TUGAS : MATERNITAS I
KANKER SERVIKS
DI SUSUN OLEH :
KELAS A2 KELOMPOK 4 1. JUSMAN (NH0117057) 2. KURNIA IRJAYANTI P. (NH0117062) 3. IIF NUR ISTIANI (NH0117065) 4. MALON FIJAI UKWATU (NH0117071) 5. MARDIANA SOLEMAN (NH0117072) 6. MARDIANTO (NH01171073) 7. MASHARYONO (NH0117075) 8. MUHAMAD AJAT KHAMRIN (NH0117082) 9. MUHAMMAD TAKDIR (NH017084) 10. NOFIYANTI MAHMUD (NH0117095) 11. NUNUNG KURNIAWATI (NH0117097) 12. NURAIN SAFIRA GAFAR (NH0117104)
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN A SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NANI HASANUDDIN MAKASSAR 2019
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah karena berkat kemurahan-Nya makalah struktur hewan ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Kami menyadari, bahwa proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usulan guna penyempurnaan makalah ini di kemudian hari. Kami sadari pula, bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Makassar,18 Maret 2019
penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................................... i KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii DAFTAR ISI................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 A. EPIDEMIOLOGI .................................................................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. A. TEORI ..................................................................................................................... B. PATWAY ............................................................................................................... C. INTERVENSI ......................................................................................................... D. IMPLEMENTASI ................................................................................................... E. EVALUASI............................................................................................................. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KANKER SERVIKS ...................................... A. KASUS ................................................................................................................... B. PENGKAJIAN ........................................................................................................ BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... A. KESIMPULAN ....................................................................................................... B. SARAN .................................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Epidemiologi Kanker merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit tidak menular (Non communicable diseases).Non communicable disease merupakan penyebab kematian terbesar di dunia. Dari 57 juta kematian pada tahun 2008, 63% (36 juta kematian) disebabkan oleh NCD, terutama oleh karena penyakit kardiovaskuler (17 juta kematian), kanker (7,6 juta kematian), penyakit paru kronis (4,2 juta kematian) dan diabetes (1,3 juta kematian). Sekitar seperempat dari jumlah kematian akibat Non communicable diseases di dunia terjadi pada usia sebelum 60 tahun. Angka kematian akibat Non communicable diseases lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah seluruh kematian karena penyebab lainnya (WHO, 2010). Hasil survei Riset Kesehatan Dasar di Indonesia menunjukkan angka prevalensi penyakit tumor/kanker sebesar 4,3 per 1000 penduduk (Kementerian Kesehatan, 2007), Menurut International Agency for Researchon Cancer (IARC), 85% dari kasuskanker di dunia, berjumlah sekitar 493.000 dan menyebabkan 273.000 kematian, terjadi di Negara-negara berkembang.Angka mortalitas yang diakibatkan kanker serviks juga tinggi, yakni diperkirakan 66,000 tiap tahunnya (WHO, 2008).Jumlah pasien kanker serviks di Indonesia mencapai 100 kasus per 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya, 70% kasus diantaranya datang ke rumah sakit sudah dalam stadium lanjut(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012). Prevalensi kanker berdasar provinsi menunjukan bahwa terdapat 5 provinsi yang prevalensi kankernya melebihi prevalensi kanker nasional (>5.03%). Provinsi Jawa Tengah menduduki posisi kedua dengan angka prevalensi sebesar 8.06%, kemudian jika berdasarkan odds ratio dari 12 jenis
tumor bahwa tumor ovarium dan serviks mempunyai prevalensi sebanyak 19.3% dengan CI 17.8-20.9, (BPPK, 2011). Data dari Dinas Kesehatan Kota semarang dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 mengalami pasang surut jumlah penderita, data tahun 2014 terdapat 353 penderita Ca Serviks dari 17 Puskesmas yang ada, sedangkan angka kejadian terbanyak terjadi pada umur penderita diantara 45-65 tahun, kemudian untuk case fatality rate pada tahun 2014 adalah sebesar 13,6 % (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2014). Epidemiologi penyakit tidak menular bisa dilakukan pencegahan, pada dasarnya ada empat tingkatan pencegahan penyakit secara umum yakni pencegahan tingkat dasar (primordial prevention) atau tindakan health promotife, pencegahan tingkat pertama (primary prevention) atau tindakan preventife yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus, pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) atau tindakan kuratife yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan yang tepat, dan pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) yang meliputi pencegahan terhadap terjadinya cacat dan terakhir adalah rehabilitatife(Noor, 2008). Badri (2006), dalam penelitianya menyatakan bahwa kendala dan masalah yang muncul dalam masa kuratife dan rehabilitatife kanker adalah dimulai dari, pasien yang datang sudah stadium lanjut, fasilitas penanggulangan kanker yang terbatas baik SDM maupun peralatan, pencegahan yang belum memadai, penyuluhan yang belum terkoordinasi dan deteksi dini yang kurang memadai baik secara penanganan maupun kurang memperhatikan faktor risiko yang menyertai pasien sehingga sering menimbulkan keterlambatan penanganan. Tujuan penelitian ini untuk Menganalisis hubungan antara kendala dan masalah dalam pencegahan dan penanganan penyakit dengan keterlambatan diagnosa Ca Servik pada masa kuratife di Semarang periode tahun 2014. Badri (2006), kendala dalam penanggulangan Ca Serviks di masa kuratife sangatlah kompleks diantaranya adalah kendala dalam melakukan deteksi dini atau skrining. Menurut WHO, pada Negara berkembang 95% wanita belum pernah mendapatkan skrining kanker serviks, sedangkan dari data WHO 80 %
wanita yang terdiagnosa Ca Serviks setelah status lanjut akibatnya pembedahan dan pengobatan kurang efektif sebagai pilihan tindakan. Kendala kedua yang menghambat penegakkan diagnosa Ca Servik adalah masalah sosial ekonomi, masalah sosial ekonomi yang dimaksud menghambat penanganan di masa kuratife dihubungkan dengan derajat kesehatan dan kesadaran memeriksakan diri di fasilitas kesehatan, hal ini terkait dengan pendapatan keluarga di dalam suatu masyarakat guna memenuhi kebutuhan sehari-hari berdasarkan pendapatan perkapita (Rasjidi, 2009). Menurut Sorokin (1982), stratifikasi sosial dibagi kedalam tiga kelas yaitu sosial ekonomi atas, sosial ekonomi menengah dan sosial ekonomi bawah, pada sosial ekonomi bawah sering menyumbang angka kesakitan dan kendala dalam pelayanan kesehatan meskipun banyak jaminan kesehatan di suatu negara. Menurut BPS (2012), tingkat ekonomi adalah pendapatan yang diperoleh oleh suatu keluarga berdasarkan pendapatan perorangan didalam suatu keluarga berdasarkan pendapatan perorangan didalam suatu keluarga untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga atau yang sering disebut pendapatan perkapita, pendapatan perkapita dibagi kedalam dua kelas yaitu tingkat ekonomi tinggi dan tingkat ekonomi rendah, pada tingkat ekonomi rendah sering menyumbang angka morbidaitas dan merupakan masalah dalam pelayanan kesehatan meskipun banyak jaminan kesehatan di suatu negara. Bustan (2015), kurangnya informasi dan pemberian konseling kepada masyarakat menjadi kendala berartibagipengobatan Ca Serviks,Menurut WHO penyuluhan kesehatan dilakukan sebagai bagian integral dari upaya pengendalian Ca Serviks. Badri (2006), pencegahan Ca Serviks dinyatakan berhasil jika mampu menurunkan angka kematian pada penderitanya, akan tetapi kekurangan fasilitas penanggulangan Ca Serviks baik SDM maupun peralatan dan sistem membuat pencegahan terhambat. (JURNAL 1 BUAT CATATAN KAKI)
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kanker serviks Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut Rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal disekitarnya. (BUKU 1, BUAT CATATAN KAKI) Kanker serviks merupakan karsinoma ginekologi yang terbanyak diderita. Karsinoma serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks dalam keadaan ini terdapat kelompok sel yang terbentuk oleh jaringan yang tumbuh secara terus-menerus dan tidak terbatas, tidak terkoordinasi, dan tidak berguna bagi tubuh tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya. (buku 2, buat catatan kaki) Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel abnormal pada serviks dimana sel-sel normal berubah menjadi sel kanker. Perubahan ini biasanya memakan waktu 10-15 tahun sampai kanker terjadi 80% dari wanita yang berisiko terinfeksi oleh HPV, hingga 50% dari mereka akan terinfeksi oleh HPV sepanjang massa hidupnya Infeksi oleh berbagai bakteri dan virus adalah penyebab yang sangat menonjol lain dari berbagai jenis kanker. Vaksin untuk kanker serviks akan membantu mencegah kanker dan lingkungan yang bersih, serta perilaku gaya hidup. (buku 3, buat catatan kaki) B. Etiologi Penyebab utama kanker serviks adalah human papillomavirus (HPV). Kanker serviks merupakan penyebab utama kematian diantara perempuan di seluruh dunia. a.
Infeksi human papillomavirus (HPV)
b.
Merokok
c.
Imunosupresan
d.
Infeksi klamidia
e.
Diet kurang sehat dan obesitas
f.
Kontrasepsi oral
g.
Penggunaan IUD
h.
Kehamilan multiple
i.
Kemiskinan
j.
Penggunaan obat hormonal diethylstilbestrol
k.
Riwayat keluarga dengan kanker serviks (buku3 buat catatan kaki)
l. Pembalut Wanita Tanpa disadari,pembalut justru menjadi salah satu faktor risiko penyakit kewanitaan akibat kandungan zat dizat dioxin yang menurut WHO dapat menyebabkan kanker. Banyak bahan kimia yang digunakan dalam proses daur ulang untuk sehingga banyak mengandung zat dioxinyang lebih berbahaya seperti arsinekum. Dioxin mempercepat proses perkembangan semua jenis kanker, khususnya pada wanita. Kondisi ini menyebabkan gangguan terhadap organ reproduksi wanita. (jurnal 2 buat catatan kaki) m. Penggunaan Sabun Kebiasaan mencuci vagina dengan antiseptik berupa obat cuci vagina dan deodoran untuk menjaga kebersihan dan kesehatan vagina atau alasan lain dapat meningkatkan risiko kanker serviks. . (jurnal 2 buat catatan kaki) n. Pasangan Pria yang Tidak Disirkumsisi Sirkumsisi adalah tindakan medis berupa pembuangan sebagian atau seluruh bagian prepusium yang melingkupi kepala penis. Pasangan pria yang tidak disirkumsisi dapat meningkatkan risiko kanker serviks. . (jurnal 2 buat catatan kaki)
C. Manifestasi klinik Tanda dan gejala kanker serviks
Infeksi HPV dan kanker serviks pada tahap awal berlangsung tanpa gejala. Bila kanker sudah mengalami progresifitas stadium lanjut, maka gealanya dapat berupa : a. Keputihan : makin lama makin berba busuk dan tidak sembuh-sembuh, terkadang tercampur darah. b. Perdarahan kontak setelah sanggama merupakan gejala serviks 75-80% c. Perdarahan spontan : perdarahan yang timbul akibat terburuknya pembuluh darah dan semakin lama semakin terjadi. d. Perdarahan pada wanita usia menopause. e. Anemia. f. Gagal ginjal sebagai efek dari infiltrasi sel tumor ke ureter yang menyebabkan obstruksi total. g. Perdarahan wanita yang tidak normal. a) Perdarahan diantara periode reguler menstruasi b) Periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya c) Perdarahan setelah hubungan seksual atau pemeriksaan panggul d) Perdarahan pada wanita pada wanita menopause. h. Nyeri a) Rasa sakit saat berhubungan seksual, kesulitan atau nyeri dalam berkemih, nyeri di daerah sekitar panggul. b) Bila kanker sudah mencapai stadium III ke atas, maka akan terjadi pembengkakan di berbagai anggota tubuh seperti betis, paha, dan sebagainya. (buku 3, buat catatan kaki) D. Patofisiologi E. Klasifikasi a. Mikroskopis a) Dysplasia Dysplasia ringan terjadi pada sepertiga bagian basal epidermis. Dysplasia berat terjadi pada dua pertiga epidermi hampir tidak dapat dibedakan dengan karsinoma insitu
b) Stadium karsinoma insitu Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa. c) Stadium karsionoma mikroinvasif Pada
karsinoma
mikroinvasif,
disamping
perubahan
derajat
pertumbuhan sel meningkat juga sel tumor menembus membrane basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari membrane basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker. d) Stadium karsinoma invasive Pada karsinoma invasive perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan berbentuk sel bervariasi. Pertumbuha invasi muncul diarea bibir posterior atau anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri. e) Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsionoma serviks Pertumbuhan eksofilik,
berbentuk bunga kol, tumbuh kearah
vagina dan dapat mengisi setegah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, berbentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis dan perdarahan. Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progesif meluas ke forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri dan parametrium. Pertumbuhan nodul,
biasanya dijumpai pada endoserviks yang
lambat laun lesi berubah bentuk menjadi ulkus. b. Makroskopis a) Stadium preklinis Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa b) Stadium permulaan Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum c) Stadium setengah lanjut Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio
d) Stadium lanjut Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah. (BUKU1, CATATAN KAKI) F. Penatalaksanaan medis Penatalaksaan medis berdasarkan stadium kangker a. Stadium 0-Ia: biopsy kerucut, histerotomi transvaginal. b. Stadium Ib,IIa: histeroptomi radikal dengan linfadelektomi panngul dan evaluasi kelenjar limfe pada aorta (bila terdapat metastasis dilakukan radioterapi pasca pembedahan) c. Stadium IIb: histeroptomi, radiasi,dan kemoterapi d. Stadium III-IVb: radiasi,kemoteraphy. (buku3, catatan kaki) e. Pemeriksaan Metode IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) untuk Pencegahan Kanker Serviks Cara pemeriksaan teknik IVA menggunakan spekulum untuk melihat serviks yang telah dipulas dengan asam asetat 3-5%. Hasil positif pada lesi prakanker terlihat warna bercak putih disebut Aceto white epithelium. (jurnal 3 buat catatan kaki) G. Kompilkasi Efek samping kangker dan pengobatan Komplikasi sering terjadipada wanita yang menderita kangker serviks. Komplikasi bisa muncul akibat langsung dari kangker atau efek samping dari pengobatan yang dilakukan. Misalnya karena radioteraphy,operasi,atau kemoteraphy. Komplikasi dari kangker serviks adalah : a. Komplikasi ringan : pendarahan kecil pada vagina dan atau sering kencing b. Komplikasi berat : pendarahan yang parah dan bahkan gagal ginjal. (buku2, catatan kaki)
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
Ny. K (66 thn) telah Didiagnosa Kanker serviks stadium IIIB. Berdasarkan data hasil pemeriksaan vital yang meliputi TD, Nadi, Suhu Tubuh, dan Pernafasan semuanya normal dan dalam kondisi yang cukup baik. Sedangkan berdasarkan data Labolatorik didapatkan bahwa nilai WBC (jumlah sel darah putih ) agak melebihi nilai normal yaitu 11,9 x 103 mm3 dari nilai normal 4,3-10,3 x 103 mm3. Kemungkinan ada sedikit infeksi yang terjadi pada si Pasien. Kemudian Nilai MCHC(Kadar Hemoglobin) cukup rendah yakni 31,2 g/dl dari nilai normal 33-37 g/dl, berarti bisa dikatakan pasien ini menderita anemia atau kekurangan HB. Sedangkan MPV (Mean Platelet Volume) berada dibawah nilai normal yaitu 5,8 FI. Dari nilai normal 7,8-11,0 FI. Dari data ini dapat dikatakan pasien mengalami trombositopenia (kekurangan trombosit). Tinjauan kasus: BIODATA A. Identitas : 1. Nama
: Ny. K
2. Umur
: 66 Tahun
3. Suku
: Mandar
4. Agama
: Islam
5. Pendidikan
: SD
6. Pekerjaan
: IRT
7. Lamanya menikah : 37 Tahun 8. Alamat
: Jl. Mawar/123
9. Tgl MRS
: 9 Juni 2002
10. Tgl pengkajian
: 7 Juni 2002
B. Data Biologis/ Fisiologis : 1. Keluhan utama
: Nyeri panggul, penurunan berat badan, anemia dan
kekurangan trombosit 2. Riwayat keluhan utama : -
Mulai timbulnya : dirasakan sejak awal bulan maret 2002
-
Sifat keluhan : nyeri timbul terus menerus dengan skala nyeri 8
-
Faktor pencetus : tidak ada
-
Keluhan lain : pengeluaran darah sediki-sedikt, nafsu makan kurang
-
Pengaruh keluhan terhadap aktivtas/ fungsi tubuh : klien kuramh melakukan aktivitas
-
Usaha klien untuk mengatasi keluhan : dengan menggosok badan pada daerah pinggang
C. Riwayat kesehatan masa lalu : 1. Penyakit yang diderita
: tidak ada
2. Riwayat opname
: tidak ada
3. Riwayat trauma
: tidak ada
4. Riwayat operasi
: tidak ada
5. Riwayat transfuse darah : tidak ada 6. Riwayat alergi (makanan/minuman/obat) : tidak ada 7. Riwayat indikasi (obat/rokok/alcohol)
: tidak ada
8. Kebiasaan spesifik (makanan/minuman) : tidak ada 1) Riwayat keluarga : -
Riwayat penyakit menular
: tidak ada
-
Riwayat penyakit keturunan
: GENOGRAM
-
Pengaruh lingkungan psikososial rumah : tidak ada
2) Riwayat reproduksi :
Riwayat haid : a. Menarche
: 17 Tahun
b. Siklus haid : 28-30 hari c. Durasi haid :5-7 hari
-
Dismenore : tidak ada
-
Polimenore
-
Oligemenore : tidak ada
-
Menometroragia : tidak ada
-
Amenore : tidak ada
: tidak ada
Riwayat Obstetic : a. Kehamilan, persalinan dan nifas lalu
Kehamilan
Persalinan
Nifas
Umur
Jenis
Penol
Perlangs
BB
Keadaan
Perlang
Lamanya
(mg)
Pers
ong
ungan
Bayi
Ibu/By
sungan
Menyusui
1972
42 mg
LBK
Bidan
Normal
3,300
Sehat
Normal
2 tahun
2
1978
42 mg
LBK
Bidan
Normal
3,200
Sehat
Normal
2 tahun
3
1980
42mg
LBK
Bidan
Normal
3,300
Sehat
Normal
2 tahun
4
1982
42mg
LBK
Bidan
Normal
3,350
Sehat
Normal
2 tahun
5
1984
42 mg
LBK
Bidan
Normal
4,000
Sehat
Normal
2 tahun
Ke
Thn
1
b. Riwayat genoekologi : tidak ada c. Riwayat keluarga berencana : PIL 1984
Riwayat aktivias sehari-hari : a. Kebutuhan nutrisi : Kebiasaan : nafsu makan menurun -
Pola makan ibu : nasi, ikan sayur, buah
-
Frekuensi makan : 3x/ hari
-
Kebutuhan minum/cairan ; 1000-1500cc/hr
Setelah MRS/operasi : Konsumsi perhari makanan sumber : - Karbohidrat : nasi - Protein: tahu, tempe, ikan dging telur - Lemak : -
- Besi/asem folat : sayur - Kalsium : - Lodine: tidak ada Nafsu makan : menurun Masalah dengan gigi/ mengunyah : tidak ada Makanan yang disenangi : tidak ada Makanan pantangan : tidak ada Kebutuhan minuman/cairan : 1000-1500/hr Perubahan lain : tidak ada b. Kebutuhan eliminasi : Kebiasaan: Frekuensi BAK : lancar, 6-7x/hari Warna/ bau khas : kuning bau ammonia Gangguan eliminasi BAK : tidak ada Frekuensi BAB : 1-2 x/hr Warna atau konsistensi : kuning kecoklatan/lunak berbentuk Gangguan eliminasi BAB : tidak ada Setelah MRS/operasi - Poliuri : - Inkontinensia uri : tidak ada - Dysuria : tidak ada - Hemoroid : tidak ada - Keadaan kandung kencing : tidak ada kelainan - Perubahan lain : tidak ada c. Kebutuhan kebersihan diri sendiri : Kebiasaan: Kebersiahan rambut : bersih, seminggu 2x keramas Kebersihan badan : bersih 2x sehari Kebersihan gigi/mulut :bersih, sikat gigi pagi/sore Kebersihan genetalia/ anus : bersih
Kebersihan kuku tangan/kaki : bersih Kebersihan pakaian : bersih, pagi/sore Perubahan setelah MRS/operasi : .... d. Kebutuhan istirahat/tidur Kebiasaan : Istirahat/tidur siang : 1 jam/hari Istirahat/tidur malam : 8 jam (10.00-06.00) Pekerjaan RT dilakukan : secara rutin Setelah MRS/operasi : -
Perubahan Klien mengatakan kurang tidur.
Peranan keluarga dalam membantu ibu istirahat : baik
Pemeriksaan fisik a. Pemeriksaan fisik umum Penampilan ibu : sesuai kesadaran : kompos mentis Tinggi/berat badan : 155 cm/37 kg Tanda vital : -
Tekanan darah : 140/110 mmHg
-
Denyut jantung : 80x/menit
-
Temperature : 36 ˚C
-
Respirasi : 24x/menit
Kepala dan rambut : -
Keadaan rambut : penyebaran merata, warna hitam
-
Kebersihan rambut : bersih
Wajah/muka : -
Edema wajah/muka : tidak ada
-
Ekspresi wajah : murung, meringis bila nyeri muncul
Mata : -
Kebersihan : bersih
-
Sekret hidung : ...
-
Sclera : merah muda
Hidung : -
Kesimetrisan: simetris
-
Sekret hidung : tidak ada
Mulut: -
Mukosa bibir : lembab
-
Lidah : bersih
-
Karies : ada
Inpeksi telinga : -
Kebersihan telinga : bersih
-
Sekret telinga : tidak ada
-
Keadaan telinga luar : bersih
Leher : -
Pembesaran kelenjar gondok : tidak ada
-
Pembesaran vena jugularis : tidak ada
-
Pembesaran arteri karotis : tidak ada
Dada/perut : o Payudara -
Kesimetrisan buah dada : simestris
-
Bentuk buah dada : tergantung
-
Ukuran buah dada : ...
-
Kesimetrisan putting : simetris
-
Reaksi putting : ...
-
Nyeri tekan : tidak ada
o Jantung -
Letus cordis : tidak ada kelainan
-
Bunyi tambahan : tidak ada
o Paru -
Bunyi pernafasan : normal
-
Bunyi tambahan : tidak ada
o Abdomen : - Pembesaran : tidak ada - Bentuk : datar ikut gerak nafas - Massa : tidak ada Nyeri tekan : tidak ada Konsistensi : tidak ada Batas pinggi : tidak ada - Striae/scar : tidak ada - Bilatasi vena : tidak ada Panggul/vagina/serviks :
o Dengan inspekolo : - Keadaan diding vagina : teraba benjolan kreas dan berdarah - Prolapsus uterus : tidak ada - Keadaan serviks : teraba benjolan dan rapuh Genitalia (vulva/anus) - Kebersihan : - Flour albus : tidak ada - Farises : tidak ada - Kondilomata : tidak ada Pemeriksaan rektal - Massa antara rektum/vagin : tidak ada - Lasi antara rektum/vagina : tidak ada Tungkai bawah - Kesimetrisan : simetris kiri/kanan - Edema pretidil : tidak ada Pemeriksaan laboratorim (hasil.tangga) - USG : kesan hidroueter, hidrofrosis kiri
D. Data psikologi/sosiologis 1. Reaksi emosional setelah diaknose penyakit diketahui: a. Respon ibu : ibu tampak cemas dan takut dengan penyakitnya dan bertanya tanya dengan penyakitnya b. Respon suami : cemasmelihat keadaan suaminya c. Respon anak : baik dalam bekerja sama 2. Peranan ibu dalam keluarga a. Pengambilan keputusan : suami b. Konsultasi kesehatan : aktifkan jika ada masalah kesehatan c. Penentuan diet dan makanan pantang : tidak ada
E. Data spiritual 1. Usaha ibu berdoa terhadap penyakitnya : rajin sholat jika ada pendarahan 2. Pantangan menurut keyakinan ibu selama di Rs : tidak ada 3. Keharusan menurut keyakinan ibu selama di Rs : tidak ada
KLASIFIKASI DATA DATA SUBJEKTIF
Klien mengatakan nyeri daerah pinggul Klien mengatakan nyeri dirasakan sejak bulan maret 2002 Klien merasakan nyeri terus menerus Klien mengatakan kurang nafsu makan Klien mengatakan kurang tidur Klien bertanya tentang penyakitnya
DATA OBJEKTIF
Expresi wajah murung, kadang meringis bila nyeri timbul. Porsi makan tidak dihabiskan 1/3 Tekanan darah 140/100 Pernafasan 24x/menit Nadi 84x/menit Suhu 36˚C BB 50Kg. Sebelum sakit 65 kg Pendidikan SD Pengeluaran darah sedikitsedikit.
ANALISIS DATA
DATA
ETIOLOGI
DS :
MASALAH
CA Cerviks
Klien
mengeluh
Nyeri Akut
sakit
daerah panggul menjalar
Terjadi penyebaran sel
ke bokong.
Klien
mengeluh
dirasakan
sejak
nyeri bulan
maret 2002.
Klien
Penakanan syaraf piseral
Nosiseptor
menangatakan
nyeri terus menerus
Kornu dorsalis medulla spinalis
DO:
Ekspresi wajah meringis.
Tekanan darah 140/100
Serabut perifer
mmHg.
Nadi 84x/menit.
Suhu 36˚C
Cortex cerebri
Nyeri dipersepsikan -
DS :
Klien mengatakan
Energi yang dihasilkan jaringan sekitarnya sekitar berkurang
tidak bisa beraktivitas secara
Kelemahan fisik
mandiri
Klien mengeluh nyeri sehingga sulit untuk bergerak
DO :
Klien tampak lemah
Sebagian/seluruh
Gangguan mobilitas fisik
Mobilitas fisik
aktivitas pasien dibantu
CA Cerviks DS:
Klien bertanya tentang
Penurunan status kesehatan
Kecemasan
proses penyakitnya.
Klien mengatakan pasrah
Kurang pengetahuan
dengan keadaaannya. Beban psikologis
DO:
Ekspresi wajah murung
meningkat
Kecemasan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan infiltrasi sel kanker ke jaringan 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan pengeluaran traps dan enzim fosfatase 3. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur pengobatan
INTERVENSI KEPERAWATAN N
DIAGNO
TUJUAN/KRITE
O.
SA
RIA HASIL
1.
TINDAKAN KEPERAWATAN NOC
Nyeri akut
tujuan: setelah
berhubung
dolakukan
Kecemasan
an dengan
tindakan
Klien
Pengkajian
infiltrasi
keperawatan
Status
Nyeri
sel kanker
secara 2x24
kenyamanan
Komprehensif
ke
jam klien
Klien
yang meliputu
jaringan
mampu
Kepuasan
lokasi,
menurunkan
Klien:
karakteristik,
level nyeri
Menejemen
onsep/durasi,k
kriteria hasil:
Nyeri
ualitas,
NIC
Tingkat
manajemen nyeri - Lakukan
intensitas-
meningkat rasa nyaman
outcome:
beratnya nyeri
klien
klien mampu
dan faktor
mengukur
pencetus
nyerinya
- Observasi
dengan
adanya
menggunakan
petunjuk non
skala nyeri
verbal
yaitu skala
mengenai
nyeri 8 (nyeri
ketidak
berat)
nyamanan terutama kepada mereka yang tidak dapat berkomunukas i secara
evektif - Gunakan strategis komunikasi trapeutik untuk mengetahui pengalamn nyeri dan sampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri
2.
Gangguan
tujuan: klien
mobilitas
tetap dapat
terhadap
fisik
mempertahank
aktivitas
berhubunga n dengan pengeluara n traps dan enzim fosfatase
an pergerakannya
Toleransi
manajemen energi: -
Anjurkan
Cara
pasien
berjalan
mengungkapk
kriteria :
an perasaan
mempertahann
outcome:
secara verbal
kan kekuatan
kaji
mengenai
otot
motivasi
keterbatasan
klien untuk
yang dialami
menpertaha
-
Tentukan
nkan
jenis dan
pergerakan
banyaknya
sendi
aktivitas yang dibutuhkan untuk
menjaga ketahanan -
Konitor sumber kegiatan atau olahraga dan kelelahan emosional yang dialami pasien
-
Bantu pasien untuk mengidentifik asi tugas atau kegiatan rumah yang bisa dilakukan oleh keluarga dan teman di rumah untuk mencegah/ mengatasi kelelahan
3.
Kecemasa
Tujuan :
Control
pengurangan
n
setelah
kecemasan
kecemasan
berhubung
dilakukan
diri
-
an dengan
tindakan
kurang
kjeperawatan
pengetahu
kecemasan
an tentang
hilang atau
prosedur
ciptakan
Tingkat
atmosfir
kecemasan
rasa aman
Koping
untuk meningkat
pengobata n
berkurang
outcome:
kan
Kriteria:
dorong
kepercayaan
terciptanya
klien untuk
lingkungan
mengungka
mengidentifi
yang aman
pkan pikiran
kasi situasi
dan nyaman
dan
yang
bagi pasien
perasaannya
memicu
-
bantu klien
kecemasan -
dukung penggunaan mekanisme koping yang sesuai
-
jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang dirasakan
-
berikan informasi factual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut Rahim diamana pertumbuhan sel-sel abnormal pada serviks dimana sel-sel normal berubah menjadi sel kanker. Perubahan ini biasanya memakan waktu 10-15 tahun sampai kanker terjadi 80% dari wanita yang berisiko terinfeksi oleh HPV, hingga 50% dari mereka akan terinfeksi oleh HPV sepanjang massa hidupnya. B. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor resiko lain yang mempengaruhi terjadi kanker serviks
DAFTAR PUSTAKA