BAB I TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar 1. Pengertian Dislokasi adalah pemisahan lengkap permukaan-permukaan yang disebabkan tertariknya kapsul.Dislokasi dapat merupakan komplikasi pada fraktur ujung atas humerus. Sendi sterno klavikular dapat mengalami dislokasi kedepan atau ke belakang sebagai akibat jatuh dengan keras dia atas bahu.(Pearce, 2013) Dislokasi adalah pergeseran tulang sendi sehinhha permukaan yang beratikulasi kehilangan kontak sepenuhnya(Williams & Wilkins, 2011) Dislokasi adalah pergeseran suatu sendi (Henderson, 1992) Dislokasi terajdi ketika gerakan memnuntir atau memilin membuat tulang tertarik keluar dari posisi normalnya dalam sendi. Fraktur dapat sekaligus terjadi,dan ligament di sekitarnya bisa terkoyak.(Davies, 2007) 2. Etiologi Menurut Henderson (1992) etiologik dislokasi adalah: 1. Trauma. Jika disertai fraktur, keadaan ini disebut fraktur dislokasi. 2. Kongenital.Sebagian anak dilahirkan dengan dislokasi,misalnya dislokasi pangkal paha.secara klinis,tugkai yang satu lebih pendek dibandingkan tungkai yang lainnya dan pantat bagian kiri serta kanan tidak simetris. 3. Patologis. Akibat distruksi tulang, misalnya tybercolosis tulang belakang.Distruksi tulang menyebabkan runtuhnya vertebra dengan akibat kyphosis dan kemungkinan kerusakan medulla splinalis. Menurut Rejo (2013) dislokasi disebabkan oleh: 1.
Usia
Faktor usia sangat menentukan karena mempengaruhi kekuatan serta kekenyalan jaringan. Misalnya pada umur 30 – 40 tahun kekuatan otot akan relative menurun. Elastisitas tendon dan ligamen menurun pada usia 30 tahun. 2.
Terjatuh atau kecelakaan Dislokasi dapat terjadi apabila terjadi kecelakan atau terjatuh sehingga lutut mengalami dislokasi.
3.
Pukulan Dislokasi lutut dapat terjadi apabila mendapat pukulan pada bagian lututnya dan menyebabkan dislokasi.
4.
Tidak melakukan pemanasan Pada atlet olahraga sering terjadi keseleo karena kurangnya pemanasan.
5.
Cedera olahraga Pemain basket dan kiper pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.
6.
Patologis Terjadinya ‘tear’ ligament dan kapsul articuler yang merupakan kompenen vital penghubung tulang.
7.
Terjadi infeksi di sekitar sendi.
3. Tanda dan Gejala Menurut Rejo (2013) : 1.
Perubahan kontur sendi.
2.
Kehilangan mobilitas normal.
3.
Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi.
4.
Deformitas.
5.
Kekakuan.
6.
Nyeri akut.
7.
Teraba adanya benjolan tulang akibat pergeseran.
8.
Pembengkakan.
4. Patofisiologi Dislokasi biasanya disebabkan oleh jatuh pada tangan. Humerus terdorong ke depan, merobek kapsul atau menyebabkan tepi glenoid teravulsi. Kadang-kadang bagian posterolateral kaput hancur. Mesti jarang prosesus akromium dapat mengungkit kaput ke bawah dan menimbulkan luksasio erekta (dengan tangan mengarah lengan ini hampir selalu jatuh membawa kaput ke posisi di bawah karakoid). Dislokasi terjadi saat ligarnen memberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.(Rejo, 2013) 5. Pemeriksaan Penunjang 1. Sinar-X (Rontgen) Pemeriksaan rontgen merupakan pemeriksaan diagnostik noninvasif untuk membantu menegakkan diagnosa medis. Pada pasien dislokasi sendi ditemukan adanya pergeseran sendi dari mangkuk sendi dimana tulang dan sendi berwarna putih. 2. CT-Scan CT-Scan yaitu pemeriksaan sinar-X yang lebih canggih dengan bantuan komputer, sehingga memperoleh gambar yang lebih detail dan dapat dibuat gambaran secara 3 dimensi. Pada pasien dislokasi ditemukan gambar 3 dimensi dimana sendi tidak berada pada tempatnya. 3. MRI MRI merupakan pemeriksaan yang menggunakan gelombang magnet dan frekuensi radio tanpa menggunakan sinar-X atau bahan radio aktif, sehingga dapat diperoleh gambaran tubuh (terutama jaringan lunak) dengan lebih detail. Seperti halnya CT-Scan, pada
pemeriksaan MRI ditemukan adanya pergeseran sendi dari mangkuk sendi (Doengeos, 2008)
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN