1 Program Magister Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
KONSENTRASI GLOBAL KEPEMILIKAN MEDIA Meningkatnya konsentrasi (kepemilikan) bisnis merupakan salah satu aspek dari globalisasi. Sektor media, hiburan dan seni merupakan hal yang berkaitan dengan masalah ini. Tidak berbeda dengan industri lainnya, jika ada perbedaan, kekuasaan media sangat kecil jika dibandingkan dengan perusahaan perbankan transnasional yang besar, industri perminyakan, farmasi, industri mobil, industri retail/eceran dan IT. “Pekerja seni dan media hingga ratusan tahun menghasilkan pekerjaan kreatif dan profesional” Secara umum, konsentrasi media memunculkan isu penting seperti kebijakan publik, yang berpotensi mengganggu secara perlahan institusi demokratis dan mengurangi keragaman budaya dan bahasa. Perserikatan perdagangan dalam sektor media dan hiburan bukanlah masalah praktis dimana konsentrasi media yang berperan.
KONSENTRASI MEDIA DI EROPA Sejarah kebijakan media1 di Eropa dapat dipastikan sebagai kelanjutan perdebatan tentang dampak, hasil dan konsekuensi dari konsentrasi media. Di samping itu, pengaruh terhadap media cetak dalam siklus, konsentrasi juga terjadi pada industri penyiaran karena televisi swasta bersaing dengan penyiaran publik dan dalam perkembangannya menyentuh konvergensi antara industri penyiaran, telekomunikasi dan informasi yang berbasis komputer dalam tataran global. Amerika dan Jepang menyediakan pers dunia dengan headline yang spektakuler diikuti dengan merger besar antara industri perangkat keras, operator telekomunikasi dan provider content seperti dalam perusahaan produksi film. Sony/Columbia Tristar, CBS/Wettinghouse, ABC/ Disney merupakan contoh dari perusahaan merger terbesar. “Di Eropa, pasar televisi digital distimulasi oleh keinginan penggabungan antara beberapa perusahaan besar” Konsentrasi media dan kekuasaan media akan kemajuan yang tidak dapat dihindarkan dibawah kondisi struktural, baik dalam media profesional, organisasi profesional, persatuan dagang, pemerintah nasional atau komisi Eropa yang dapat membangun suatu kasus dan tindakan yang lebih. Dalam dua tahun terakhir, perserikatan dari beberapa negara mengatasi kejatuhan perusahaan dengan cara penggabungan / merger media di era 1999 dan 2000. Diantaranya : Di Perancis, penggabungan (persatuan) dicontohkan pada perusahaan viveral universal, yang berupaya mendapatkan laporan yang layak bagi staf vivendi dalam menghadapi kelimpahan atau transfer. Sebagai sebuah persatuan, manajemen universal vivendi mencoba untuk membuat staff pekerja menanggung kesalahan dari manajemen. 1
Denis Mc Quail, Media Policy : Convergence, Concentration and Commerce, Euromedia: Research Group. Ekonomi Media
2 Program Magister Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
Di Amerika Serikat, afiliasi UNI MEI tren perusahaan media memiliki dampak langsung kepada para penulis, sutradara, actor dan pekerja kreatif lainnya. Di Amerika kendali kepemilikan media ada pada kerangka teringgi yakni afililiasi UNI MEI secara bersama-sama dengan koalisi yang lebih besar oleh Federal Communication Commission (FCC). Dalam perkembangannya, FCC memberikan lampu hijau kepada perusahaan media untuk tubuh lebih besar, dengan mengembangkan kepemilikan media secara silang dan memperoleh stasiun penyiaran yang lebih banyak. Di Jerman, persatuan ver.di berfungsi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tertentu, sebagai akibat buruk dari kekuasaan media besar yeng telah menjerumuskan kepada kebangkrutan. Di Australia, persatuan memiliki pengaruh terhadap kepemilikan media. Sebagai media, hiburan dan seni ditandai dengan sektor kepemilikan media dengan empat pemain utama yakni rekening baru, kepemilikan media yang akan membuka pintu bagi sektor media nasional dengan empat perusahaan. Di Inggris, persatuan penyiaran BECTU memberikan perhatian kepada implikasi dari monopoli media yang tidak dapat dipisahkan oleh strategi komunikasi pemerintah, yang saat ini berada pada Communication Act. BECTU menentang kepemilikan silang stasiun penyiaran oleh surat kabar.
KONSENTRASI KEPEMILIKAN LOKAL (AMERIKA SERIKAT) Perubahan terbesar dalam pasar Amerika2 menghasilkan perdebatan tentang aturan kepemilikan sebagai bagian dari telecommunication Act 1996. Radio dan televisi lokal meningkat di bawah kepemilikan yang sama. Hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pengukuran konsentrasi. Radio, bergantung pada tingkatan pasar, satu pemilik dapat mengontrol antara lima hingga delapan stasiun dengan wilayah yang sama. Rasio konsentrasi meningkat di tengah pasar yang semakin kecil sehingga dalam pasar 283 radio terbesar, perusahaan terbesar di setiap pasar dengan pengembalian sekitar 45,8 persen dan empat pemilik perusahaan terbesar mengembalikan 92,8 persen. Konsentrasi dalam kepemilikan sedikit menuai kritikan dalam industri pertelevisian yang memiliki aturan yang lebih ketat dibandingkan dengan radio. Pada September 1999, FCC memperkenalkan aturan duopoli baru tentang kepemilikan stasiun televisi. Kepemilikan media secara silang merupakan isu kedua dalam konsentrasi pasar lokal. Dalam beberapa tahun terakhir, fokus perdebatan mengacu pada pasar produksi atau kepemilikan media secara independent. Dalam kepemilikan silang radio dan televisi, satu pemilik dapat menguasai satu hingga dua stasiun televisi dibawah aturan duopoli hingga delapan stasiun radio, tergantung dari jumlah suara yang independent setelah merger. Berdasarkan kebijakan FCC yang memfokuskan pada jumlah suara independent dalam pasar lokal ataupun kepemilikan media secara nasional melanjutkan kebijakan FCC tentang kepemilikan stasiun televisi di amerika hingga 35 persen. Untuk media non penyiaran, konsentrasi nasional lebih nyata dibandingkan dengan penyiaran. 2
Alison Alexander, Media Economics : Theory and Practice, Lawrence Associates, New Jersey : 2004. Ekonomi Media
3 Program Magister Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
KONDISI MEDIA TERKINI Konsentrasi dalam kepemilikan sektor hiburan, media dan seni bukan berarti sebuah fenomena baru. Konsentrasi pada mulanya dikembangkan dengan sektor tunggal dalam industri media. Sebagai contoh konsolidasi awal yang dilakukan dalam produksi film dan penerbitan surat kabar. Tetapi konsentrasi media secara silang juga memberikan peranan penting dalam dekade terakhir. Dengan kata lain, tren ini tidak semata-mata merupakan hasil dari konvergensi dari masyarakat informasi. Konsentrasi pada mulanya cenderung dibatasi oleh batasan-batasan negara. Konsentrasi Media dengan negara tunggal masih memberikan perhatian utama pada beberapa negara seperti Italia, Brazil dan Rusia. Bagaimanapun dalam sektor lain, peningkatan ekonomi global ditandai dengan pertumbuhan media secara global. Konsentrasi secara horizontal merupakan konsentrasi antara perusahaan yang menempati posisi yang sama dalam berbagai sektor. Dan konsentrasi secara vertikal yaitu perluasan siklus produk dan pelayanan dari produksi menjadi distribusi. Dalam industri musik, lima perusahaan penting yang beroperasi secara global memiliki kantor di hampir setiap negara penghasil musik dan mendominasi perusahaan rekaman lokal. Dalam industri penerbitan buku dan majalah yang berubah dalam beberapa kurun waktu terakhir, dengan beberapa perusahaan penerbitan yang berakhir pada konglomerasi media. Tetapi penerbitan surat kabar saat ini menjadi terintegrasi dengan media global.
MEDIA BESAR Konsentrasi Media global secara konstan berubah ibarat sebuah permainan kartu. Media yang memonopoli dalam pengaturan harga dan produksi berperan memberikan hiburan dan secara permanen memberikan informasi yang selalu tumbuh. Berikut ini beberapa contoh dari konglomerasi media : AOL Time Warner, merger pada tahun 2000 dan merupakan perusahaan merger terbesar di Amerika. Saham : CNN (cable news), HBO (cable), Warner Bross (Film Studio and Television), Magazine (Time, Fortuner), Warner Music Vivendi Universal, melibatkan pemilik saham minoritas dalam mengendalikan televisi di Perancis dan Eropa. Saham : Telecom (cegetel), Universal Music. NBC , merupakan penyiaran multrinasional dengan pabrik, keuangan mobil dan sebagainya. Saham : NBC network television Disney , merger pada tahun 1999 dan 2000. Saham : ABC network television, Walt Disney Pictures, Disney Channel. Viacom, berkembang di pertengahan dan akhir tahun 1990an dengan akuisisi dari Paramount Studios, Block buster dan MTV dengan tambahan jaringan televisi kabel CBS. Perusahaan dikontrol oleh Sumner Redstone. Saham : Paramount Pictures, CBS network television, MTV television, Nickelodeon. Bertelsmann, perusahaan penerbitan jerman dengan kepemilikan swasta. Di bawah kepemimpinan Thomas Middelhoff, perusahaan ditunjukkan dengan mengikuti jejak vivendi termasuk penawaran ruang Ekonomi Media
4 Program Magister Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
publik. Pada tahun 2002, perusahaan ini mengadopsi strategi yang lebih konservatif. Saham: RTL Group (European biggest broadcaster), Random House ( book publishing), BMG Music. Murdoch / News Corporation, kekuasaan media ada pada Rupert Murdoch yang berasal dari penerbitan surat kabar, namun sekarang juga meliputi produksi film, televisi dan penerbitan buku. Saham: Fox Television, Fox News, Twentieth Century Fox (film production), Star TV (Asia) Sony, merupakan grup milik Jepang yang menambah perluasannya di Columbia pada tahun 1989 yang diikuti dengan saingan lokalnya, Matsushita perusahaan akuisisi dari MGM/ UA. Sony juga melanjutkan hubungan kerjanya dengan Hollywood, meskipun dengan berbagai kesulitan. Saat ini Sony memiliki kontribusi sekitar 60 persen dari keuntungan grup, film sekitar 10 persen, dan video games sekitar 11 persen serta musik sekitar 9 persen. Saham: Columbia Pictures, music division.
KONSENTRASI MEDIA, RESPONS PERSATUAN PERDAGANGAN Strategi untuk menyelesaikan aspek yang tidak diharapkan dalam konsentrasi media berarti melibatkan jumlah yang berbeda dalam debat dan kebijakan publik. Dalam hal ini konsentrasi media memerlukan : Isu-isu Regulasi Bukanlah suatu kebetulan jika dalam beberapa kurun waktu terakhir terdapat beberapa negara yang harus berjuang melawan pertauran rezim media yang berubah. Pemerintah dengan nyata senantiasa merevisi kerangka peraturan bagi media dengan membuat akses yang lebih mudah untuk perusahaan multinasional dengan meningkatkan kekuasaan dan pengaruhnya. Terdapat berbagai alasan pemerintah membuat peraturan dan batasan-batasan dalam dunia media, yaitu: 1. adanya era kebebasan dan kapitalisme global yang membuat privatisasi dari satu perusahaan publik sehingga terbentuk era kebebasan pasar. 2. konvergensi membawa anomali pada praktek peraturan yang sudah ada. Ini merupakan sebagian korelasi pada era digitalisasi, transformasi pada jeringan telekomunikasi pada saluran distribusi data telekomunikasi, dan pembangunan kabel dan satelit sebagai distribusi alternatif pada transmisi penyiaran tradicional. 3. peraturan pada TV analog dan penyiaran radio secara tradisional diambil alih sebagai cara alokasi kesetaraanakan keberadaan frekuensi yang merupakan sumber yang langka. A.
Pada lingkungan digital, kelangkaan seperti ini sudah tidak terjadi lagi. Fokus utama dari kerangka pengaturan ini menempatkan telekom, penyiaran dan sektor media baru. Yang dibutuhkan dalam melindungi keragaman isi melalui pengaturan yang memadai tentang konsentrasi media. B. Layanan Penyiaran Publik
Ekonomi Media
5 Program Magister Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
Jika dibandingkan dengan konsentrasi media dan kepemilikan silang, lembaga penyiaran publik saat ini menghadapi tantangan yang belum diketahui sebelumnya: bagaimana agar tetap eksis dalam persaingan dengan media lainnya untuk mengontrol dalam kekuasaan oligopoly. Berdasarkan pernyataan yang dikeluarkan pada Sidang Umum EURO-MEI di Brussel pada Juni 2001, UNI memberikan perhatian lebih pada hubungan antara konsentrasi media dan ancamanancamannya pada layanan penyiaran publik. Berikut pernyataan UNI: ”Menghadapi konsentrasi media dan kepemilikan silang, layanan penyiaran publik saat ini menghadapi tantangan langsung yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Bagaimana untuk dapat terus bertahan dalam persaingan dengan media yang berkuasa yang dengan gerakan agresif mengontrol terus menerus dan menyebabkan pasar berjaringan oligopoli” Pernyataan ini digunakan untuk menyatakan bahwa restrukturisasi pasar dan teknologi pada layanan penyiaran publik tidak memiliki dampak yang cukup penting dan relevan pada masyarakat ataupun dapat merubah nilai nilai dasarnya. Teknologi digital baru yang memicu tekanan komersial dan globalisasi tidak mengurangi peran layanan penyiaran publik, bahkan sebaliknya meningkatkan kebutuhan akan hal tersebut. Meskipun lembaga penyiaran publik dapat mengatasi persaingan dari lembaga komersial, namun hal ini tetap merupakan ancaman dalam perkembangan media baru bahwa dalam Konsep Lembaga penyiaran publik identik dengan konsep lama penyiaran. Pada kenyataannya, prinsip-prinsip dalam lembaga penyiaran publik menekankan pelayanan bagi semua baik secara kualitas ataupun imparsialitas. Dan memberikan dukungan pada aktivitas sosial dan kewarganegaraan, yang dapat diaplikasikan dalam bentuk media baru. Hal inilah yang direkomendasikan oleh badan-badan internasional seperti Persatuan Penyiaran Eropa. Dalam prakteknya, lembaga penyiaran publik datang di bawah tekanan ketika mereka masuk ke dalam media baru. Bukan sesuatu yang mudah untuk mempertahankan keberadaan lembaga ini tetapi sekaligus juga menyetujui tambahan dalam chanel baru dalam komunikasi. Tantangan disini adalah menyangkut kepemilikan ranah publik dimana saat ini secara murni dijadikan komersial. C. Perluasan dan Keragaman Media Konsentrasi media memiliki tantangan untuk membuka perluasan dan keragaman. Pennggabungan merupakan suatu alternatif yang baik di bidang media, karena banyak kasus terjadi pada suatu media dimana kurangnya kemampuan dari pimpinan perusahaan mengenai permasalahan dalam media itu sendiri. Hal ini juga dapat memberikan kekuatan bagi perusahaan yang berbasis multinasional untuk dapat masuk kedalam pasar lokal dengan menyatukan diri dengan perusahaan lokal yang ada. Karena dengan masuknya perusahaan multinasional tersebut, terjadi simbiosis yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Hal ini dapat terjadi karena dengan masuknya perusahaan transnasional, perusahaan lokal dapat meningkatkan kinerja dan fasilitas perusahhan tersebut, dan perusahaan transnasional dapat lebih mendekatkan diri dengan publik, dimana perusahaan lokal lebih dikenal oleh daerahnya. Ekonomi Media
6 Program Magister Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
D. Hak Pencipta dan Integritas Artisitik Dalam era informasi berbasis ekonomi, suatu hasil karya tidak bisa diukur berdasarkan fisiknya saja, melainkan nilai dari intelektual dan pemikiran mempunyai peranan yang sangat besar dibandingkan masa yang lalu. Hak cipta saat ini merupakan isu dasar yang sangat penting dalam dunia media, dimana sangat mudah melakukan transformasi dan penyebaran media secara bebas, seperti penyebaran lagu melalui Napster. Isu hak cipta juga menghangat pada dunia film dan audiovisual, dimana pembajakan kerap terjadi, terutama di negara yang sedang berkembang. Intinya adalah ketika suatu perusahaan media bertambah besar, maka semakin sulit dari seseorang atau kelompok individu mempertahankan kepentingannya. Sekuat apapun serikat usaha melakukan negosiasi mengenai kontrak dan negosiasi atas hak cipta karyawannya, itu tidak menjadi isu yang bersifat universal. Serikat usaha di dunia media dan hiburan mempunyai peraturan dan kesepakatan dalam anggotanya Isu yang berhubungan dengan mempertahankan integritas dalam artistik oleh para kreatif adalah tawaran yang lebih menggiurkan dari perusahaan yang bersifat komersial dibanding ketika mereka hidup dalam industri media dan hiburan. E. Perusahaan Milik Pemerintah Perusahaan pemerintah berkaitan dengan perusahaan merger yang bergabung dengan perusahaan tunggal yang tidak menenkankan pada pemusatan peranan. Selain itu, perusahaan juga memfokuskan perhatian pada peraturan keuangan sebagai isu utama. Dan satu hal yang tidak kalah penting adalah partisipasi dari para pekerja dalam proses pengambilan keputusan secara internal di perusahaan.
Konsentrasi Media dan Peraturannya dalam Tingkat Nasional (Eropa) Tindakan pemerintah Eropa dalam menyikapi proses konsentrasi media yang diimplementasikan kedalam beberapa tingkatan yang berbeda, yaitu: A. Pembatasan Konsentrasi Horizontal Sebagai upaya untuk mencegah perusahaan besar berada pada area media yang sama, khususnya pers, radio dan televisi yang mengontrol beberapa chanel, kebanyakan dari negara-negara Eropa memiliki ijin yang dibatasi, kepemilikan atau partisipasi finansial. Di Jerman, para penyiar televisi memiliki kontrol sejumlah chanel televisi dalam menggabungkan maksimum 30 persen pembagian pasar audiens. Di Spanyol, partisipasi dibatasi oleh chanel tunggal per seorangan atau perusahaan. Pembatasan dalam media cetak, bagaimanapun sangat jarang. Di Perancis, penyaluran koran harian tidak mengijinkan penerbitan atau kelompok akan menambah kontrol lebih dari 30 persen sirkulasi dari keseluruhan surat kabar di Perancis. Di Inggris, perpindahan kepemilikan surat kabar ke perseorangan telah mengontrol surat kabar dengan sirkulasi lebih dari 500 ribu oleh Sekretariat Negara perdagangan dan industri. Itali mengadopsi Ekonomi Media
7 Program Magister Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
pada tahun 1981 anti kepercayaan aturan yang spesifik bagi pembatasan pers sejumlah perusahaan dengan melakukan kontrol lebih dari 20 persen pasar nasional. B. Pembatasan Konsentrasi secara Vertikal atau Kepemilikan Silang
Regulasi dirancang untuk mencegah monopoli di banyak media yang telah menyebar di seluruh Eropa. Kepemilikan silang ini sangat penting khususnya di bawah aspek persaingan karena sistem pemasaran silang memungkinkan terjadinya keunggulan kompetitif yang subtitutif. Beberapa negara di Eropa menganut pembatasan penyatuan jenis ini. Di Hamburg, para penerbit memiliki akses ke radio dan televisi dengan cara joint venture, mengurangi pembagian lebih dari 25 persen. Di Belanda, para penerbit menolak ijin penyiaran jika pengusaha telah mengontrol 25 persen dalam pasar. Di Inggris, surat kabar dengan sirkulasi lebih dari 25 persen mampu mencegah kepemilikan lebih dari 20 persen modal/saham pada televisi nasional dan regional. Banyak surat kabar yang memasukkan ijin radio dan televisi kepada kepentingan publik dimana diakomodir oleh ITC (Independent Television Commision) Komisi Televisi Independen dan Radio Authority. Jika badan tersebut menyimpulkan saran kontrol surat kabar di radio atau layanan televisi mengatasi kepentingan publik. Pluralitas kepemilikan dan berbgai promosi merupakan sumber informasi. Di Belgia, regulasi secara legal cenderung didukung dibandingkan pembatasan proses konsentrasi dan struktur monopolistic dalam suatu institusi. Di negara bagian Flanders, penerbit surat kabar menjamin ijin eksklusif untuk televisi swasta dengan menyediakan mereka monopoli di hampir keseluruhan pasar iklan. Tidak berbeda dengan Denmark yang menemukan bantuan kepemilikan silang, dari Koran harian regional dan nasional yang berasal dari ketetapan umum yang melarang adanya kontrol dan pengaruh dari organisasi yang berorientasi keuntungan dari radio dan televisi lokal. Dalam perkembangannya, penyedia layanan ini harus menawarkan forum diskusi terbuka dan jaringan program. C. Persaingan yang Efektif Proses konsentrasi horizontal, vertical dan diagonal biasanya diikuti dengan alokasi sumber yang ada dengan kontrol beberapa perusahaan, yang berpotensi advancing posisi dominan dalam pasar media yang berbeda menjadi sebuah persaingan terbuka yang detriment. Praktek perdagangan terbatas bersamasama dengan regulasi pengawasan merger dirancang untuk mencegah proses konsentrasi untuk membatasi persaingan. Jerman memperkenalkan hukum pengawasan merger di tahun 1976. Hukum yang diadopsi mencegah konsentrasi yang lebih jauh antara penerbit dan perkembangan posisi dominant dari perusahaan tunggal. Maksud dari pengawasan merger adalah untuk mencegah banyaknya konsentrasi dalam perusahaan dari pengaruh kondisi seperti perluasan kesempatan untuk mengatasi persaingan dalam tingkat bawah. Pada tahun 1993, Austria memperkenalkan provisi secara spesifik dalam media merger. Secara umum, merger dapat mencegah apa yang diharapkan menjadi kebangkrutan perusahaan. Dampak dari merger media adalah berkaitan dengan persaingan seperti pembagian pasar, kekuatan financial, akses pasar. Ekonomi Media
8 Program Magister Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
D. Pembatasan Kepemilikan Media Ada perbedaan dalam model pembatasan kepemilikan media. Pertama, pembatasan diatur oleh modal yang dikontrol oleh perseorangan ataupun perusahaan. Di beberapa negara, partisipasi keuangan dari penanam modal tunggal dengan perusahaan penyiaran ditentukan oleh hukum. Yang kedua, pembatasan secara spesifik menyangkut individu ataupun kelompok. Di denmark perusahaan dari luar sektor media tidak memiliki pengaruh dominan dalam radio dan stasiun televisi lokal. Mayoritas dari anggota penyiaran harus menjadi penghuni di wilayah distribusi. Yang ketiga, pembatasan memasukkan modal asing. Dalam menghilangkan kontrol terhadap sistemn media mereka, beberapa negara membatasi investasi modal asing. E. Pluralisme Internal Bentuk intervensi nasional mungkin merupakan tradisi yang paling lama ada dalam sejarah media massa. Hampir seluruh orang Eropa memperkenalkan radio dan televisi sebagai pelayanan publik. Lembaga penyiaran publik memungkinkan adanya kesepakatan dari perbedaan pandangan dalam melaporkan. Di Inggris, pemerintah menerbitkan Koran Putih yang kemudian menjadi British Broadcasting Corporation (BBC) pada 1994. BBC merefleksikan kepentingan seluruh populasi termasuk etnik, tradisi budaya dan kehidupan minoritas di Inggris. Prinsip-prinsip dari pelayaanan publik di beberapa negara Eropa juga melibatkan sektor swasta, jika media swasta menampilkan publik atau secara horizontal konsentrasi media meninggalkan monopoli media. F. Keragaman Isi Dalam menyeimbangkan persaingan di negara-negara dimana televisi masih memonopoli, keragaman program merupakan salah satu solusi. Di Denmark, televisi nasional TV2 yang terdiri dari delapan perusahaan bagian, harus memiliki program utama, selain berita, program current affairs dan olahraga dan produksi film independen.
G. Transparansi Konsentrasi Media Di mayoritas negara Eropa, informasi dari perusahaan media digunakan sebagai basis intervensi negara. Di Denmark, berdasarkan kompetisi hukum sejak tahun 1989 segala persetujuan dan keputusan diumumkan sebagai konstitusi yang potensial dan efektif dalam mempengaruhi pasar.
KONSENTRASI MEDIA DI INDONESIA
Ekonomi Media
9 Program Magister Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
Di Indonesia, fenomena konsentrasi grup media mulai muncul, seperti yang dilakukan MNC Group dengan RCTI, Global TV dan TPI, Trans Corp (Para Group) dengan TRANS TV dan TRANS 7 dan Bakrie Group dengan ANTV dan TV One. Grup Media terbesar dipimpin oleh PT Media Nusantara Citra (MNC). MNC menguasai RCTI (99 persen), Global TV (99 persen), dan TPI (75 persen). Selain itu MNC juga memiliki media cetak (Koran Sindo, Genie), Radio (Trijaya, Women Radio). Perusahaan yang dimpin oleh Hary Tanoesoedibjo ini melalui tiga stasiun TV-nya (RCTI, TPI, dan Global), sukses meraup Rp4,8 triliun atau 32,9% dari total belanja iklan TV. Memang pada awalnya konsentrasi media ini bertujuan untuk meraih keuntungan yang lebih besar dari segi bisnis. Di Bali, mengguritanya Kelompok Media Bali Post memberikan dampak positif bagi Bali. Dampak positif itu misalnya menghilangkan budaya koh ngomong, mendorong keterlibatan warga dalam penggunaan media massa sekaligus mengawasi kinerja pemerintah, serta mendorong semangat kewirausahaan orang Bali. Budaya Koh Ngomong adalah sikap dan perilaku orang Bali yang enggan mengurusi masalah orang lain. Karena itu tabu bagi orang Bali untuk saling kritik apalagi disiarkan secara terbuka. Sikap seperti ini bisa terjadi karena pada masa Orde Baru, sikap kritis memang sengaja dimatikan. Di sisi lain, kemajuan pariwisata yang berakibat pada meningkatnya pendapatan Bali, memang membutuhkan suasana “harmonis”. Konflik secara tertutup maupun terbuka harus didiamkan. Sejak rezim Soeharto berganti, Bali Post sangat kencang mengampanyekan agar orang Bali juga kritis melihat masalah dan berani mengungkapkannya. Tak hanya melalui media massa milik KMB, kampanye De Koh Ngomong atau Jangan Malas Ngomong itu juga melalui bilboard di berbagai tempat serta dalam berbagai diskusi. Didukung iklim keterbukaan dan media untuk mengungkapkannya, kampanye itu segera menunjukkan hasil. Indikasi paling sederhana adalah keberanian pendengar radio untuk bersikap kritis terhadap satu masalah. Melalui program-proram interaktif di radio seperti Warung Global, Citra Bali, dan Bali Terkini pendengar bisa menyampaikan opini mereka terkait berbagai masalah lokal, nasional, hingga intenasional. Banyaknya pendengar yang terlibat ini merupakan bentuk demokratisasi melalui media massa. Pedengar radio tak hanya mendengar, mereka juga turut memproduksi informasi meski dengan batasan tertentu. Informasi yang sebelumnya berjalan searah, kini bisa terjadi timbal balik. Keterlibatan pendengar itu secara tidak langsung juga turut mengawasi pemerintah maupun layanan publik lain. Misalnya tuntutan agar eksekusi hukuman mati untuk terpidana kasus bom Bali 12 Oktober 2005 segera dilaksanakan. Opini tentang hal ini terus ada hampir tiap hari. Sedangkan layanan publik itu bisa mulai masalah parkir, perbaikan jalan, air PDAM macet, dan seterusnya. Bagusnya lagi, semua keluhan itu segera mendapat tanggapan dari pihak terkait. KMB melalui media-media miliknya telah menjalan fungsi pers sebagai alat kontrol. Lahirnya Koperasi Krama Bali (KKB) sebagai usaha di bawah Kelompok Media Bali Post (KMB) juga menjadi salah satu upaya untuk mendorong semangat kewirausahaan masyarakat Bali, terutama di sektor informal. KKB dengan gencar mengampanyekan agar orang Bali tak lagi gengsi untuk mendirikan usaha seperti dagang bakso, sate, dan seterusnya. Selama ini usaha-usaha informal semacam itu lebih Ekonomi Media
10 Program Magister Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
banyak dilakukan warga non-Bali terutama dari Jawa Timur dan Lombok. Namun ada konsekuensi yang harus dibayar dari mengguritanya bisnis media KMB tersebut. Dampak itu terasa pada manajemen redaksi, monopoli opini publik, saling silang pemberitaan, hingga strategi menghadapi pesaing. Konsentrasi media di Indonesia memang masih menjadi perdebatan, karena masih belum ada regulasi yang jelas mengenai konsentrasi media di Indonesia. Terjadi kekhawatiran konsentrasi media berisiko memunculkan monopoli bisnis informasi. Masuknya investasi asing juga membuka peluang masuknya kepentingan asing dalam dunia pertelevisan Indonesia. Tayangan televisi saat ini memang menghasilkan rating dan konsumsi iklan tinggi. Tetapi patut disayangkan, misi pendidikan yang harusnya diemban media massa, mulai terkikis. Tayangan televisi bertujuan mencari keuntungan tanpa mempertimbangkan dampaknya bagi masyarakat. Yang harus diperhatikan adalah supaya kecenderungan ini tidak terjadi, sehingga media tidak menjadi alat propaganda kelompok tertentu yang bisa mempengaruhi arah pemberitaan yang berat sebelah. Menyikapi hal ini, pemerintahan Indonesia membentuk tim kerja gabungan untuk mengkaji perbedaan ketentuan dalam beberapa perundangan. Pemerintah menilai dugaan pemilikan tunggal dalam industri penyiaran sulit diusut meski melanggar Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002. Itu lantaran ada sejumlah perundangan yang mengatur pemilikan badan usaha. Tim ini terdiri atas perwakilan institusi pemerintah dan KPI, yang bekerja hingga akhir bulan ini. Mudah-mudahan segera muncul regulasi-regualsi yang mengatur masalah konsentrasi media di Indonesia.
Ekonomi Media
11 Program Magister Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
KESIMPULAN Kekhawatiran konsentrasi media memunculkan isu penting seperti kebijakan publik, yang berpotensi mengganggu secara perlahan institusi demokratis dan mengurangi keragaman budaya dan bahasa. Oleh karena itu, pada sektor media dan hiburan, bahkan pada sektor industri, implikasi dari konsentrasi permintaan kepemilikan mendekati pengujian peradilan. Hal ini terjadi karena secara sederhana ada kedekatan hubungan antara media dan masyarakat dimana kita hidup, kebudayaan kita serta kehidupan berdemokrasi. Saat ini masih ada berberapa perusahaan media dan beberapa individidu di perusahaan tersebut yang dianggap berkuasa. Namun tantangannya adalah mengubah hal-hal yang dianggap negatif dan mungkin tidak efektif menjadi sesuatu yang positif, yaitu sesuatu yang dapat memiliki jangkauan yang luas pada komunitas dunia yang memungkinkan media untuk menjadi lebih beragam dari berbagai sisi, seperti kreatiatifitas, perluasan dan pembaharuan budaya.
-----------0000000000000----------
Ekonomi Media