Makalah Btt (revisi).docx

  • Uploaded by: Eka nur wahyuni
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Btt (revisi).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,583
  • Pages: 35
MAKALAH BOTANI TUMBUHAN TINGGI (ABKC 2403) “ANAK KELAS DILLENIDAE”

Disusun Oleh: Kelompok XI Eka Nur Wahyuni

(1710119120007)

Ikramina Yusti Amina

(1710119220010)

Nadia Rahmita Sari

(1710119320014)

Dosen Pengasuh: Dr. Dharmono, M.Si. Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si. Maulana Khalid Riefani, S.Si., M.Sc.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN MARET 2019

1.1

Rumusan Masalah 1. Menentukan ciri – ciri umum dari anak kelas dilinideae 2. Menunjukkan ciri-ciri dan contoh dari setiap ordo dalam anak kelas dilleniidae 3. Membandingkan hasil pengamatan praktikum di lapangan

1.2

Tujuan 1. Mampu menentukan ciri – ciri umum dari anak kelas dilinideae 2. Mampu menunjukkan ciri-ciri dan contoh dari setiap ordo 3. Mampu membandingkan hasil pengamatan praktikum di lapangan

7

I. Ciri – Ciri Umum Anak Kelas Dilinideae Ciri-ciri yang paling umum dari subkelas atau anak kelas Dilliniidae, antara lain termasuk tumbuhan berkayu atau herba, pada umumnya dikotil dengan dengan memiliki variasi repelent (zat penolak serangga). Terkadang mengandung zat tanin dan mengandung sedikit alkaloid. Memiliki daun tunggal, jarang yang majemuk. Pada umumnya tulang daun menjari (palmatus). Bunga polypetalous dan sympetalous, sedikit sekali yang apetalous. Pada bunga sympetalous, biasanya jumlah stamen lebih banyak dari pada corollanya. Bunga hypogynus atau peryginous, jarang epigynous. Serbuk sari binukleat, jarang yang trinukleat (Cronquist, 1981). Subkelas Dilleniidae mempunyai gynoecium syncarp kecuali pada bangsa Dilleniales apocarp. Stamen masak secara sentrifugal dengan polen yang binukleat kecuali suku Cruciferae yang trinukleat. Ovul unitegmik atau bitegmik dengan endosperm yang “crassinucellate” sampai “tenuinucellate”. Banyak anggota merupakan tumbuhan berkayu. Polen yang mewakili anak kelas Dilleniidae ditemukan berupa fosil dari sekitar 100 juta tahun yang lalu pada awal periode kretaseus bawah (Cronquist, 1981). Dillenidae tampak jelas berkembang dari Magnoliidae, tipe karpel yang apokarp pada Dilleniales merupakan penghubung antara subkelas Magnoliidae dan Dillenidae, dari subkelas Magnoliidae, merupakan Familia Lilliaceae diduga merupakan Familia yang paling dekat hubungannya dengan Dillenidae, dalam subkelas Dillenidae, Familia Theales sentral sebab semua ordo (kecuali Dilleniales) dalam subkelas Dillenidae berkembang dari Theales (Cronquist, 1981). Subkelas Dilleniidae terdiri atas 13 ordo, 78 famili, dan sekitar 25000 species. Lebih dari tiga pertiga spesies hanya terdiri dari 5 pesanan, Violales (5000), Capparales (4000), Encales (4000) Theales (3500), dan Malvales (30003500). Primulales (1900) dan Ebenales (1800) juga pesanan cukup besar, sementara sisanya 6 pesanan hanya memiliki sekitar 1.300 spesies. Seperti Rosidae, Dilleniidae lebih maju dari pada Magnoliidae dalam satu atau lainnya, tapi kurang maju dibanding Asteridae (Cronquist, 1981).

Gambar 1. Dugaan evolusi hubungan antara ordo-ordo pada Dilleniidae (Cronquist, 1981)

II. Famili Dari Anak Kelas Dilleniidae 1. Ordo Dilleniales Karakteristik secara umum yang dimiliki oleh ordo Dilleniales yaitu karpel yang ada kebanyakan terlihat jelas, memiliki stamen banyak, memiliki ovulum yang bitegmik, dan endosperm berkembang biak dengan baik. a) Famili Dilleniaceae Familia Dilleniaceae yang memiliki karakteristik diantaranya habitus pohon, perdu, atau liana biasanya mengandung flavonol mirisetin (yang jarang pada magnolidae), bertanin biasanya dengan asam ellagat dan proantosianin, tanpa sel-sel minyak atsiri dan kebanyakan tanpa alkaloid. Dengan daun tunggal, tersebar, dan jarang berhadapan. Stipula daun tidak ada atau seperti sayap menempel pada petioles. Memiliki bunga tunggal atau dalam samosa atau rasemus, berwarna kuning atau putih, jenis kelaminnya biseksual dengan sepal 5, imbrikatus, persisten; petal 5, imbrikatus, cepat jatuh, sjumlah stamen banyak, ginesium dengan ovarium superus, beberapa sampai banyak karpel, beruang banyak, ovul 1 atau lebih tiap karpel. Perlekatan karpel Apocarp. Buah baka atau folikulus, dan biji dengan

endosperm. Suku ini terdiri dari 10 marga dengan sekitar 350 jenis dan tersebar di daerah tropis dan subtropis (Dasuki, 1994).

Contoh

speciesnya adalah Dillenia phillipinensis. 1) Dillenia phylliphinensis

Gambar 2. Diilenia philiipphinensis (Khaytarova, 2002) Dillenia philippinensis merupakan tumbuhan berhabitus pohon yang berasal dari famili Dilleniaceae. Tumbuhan ini merupakan yang paling primitif pada subkelas Dillenidae, tumbuhan ini memiliki daun tunggal dengan pola pertulangan craspedodromous dimana tulang daun sekunder sampai tepi daun. Duduk daunnya tersebar. Dillenia philippinensis memiliki perbungaan tunggal dimana terdapat pistillum banyak dan lepas-lepas, memiliki stamen yang lepas. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan monoeceous. Bunga dari Dillenia philippinensis actinomorph, memiliki calix dan corolla yang lepas dengan ovarium di atas dasar bunga (superum). Dillenia berbuah ganda-tunggal yang menunjukkan transisi. Perlekatan karpel paracarp. Tipe plasenta marginalis tetapi hanya satu biji yang berkembang. Ciri khas yang dimiliki famili Dilleniaceae yaitu adanya corona, perlekatan karpel paracarp, corolla mudah luruh atau rapuh. Tumbuhan yang berasal dari famili Dilleniaceae memiliki nodus yang bervariasi, unilakunar, trilakunar, multilakunar. Polen biji binukleat, gynoecium 1-20. Karpel konduplikat, dan kadang tidak

sepenuhnya tertutup. Ovula bitegmik dengan embrio kecil dan banyak endosperma (Cronquist, 1981). Selain Dillenia philippinensis dari marga Dillenia, pada famili ini terdapat pula marga Tetracera yang bercirikan; daun mahkota 4, berwarna putih atau daun mahkota 5 berwarna kuning dan marga Wormina dengan ciri bunga bercabang seling yang berbentuk tandan, buah membuka dan biji memiliki selaput biji (Steenis dkk, 2013). b) Famili Paeoniaceae Famili kecil beranggotakan satu genus yang mencakup 34 species ini berbeda dari dilleniaceae karena memiliki daun yang berlekuk menyirip atau daun yang terbelah dan cakram nektari yang sering kali mengelilingi ginesium (Daniel, 2015). 2. Ordo Theales Ordo Theales memiliki ciri umum, yaitu sepal imbricatus, filamen jelas atau membentuk kelompok. a) Famili Theaceae Ciri-ciri umum dari familia Theaceae merupakan tumbuhan berkayu dengan daun tunggal dengan tepi pada umumnya bergerigi, tanpa stipula, letak tersebar. Bunga bisexualis actinomorf. Calyx 5 (4-7), corolla 5 atau 4lebih berlepasan, kadang bersatu pada pangkalnya. Stamen banyak kadang berkelompok. Pistilum 1, ovarium superum, ruang 3-5, stylus 1-2 stigma 210. Buah bacca atau loculicidus. Suku ini terdiri dari sekitar 40 marga dengan 600 jenis dan tersebar di daerah tropis dan subtropis. Contoh species dari familia Theaceae adalah Thea sinensis (Dasuki, 1992).

1) Camelia sinensis

Gambar 3. Camelia sinensis (Parks, 2016) Camelia sinensis merupakan tumbuhan dari divisi Magnoliophyta, subkelas Dilleniidae, ordo Theales, dan famili Theaceae. Camelia sinensis merupakan tumbuhan yang memiliki habitus pohon, pola percabangannya simpodial, dan memiliki kelamin tumbuhan monoeceus serta memiliki umur tahunan. Spesies ini memiliki jenis daun tunggal, duduk daun tersebar, dan pertulangan daunnya brachidodromous. Perbungaan dari spesies Camelia sinensis ini merupakan bunga tunggal dan berjenis kelamin biseksual. Keadaan stamen pada spesies ini yaitu lepas-lepas, sedangkan keadaan pistillum (karpel) yaitu pada bagian stigmanya bercabang. Keadaan calix/corollanya lepas-lepas, dan memiliki simetri bunga actinomorph yaitu ketika bunga dapat dibagi menjadi dua bagian radial yang sama dalam setiap bidang radial yang melewati pusat bunga. Letak Ovariumnya superum atau di atas dasar bunganya. Perbuahan pada spesies ini adalah buah tunggal, memiliki tipe perlekatan karpelnya syncarp dan tipe plasentanya adalah axilaris. Ciri khas dari Camelia sinensis ini yaitu stamennya sangat banyak, aromatik, dan pinggir daun serratus (Dasuki, 1992).

b) Famili Dipterocarpaceae Menurut Ashton dalam Karomah (2017), famili Dipterocarpaceae memiliki tiga sub famili, yaitu Dipterocarpadeae, Pakaraimoideae, dan Monotoideae. Diantara ketiga sub famili tersebut, Dipterocarpadeae merupakan sub famili yang terpenting karena memiliki jumlah jenis yang banyak dan bernilai komersil. Sub famili Dipterocarpaceae ini memiliki 13 genus dan 470 jenis. Famili Dipterocarpaceae yang terdapat di Indonesia adalah Anisoptera

(Mersawa),

Cotylelobium,

Dipterocarpus

(Keruing),

Dryobalanops (Kapur), Hopea (Giam), Parashorea, Shorea (Meranti), Vatica (Resak) dan Upuna (Alrasyid dalam Karomah , 2017). Menurut Dasuki (1994), famili Dipterocarpaceae memiliki ciri habitus berupa pohon, jarang berupa perdu. Suku ini umumnya mempunyai rambut-rambut kelenjar atau sisik peltatus, bertanin dengan proantosianin dan asam ellagat, triterpen, (dipterokarpol, khas untuk suku ini) dan sesquiterpen, mengandung banyak resin, pada anak suku Dipterocarpaceae saluran-saluran resin bercabang karakteristik terdapat pada empulur, kayu dan kulit kayu. Daun tunggal dan tersebar, seperti kulit, memiliki stipula yang tumbuh dengan baik, kadang-kadang persisten. Bunga dalam perbungaan rasemus, panikula, dan jarang samosa. Jenis kelamin umumnya biseksual, aktinomorf, sepal berjumlah 5 immbrikatus bersatu di bawah membentuk tabung yang melekat ke ovarium, petal berjumlah lima, polipetal atau sedikit bersatu pada dasar, stamen berjumlah 10 sampai lebih dalam 1-3 lingkaran, filament pendek pada anak suku Dipterocarpaseae dan panjang pada anak suku yang lain. Ovarium dengan 2-4 karpel, banyak ruang, ovula 2-4 tiap ruang. Buah kering dengan pericarp mengkayu, sepal persisten, 2,3 atau 5 tumbuh membentuk sayap pada buah. Biji tanpa masa dorman, tanpa endosperm. Suku ini terdiri dari 3 anak suku yaitu Dipterocarpoideae (13 marga, 550 jenis) penyebaran di Asia dan Malesia, Monotoideae (2 marga, 20 jenis) di Afrika dan Madagaskar, dan Pakaramoideae (1 jenis yaitu

Pakaraimoea dipterocarpacea di dataran tinggi Guyana, Amerika Selatan. Di Indonesia, suku ini mendominasi hutan dataran rendah di Sumatera dan Kalimantan. Contoh yang lain dari suku ini yaitu Dipterocarpus kerrii.

Gambar 4. Dipterocarpus kerrii (Dasuki, 1994) c) Famili Clusiaceae/Guttiferae Ciri famili ini yaitu habitus berupa pohon, perdu, liana atau herba, saluran-saluran sekresi hampir semua jaringan berisi cairan berwarna kuning atau bening, bertanin, menghasilkan proantosianin tetapi tidak dengan asam ellagat, sering mengamukulasi xanton. Daun berhadapan atau dalam lingkaran, tunggal dan tanpa stipula. Bunga tunggal atau dalam samosa, jenis kelamin uniseksual atau biseksual, aktinomorf, memiliki braktea, sepal 4-5 lepas, petal 4-5 lepas, petal 4-5 lepas atau bersatu di bawah, stamen banyak dalam 2-5 ikatan, ginaseum ovarium 3-5 karpel, 35 ruang, dan ovul 2 sampai banyak per ruang. Buah baka, drupe atau kapsula, biji tanpa endosperm. Suku ini mempunyai sekitar 50 marga dengan 1200 jenis dan tersebar di daerah tropis yang basah (Dasuki, 1994). Contoh dari suku ini salah satunya ialah Calophyllum inophyllum.

(Dasuki, 1994)

(Dok. Pribadi, 2019)

Gambar 5. Calophyllum inophyllum 3. Ordo Malvales Tumbuhan berkayu berupa perdu atau pohon, daun tunggal dengan stipula letak tersebar. Bunga pada umumnya actinomorf bisexualis dengan calyx pentamer, corolla pentamer contortus. Stamen banyak monadelphus atau polyadelphus. Ovarium superum berruang 2-banyak dengan 1 ovulum tiap ruangnya. a) Famili Malvaceae Tumbuhan berupa herba atau semak berkayu lunak, atau berupa pohon seringkali dilindungi oleh rambut-rambut bintang. Daun berseling seringkali berlobi menjari. Bunga biasanya biseksual, bersimetri banyak, mencolok, dapat soliter atau sebagai bunga majemuk. Kaliks berlobi lima, seringkali didukung oleh epikaliks. Petala 5, besar umumnya terpuntir. Stamen banyak, dalam satu berkas, tabung stamen tampak jelas, menutup ginaecium; antera satu lokulus dengan serbuk sari yang berduri. Ovari lima sampai banyak karpela sebanyak jumlah stilus atau cabang stilus. Buah umumnya berupa buah kapsuler atau sizokarpus. Embrio melengkung dengan endsperm. (Sudarsono, dkk, 2005). Taksonomi Malvaceae agak rumit. Dalam arti sempit (sensu stricto), Malvaceae bersifat monofiletik, baik berdasarkan kajian fenotipe

(morfologi) maupun molekuler. Namun, kenyataan yang ditemukan secara molekuler menunjukkan bahwa tiga suku yang diketahui berkerabat dekat dengan Malvaceae, yaitu Tiliaceae, Sterculiaceae, dan Bombacaceae, ternyata polifiletik (sebagai contoh, kakao yang sebelumnya dianggap sebagai anggota Sterculiaceae ternyata lebih dekat kekerabatannya dengan anggota-anggota

Malvaceae

s.s.).

Untuk

mengatasinya,

cakupan

(circumscriptum) Malvaceae diperluas. Dalam arti luas (sensu lato), yang dipakai dalam artikel ini, Malvaceae mencakup sembilan anaksuku yang mencakup pula anggota-anggota ketiga suku yang berkerabat tadi. Suku ini terdiri dari sekitar 75 marga dengan 1000-1500 jenis, cosmopolitan namun paling banyak di daerah tropis. Contoh dari famili ini yaitu Hibiscus tiliaceus dan Malvavicus arboreus (Dasuki, 1994).

Gambar 6. Hibiscus tiliaceus (Dok. Pribadi, 2019)

Gambar 7. Malvaviscus arboreus (Zoom, 2011)

b) Famili Elaeocarpaceae Famili ini memiliki ciri habitus berupa pohon atau perdu, sering menghasilkan

alkaloid

indolozidin.

Daun

tunggal,

tersebar

atau

berhadapan, stipula persisten atau mudah gugur, bunga dalam rasemus, panikula atau dikhasial samosa, aktinomorf, biseksual dan jarang uniseksual, tidak memiliki epikaliks, sepal berjumlah 4-5, petal 4-5, stamen banyak, ginesium ovarium 2 atau lebih banyak karpel, ruang sebanyak karpel, ovul 2 atau lebih per ruang. Plasenta aksilaris. Buah kapsula, jarang drupe dan biji dengan endosperm. Suku ini terdiri dari 10 marga dengan sekitar 400 jenis, tersebar di daerah tropis dan subtropics,

tetapi tidak di Afrika (Dasuki, 1994). Contoh tumbuhan dari famili ini yaitu Elaeocarpus floribundus dan Saloanea sigun.

Gambar 8. Saloanea sigun (https://www.flickr.com/)

c) Famili Tiliaceae Famili ini berupa tanaman berkayu, jarang herba, dengan kebanyakan daun tunggal, tersebar dengan daun penumpu. Bunga beraturan, kerapkali berkelamin 2. Daun kelopak 4-5, secarap katup, lepas atau melekat. Daun mahkota 4-5, tidak bersatu, kadang-kadang tidak ada. Benang sari banyak, kadang-kadang 10 seringkali dalam berkas. Bakal buah menumpang, beruang dua sampai banyak, dengan bakal biji 1 sampai banyak per ruang. Tangkai putik 1, kadang-kadang pendukung benang sari juga merupakan pendukung putik (androginofor). Buah beruang banyak. Sel lendir di dalam teras maupun kulit (Steenis, 2013). Suku ini terdiri dari sekitar 50 marga dengan 450 jenis, tersebar di daerah tropis dan subtropics. Contoh tumbuhannya yaitu Muntingia calabura dan Corchorus aestuans.

Gambar 9. Muntingia calabura (https://toptropicals.com/) d) Famili Sterculiaceae Famili ini memiliki habitus berupa pohon, perdu, liana, atau herba, memiliki rambut bintang atau sisik peltatus, umumnya bertanin. Daun tunggal dengan urat daun pinatus atau palmatus atau majemuk palmatus, stipula cepat gugur atau resisten. Bunga dalam berbagai tipe perbungaan yang kompleks, atau tunggal. Jenis kelamin unseksual atau biseksual. Terkadang memiliki epikaliks, sepal berjumlah 3-5, nectar berupa rambutrambut kelenjar pada dasar kaliks. Makhota bunga 5, sering bertaji, stamen 10 dalam dua lingkaran, lingkaran luar 5 sering berupa staminodia yang petaloid, filament bersatu membentuk tabung, ginesium umumnya 5 karpel dengan ruang sebanyak karpel, ovul 2 sampai lebih tiap ruang, plasenta aksilaris. Buah berdaging atau seperti kulit bahkan mengkayu, sering terbagi

menjadi

merikarpium,

biji

kadang-kadang beralirus,

dan

endosperm berminyak atau beramilum (Dasuki, 1994). Suku ini terdiri dari sekitar 65 marga dengan 1000 jenis, dan tersebar terutama di daerah tropis dan subtropis. Contoh tumbuhan dari suku Theobroma cacao L.

Gambar 10. Theobroma cacao L. (https://tropical.theferens.info/ ) e) Famili Bombaceae Famili ini memiliki karakteristik yaitu habitus berupa pohon, sering berupa pohon besar tapi kayunya lunak dan ringan, pokok batang sering membesar berisi jaringan penyimpanan air, biasanya berambut bintang atau bersisik. Daun cepat gugur, letaknya tersebar, tunggal atau majemuk, palmatus, stipula cepat jatuh. Bunga tunggal atau dalam samosa berhadapan dengan daun, biseksual, aktinomorf, sering dengan epikaliks, sepal 5, nectar berupa rambut kelenjar pada dasar sepal, petal 5 stamen 5 sampai banyak, sering terdapat staminodia, ovarium 2-5 karpel, ruang sebanyak karpel, ovula 2 sampai lebih tiap ruang, plasenta aksilaris. Buah kapsula yang lokulisidus, biji sering berarilus, sering tertanam pada jaringan berambut dari dinding dalam buah, ada atau tidak ada endosperm (Dasuki, 1994). Suku ini terdiri dari sekitar 20-30 marga dengan 200 jenis, tersebar di daerah tropis. Contonya Ceiba petandra dan Durio sp.

Gambar 11. Durio sp. (miaratnasari.blogspot.com/)

4. Ordo Lecythidales Lecythidales memiliki benang sari monadelphus dan bakal buah inferior. Ordo ini hanya berisi satu famili yaitu Lecythidaceae. a) Famili Lecythidaceae Lecythidaceae adalah famili tropis yang terdiri dari 20 genus dan 285 species yang berupa pohon atau perdu. Bunganya besar dengan 4-6 daun kelopak dan daun mahkota. Benang sari banyak dan melebur menjadi cincin asimetris yang diperluas menjadi ligula yang datar atau melengkung di atas ginesium seperti sebuah tudung. Ginesium inferior (Daniel, 2015). Contoh dari famili ini yaitu Barringtonia acutangula.

Gambar 12. Barringtonia acutangula (https://www.flowersofindia.net/)

5. Ordo Nepenthales Nepenthales adalah salah satu bangsa/ordo anggota tumbuhan berbunga

yang

termasuk

dalam

anak

kelas

Dilleniidae,

kelas

Magnoliopsida, menurut Sistem klasifikasi Cronquist (1981). Ada tiga suku yang termasuk di dalamnya: Sarraceniaceae, Nepenthaceae, dan Droseraceae. Namun, dalam sistem klasifikasi dan modifikasi lanjutannya, yang berdasarkan filogeni dan sekarang mulai luas digunakan, kelompok ini tidak digunakan lagi. Tumbuhan yang termasuk Ordo Nepenthales Famili Nepenthaceae adalah spesies Nepenthes sp. (Kantong semar). a) Famili Nephentaceae Famili ini berupa habitus perdu atau setengah perdu yang sering merayap atau memanjat, sering epifit, insektivor, bertanin. Daun tersebar dan termodofikasi terdiri dari petioles, lamina, tendril yang dihubungkan dengan askidium (kantung perangkap) dan operculum (tutup). Kelenjar pencerna terdapat pada askidium yang terisi cairan pencerna, kelenjar nektar dan hidatoda tersebar pada batang dan daun. Bunga dalam rasemus atau panikula, kecil, aktinomorf, uniseksual, sepal 4 imbrikatus, berkelenjar nectar, apetal, stamen 8-25, filament bersatu membentuk tabung, ginaseum 4 karpel, 4 ruang, ovul banyak, plasenta aksilaris. Buah kapsula, biji banyak, filiformis dan memiliki endosperm. Suku ini hanya memiliki 1 marga yaitu Nepenthes dengan sekitar 75 jenis tersebar antara India Timur dan Madagaskar, Asia Tenggara, dan pulau-pulau sebelah utara Australia. Contoh dari famili ini yaitu Nepenthes campulata.

Gambar 13. Nepenthes campulata (https://caridokumen.com/)

6. Ordo Violales Ciri umum dari ordo ini adalah memiliki karpel umumnya 3 perianthium jarang karpel umumnya 3, perianthium jarang tetramer, kadang-kadang simpetal. a) Famili Flacourtiaceae Famili ini memiliki ciri habitus pohon atau perdu yang tegak. Daun tersebar, bertangkai, tunggal. Daun penumpu kecil atau tidak ada.bunga di ujung, di ketiak atau pada batang yang tua, berkelamin dua atausatu. Daun kelopak 3-6, lepas atau bersatu. Daun mahkota 3-8 atau tidak ada. Benang sari 5 atau lebih, ruang sari 2. Tonjolan dasar bunga ada atau tidak ada. Bakal buah menumpang, beruang 1, kadang-kadang tidak sempurna beruang 2- 10, atau kepala putik duduk. Buah buni atau buah batu, berbiji 1 sampai banyak (Steenis, dkk, 2013). Contoh dari famili ini yaitu Flacourtina rukam.

Gambar 14. Flacourtina rukam (https://silentnature.net/) b) Famili Bixaceae Semak dan pohon kecil. Daun tersebar, tunggal bertulang daun menjari. Daun penumpu cepat rontok. Bunga di ujung dalam malai atau malai rata, berkelamin 2, beraturan. Anak tangkai bunga dengan 5-6 kelenjar di ujung. Daun kelopak dan mahkota dalam kuncup, tersusun seperti genting. Daun kelopak 4-5, lepas rontok. Daun mahkota 4-7, lepas. Benang sari banyak. Kepala sari terlipat rangkap, beruang 2. Bakal buah menumpang, beruang satu. Bakal biji banyak, pada papan biji yang terdapat pada dinding. Tangkai putik1. Buah kotak, pecah menurut ruang, berkatup dua, dinding dalam seperti selaput, dapat lepas (Steenisdkk, 2013). Contohnya Bixa Orellana.

Gambar 15. Bixa Orellana (Dok. Pribadi, 2018)

c) Famili Violaceae Semak, perdu atau pohon. Daun tersebar atau duduk pada akar, dengan daun penumpu. Bunga beraturan atau zgomorf, berkelamin dua. Tangkai bunga dengan 2 daun pelindung. Daun kelopak 5. Lepas atau bersatu pada pangkalnya. Daun mahkota 5, yang terdepan kerapkali yang tersebar dan pada pangkalnya berspora (bertaji). Benang sari 5, berseling dengan daun mahkota, kepala sari bertemu dengan bakal buah, ruang sari 2 penghubung sari kerapkali diperpanjang pada ujungnya. Bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 3 papan biji yang bertempel di dinding. Tangkai sari 1 kerapkali berbentuk gada atau bengkok. Buah kotak berkatup3, patah menurut ruang. Biji 3 sampai banyak. (Steenis, 2013). Contonya yaitu Viola odorata L.

Gambar 16. Viola odorata L. (https://www.ebay.co.uk/) d) Famili Passifloraceae Familia Passifloraceae merupakan familia yang tergolong sudah maju dari beberapa familia yang telah dibahas sebelumnya, familia ini terbagi atas beberapa tingkat kemajuannya sebab terdapat beberapa kriteria maju yang dimiliknya, berdasarkan hasil pengamatan terhadap tanaman yang mewakili familia ini yaitu tanaman Passiflora edulis kriteria termaju yang dimilikinya antara lain habitus berupa liana, habitus ini dianggap maju setelah semak, perdu dan pohon, pertulangan daun actinodromous, jenis daun tunggal berbagi, caliks/ corolla bersatu 1/3, stamen dengan bagian dasar bersatu, pistillum dengan stigma bercabang 3, perlekatan

karpel synkarp, dan umur tumbuhan beberapa tahun, pola percabangan simpodial, akan tetapi terdapat beberapa kriteria yang masih primitif sehingga tanaman ini mengalami penurunan level kemajuan dari tanaman yang akan dibahas selanjutnya, beberapa kriteria primitif tersebut antara lain sebagai berikut, duduk daun tersebar, perbungaan tunggal, jenis kelamin biseksual, ovarium super superum, simetri bunga actinomorf, kelamin tumbuhan monoecous, dan tipe plasenta parietalis. Berdasarkan hasil pengskoran skala filogenetik tanaman ini memperoleh skor (44) dan menempati urutan lima. Contoh tumbuhannya yaitu Passiflora foetida

Gambar 17. Passiflora foetida (Dok. Pribadi, 2019) e) Famili Caricaceae Familia caricaceae merupakan familia yang tergolong maju dengan beberapa kriteria yang dimilikinya, familia ini diwakili oleh tanaman Carica papaya yang memiliki kriteria sebagai berikut yaitu jenis daun tunggal berbagai, pertulangan daun actinodromous, jenis kelamin. Sel uniseksual , kaliks/korolla salah satu bersatu, stamen epipetal, dan kelamin tumbuhan diceous. Selain itu terdapat beberapa kriteria yang masih primitif yang dimiliki oleh tanaman ini antara lain yaitu habitus berupa pohon berkayu lunak , pola percabangan monopodial, pistilum dengan stigma bercabang, dan umur tumbuhan beberapa tahun. Habitus pohon, seringkali bergetah Daun tunggal atau majemuk, bentuk tangan letak tersebar tanpa stipula. Bunga actinomorf, bisexualis atau unisexualis.

Calyx bersatu berlekuk 5, corolla 5 pada bunga membentuk tabung, pada bunga membentuk tabung pendek. Stamen 2 x petal epipetal, pistilum 1 ovarium superum, carpellum 3-5 berruang 1 dengan banyak ovulum. Stylus dan stigma 5. Buah bacca, biji berarillus dengan endosperm. Contoh : Carica papaya (pepaya)

Gambar 18. Carica papaya (https://caridokumen.com/) f) Famili Curcubitaceae Familia Cucurbitaceae merupakan familia yang tergolong sangat maju dari sekian familia yang telah dibahas sebelumnya dalam subkelas Dillenidae. Hal ini disebabkan kriteria yang ditunjukan oleh familia ini sangat maju, familia ini diwakili oleh tanaman Sechium edule dengan keriteria maju yang dimilikinya antara lain sebagai berikut yaitu habitus herbal, pola percabangan simpodial, letak ovarium inferum,tipe plasenta basalis dan umur tumbuhan kurang dari satu tahun, selain itu terdapat beberapa kriteria primitif yang dimiliki oleh tanaman ini antara lain jenis daun tunggal, stamen lepas, dan kelamin tumbuhan monoecous. Cucurbitaceae atau tanaman pertanian yang merambat termasuk dalam

tanaman

herba/terna

sayuran

setahun

penting.

jarang

Cucurbitaceae

sekali

berupa

adalah

semak

tanaman

atau

perdu

(Tjitrosoepomo, 2013), sebagian besar merambat atau menjalar, biasanya dengan sulur yang berada pada node atau buku-buku. Sulur atau alat-alat pembelit merupakan metamorfosis cabang, dahan atau kadang-kadang

daun penumpu. Tanamannya memiliki satu ujung atau bercabang (Tjitrosoepomo, 2013). Tumbuhan basah atau berkayu yang memanjat dengan sulur. Daun tunggal atau majemuk dan biasanya tidak mempunyai stipula karena berubah menjadi sulur. Bunga tunggal atau dalam karangan, pada umumnya unisexualis, actinomorf. Calyx dan corolla 5, stamen 5 semua bersatu atau 2-2 berpasangan (2 stamen besar dengan 2 theca dan 1 stamen kecil dengan 1 theca, atau semua filamen bersatu pada pangkalnya. Ovarium inferum dengan 3 carpellum dan 3 ruang, ovulum dengan 2 integumen. Buah bacca, biji tanpa endosperm. Contohnya Sechium edule

Gambar 19. Sechium edule (https://www.lele.co.id/) g) Famili Begoniaceae Famili ini merupakan tumbuhan perdu, memiliki akar serabut yang keluar dari batang (rizoma), daun tunggal atau majemuk, umumnya berbentuk tangan dengan stipula, letak tersebar atau dalam rosete Bunga dalam karangan dichasium, actinomorf atau zygomorf, umisexual monoecious. Bunga dan calyx 2 corolla 2-6 dengan stamen 4-banyak, bunga – perianthium 5-6-8. ovarium inferum, bersayap, berruang 3 atau 2-6 dengan banyak ovulum, integumentum 2. Buah bacca atau capsula. Contoh: Begonia sp

Gambar 20. Begonia sp. 7. Ordo Salicales Bangsa ini hanya terdiri atas 1 suku, yaitu suku Salicacea.. a) Famili Salicaceae Suku ini meliputi tumbuhn-tumbuhan yang berbatang kayu dengan daun-daun tunggal yang tersebar, dan mempunyai daun-daun penumpu. Bunga berkelamin tunggal, berumah 2, jarang sekali berumah satu, tersusun dalam bulir, tanpa hiasan bunga atau jika ada amat tereduksi dan tidak pernah menyerupai mahkota. Pada pangkal bunga terdapat suatu badan seperti piala atau cakram yang seringkali dipandang sebagai hiasan bunga yang tereduksi. Bunga jantan dengan 2-8 benang sari, bunga betina dengan satu putik yang terdiri atas dua daun buah, dengan bakal buah yang duduknya menumpang, mempunyai 1 ruang yang mengandung banyak bakal biji yang anatrop dengan 2-4 papan biji yang pariental. Bakal biji dengan 1 selaput biji. Suku ini hanya terdiri atas 2 marga dengan ± 330 jenis yang tersebar di daerah-daerah iklim sedang di belahan utara bumi dengan beberapa jenis di daerah tropika (Tjitrosoepomo, 2013). Contohnya Populus nigra

Gambar 21. Populus nigra (https://lightcolourshade.blogspot.com/) 8. Ordo Capparales Ciri umum dari ordo Capparales, yaitu buah umumnya bertipe khusus seperti kapsul, perianthium tetramer, tidak simpetal. Umumnya tumbuhan basah dengan daun tunggal yang letaknya tersebar, sebagian besar tanpa stipula. Bunganya bisexualis, actinomorf atau zigomorf. Perianthium 24mer, stamen sebanyak tepal atau lebih. Pistilum syncarpus dengan placenta parietalis. Adanya septum spurium menyebabkan jumlah ruang menjadi banyak. Buah bacca, capsul, atau drupa. a) Famili Capparaceae Tumbuhan basah/berkayu, daun tunggal, letak tersebar, bunga dalam karangan racemosa, biseksualis, stamen 4,6-banyak, Ovarium superum, Androgynophore. Contoh: Cleome spinosa dan Gynandropsis gynandra

Gambar 22. Gynandropsis gynandra (https://www.flowersofindia.net/)

b) Famili Brassicaceae Familia Brassicacaeae merupakan familia yang tergolong sedikit maju dari familia-familia yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini dapat disebabkan oleh kemajuan kriteria yang dimiliki olah familia Ini, familia ini diwakili oleh tanaman Roripa Indica dimana pada tanaman ini terdapat beberapa kemajuan dan juga terdapat kriteria yang dianggap masih primitif, kriteria yang tergolong maju antara lain habitusnya berupa herba. Herba merupakan habitus yang dianggap paling maju diantara habitus-habitus yang lain berdasarkan skala filogenetik, dengan pola percabangan simpodial, perbungaan majemuk, pistilum dengan stigma bersatu, perlekatan karpel synkarp, dan umur tumbuhan kurang dari setahun. Selain itu juga terdapat kriteria primitif yang dimiliki oleh tanaman ini yaitu jenis daun tunggal dengan duduk daun tersebar, pertulangan daun Craspedodromous, caliks/corolla lepas, stamen lepas. c) Famili Moringaceae Moringaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Salah satu spesies dalam suku ini ialah Moringa oleifera atau kelor. Ciriciri umum yaitu: tumbuhan berbentuk pohon, daun bipinnatus atau tripinnatus, tanpa stipula, letak tersebar, bunga bisexualis zigomorf, dalam karangan panicula. calyx dan corolla pentamer. Stamen 10 (5 fertil,

5

steril

berupa

stamenodium). Ovarium

terletak

pada

gynophorum yang pendek, berruang 1 dengan banyak ovulum pada placenta parietalis. Buah capsula terpecah menjadi 3, biji tanpa endosperm. Contoh: Moringa oleifera (kelor)

Gambar 23. Moringa oleifera (https://www.researchgate.net/) 9. Ordo Batales Bangsa pada ordo ini berkelamin tunggal

dengan tajuk yang

sangat kecil atau tidak ada, tersusun dalam untai, menghasilkan minyak mustard. Ordo ini mencakup dua famili yaitu: Gyrostemonaceae dan Bataceae (Daniel, 2015). a) Famili Gyrostemonaceae Sebanyak 17 species yang termasuk dalam 5 genus yang berasal dari Australia membentuk famili ini. Tumbuhan-tumbuhan famili ini berupa perdu atau pohon dengan bunga berkelamin tunggal, banyak benang sari, dan banyak karpel yang melbur membentuk bakal buah plurilokul. b) Famili Bataceae Famili ini terdiri atas 2 species Batis, yang berasal dari daerah Amerika Tropis. Tumbuhan-tumbuhannya berupa perdu maritim kecil dengan daun berhadapan dan bunga tetramer berkelamin tunggal. Bunga jantan dengan 4 benang sari yang ditopang pada bulir terminal yang juga berisi bunga betina. Ginesium bikarpel, berlokul 4, masing-masing lokul mengandung satu bakal biji parietal. 10. Ordo Ericales a) Famili Ericaceae Famili ini memiliki ciri habitus berupa perdu, pohon kecil atau liana, ada juga yang epifit. Letak daun tersebar, berhadapan atau dalam

lingkaran, tunggal, epidermis sering berlendir, tanpa stipula. Bunga umumnya dalam rasemus dengan braktea, kadang-kadang tunggal, tiap bunga punya 2 brakteola, jenis kelamin biseksual, aktinomorf atau sedikit zigomorf, sepal 3-7, persisten, petal 3-7 bersatu membentuk tabunga, stamen 2 lingkaran, sebanyak petal, antera membuka dengan porus di apeks atau dengan celah dari apeks ke bawah, diskus terdapat sekeliling ovarium, ginesium 2-10 karpel, ovarium superus, ruang banyak, plasenta aksilaris, 1 sampai banyak ovul tiap plasenta. Buah kapsela, baka atau drupe. Biji banyak, kecil, kadang-kadang bersayap, endosperm berminyak dan berprotein (Dasuki, 1994). Suku ini terdiri dari sekitar 125 marga dan 3500 jenis, tersebar luas di daerah temperate, subtropics dan pegunungan tropis. Marga yang besar adalah Rhodendron (850 jenis), Erica (600 jenis) dan Vaccinium (450 jenis). Contohnya yaitu Gaultheria punctate.

Gambar 24. Gaultheria punctate (Dasuki, 1994)

11. Ordo Diapensales Anggota ordo ini berupa herba dengan jumlah benang sari yang lebih sedikit (sebanyak jumlah lobus mahkota) dan bakal biji bitegmik. Ordo ini hanya terdiri dari satu famili yaitu Diapensiaceae. a) Famili Diapensiaceae Diapensiaceae merupakan famili kecil dengan anggota sebanyak enam genus (18 spesies) yang ditemukan terbatas di Artika dan wilayah beriklim tropis di bagian utara. Tanaman dari famili ini berupa herba mikotrofik kecil dengan bunga dichlamudous yang berkelipatan lima. Jumlah benang sari lima dan berselingan dengan lima berpatan pada bagian dasar sehingga membentuk sebuah tabung. Ginesium trikarpel dan trilokul dengan plasentasi aksila (Daniel, 2015). 12. Ordo Ebenales a) Famili Sapotaceae Famili ini habitus berupa pohon atau perdu dengan kantung-kantung lateks pada daun, kulit kayu dan empulur. Daun tersebar atau berhadapan, tunggal, stipula umumnya tidak ada. Bunga dalam samosa di ketiak daun atau pada kayu tua, aktinomorf, jenis kelamin biseksual, sepal 4-12, petal 4-8, bersat, stamen epipetal, banyak, dalam 1-3 lingkaran, beberapa menjadi staminodia, ginesium 2-14 karpel, beruang banyak, plasenta aksilaris, ovul 1 tiap karpel. Buah baka, biji besar dengan testa keras dan mengkilat ada atau tanpa endosperm. Suku ini terdiri dari sekitar 70 marga dengan 8000 jenis tersebar di daerah tropis.contoh tumbuhannya yaitu Mimusops elengi (Tanjung).

Gambar 25. Mimusops elengi (Tanjung) (Dok. Pribadi, 2019) b) Famili Ebenaceae Famil ini memiliki ciri habitus berupa pohon atau perdu, biasanya kakyunya keras berwarna hitam atau gelap, tanpa lateks, bertanin, menghasilkan

proantosianin,

kadang-kadang

sianogenik,

sering

menghasilkan metilsalsilat, sering menghasilkan naftaquinon berwarna gelap pada daun, batang muda dan kayunya. Daun tersebar atau berhadapan, tunggal, tidak ada stipula. Bunga tunggal atau dalam samosa, aktinomorf, umumnya uniseksual, sepal 3-7, persisten, petal 3-7, stamen umumnya 2 kali sebanyak petal dalam 2 lingkaran, ginesium umumnya 38 karpel, ovarium superus, ruang banyak, ovul 1-2 per ruang, plasenta aksilaris. Buah umumnya baka, biji dengan endosperm yang besar, keras, dan ruminat. Suku ini terdiri dari 5 marga dan sekitar 450 jenis tersebar di daerah tropis dan subtropics, marga yang terbesar adalah Diospyros sekitar 400 jenis. Contohnya Diospyros discolor (Mentega).

Gambar 26. Diospyros discolour (Dok. Pribadi, 2019) Diospyros blancoi memiliki tinggi pohon antara 7- 15 m, namun ada yang mencapai 32 m, dengan diameter batang antara 50 - 80 cm. Bertajuk rimbun yang bentuknya bulat, kadang-kadang menyerupai kerucut. Terdapat bunga jantan dan betina, berwarna putih kekuningan serta berbau harum. Berdaun tunggal, daun tersusun secara berseling, helaian daun berbentuk bulat memanjang, tepi rata dengan ukuran daun 8- 30 cm x 2,5 12 cm. Tanaman bisbul (Diospyros blancoi) mulai berbunga pada bulan Maret - Mei dan buah masak pada bulan September - Oktober. Buahnya berbentuk bulat, agak pipih, berukuran 5-12 cm x 8-10 cm. Kulit buah berwarna merah muda atau jingga kekuningan, dengan bulu halus yang berwama kemerahan dan berbau seperti mentega. Daging buahnya dapat dimakan setelah kulitnya yang berbulu dihilangkan. Dalam satu buah terdapat 10 biji atau lebib, namun adapula buah yang tidak berbiji. Biji berukuran 4 x 2,5 x 1,5 cm dan berwarna coklat (Bramasto dkk, 2015). c) Famili Styracaceae Famili ini merupakan famili kecil lainnya dengan anggota terdiri dari 10 genus (150 species) yang anggotanya termasuk pohon atau perdu penghasil resin. Tanaman dari famili ini memiliki rambut bintang atau sisik yang memerisai, bunga pentamerus, 10 benang sari dalam satu lingkaran, dan 3-5 karpel (Daniel, 2013). Contoh tumbuhan dari famili ini yaitu Styrax benzoin (kemenyan).

Gambar 27. Styrax benzoin (https://florafaunaweb.nparks.gov.sg/) 13. Ordo Primulales Ordo Primulales ini berupa terna, semak, atau perdu, dengan daundaun tunggal tanpa daun penumpu. Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf jarang zigomorf, berbilangan 4 sampai 5, daun mahkota hampir selalu berlekatan. Benang sari dalam 1 lingkaran, tertanam pada pangkal

daun

mahkota.

Sebagian

benamg

sari

mandul,

berupa

staminodium yang letaknya berseling dengan benang-benang sari yang fertil. Bakal buah menumpang atau tenggelam, beruang 1, dngan tembuni pada dasar ruang dengan 1 sampai banyak bakal biji, masing-masing dengan 2 integumen. Tangkai putik 1. Biji kecil dengan atau tanpa endosperm, lembaga lurus.

a) Famili Promulaceae Ciri-ciri dari suku ini yaitu habitus berupa terna atau semaksemak kecil, daun tunggal duduk tersebar atau berhadapan, tanpa daun penumpu, bunga banci, aktinomorf atau zigomorf, kebanyakan berbilangan 5, kadang-kadang berbilangan 4→9. Kelopak berlekuk atau berbagi 4, yang letaknya abaksial sedikit banyak berlekatan. Mahkota berlekatan, kadang-kadang hampir bebas, berlekuk 3→4. Benang sari 4, jarang hanya 1→2, melekat pada buluh mahkota dan berhadapan dengan benang-benang sari yang mandul. Bakal buah menumpang atau setengah tenggelam, beruang 1, bakal biji banyak dengan tembuni yang letaknya di tengah-

tengah, tiap bakal biji mempunyai 2 integumen. Buahnya buah kendaga dengan banyak biji, masing-masing dengan endosperm dan lembaga yang lurus atau bengkok. Dalam daun-daunnya seringkali terdapat sel-sel kelenjar atau ruang-ruang kelenjar. Suku ini mempunyai ± 500 jenis yang terbagi dalam ± 20 marga, sebagian besar tumbuh di daerah-daerah iklim sedang dan daerah-daerah iklim dingin. Contoh : Primula rosea

Gambar 28. Primula rosea (https://caridokumen.com/)

KESIMPULAN 1. Ciri – ciri umum anak kelas dilinideae antara lain termasuk tumbuhan berkayu atau herba, pada umumnya dikotil dengan dengan memiliki variasi repelent (zat penolak serangga). Memiliki daun tunggal, jarang yang majemuk. Pada umumnya tulang daun menjari (palmatus). Bunga polypetalous dan sympetalous, sedikit sekali yang apetalous. 2. -Ordo Dilleniales memiliki ciri karpel yang ada kebanyakan terlihat jelas, memiliki stamen banyak . Contoh: Dillenia phillipinensi. -Ordo Theales memiliki ciri umum, yaitu sepal imbricatus, filamen jelas atau membentuk kelompok. Contoh: Camelia sinensis. - Ordo Malvales memiliki ciri tumbuhan berkayu berupa perdu atau pohon, daun tunggal dengan stipula letak tersebar. Bunga pada umumnya actinomorf bisexualis dengan calyx pentamer, corolla pentamer contortus. Contoh: Hibiscus tiliaceus - Ordo Lecythidales memiliki benang sari monadelphus dan bakal buah inferior. Contoh: Barringtonia acutangula. -Ordo Nepenthales memiliki ciri daun tersebar dan termodofikasi terdiri dari petioles, lamina, tendril yang dihubungkan dengan askidium (kantung perangkap) dan operculum (tutup). Contoh: Nepenthes campulata. - Ordo Violales Ciri umum dari ordo ini adalah memiliki karpel umumnya 3 perianthium jarang karpel umumnya 3, perianthium jarang tetramer, kadang-kadang simpetal. Contoh: Flacourtina rukam. - Ordo Salicales memiliki ciri berbatang kayu dengan daun-daun tunggal yang tersebar, dan mempunyai daun-daun penumpu. Bunga berkelamin tunggal, berumah 2. Contoh: Papulus nigra. - Ordo Capparales Ciri umum dari ordo Capparales, yaitu buah umumnya bertipe khusus seperti kapsul, perianthium tetramer, tidak simpetal. Contoh : Cleome spinosa - Ordo Batales memiliki ciri berkelamin tunggal dengan tajuk yang sangat kecil atau tidak ada, tersusun dalam untai, menghasilkan minyak mustard. - Ordo Ericales memiliki ciri habitus berupa perdu, pohon kecil atau liana, ada juga yang epifit. Contohnya : Gaultheria punctate - Ordo Diapensales memiliki ciri herba dengan jumlah benang sari yang lebih sedikit (sebanyak jumlah lobus mahkota) dan bakal biji bitegmik.

- Ordo Ebenales memiliki ciri habitus berupa pohon atau perdu dengan kantung-kantung lateks pada daun, kulit kayu dan empulur. Contohnya: Mimusops elengi. - Ordo Primulales ciri-cirinya yaitu habitus berupa terna atau semak-semak kecil, daun tunggal duduk tersebar atau berhadapan, tanpa daun penumpu, bunga banci, aktinomorf atau zigomorf. Contoh: Primula rosea.

DAFTAR PUSTAKA Bramasto, Y dkk. 2015. Trees of The City: Profil Tanaman Hutan untuk Perkotaan Wilayah Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan: Bogor Cronquist, A. (1981). An Integrated System of Classification of Flowering Plants. Columbia University Press: New York. Daniel, M. 2015. Taksonomi: Perjalanan Evolusi. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta Dasuki, Undang Ahmad. (1994). Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar Universitas Bidang Ilmu Hayati ITB: Bandung Dasuki, Undang Ahmad. (1992). Fitografi. Pusat Ilmu Hayati ITB: Bandung. Karomah, Siti. (2017). Dilleniidae. Diakses melalui https://caridokumen.com/ [13 Maret 2019] Gembong Tjitrosoepomo. 2013. Taksonomi Tumbuhan (Spermatopyta). Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta. Steenis, C.G.F.J. van, dkk. (2013). Flora. PT. Balai Pustaka (Persero): Jakarta Sudarsono, dkk. (2005). Taksonomi Tumbuhan Tinggi. UM Press: Malang.

DAFTAR PUSTAKA GAMBAR Dasuki, Undang Ahmad. (1994). Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar Universitas Bidang Ilmu Hayati ITB: Bandung Khaytarova, Marina. (2002). Dillenia philippinensis. [Online]. Diakses dari https://toptropicals.com/ [13 Maret 2019] Parks,

Christine.

(2016).

Thea

sinensis.

[Online].

Diakses

dari

https://www.americancamellias.com/ [13 Maret 2019] Zoom.

(2011).

Malvaviscus

arboreus.

https://zoom50.wordpress.com/ [13 Maret 2019]

[Online].

Related Documents

Btt
December 2019 45
Btt
October 2019 48
Btt Herbarium.docx
December 2019 42
Passeio Btt
November 2019 38
Calendario Btt 04bike
October 2019 20

More Documents from ""