Makalah Ekologi Bab I.docx

  • Uploaded by: serly herlina
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Ekologi Bab I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,945
  • Pages: 7
BAB I PNDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunitas ialah beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang bersamaan, misalnya populasi semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat mereka hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu komunitas. Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapatlah diperoleh gambaran tentang kedewasaan organisasi komunitas tersebut. Komunitas dengan populasi ibarat makhluk dengan sistem organnya, tetapi dengan tingkat organisasi yang lebih tinggi sehingga memiliki sifat yang khusus atau kelebihan yang tidak dimiliki oleh baik sistem organ maupun organisasi hidup lainnya (Resosoedarmo, 1990). Secara genetik, individu-individu adalah anggota dari populasi setempat dan secara ekologi individu merupakan anggota dari ekosistem. Ekosistem sebagian besar terdiri dari kumpulan tumbuhan dan hewan yang bersama-sama membentuk masyarakat yang disebut komunitas. Suatu komunitas terdiri dari banyak jenis dengan berbagai macam fluktuasi populasi dan interaksi satu dengan lainnya. Ringkasnyakomunitas adalah seluruh populasiyang hidup bersama pada suatu daerahdan organisme yang hidup bersama ini sering disebut juga sebagai komunitas biotik (Odum, 1971). Mempelajari komunitas akan lebih baik apabila kita sudah lebih dulu mengenal karaktermasing-masing komponen penyusunnya. Misalnya apakah tumbuhan termasuk herba, epifit, merambat atau apakah hewan hidup terrestrial atau aquatik, masingmasing memiliki karakter yang spesifik. Hewan aquatik misalnya, kita harus mengenal lebih dulu morfologinya, fisiologi dan sistem reproduksinya, bagaimana kedudukannya dalam rantai makanan, bersifat planktonik, bentik atau perenang aktif, hidup dan mencari makan di daerah permukaan, ditengah atau didasar perairan dan lain sebagainya (Odum, 1971). Komunitas sebagai suatu organisasi kehidupan tersusun dari beberapa komponen yang masing-masing komponen memiliki dinamikanya masing-masing dan dikenal sebagai struktur komunitas. Sebelum mempelajari hubungan komunitas dengan lingkungannya salah satu kajian untuk mempelajari komunitas adalah mengamati struktur komunitas (Resosoedarmo, 1990). 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1. Apa pengertian dari ekologi komunitas? 1.2.2. Apa saja jenis pola interaksi yang terjadi di dalam komunitas? 1.2.3. Bagaimana susunan struktur trofik? 1.2.4. Apa saja yang menjadi spesies kunci?

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekologi Komunitas Komunitas dalam arti Ekologi berarti kumpulan populasi yang terdiri dari spesies yang berbeda-beda, yang menempati suatu daerah tertentu. Sedangkan pengertian komunitas secara umum adalah kumpulan populasi makhluk hidup yang saling berinteraksi dan menempati suatu habitat tertentu. Setiap komunitas tidak harus menempati daerah yang luas, artinya komunitas dapat mempunyai ukuran berapa pun. Misalnya dalam suatu aquarium yang terdiri dari ikan, siput, hydrilla sebagai komponen biotik, serta air, bebatuan sebagai komponen abiotik dapat disebut sebagai suatu komunitas. Komunitas tumbuhan di daerah trofik biasanya bersifat rumit dan tidak mudah diberi nama menurut satu atau dua spesies yang paling berkuasa sebagaimana yang umum di daerah yang beriklim sedang (Umar, 2004). Aby (2012), menyatakan komunitas sebagai kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Menurut Odum (1971), mendeskripsikan tentang komunitas biotik sebagai kumpulan populasi apa saja yang hidup dalam daerah atau habitat fisik yang telah ditentukan, hal tersebut merupakan satuan yang di organisir sedemikian bahwa dia mempunyai sifat-sifat tambahan terhadap komponen individu dan fungsi-fungsi sebagai unit melalui transformasi metabolik yang bergandengan. Komunitas utama adalah mereka yang cukup besar hingga mereka relatif tidak tergantung dari masukkan dan hasil dari komunitas didekatnya sedangkan komunitas-komunitas minor adalah mereka yang kurang bergantung pada kumpulan-kumpulan tetangganya. Dalam tingkatan komunitas ciri, sifat dan kemampuannya lebih tinggi dari populasi misalnya dalam hal interaksi. Dalam komunitas bisa terjadi interaksi antar populasi, tidak hanya antar individu atau spesies seperti pada populasi. Hubungan antar populasi ini menggambarkan berbagai keadaan yaitu bisa saling menguntungkan sehingga terwujud suatu hubungan timbal balik yang positif bagi kedua belah pihak (mutualisme). Sebaliknya bisa juga terjadi hubungan salah satu pihak dirugikan (parasitisme) Apabila suatu komunitas sudah terbentuk, maka populasi-populasi yang ada haruslah hidup berdampingan atau bertetangga satu sama lainnya. Dalam biosistem komunitas ini berasosiasi dengan komponen abiotik membentuk suatu ekosistem (Resosoedarmo, 1990). Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Contoh komunitas adalah populasi ikan, populasi ganggang dan populasi hewan di sekitarnya membentuk komunitas terumbu karang (Aby, 2012).

2.2 Jenis Pola Interaksi 2.2.1 Kompetisi Kompetisi antar spesies adalah interaksi yang terjadi sewaktu individu-individu spesies yang berbeda bersaing memperebutkan sumber daya yang membatasi pertumbuhan dan kesintasan mereka. Misalnya, gulma yang tumbuh di kebun bersaing dengan tumbuhan kebun memperebutkan nutrien tanah dan air. Belalang dan bison di Great Plaintsbersaing memperebutkan rumput yang menjadi makanannya.Lynk dan rubah hutan utara Alaksara dan Kanada bersaing memperebutkan makanan seperti terwelu sepatu-salju. Berkebalikan dengan itu, sejumlah sumber daya, misalnya oksigen, jarang mengalami kelangkaan; dengan demikian walaupun sebagian besar spesies menggunakan sumber daya ini, jarang ada kompetisi memperebutkan oksigen (Campbell, 2008). 2.2.2

Simbiosis

Menurut Campbell (2008), sewaktu individu dari satu atau lebih spesies hidup dalam kontak langsung dan akrab dengan satu sama lain, hubungan mereka dinamakan dengan simbiosis. Definisi umum simbiosis yaitu mencakup semua interaksi semacamnya itu, entah itu berbahaya, bermanfaat, atau netral. Macam-macam interaksi simbiosis ,yaitu sebagai berikut: 2.2.2.1 Parasitisme Menurut Campbell (2008), parasitisme adalah interaksi simbiotik (+/-) dengan suatu organisme, parasit memperoleh nutrien dari organisme lain, sang inang (host), yang dirugikan dalam proses tersebut. Parasit yang hidup dalam tubuh inang, misalnya cacing pita disebut endoparasit, sedangkan parasit yang makan dipermukaan kulit disebut ektoparasit. Salah satu tipe khusus parasitisme, serangga parasitoid–biasanya tawon kecil–bertelur pada atau dalam inang yang masih hidup. Larva kemudian menyantap tubuh inang dan pada akhirnya membunuhnya. Interaksi parasitisme ini merupakan interaksi antara dua organisme yang satu untung dan yang satunya lagi dirugikan. 2.2.2.2 Mutualisme Menurut Campbell (2008), simbiosis mutualistik, atau mutualisme adalah interaksi antar spesies yang menguntungkan kedua spesies (+/+). Hubungan mutualisme terkadang melibatkan evolusi adaptasi-adaptasi terkait pada kedua spesies, dengan perubahan pada masing-masing spesies mungkin mempengaruhi kesintasan dan reproduksi spesies yang satu lagi. Misalnya, kebanyakan tumbuhan berbunga memiliki adaptasi-adaptasi seperti nektar atau buah yang melibatlkan hewan yang berfungsi dalam polinasi atau penyebaran biji. Demikian pula banyak hewan yang memiliki adaptasi-adaptasi yang membantu menemukan

mengonsumsi nektar. Contoh dari simbiosis mutualisme ini yaitu: fiksasi nitrogen oleh nodul akar polong-polongan, pencernaan selulosa oleh mikroorganisme dalam sistem pencernaan rayap dan mamalia pemamah-biak, dan interaksi antara rayap dan mikroorganisme dalam pencernaan serangga tersebut. 2.2.2.3 Komensalisme Menurut Campbell (2008), interaksi antara spesies yang menguntungkan yang satu namun tidak merugikan atau membantu spesies yang satu lagi (+/0) disebut dengan interaksi komensalisme. Interaksi komensal sulit didokumentasi di alam, sebab asosiasi dekat antara spesies berkembangkinan mempengaruhi kedua spesies, meskipun hanya sedikit. Misalnya, spesies “penumpang”, seperti alga yang hidup di cangkang penyu air atau tertitip yang melekat ke paus, terkadang dianggap komensal. Para penumpang memperoleh tempat untuk tumbuh sementara tampaknya hanya berpengaruh kecil pada hewan yang ditumpangi. Akan tetapi, para penumpang itu mungkin sebenarnya sedikit mengurangi keberhasilan reproduksi inang, karena mengurangi efisiensi pergerakan inang sewaktu mencari makan atau meloloskan diri dari predator. Sebaliknya, para penumpang mungkin memperoleh manfaat dalam bentuk kamuflase. Sejumlah asosiasi yang mungkin komensalimse melibatkan satu spesies yang memperoleh makanan yang tanpa sengaja tersingkapkan oleh spesies lain. Misaalnya, cowbird dan kuntul kerbau memakan serangga yang berguguran dari rumput yang dilahap oleh bison, sapi, kuda, dan herbivora lain. Karena tingkat makan burung meningkat sewaktu mengikuti herbivora, jelas burung memperoleh keuntungan dari asosiasi tersebut. Herbivora mungkin nyaris selalu tidak dipengaruhi oleh hubungan semacam itu. Akan tetapi herbivora mungkin terkadang memperoleh keuntungan; burung cendrung merupakan pemakan oportunistik yang terkadang mematuk dan memakan tungau dan ektoparasit lain dari herbivora. Burung juga mungkin memberikan peringatan pada herbivora jika ada predator mendekat. 2.2.3 Predasi Predasi adalah bentuk interaksi antarorganisme di mana satu organisme memakan organisme lainnya. Organisme yang memakan disebut predator, sedangkan organisme yang dimakan disebut mangsa. Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tidak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Hubungan predasi tidak hanya sebatas antarhewan saja, tetapi juga antara hewan (herbivora) dengan tumbuhan, dan antara tumbuhan predator dengan hewan mangsanya. Contoh hubungan predasi, yaitu kucing memangsa tikus, elang memangsa ular. Hubungan

antara

predator

dan

mangsa

sering

memengaruhi

kelimpahan

suatu

organisme. Populasi predator dan mangsa saling berkaitan demikian dekatnya. Sehingga kelimpahannya terlihat sama. Ketika populasi mangsa meningkat, maka tersedia makanan yang lebih banyak untuk predator sehingga populasi predator meningkat. Peningkatan populasi predator yang memakan mangsa menyebabkan penurunan populasi mangsa. Jumlah mangsa yang semakin sedikit menyebabkan jumlah makanan untuk predator semakin berkurang sehingga populasi predator pun menurun.

Spesies kunci (keystone species) merupakan suatu spesies yang menentukan kelulusan hidup sejumlah spesies lain. Dengan kata lain, keberadaannya menyumbangkan suatu keragaman hidup dan di samping itu kepunahannya secara konsekuen menimbulkan kepunahan bentuk kehidupan lain (Power & Mills, 1995 dalam Prianto, 2007). Misal pada ekosistem pesisir, seluruh fauna yang hidup di dalam ekositem tersebut mempunyai peranan yang penting dalam menjaga keseimbangan ekologi. Salah satu spesies tersebut adalah kepiting. Kepiting diusulkan sebagai keystone species di kawasan pesisir karena setiap aktivitasnya mempunyai pengaruh utama pada berbagai proses paras ekosistem. Peran kepiting di dalam ekosistem diantaranya mengkonversi nutrien dan mempertinggi mineralisasi, meningkatkan distribusi oksigen di dalam tanah, membantu daur hidup karbon, serta tempat penyedia makanan alami bagi berbagai jenis biota perairan (Prianto, 2007). Struktur trofik dapat dilihat pada gambar 2.5 di bawah ini.

Gambar 2.5 Struktur Trofik Sumber: Campbell, 2004

Secara tindak langsung melalui pola tingkah laku dan kebiasaannya, kepiting telah memberikan manfaat yang besar terhadap keberlangsungan proses biologi di dalam ekosistem

pesisir, seperti hutan mangrove. Menurut Prianto (2007), beberapa peran kepiting di dalam ekosistem pesisir, sebagai berikut : a) Konversi nutrien dan mempertinggi mineralisasi; Kepiting berfungsi menghancurkan dan mencabik-cabik daun/serasah menjadi lebih kecil (ukuran detritus) sehingga mikrofauna dapat dengan mudah menguraikannya. Hal ini menjadikan adanya interaksi lintas permukaan, yaitu antara daun yang gugur akan berfungsi sebagai serasah (produsen), kepiting sebagai konsumen dan detrivor, mikroba sebagai pengurai; b) Meningkatkan distribusi oksigen dalam tanah; Lubang yang dibangun berbagai jenis kepiting mempunyai beberapa fungsi diantaranya sebagai tempat perlindungan dari predator, tempat berkembang biak dan bantuan dalam mencari makan. Disamping itu, lubang-lubang tersebut berfungsi untuk komunikasi antar vegetasi misalnya mangrove, yaitu dengan melewatkan oksigen yang masuk ke substrat yang lebih dalam sehingga dapat memperbaiki kondisi anoksik; c) Membantu daur hidup karbon; Dalam daur hidup karbon, unsur karbon bergerak masuk dan keluar melewati organisme. Kepiting dalam hal ini sangat penting dalam konversi nutrien dan mineralisasi yang merupakan jalur biogeokimia karbon, selain dalam proses respirasinya; d) Penyedia makanan alami; Dalam siklus hidupnya kepiting menghasilkan ratusan bahkan pada beberapa spesies dapat menghasilkan ribuan larva dalam satu kali pemijahan. Larvalarva ini merupakan sumber makanan bagi biota-biota perairan, seperti ikan. Larva kepiting bersifat neuston yang berarti melayang-layang dalam tubuh perairan, sehingga merupakan makanan bagi ikan-ikan karnivor.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan tujuan dari makalah yang kami tulis, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Kumpulan dari beberapa populasi organisme, hidup di suatu habitat disebut dengan komunitas. Lima karakteristik komunitas antara lain keragaman spesies, bentuk dan struktur pertumbuhan, dominansi, kelimpahan relatif, struktur trofik. Keragaman jenis menjadi suatu sifat komunitas yang memperlihatkan tingkat jenis keragaman organisme yang dinyatakan dengan indeks keragaman. Komunitas dapat diatur melalui tiga proses yaitu kompetisi, predasi, dan simbiosis. 2. Jenis dari pola interaksi meliputi kompetisi, simbiosis, dan predasi. 3. Hubungan makanan dalam suatu ekosistem dapat dinyatakan sebagai tingkat/struktur trofik atau tingkat makanan. Perpindahan energi makanan dari sumbernya yaitu tumbuhan menuju herbivor menuju karnivor, dinamakan dengan rantai makanan B. SARAN Diharapkan mahasiswa lebih memahami dan mempelajari mengenai bagaimana pengertian komunitas, karakteristik dan pemberian nama komunitas, struktur komunitas, keanekaragaman jenis, organisasi komunitas, sebaran komunitas, perubahan komunitas, sehingga bagi mahasiswa agar lebih dapat menambahkan materi mengenai konsep komunitas dan struktur trofik.

DAFTAR PUSTAKA Aby. 2012. Ekologi dan Distribusi Hewan. http://abybiologi.blogspot.com/2012/ 12/ekologidan-distribusi-hewan.html. Campbell, N. A., dan J. B. Reece. 2008. Biologi Edisi ke 8 Jilid 1. (diterjemahkan dari : Biology Eighth Edition, penerjemah : D.T. Wulandari). Penerbit Erlangga. Jakarta. Odum, Eugene P. 1971. Dasar-Dasar Ekologi Edisi Ke 3. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta. Resosoedarmo, Soedjiran. 1990. Pengantar Ekologi. Jakarta:PT Remaja Rosdakarya

Related Documents


More Documents from ""