanfaat sebagai cerminan untuk mengetahui keadaan lingkungan yang mereka tempati sehariharinya, sehingga mereka sadar untuk lebih menjaganya. 1. 5 Ruang Lingkup Dalam makalah ini, penulis membatasi pokok permasalahan yang akan dibahas hanya pada dampak negatif yang bisa timbul akibat penyimpangan Etika Ekologi di Kampus Bawah Universitas Pendidikan Ganesha.

3

BAB 2 KAJIAN TEORI Dalam penulisan makalah ini, penulis mengkaji beberapa teori yang berhubungan dengan topik, yaitu: Etika, dan Etika Lingkungan Hidup (Etika Ekologi). 2. 1 Etika Kata etika berasal dari kata Ethos yang berarti watak, kebiasaan, atau adat. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika dijelaskan dengan membedakan tiga arti, yaitu: 1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang burut tentang hak dan kewajiban moral, 2) Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; dan, 3) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Sejalan dengan apa yang didefinisikan di Kamus Besar Bahasa Indonesia, menurut Wiratmadja (1988) yang dikutip oleh Mudana (2005), Etika adalah cabang ilmu filsafat yang berkaitan dengan prinsip-prinsip yang mendasari benar-salahnya tindakan manusia sebagai manusia. Dalam kasanan ilmu pengetahuan, etika berkedudukan sebagai ilmu pengetahuan tata susila. Kedudukan ilmu ini adalah untuk mengatur tingkah laku manusia dalam hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan. Tirta (2000), yang dikutip oleh Mudana (2005) membagi etika menjadi dua bagian besar, yaitu etika deskriptif-analisis, dan etika praksis atau etika perbuatan. Etika deskriptifanalisis lebih menekankan pada penilaian yang akan ditujukan terhadap aturan-aturan nilai-nilai yang berhubungan dengan atribut kualitatif, seperti; baik, bermanfaat, berguna, kurang baik, dan seterusnya. Sedangkan etika praksis, hasil penilaiannya menggunakan pendekatan dwi nilai, atau yang dikenal di Bali dengan sebutan Rwa Bineda, yaitu perbuatan dinilai sebagai perbuatan benar atau salah.

4

2. 2 Etika Ekologi Etika ekologi, atau yang sering disebut etika lingkungan dibedakan menjadi dua, yaitu Etika Ekologi dangkal, dan Etika Ekologi dalam. Perbedaan mendasar yang membedakan keduanya ada pada bagaimana kedudukan lingkungan dalam kehidupan manusia. 2. 2. 1 Etika Ekologi Dangkal Etika ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu etika antroposentris yang menekankan segi estetika dari alam dan etika antroposentris yang mengutamakan kepentingan generasi penerus. Etika ekologi dangkal yang berkaitan dengan kepentingan estetika didukung oleh dua tokohnya yaitu Eugene Hargrove dan Mark Sagoff. Menurut mereka etika lingkungan harus dicari pada aneka kepentingan manusia, secara khusus kepentingan estetika. Sedangkan etika antroposentris yang mementingkan kesejahteraan generasi penerus mendasarkan pada perlindungan atau konservasi alam yang ditujukan untuk generasi penerus manusia. Etika yang antroposentris ini memahami bahwa alam merupakan sumber hidup manusia. Etika ini menekankan hal-hal berikut ini : 1. Manusia terpisah dari alam. 2. Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung

jawab manusia. 3. Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinan. 4. Kebijakan dan manajemen sumber daya alam untuk kepentingan manusia. 5. Norma utama adalah untung rugi. 6. Mengutamakan rencana jangka pendek 7. Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya

dinegara miskin. 8. Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi 2. 2. 2 Etika Ekologi Dalam

5

Bagi etika ekologi dalam, alam memiliki fungsi sebagai penopang kehidupan. Untuk itu lingkungan patut dihargai dan diperlakukan dengan cara yang baik. Etika ini juga disebut etika lingkungan ekstensionisme dan etika lingkungan preservasi. Etika ini menekankan pemeliharaan alam bukan hanya demi manusia tetapi juga demi alam itu sendiri. Karena alam disadari sebagai penopang kehidupan manusia dan seluruh ciptaan. Untuk itu manusia dipanggil untuk memelihara alam demi kepentingan bersama. Secara umum etika ekologi dalam ini menekankan hal-hal berikut : 1. Manusia adalah bagian dari alam 2. Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh manusia, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang 3. Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan sewenang-wenang 4. Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk 5. Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai 6. Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati 7. Menghargai dan memelihara tata alam 8. Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem 9. Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu sistem mengambil sambil memelihara.

6

BAB 3 PEMBAHASAN 3. 1 Penyimpangan Etika Ekologi di Kampus Bawah Universitas Pendidikan Ganesha Seperti yang sudah dibahas di bab sebelumnya, etika ekologi atau etika lingkungan

merupakan

etika

yang

mengatur

bagaimana

manusia

melihat

lingkungannya di mata mereka. Etika ini mengatur agar manusia menjaga dan melestarikan lingkungan tempat mereka bernaung. Hal ini idealnya sudah tertanam di setiap individu manusia dimanapun mereka berada. Namun, secara faktual masih banyak kita temukan penyimpangan etika ekologi yang ditandai dengan rusaknya, atau minimal tidak terurusnya suatu lingkungan tempat manusia tinggal. Contoh nyatanya ada di lingkungan kampus bawah Universitas Pendidikan Ganesha. Di beberapa sudut di kampus itu kondisinya sangat tidak terurus. Misalnya toilet-toilet di sekitar ruang 62, dan sekitar ruang kuliah bahasa Indonesia, terlebih lagi selokan di sepanjang lab SAL dan ruang 5A yang tersumbat dan penuh jentik nyamuk. Hal ini sudah menyimpang dari penekanan Etika Ekologi Dalam karena manusia terutama warga kampus adalah bagian dari lingkungan dan harus memeliharanya. 3. 2 Dampak Negatif yang Bisa Ditimbulkan Akibat Penyimpangan Etika Ekologi di Kampus Bawah Universitas Pendidikan Ganesha Penyimpangan etika ekologi seperti yang dipaparkan diatas, tentunya bisa membawa dampak negatif dari beberapa aspek, yaitu: aspek kesehatan, aspek perekonomian, dan aspek social, yang akan dijelaskan di bawah ini: 1. Aspek Kesehatan Lingkungan yang tidak terpelihara akan sangat mempengaruhi kesehatan invidu yang hidup ditengahnya. Seperti pada kasus diatas; selokan yang tergenang air dan banyak terdapat jentik nyamuk bisa memicu terjangkitnya 7

penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Karena seperti yang kita tahu, nyamuk merupakan serangga yang bisa menularkan penyakit yang mematikan, yaitu demam berdarah. 2. Aspek Perekonomian Tidak terjaganya lingkungan juga bisa menyebabkan kerugian dari aspek perekonomian. Hal ini bisa terjadi jika nanti lingkungan di Kampus Bawah sudah benar-benar rusak, dan akan diperbaiki, tentunya akan memakan biaya yang lebih besar daripada pengeluaran untuk perbaikan kecil saja. 3. Aspek Sosial Aspek ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat terhadap nama baik Undiksha. Yang dimaksud disini adalah, ketika orang luar datang baik untuk keperluan dinas atau privat, dan kemudian melihat bahwa lingkungan di areal kampus sangat tidak memenuhi syarat sebuah universitas yang baik, kepercayaan itu akan hilang, dan akan menyebabkan nama baik Undiksha jatuh di mata masyarakat.

8

BAB 4 PENUTUP

4. 1 Kesimpulan Dari penjelasan di bab sebelumnya, Etika Ekologi merupakan etika yang mengatur tingkah laku manusia untuk menjaga lingkungan hidup tempat mereka bernaung. Etika dibedakan menjadi dua, yaitu Etika Ekologi Dangkal dan Etika Ekologi Dalam. Etika Ekologi Dangkal secara garis besar menekankan bahwa manusia bukan merupakan bagian dari lingkungan dan menekankan hak-hak manusia atas alam, tetapi melupakan kewajibannya atas alam. Sedangkan Etika Ekologi Dalam secara garis besar menekankan bahwa manusia merupakan bagian dari lingkungan dan Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh manusia, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang. Namun telah banyak terjadi penyimpangan terhadap Etika ekologi ini. Contoh nyatanya di kampus bawah Universitas Pendidikan Ganesha. Beberapa bagian dari lingkungan kampus masih sangat tidak terawatt dan bisa dikatakan tidak memenuhi syarat sebuah universitas. Lebih jauh lagi, penyimpangan ini nantinya bisa menyebabkan dampak negatif dari beberapa aspek, yaitu: aspek kesehatan, aspek perekonomian, dan aspek sosial. 4. 2 Saran Adapun saran-saran yang bisa dirumuskan berdasarkan penjelasan dari bab sebelumnya adalah: 1.

Dalam menjaga lingkungan, khususnya lingkungan kampus, sangat disarankan agar bisa menerapkan konsep dari Etika Ekologi, karena dengan etika ini, kita bisa menjaga dan melestarikan lingkungan kita.

2. Bagi pengelola kampus, disarankan untuk bisa mengatur beberapa orang

untuk senantiasa bertanggungjawab atas masalah-masalah kebersihan dan pelestarian lingkungan, utamanya lingkungan kampus. 9

DAFTAR PUSTAKA Mudana, I Wayan. Materi Perkuliahan Ilmu Budaya Dasar. Singaraja. 2009 http://www.telapak.org/index.php? option=com_content&task=view&id=32&Itemid=1. Diakses tanggal 12 Oktober 2009 Wikipedia.com. Lingkungan hidup. Diakses tanggal 12 Oktober 2009

10

Related Documents