Lp Syok Kardiogenik.docx

  • Uploaded by: syafir
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Syok Kardiogenik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,271
  • Pages: 20
LAPORAN PENDAHULUAN SYOK KARDIOGENIK A. Definisi Syok Kardiogenik Shock kardiogenik merupakan sindrom gangguan patofisiologik berat yang berhubungan dengan metabolisme seluler yang abnormal, yang umumnya disebabkan oleh perfusi jarigan yang buruk. Disebut juga kegagalan sirkulasi perifer yang menyeluruh dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat (Tjokronegoro, A., dkk, 2003). Shock kardiogenik didefinisikan sebagai adanya tanda-tanda hipoperfusi jaringan yang diakibatkan oleh gagal jantung rendah preload dikoreksi. Tidak ada definisi yang jelas dari parameter hemodinamik, akan tetapi syok kardiogenik biasanya ditandai dengan penurunan tekanan darah (sistolik kurang dari 90 mmHg, atau berkurangnya tekanan arteri rata-rata lebih dari 30 mmHg) dan atau penurunan pengeluaran urin (kurang dari 0,5 ml/kg/jam) dengan laju nadi lebih dari 60 kali per menit dengan atau tanpa adanya kongesti organ. Tidak ada batas yang jelas antara sindrom curah jantung rendah dengan syok kerdiogenik. (www.fkuii.org). Syok kardiogenik adalah syok yang disebabkan karena fungsi jantung yang tidak adekuat, seperti pada infark miokard atau obstruksi mekanik jantung, manifestasinya meliputi hipovolemia, hipotensi, kulit dingin, nadi yang lemah, kekacauan mental, dan kegelisahan. (Kamus Kedokteran Dorland, 1998). Syok kardiogenik merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung kongestif, terjadi bila ventrikel kiri mengalami kerusakan yang luas. Otot jantung kehilangan kekuatan kontraktilitasnya,menimbulkan penurunan curah jantung dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital (jantung, otak, ginjal). Derajat syok sebanding dengan disfungsi ventrikel kiri. Meskipun syok kardiogenik biasanya sering terjadi sebagai komplikasi MI, namun bisa juga terajdi pada temponade jantung, emboli paru, kardiomiopati dan disritmia. (Brunner & Suddarth, 2001). B. Etiologi Terdapat beberapa penyebab dari terjadinya shock kardiogenik, diantaranya: 1

1.

Gangguan kontraktilitas miokardium.

2.

Disfungsi ventrikel kiri yang berat yang memicu terjadinya kongesti paru dan/atau hipoperfusi iskemik

3.

Infark miokard akut ( AMI)

4.

Komplikasi dari infark miokard akut, seperti: ruptur otot papillary, ruptur septum,

atau

infark

ventrikel

kanan,

dapat

mempresipitasi

(menimbulkan/mempercepat) syok kardiogenik pada pasien dengan infark-infark yang lebih kecil 5.

Valvular stenosis

6.

Myocarditis (inflamasi miokardium, peradangan otot jantung)

7.

Cardiomyopathy (myocardiopathy, gangguan otot jantung yang tidak diketahui penyebabnya)

8.

Trauma jantung

9.

Temponade jantung akut

10. Komplikasi bedah jantung C. Manifestasi Klinis 1.

Nyeri dada yang berkelanjutan, dyspnea (sesak/sulit bernafas), tampak pucat, dan apprehensive (anxious, discerning, gelisah, takut, cemas)

2.

Hipoperfusi jaringan

3.

Keadaan mental tertekan/depresi

4.

Anggota gerak teraba dingin

5.

Keluaran (output) urin kurang dari 30 mL/jam (oliguria).

6.

takikardi (detak jantung yang cepat,yakni > 100x/menit)

7.

Nadi teraba lemah dan cepat, berkisar antara 90–110 kali/menit

8.

Hipotensi : tekanan darah sistol kurang dari 80 mmHg

9.

Diaphoresis (diaforesis, diaphoretic, berkeringat, mandi keringat, hidrosis, perspirasi)

10. Distensi vena jugularis 11. Indeks jantung kurang dari 2,2 L/menit/m2. 12. Tekanan pulmonary artery wedge lebih dari 18 mmHg. 13. Suara nafas dapat terdengar jelas dari edem paru akut

2

Menurut Mubin (2008), diagnosis syok kardiogenik adalah berdasarkan : a. Keluhan Pokok 1.

Oliguri (urin < 20 mL/jam).

2.

Mungkin ada hubungan dengan IMA (infark miokard akut).

3.

Nyeri substernal seperti IMA.

b. Tanda Penting 1.

Tensi turun < 80-90 mmHg

2.

Takipneu dan dalam

3.

Takikardi

4.

Nadi cepat

5.

Tanda-tanda bendungan paru: ronki basah di kedua basal paru

6.

Bunyi jantung sangat lemah, bunyi jantung III sering terdengar

7.

Sianosis

8.

Diaforesis (mandi keringat)

9.

Ekstremitas dingin

10. Perubahan mental c. Kriteria Adanya disfungsi miokard disertai dengan: 1.

Tekanan darah sistolis arteri < 80 mmHg.

2.

Produksi urin < 20 mL/jam.

3.

Tekanan vena sentral > 10 mmH2O

4.

Ada tanda-tanda: gelisah, keringat dingin, akral dingin, takikardi

D. Patofisiologi Syok kardiogenik merupakan kondisi yang terjadi sebagai serangan jantung pada fase terminal dari berbagai penyakit jantung. Berkurangnya ke aliran darah koroner berdampak pada supply O2 kejaringan khususnya pada otot jantung yang semakin berkurang, hal ini akan menyababkan iscemik miokard pada fase awal, namun bila berkelanjutan akan menimbulkan injuri sampai infark miokard. Bila kondisi tersebut tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan kondisi yang dinamakan syok kardiogenik. Pada kondisi syok, metabolisme yang pada fase awal sudah mengalami perubahan pada kondisi

3

anaerob akan semakin memburuk sehingga produksi asam laktat terus meningkat

dan

memicu

timbulnya

nyeri

hebat

seperti

terbakar

maupun tertekan yang menjalar sampai leher dan lengan kiri, kelemahan fisik juga terjadi sebagai akibat dari penimbunan asam laktat yang tinggi pada darah. Semakin Menurunnya kondisi pada fase syok otot jantung semakin kehilangan kemampuan untuk berkontraksi utuk memompa darah. Penurunan jumlah strok volume mengakibatkan berkurangnnya cardiac output atau berhenti sama sekali. Hal tersebut menyebakkan suplay darah maupun O2 sangatlah menurun kejaringan, sehingga menimbulkan kondisi penurunan kesadaran dengan akral dinging pada ektrimitas, Kompensasi dari otot jantung dengan meningkatkan denyut nadi yang berdampak pada penurunan tekanan darah Juga tidak memperbaiki kondisi penurunan kesadaran. Aktifitas ginjal juga terganggu pada penurunan cardiac output,yang berdampak pada penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR ). Pada kondisi ini pengaktifan system rennin, angiotensin dan aldostreron akan , menambah retensi air dan natrium menyebabkan produksi urine berkurang( Oliguri < 30ml/ jam). Penurunan kontraktilitas miokard pada fase syok yang menyebabkan adanya peningkatan residu darah di ventrikel, yang mana kondisi ini akan semakin memburuk pada keadaan regurgitasi maupun stenosis valvular .Hal tersebut dapat menyebabkan bendungan vena pulmonalis oleh akumulasi cairan maupun refluk aliran darah dan akhirnya memperberat kondisi edema paru.

4

E. Pathway

5

F. Penatalaksanaan 1. Penatalaksanaan Medis Syok Kardiogenik: a. Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya dilakukan intubasi. b. Berikan oksigen 8 – 15 liter/menit dengan menggunakan masker untuk mempertahankan PO2 70 – 120 mmHg. c. Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar syok yang ada harus diatasi dengan pemberian morfin. d. Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa yang terjadi. e. Bila mungkin pasang CVP. f. Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti hemodinamik. 2. Medikamentosa : a. Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri b. Ansietas, bila cemas c. Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi d. Sulfas atropin, bila frekuensi jantung < 50x/menit e. Dopamin

dan

dobutamin

(inotropik

dan

kronotropik),

bila

perfusi jantung tidak adekuat. Dosis dopamin 2-15 mikrogram/kg/m. f. Dobutamin 2,5-10 mikrogram/kg/m: bila ada dapat juga diberikan amrinon IV. g. Norepinefrin 2-20 mikrogram/kg/m h. Diuretik/furosemid 40-80 mg untuk kongesti paru dan oksigenasi jaringan. Digitalis bila ada fibrilasi atrial atau takikardi supraventrikel. G. Pemeriksaan Penunjang 1. EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis, iskemia dan kerusakan pola. 2. ECG; mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark/fibrilasi atrium, ventrikel hipertrofi, disfungsi penyakit katub jantung. 3. Rontgen

dada;

Menunjukkan

pembesaran

jantung.

Bayangan

mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulmonal.

6

4. Scan Jantung; Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung. 5. Kateterisasi jantung; Tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis katub atau insufisiensi serta mengkaji potensi arteri koroner. 6. Elektrolit; mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, terapi diuretic. 7. Oksimetri nadi; Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika CHF memperburuk PPOM. 8. AGD; Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia dengan peningkatan tekanan karbondioksida. 9. Enzim jantung; meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung,misalnya infark miokard (Kreatinin fosfokinase/CPK, isoenzim CPK dan Dehidrogenase Laktat/LDH, isoenzim LDH). H. Komplikasi 1. Cardiopulmonary arrest 2. Disritmi 3. Gagal multisistem organ 4. Stroke 5. Tromboemboli I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN Data dasar pengkajian pasien dengan syok kardiogenik , dengan data fokus pada : a

Aktivitas  Gejala : kelemahan, kelelahan  Tanda : takikardia, dispnea pada istirahat atau aktivitas, perubahan warna kulit kelembaban, kelemahan umum

b

Sirkulasi  Gejala : riwayat AMI sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK, masalah TD, diabetes mellitus.

7

 Tanda : tekanan darah turun <90 mmhg atau dibawah, perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk berdiri, nadi cepat tidak kuat atau lemah, tidak teratur, BJ ekstra S3 atau S4 mungkin menunjukan gagal jantung atau penurun an kontraktilitas ventrikel, Gejala hipoperfusi jaringan kulit ; dioforesis ( Kulit Lembab ), pucat, akral dingin, sianosis, vena – vena pada punggung tangan dan kaki kolaps c

Eliminasi  Gejala : Produksi urine < 30 ml/ jam  Tanda : oliguri

d

Nyeri atau ketidaknyamanan  Gejala : nyeri dada yang timbulnya mendadak dan sangat hebat, tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin, lokasi tipikal pada dada anterio substernal, prekordial, dapat menyebar ketangan, rahang, wajah, tidak tentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang,abdomen,punggung, leher, dengan kualitas chorusing, menyempit, berat,tertekan , dengan skala biasanya 10 pada skala 1- 10, mungkin dirasakan pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami.  Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh, meregang, mengeliat, menarik diri, kehilangan kontak mata, perubahan frekuensi atau irama jantung, TD,pernafasan, warna kulit/ kelembaban ,bahkan penurunan kesadaran.

e

Pernafasan 

Gejala : dyspnea dengan atau tanpa kerja, dispnea nocturnal, batuk dengan atau tanpa produksi sputum,penggunaan bantuan pernafasan oksigen atau medikasi,riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis



Tanda : takipnea, nafas dangkal, pernafasan laboret ; penggunaan otot aksesori pernafasan, nasal flaring, batuk ; kering/

nyaring/nonprodoktik/

batuk

terus-menerus,

dengan/tanpa pembentukan sputum: mungkin bersemu darah,

8

merah muda/berbuih (edema pulmonal). Bunyi nafas ; mungkin tidak

terdengar

dengan

crakles

dari

basilar

dan

mengi peningkatan frekuensi nafas, nafas sesak atau kuat, warna kulit; pucat atau sianosis, akral dingin. 2. DIAGNOSA a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan pertukaran gas ditandai dengan sesak nafas, peningkatan frekuensi pernafasan, batukbatuk. b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan aliran darah sekunder akibat gangguan vaskuler ditandai dengan nyeri, cardiac out put menurun, sianosis, edema (vena). c. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan spasme reflek otot sekunder akibat gangguan viseral jantung ditandai dengan nyeri dada, dispnea, gelisah, meringis. d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan supley oksigen dan kebutuhan (penurunan/terbatasnya curah jantung) ditandai dengan kelelahan, kelemahan, pucat. 3. INTERVENSI NO 1.

DIAGNOSA

TUJUAN DAN

KEPERAWATAN

KRITERIA HASIL

Ketidakefektifan pola

NOC

NIC

 Respiratory status:

nafas Definisi : inspirasi

INTERVENSI

ventilation

Airway Management -

Buka jalan nafas,

dan/atau ekspirasi yang

 Respiratory status :

gunakan teknik chin

tidak memberi ventilasi

Airway patency

lift atau jaw trust bila

Batasan Karakteristik : 

perlu -

Perubahan kedalaman



 Vital sign status

untuk memaksimalkan

kriteria hasil :

pernafasan

 Mendemonstrasikan

Perubahan

batuk efektif dan

ekskursi dada

suara nafas yang bersih, tidak ada

9

Posisikan pasien

ventilasi -

Identifikasi pasien perlunya pemasangan



Mengambil posisi

sianosis dan dispneu

alat jalan nafas

tiga titik

(mampu

bantuan



Bradipneu

mengeluarkan



Penurunan

sputum, mampu

tekanan ekspirasi

bernafas dengan

Penurunan

mudah, tidak ada

ventilasi semenit

pursed lips)

 

-

perlu -

Lakukan fisioterapi dada jika perlu

-

 Menunjukkan jalan

Penurunan

Pasang mayo bila

Keluarkan sekret dengan batuk atau

kapasitas vital

nafas yang paten



Dispneu

(klien tidak merasa



Peningkatan

tercekik, irama nafas,

nafas, catat adanya

frekuensi pernafasan

suara nafas tambahan

diameter anterior

dalam rentang

posterior 

suara nafas abnormal)

cuping hidung Orthopneu



Fase ekspirasi memanjang



Pernafasan bibir



Takipneu



Penggunaan otot

-

-

normal, tidak ada

Pernafasan



saction

Lakukan suction pada mayo

-

 Tanda tanda vital dalam rentang normal

Auskultasi suara

Berikan bronkodilator bila perlu

-

§

Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab

-

§

cairan mengoptimalkan

aksesorius untuk

keseimbangan

bernafas

-

Faktor yang

Ansietas



Posisi tubuh



Deformitas tulang



Keletihan



Deformitas

Monitor respirasi dan status O2

berhubungan : 

Atur intake untuk

Oxygen Therapy -

Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea

-

Pertahankan jalan nafas yang paten

dinding dada

10



Hiperventilasi



Sindrom

-

oksigenasi -

hipoventilasi 

-



Pertahankan posisi pasien

Kerusakan -

neurologis 

Monitor aliran oksigen

Gangguan muskuloskeletal



Atur peralatan

Observasi adanya

Imaturitas

tanda tanda

neurologis

hipoventilasi -

Disfungsi

Monitor adanya

neuromuskular

kecemasan pasien



Obesitas

terhadap oksigenasi



Nyeri



Keletihan otot

Vital sign Monitoring -

Monitor TD, Nadi, Suhu dan Respiration

pernafasan cedera -

medula spinalis

Catat adanya fluktuasi tekanan darah

-

Monitor VS saat pasien berbaring, duduk atau berdiri

-

Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan

-

Monitor TD, Nadi, RR sebelum, selama dan setelah melakukan aktivitas

-

Monitor kualitas dari nadi

-

Monitor frekuensi dan irama pernafasan

-

11

Monitor suara paru

-

Monitor pola pernafasan abnormal

-

Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit

-

Monitor sianosis perifer

-

Monitor adanya chausing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)

-

Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign .

2.

Ketidakefektifan

NOC

NIC

Perfusi Jaringan

 Circulation Status

Peripheral Sensation

Perifer

 Tissue Perfusion :

Management (Manajemen

Definisi :

Cerebral

sensasi perifer) -

Penurunan sirkulasi

Mendemonstrasikan

darah ke perifer yang

status sirkulasi yang

daerah tertentu yang

dapat mengganggu

ditandai dengan :

hanya peka terhadap

kesehatan. Batasan Karakteristik :

 Tekanan sistole

Tidak ada nadi

rentang yang



Perubahan fungsi

diharapkan

motorik 

pasang/dingin/tajam/t

dan diastole dalam



 Tidak ada

Monitor adanya

umpul -

Monitor adanya paretese

-

Instruksikan keluarga

Perubahan

ortostatik

untuk mengobservasi

karakteristik kulit

hipertensi

kulit jika ada isi atau

(warna,

 Tidak ada tanda-

elastisitas,

tanda peningkatan

rambut,

tekanan

kelembapan,

intrakranial

12

laserasi -

Gunakan sarung tangan untuk proteksi

 

Mendemonstrasikan

suhu)

kemampuan kognitif

kepala, leher dan

Indeks ankle

yang ditandai dengan

punggung

brachial <0,90

:

 Berkomunikasi

Perubahan tekanan darah

dengan jelas

diekstremitas

dan sesuai



CRT >3 detik

dengan



Klaudikasi

kemampuan



Warna tidak

 Menunjukkan

Monitor kemampuan BAB

-

Kolaborasi pemberian anlgetik

-

Monitor adanya tromboplebitis

-

Diskusikan mengenai

perhatian,

penyebab perubahan

ketungkai saat

konsentrasi dan

sensasi.

tungkai

orientasi  Memproses informasi

Kelambatan

 Membuat

penyumbatan luka perifer

keputusan



Penurunan nadi

dengan benar



Edema



Nyeri ekstremitas



Bruit femoral



Pemendekan

Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat kesadaran membaik, tidak ada gerakan

jarak total yang

gerakan involunter

ditempuh dalam uji berjalan 6 menit 

Batasi gerakan pada

kembali

diturunkan 

-

kuku, sensasi,

§

Pemendekan

§ jarak bebas nyeri yang ditempuh dalam uji berjalan 6 menit

13



Perestesia



Warna kulit pucat selama elevasi

Faktor yang berhubungan : 

Kurang pengetahuan tentang faktor pemberat



Kurang pengetahuan tentang proses penyakit



Diabetes melitus



Hipertensi



Gaya hidup monoton

3.

Nyeri Akut

NOC

NIC

Definisi : Pengalaman



Pain Level

Pain Management

sensori dan emosional



Pain control



yang tidak



Comfort level

menyenangkan yang

Kriteria Hasil

komperhensif termasuk

muncul akibat kerusakan



Mampu mengontrol

lokasi, karakteristik,

jaringan yang actual atau

nyeri ( tahu penyebab

durasi, frekuensi,

potensial atau

nyeri, mampu

kualitas dan factor

digambarkan dalam hal

menggunakan teknik

prestipitasi

kerusakan sedemikian

nonfarmakologi untuk

rupa ( International

mengurangi nyeri

nonverbal dari

Association for the study

mencari bantuan)

ketidaknyamanan

of Pain) : yang tiba-tiba atau lambat dari



Melaporkan bahwa nyeri berkurang

intensitas ringan hingga

14

Lakukan pengkajian nyeri secara





Observasi reaksi

Gunakan teknik komunikasi terapeutik

berat dengan akhir yang

dengan menggunakan

untuk mengetahui

dapat diantisipasi atau

manajemen nyeri

pengalaman nyeri pasien

diprediksi dan



Mampu mengenali



Kaji kultur yang

berlangsung < 6 bulan.

nyeri ( skala

mempengaruhi respon

Batasan karateristik :

intensitas, frekuensi

nyeri



dan tanda nyeri )

Perubahan selera makan

  





Menyatakan rasa

Perubahan tekanan

nyaman setelah nyeri

darah

berkurang

Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau



Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain

Perubahan frekuensi

tentang ketidakefektifan

jantung

control nyeri masa

Perubahan frekuensi

lampau 

pernapasan

Bantu pasien dan



Laporan isyarat

keluarga untuk mencari



Diaphoresis

dan menemukan



Perilaku distraksi (

dukungan 

mis., berjalan mondar-mandir

dapat mempengaruhi

mencari orang lain

nyeri seperti suhu

dan atau aktivitas

ruangan, pencahayaan,

lain, aktivitas

dan kebisingan 

berulang) 

Kurangi factor presipitasi nyeri

Mengekspresikan 

perilaku (mis.,



Control lingkungan yang

Pilih dan lakukan

gelisah, merengek,

penanganan nyeri

menangis)

(farmakologi, non

Masker wajah (

farmakologi dan inter

mis., mata kurang

personal) 

bercahaya, tampak

Kaji tipe dan sumber

kacau, gerakan mata

nyeri untuk menentukan

berpencar atau tetap

intervensi

15



pada satu focus meringis) 

non farmakologi 

Sikap melindungi nyeri





Focus menyempit



Evaluasi keefektifan control nyeri

persepsi nyeri,



Tungkatkan istirahat

hambatan proses



Kolaborasikan dengan

berfikir, penurunan

dokter jika ada keluhan

interaksi dengan

dan tindakan nyeri tidak

orang lain dan

berhasil 

lingkungan)



Berikan analgetik untuk mengurangi rasa nyeri

(mis.,gangguan



Ajarkan tentang teknik

Monitor penerimaan

Indikasi nyeri yang

pasien tentang

dapat diamati

manajemen nyeri

Perubahan posisi

Analgesic Administration

untuk menghindari



Tentukan lokasi,

nyeri

karakteristik, kualitas,

Sikap tubuh

dan derajat nyeri

melindungi

sebelum pemberian obat



Dilatasi pupil



Melaporkan nyeri

tentang nyeri obat, dosis,

secara verbal

dan frekuensi





Cek instruksi dokter

Gangguan tidur



Cek riwayat alergi

Factor-faktor yang



Pilih analgesic yang

berhubungan :

diperlukan atau

Agen cedera (mis.,

kombinasi dari analgesic

biologis, zat kimia, fisik,

ketika pemberian lebih

psikologis)

dari satu 

Tentukan pilihan analgesic tergantung tipe dan beratnya nyeri

16



Tentukan analgesic pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal



Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan analgesic pertama kali



Berikan analgesic tepat waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas analgesic, tanda dan gejala 4.

Intoleransi aktivitas Definisi : Ketidakcukupan energi

NOC

NIC

 Energy Conservation

Activity Therapy -

Kolaborasikan dengan

psikologi atau fisiologi

 Activity tolerance

tenaga rehabilitasi

untuk melanjutkan atau

 Self Care : ADLs

medik dalam

menyelesaikan aktifitas kehidupan sehari-hari

merencanakan

Kriteria Hasil  Berpartisipasi

program terapi yang

yang harus atau yang

dalam aktivitas

ingin dilakukan

fisik tanpa disertai

Batasan karakteristik :

peningkatan

mengidentifikasi

Respon tekanan

tekanan darah, nadi

aktivitas yang mampu

darah abnormal

dan RR

dilakukan





-

Bantu klien untuk

terhadap aktivitas

 Mampu melakukan

Respon frekuensi

aktivitas sehari-

aktivitas konsisten

jantung abnormal

hari secara mandiri

yang sesuai dengan

terhadap aktivitas 

tepat

Perubahan EKG

-

 Tanda-tanda vital

kemampuan fisik

normal

yang

 Energi psikomotor

mencerminkan

 Level kelemahan

Bantu untuk memilih

psikologi dan sosial -

Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber

aritmia

17



Perubahan EKG

dengan atau tanpa

aktivitas yang

mencerminkan

bantuan alat

diinginkan



-

mendapatkan alat

setelah

adekuat

bantuan aktivitas

 Sirkulasi status

seperti kursi roda -

baik

Dispnea setelah

 Status respirasi :

Menyatakan

pertukaran gas dan

merasa letih

ventilasi adekuat

mengidentifikasi aktivitas yang disukai -

merasa lemah

latihan diwaktu luang -

Bantu pasien atau keluarga untuk

Tirah baring atau

mengidentifikasi

imobilisasi

kekurangan dalam

Kelemahan

beraktivitas -

umum 

Bantu klien untuk membuat jadwal

berhubungan :



Bantu untuk

Menyatakan

Faktor yang 

Bantu untuk

kardiopulmonal

beraktivitas 

 Status

Ketidaknyamanan

beraktivitas 

yang diperlukan untuk

yang

iskemia 

 Mampu berpindah

positif bagi yang aktif

Ketidakseimbang

beraktifitas

an antara suplai -

dan kebutuhan

Imobilitas



Gaya hidup

Bantu pasien untuk mengembangkan

oksigen 

Sediakan penguatan

motivasi diri dan penguatan -

monoton

Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual.

4. IMPLEMENTASI Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang sudah disusun pada masing-masing diagnosa.

18

5. EVALUASI a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan pertukaran gas ditandai dengan sesak nafas, peningkatan frekuensi pernafasan, batukbatuk. Evaluasi : -

Klien tidak sesak nafas.

-

Frekueensi pernafasan normal.

-

Tidak ada batuk-batuk.

b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan aliran darah sekunder akibat gangguan vaskuler ditandai dengan nyeri, cardiac out put menurun, sianosis, edema (vena). Evaluasi : -

Klien tidak nyeri

-

Cardiac output normal

-

Tidak terdapat sianosis

-

Tidak ada edema (vena)

c. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan spasme reflek otot sekunder akibat gangguan viseral jantung ditandai dengan nyeri dada, dispnea, gelisah, meringis. Evaluasi : -

Tidak ada nyeri

-

Tidak ada dispnea

-

Klien tidak gelisah

-

Klien tidak meringis

d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan supley oksigen dan kebutuhan (penurunan/terbatasnya curah jantung) ditandai dengan kelelahan, kelemahan, pucat. Evaluasi : -

Klien tidak mudah lelah

-

Klien tidak lemas

-

Klien tidak pucat

19

DAFTAR PUSTAKA

Bakta I Made., Suastika I Ketut.( 1987), Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam . EGC: Jakarta Bruner & Suddarth (2001), Keperwatan Medikal Bedah.EGC: Jakarta Doenges M.E. ( 1999),Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. EGC, Jakarta Guyton A.C., Hall J.E.(1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC, Jakarta. Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2. Media Action : Yogjakarta.

20

Related Documents

Lp Syok Hipovolemik.docx
October 2019 24
Lp Syok Kardiogenik.docx
April 2020 26
Syok
June 2020 26
Syok Kardiogenik.pptx
April 2020 45

More Documents from "Amaliyah"