Makalah Asma Kel.d.docx

  • Uploaded by: Yuliana Pratiwi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Asma Kel.d.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,724
  • Pages: 11
A. TUJUAN Untuk mengetahui gejala dan tanda tanda asma persisten. Untuk menganalisis masalah klinis,solusi pengobatan penyakit asma.

B. KASUS H.T., pria berusia 45 tahun, dengan BB 91 kg dengan riwayat asma persisten, datang ke UGD dengan dispnea berat dan mengi. Dia mengalami kesusahan jika diajak berbicara. Dia hanya bisa mengucapkan dua atau tiga kata tanpa menarik napas. Dia telah mengkonsumsi obat asma, yakni empat inhalasi HFA beclomethasone (80 mcg / puff) BID dan dua inhalasi albuterol MDI QID PRN secara kronis. H.T. kehabisan beclomethasone seminggu yang lalu; sejak itu, ia telah menggunakan MDI albuterolnya dengan peningkatan frekuensi hingga tiap 3 jam pada hari sebelum masuk. Dia bukan perokok seumur hidup. Nilai FEV-nya untuk usia dan tinggi badannya, dan SaO2-nya adalah 25% dari yang diprediksi adalah 82%. Tanda-tanda vital adalah sebagai berikut: denyut jantung, 130 denyut / menit; RR : 30x / menit dan BP : 130/90 mmHg. Data ABG adalah sebagai berikut: pH, 7,40 PaO2, 55 mmHg dan PaCO2 : 40 mmHg. Konsentrasi elektrolit serum adalah natrium (Na) :140 mEq / L; kalium (K) : 4,1 mEq / L dan klorida (Cl) : 105 mEq / L. Karena beratnya obstruksi, H.T. dipantau dengan elektrokardiogram (EKG) yang menunjukkan sinus takikardia dengan kontraksi ventrikel prematur sesekali (PVC). Terbutalin 0,5 mg SC diberikan kepadanya, kemudian O2 diberikan dengan laju 4 L / menit dengan kanula hidung, diikuti oleh injeksi lain 0,5 mg SC terbutaline. Selanjutnya, detak jantung H.T meningkat menjadi 145 denyut / menit, lebih banyak PVC muncul di EKG, dan ia mengeluh jantung berdebar dan gemetar. PEF-nya sekarang 25% . Nilai laboratorium adalah pH : 7,39 PaO2 60 mmHg PaCO2 :42 mmHg Na : 138 mEq / L; dan K : 3,5 mEq / L. Apa efek samping yang dialami oleh H.T. dari obat-obatan yang dipakai ? Obat apa yang perlu dimonitoring ? Lakukan Analisis pada kasus di atas, tentukan masalah klinis yang ada pada kasus dan berikan solusi pengobatan untuk pasien tersebut!

C. DEFENISI Asma merupakan gangguan inflamasi kronik saluran pernapasan yang melibatkan berbagai sel inflamasi. Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus dalam berbagai tingkat,obstruksi saluran pernapasan,dan gejala pernapasan (mengi dan sesak ). Obstruksi jalan napas umumnya bersifat reversible, namun dapat menjadi kurang reversible bahkan relatif non reversible tergantung berat dan lama nya penyakit

D. ETIOLOGI Penyebab asma secara pasti masih belum diketahui. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang dapat memicu kemunculan gejala penyakit ini, di antaranya: a. b. c. d. e. f. g. h. i.

j.

k. l.

Infeksi paru-paru dan saluran napas yang umumnya menyerang saluran napas bagian atas seperti flu. Alergen (bulu hewan, tungau debu, dan serbuk bunga). Paparan zat di udara, misalnya asap kimia, asap rokok, dan polusi udara. Faktor kondisi cuaca, seperti cuaca dingin, cuaca berangin, cuaca panas yang didukung kualitas udara yang buruk, cuaca lembap, dan perubahan suhu yang drastis. Kondisi interior ruangan yang lembap, berjamur, dan berdebu. Stres. Emosi yang berlebihan (kesedihan yang berlarut-larut, marah berlebihan, dan tertawa terbahak-bahak). Aktivitas fisik (misalnya olahraga). Obat-obatan, misalnya obat pereda nyeri anti-inflamasi nonsteroid (aspirin, naproxen, dan ibu profen) dan obat penghambat beta (biasanya diberikan pada penderita gangguan jantung atau hipertensi). Makanan atau minuman yang mengandung sulfit (zat alami yang kadang-kadang digunakan sebagai pengawet), misalnya selai, udang, makanan olahan, makanan siap saji, minuman kemasan sari buah, bir, dan wine. Alergi makan (misalnya kacang-kacangan). Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) atau penyakit di mana asam lambung kembali naik ke kerongkongan sehngga mengiritasi saluran cerna bagian atas.

Sangat penting untuk mengetahui apa yang kerap memicu munculnya gejala apabila Anda adalah seorang penderita asma. Setelah mengetahuinya, hindari hal-hal tersebut karena itu merupakan cara terbaik bagi Anda untuk mencegah terjadinya serangan asma. E. PATOFISIOLOGI 1. Obstruksi saluran pernapasan disebabkan oleh banyak faktor seperti bronkospasme, edema,hipersekresi bronkus,hiperesponsif bronkus,dan inflamasi

2. Serangan asma yang tiba-tiba disebabkan oleh faktor yang diketahui atau tidak diketahui, faktor-faktor itu meliputi terpapar alergi,virus,polutan atau zat-zat lain yang dapat merangsang inflamasi akut atau kontriksi bronkus. 3. Terlepasnya mediator kimiawi yang terbentuk pada saat cerdera jaringan mast sel dan leukosit disaluran pernapasan.mediaotor-mediator tersebut mengakibatkan timbulnya gejala-gejala dan komplikasi asma. Mediator-mediator tersebut adalah : -histamin -eosinophilic -chemotactic faktor of anaphylaxis (ECF-A) -Bermacam-macam derivat prostaglandin (leokotrien dan slow reasting substances of anaphylaxis, SRS-A) -tumor necrosis faktor (TNF) -beberapa mediator sitokin (interlaukins) a. Histamin Dalam saluran pernapasan histamin dapat menyebabkan bronkontriksi, meningkatkan permeabilitas vaskular yang berakibatkan edema dan infiltrasi leukosit terutama eosinofil. b. ECF-A Dilepaskan oleh sel mast yang berfungsi untuk menarik eosinofil ketempat cedera atau inflamasi. Eosinofil terlibat dalam proses inflamasi dan reaksi alergi yang sering terjadi pada saluran pernapasan yang akan memburuk atau menyebabkan timbulnya asma. c. Prostaglandin Prostaglandin adalah suatu mediator kimiawi yang diperoduksi oleh hampir seluruh sel dalam tubuh. Ketika terjadi cedera sel, berbagai prosglandin dilepaskan dari membransel. Prostaglandin menimbulkan macam-macam efek seperti dilatasi otot polos,peningkatan seksresi mukus dan inflamasi. 4. Kontrasi otot polos bronkus dan sekresi mukus dipengaruhu oleh sistem simpatik dan parasimpatik. Perangsang parasimpatik melaui nervus pagus menyebabkan bronkoskontriksi dan sekresi mukus. Simulasi nervus pags dapat terjadi karena rangsangan oleh berbagai zat pada saluran pernafasan.

F. MANIFESTASI KLINIK Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat hiperaktivitas bronkus. Obstruksi jalan nafas dapat reversible secara spontan atau melalui pengobatan. Gejala

gejala asma antara lain : 1. Bising mengi (wheezing) yang terdengar atau tanpa stetoskop 2. Batuk yang produktif ,sering pada malam hari 3. Nafas atau dada seperti tertekan. Gejala bersifat proksimal,yaitu membaik pada siang hari dan memburuk pada malam hari. Klasifikasi asma berdasarkan keberhayaan yang ditimbulkan adalah sebagaimana dalam tabel berikut,

Keterangan : a. Force vital capacity (FVC) atau kapasitas vital paksa adalah pengukuran kapasitas vital yang didapat dari ekspirasi yang sekuat dan secepat mungkin. b. Peak expiratory flow (PEF) adalah kecepatan hembusan maksimum yang diukur pada 10 milidetik pertama ekspirasi. Nilai PEF juga sering digunakan untuk menentukan derajat keparahan obstruksi,walau tidak setepat nilai FEV/FVC c. Forced expiratory volume (FEV) atau volume expirasi paksa adalah volume udara yang dapat diekspirasi kuat-kuat dalam waktu standar. - FEV 1 / FVC , nilai 60-75 % = ringan - FEV 1 / FVC , nilai 40-59 % = sedang - FEV 1/ FVC , nilai < 40 % = berat

G. DIAGNOSIS Diagnosis asma berdasarkan : 1. Anamnesis : Riwayat perjalanan penyakit, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap asma,riwayat keluarga, riwayat alergi,dan gejala klinis. 2. Pemeriksaan fisik 3. Pemeriksaan laboratorium : jumlah eosinofil darah dan sputum. 4. Tes fungsi paru dengan spirometri atau peak flow meter untuk menentukan adanya obstruksi saluran pernapasan. 5. Pemeriksaan lain misalnya fhotothoraks, uji bronkodilator ( atas indikasi),dan analisis gas darah ( atas indikasi ).

H. PENGOBATAN TUJUAN TERAPI a. Asma Kronik 1.) Memelihara kemampuan aktivitas normal,termasuk olahraga 2.) Memelihara kemampuan paru-paru normal atau mendekati normal 3.) Mencegah timbulnya gejala seperti batuk dan sesak napas pada malam , pagi atau setelah berolahraga 4.) Mencegah timbulnya asma lebih berat 5.) Memberikan terapi obat dengan dosis efektif minimal tanpa efek samping yang berarti 6.) Memberdayakan keluarga untuk proses perawatan dan penyembuhan.

1.) 2.) 3.) 4.)

b. Asma Akut dan berat Menghilangkan obstruksi saluran pernapasan dengan cepat ( dalam menit ) Memperbaiki hipoksia yang terjadi Mengembalikan fungsi paru ke normal secepat mungkin Mengurangi kemungkinanan kambuhnya serangan asma berat

I. ANALISIS KASUS ( SOAP ) 1. SUBYEKTIF ( S ) Keluahan Pasien : dispnea berat dan mengi, kesusahan jika diajak berbicara hanya bisa mengucapkan dua tiga kata tanpa menarik napas. Riwayat penyakit : Riwayat pengobatan : Riwayat penyakit keluarga : Riwayat sosial

: bukan perokok seumur hidup

2. OBYEKTIF ( O ) Tanda vital : - Denyut jantung : 130x / menit - Respiratory rate : 30 x /menit - Tekanan Darah : 130/90 mmHg

Data laboratorium : -

Ph : 7,40 PaO2 : 55 mmHg PaCO2 : 40 mmHg Natrium ( Na ) : 140 mEq / L Kalium ( K ) : 4,1 mEq / L Klorida ( Cl ) : 105 mEq / L

3. ASESSEMENT ( A ) PROBLEM MEDIS ASMA BERAT

SUBYEKTIF

PERSISTEN Dispea berat dan mengi,kesusahan diajak berbicara hanya bisa mengucapkan dua tiga kata tanpa menarik napas

OBYEKTIF

PLANNING TERAPI

ANALISIS

PaO2 : 55 mmHg PaCO2 :40 mmHg PEF 25%

Kombinasi Kombinasi ini diberikan Ipratropium untuk mengatasi Bromide 0,5 mg serangan. (antikolinergik) & salbutamol 2,5 mg ( agonis Beta-2 kerja singkat) 3- 4x sehari diberikan scr nebulasi

Metilprednisolon Kortikosteroid sistemik 4 mg , 1x sehari oral diberikan sebagai oral pengontrol asma

Jawaban Soal : Efek samping yang di alami oleh pasien ialah tremor,jantung berdebar, kenaikan tekanan darah. Obat yang perlu dimonitoring pada kasus adalah terbutalin. Karena efek samping menyebabkan jantung berdebar kencang dan gemetar serta menaikan tekanan darah pada pasien. Masalah klinis yang dialami pasien yaitu ASMA PERSISTEN BERAT. 4. PLANNING ( P ) TERAPI FARMAKOLOGI : Terapi cepat ( terapi jangka pendek) 1. Nama Obat : Kombinasi ipratropium bromide 0,5 mg ( antikolonergik) & salbutamol 2,5 mg (beta2 agonis short acting) Dosis : 0,5 mg & 2,5 mg (dalam 1 ampul 2,5 ml ) Sediaan : ampul Aturan pakai : 3-4x sehari (nebulizer) 2. Nama obat : Metilprednisolon ( kortikosteroid sistemik) Dosis : 4 mg Sediaan : tablet oral Aturan pakai : 1x sehari oral 3. Pemberian oksigen ( O2 ) diberikan dengan laju 4 L/ menit

Terapi jangka panjang 1. Inhalasi gluko-kortikosteroid dosis besar 2. Long acting inhalasi b2 agonis 3. Glukokortikosteroid tablet TERAPI NON-FARMAKOLOGI : 1. Menghindari alergen yang dapat menyebabkan timbulnya asma,mengurangi penggunaan obat dan mengurangi sensitifitas bronkus,misalnya karena binatang atau asap rokok. 2. Pola makan yang sehat J. KIE 1. saat berkomunikasi dengan pasien gunakan bahasan yang sopan dan mudah dipahami 2. tanyakan kepada pasien mengenai kondisi kesehatan secara keseluruhan,termasuk gaya hidup dan riwayatkeluarga. 3. komunikasikan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan 4. komunikasikan kepada pasien untuk menghindari alergen yang bisa menimbulkan gejala asma. 5. informasikan kepada pasien untuk terus rutin melakukan pengobatan baik farmakologi maupun nonfarmakologi yang dianjurkan. 6.informasikan kepada pasien cara menggunakan inhaler secara tepat dan benar. 7.. pentingnya dukungan keluarga sebagai bentuk penunjang kesehatan pasien.

J. MONITORING a. Monitoring data laboratorium 1. PaO2 : 55 mmHg 2. PaCO2 : 40 mmHg 3. PEF (kecepatan hembusan maksimum ) : 25 %

b. Monitoring efek samping obat.

DAFTAR PUSTAKA Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.2003.ASMA.Indonesia.PDPI. Priyatno.2009.Farmakoterapi dan Terminologi Medis.Jakarta Barat: Lembaga Studi dan Konsultasi Farmakologi ( LESKONFI ).

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI II “ASMA”

DOSEN JAGA PRAKTIKUM : EVA NURINDA M.Sc.,Apt Disusun Oleh : GOLONGAN/KELOMPOK : 2/D

NUR AISYAH

170500084

NOVA AYU ANDARI 170500082 NOVERA LATANIA RM 170500083

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA 2019

Related Documents

Makalah Asma Kel.d.docx
December 2019 18
Makalah Asma Fix.docx
August 2019 14
Asma'
June 2020 38
Asma
November 2019 62
Asma
November 2019 54
Asma
June 2020 40

More Documents from ""

Makalah Pneumonia.docx
December 2019 12
Makalah Asma Kel.d.docx
December 2019 18
Popol_vuh.pdf
November 2019 60
Krida Bina Phbs.ppt
June 2020 24