LAPORAN PENDAHULUAN PADA Ny. K DENGAN NYERI AKUD DI RUANG CEMPAKA RSUD KOTA SALATIGA
Disusun Oleh : Milka binuf 1808091
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XVII SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG 2019
1. PENGERTIAN Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik actual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik yang multidimensional. Fenomena ini dapat berbeda dalam intensitas (ringan,sedang, berat), kualitas (tumpul, seperti terbakar, tajam), durasi (transien, intermiten,persisten), dan penyebaran (superfisial atau dalam, terlokalisir atau difus). Meskipun nyeri adalah suatu sensasi, nyeri memiliki komponen kognitif dan emosional, yang digambarkan dalam suatu bentuk penderitaan. Nyeri juga berkaitan dengan reflex menghindar dan perubahan output otonom (Meliala,2012). Nyeri merupakan pengalaman yang subjektif, sama halnya saat seseorang mencium bau harum atau busuk, mengecap manis atau asin, yang kesemuanya merupakan persepsi panca indera dan dirasakan manusia sejak lahir. Walau demikian, nyeri berbeda dengan stimulus panca indera, karena stimulus nyeri merupakan suatu hal yang berasal dari kerusakan
jaringan
atau
yang
berpotensi
menyebabkan
kerusakan
jaringan
(Meliala,2012). Milton mengatakan “Pain is perfect miserie, the worst / of evil. And excessive, overture / All patience”. Sudah menjadi kewajaran bahwa manusia sejak awal berupaya sedemikian untuk mengerti tentang nyeri dan mencoba mengatasinya (Bonica & Loeser, 2013).
1. ETIOLOGI 1.
Faktor resiko a.
Nyeri akut · Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal · Menunjukkan kerusakan · Posisi untuk mengurangi nyeri · Muka dengan ekspresi nyeri · Gangguan tidur ·
Respon otonom (penurunan tekanan darah, suhu, nadi)
·
Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
1
b.
Nyeri kronis ·
Perubahan berat badan
·
Melaporkan secara verbal dan non verbal
·
Menunjukkan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri sendiri
·
Kelelahan
·
Perubahan pola tidur
·
Takut cedera
·
Interaksi dengan orang lain menurun
2. Factor predisposisi a.
Trauma
b.
Peradangan
c.
Trauma psikologis
3. Factor presipitasi a.
Lingkungan
b.
Suhu ekstrim
c.
Kegiatan
d.
Emosi
2. TANDA DAN GEJALA I MANIFESTASI KLINIS a. Tanda dan gejala nyeri 1.
Gangguam tidur
2.
Posisi menghindari nyeri
3.
Gerakan meng hindari nyeri
4.
Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
5.
Perubahan nafsu makan
6.
Tekanan darah meningkat
7.
Pernafasan meningkat
8.
Depresi
2
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya adalah: 1. Arti Nyeri. Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan,merusak, dan lainlain. Keadaan ini di pengaruhi lingkungan dan pengalaman. 2. Persepsi Nyeri. Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektifdari seseorang yang merasakan nyeri. Dikarenakan perawat tidak mampu merasakan nyeri yang dialami oleh pasien. 3. Toleransi Nyeri. Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi
peningkatan
toleransi
nyeri
antara
lain
alcohol, obat-
obatan, hipnotis, gerakan atau garakan, pengalihan perhatian,kepercayaan yang kuat dan sebagainya. Sedangkan faktor yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas,nyeri yang kunjung tidak hilang, sakit, dan lain-lain. 4. Reaksi terhadap Nyeri. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk responseseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk respon nyeri yang dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, seperi arti nyeri, tingkat perspepsi nyeri,pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan mental, rasa takut, cemas, usia, dan lain-lain. 3. PATOFISIOLOGI Ketika sel saraf mengalami kerusakan akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan dipersiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain dihantarkan ke hypothalamus nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitif pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami nyeri (Wahit Chayatin, N.Mubarak, 2013).
3
4. PATHWAYS
Sumber: N. Mubarak, 2013
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG a.
Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di abdomen
b.
Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
c.
Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya
d.
Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di otak
6. PENATALAKSANAAN a.
Penatalaksanaan keperawatan -
Kaji nyeri dengan tekhnik PQRST
-
Anjurkan tehnik distraksi dan relaksasi
-
Berikan posisi yang nyaman pada klien
-
Berikan HE tentang nyeri
-
Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
4
-
Distraksi (mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang)
b.
-
Kompres hangat
-
Mengajarkan teknik relaksasi
Penatalaksanaan medis ·
Pemberian analgesic Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri.
7. KOMPLIKASI Adapun komplikasi yang dapat terjadi yaitu: a. Edema Pulmonal b. Kejang c. Gangguan pola istirahat dan tidur d. Gangguan mobilitas e. Hipertensi f. Hipertermi
8. PENGKAJIAN Pengkajian Fokus 1. Status kesehatana a.
Status kesehatan saat ini - Alasan masuk rumah sakit - Faktor pencetus - Faktor memperberat nyeri ; ketakutan, kelelahan. - Keluhan utama - Timbulnya keluhan - Pemahamanaan penatalaksanaan masalah kesehatan - Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya - Diagnosa medik
5
b.
Status kesehatan masa lalu - Penyakit yang pernah dialami - Pernah dirawat - Operasi - Riwayat alergi - Status imunisasi - Kebiasaan obat-obatan
2. Pengakajian riwayat nyeri a. Sifat nyeri ; ( P, Q, R, S, T ) P : provocating ( pemacu ) dan paliative yaitu faktor yangmeningkatkan atau mengurangi nyeri Q : Quality dan Quantity - Supervisial : tajam, menusuk, membakar - Dalam : tajam, tumpul, nyeri terus - Visceral : tajam, tumpul, nyeri terus, kejang R : region atau radiation ( area atau daerah ) : penjalaran S : severty atau keganasan : intensitas nyeri T : time ( waktu serangan, lamanya, kekerapan muncul.) Lokasi-Intensitas b. Kualitas dan karakteristik c. Waktu terjadinya dan interval d. Respon nyeri
9. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik atau biologis atau trauma 2. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
6
10. INTERVENSI KEPERAWATAN No
Diagnosa
1
Nyeri berhubungan
Tujuan/NOC
Intervensi/NIC
akut Setelah dilakukan tindakan
Pain
keperawatan selama
Management
(140)
dengan agen cidera .......x24 jam, diharapakan
- Kaji
tingkat
fisik atau biologis nyeri berkurang dengan
nyeri,meliputi
atau trauma
kriteria:
lokasi, karakteristik,
a. Kontrol Nyeri (1605)
dan onset, durasi,
- Mengenal
factor
penyebab
(160501) - Mengenal
frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya
reaksi
serangan
nyeri (160502) - Mengenali
:
nyeri, faktor- faktor presipitasi
gejala
nyeri
(1605009)
- Kontrol faktor
- Melaporkan nyeri terkontrol (1605011)
faktorlingkungan
yang
dapat
mempengaruhi
b. Tingkat Nyeri (2021)
respon
pasien
- Frekuensi nyeri (210203)
terhadap
- Ekspresi
ketidaknyamanan
akibat
nyeri
(210206)
- Berikan informasi tentang nyeri - Ajarkan
Keterangan Penilaian NOC 1. tidak dilakukan sama sekali
teknik
relaksasi - Tingkatkan
2.
jarang dilakukan
tidur/istirahat yang
3.
kadang dilakukan
cukup
4.
sering dilakukan
- Turunkan
dan
5.
selalu dilakukan
hilangkan
factor
yang
dapat
meningkatkan nyeri - Lakukan
7
teknik
variasi
untuk
mengurangi
nyeri
Analgetik Administration (2210) - Tentukan
lokasi,
karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri
sebelum
pemberian obat - Monitor vital sign sebelum
dan
sesudah pemberian analgetik - Berikan
analgetik
yang tepat sesuai dengan resep - Catat
reaksi
analgetik dan efek buruk
yang
ditimbulkan - Cek
instruksi
dokter tentangjenis obat,dosis,dan frekuensi
2
Cemas
Setelah dilakukan tindakan
berhubungan
keperawatan selama .....x24
dengan perubahan
jam
status kesehatan
menurun
diharapakan atau
Kecemasan (5820)
kecemasan
pasien
tenang dengan kriteria :
8
Penurunan
dapat
-
Tenangkan klien
-
Berusaha memahami
Control Cemas (1402) -
keadaan klien
Menyingkirkan
tanda
-
kecemasaan (140202) -
Menurunkan lingkungan
ketika
informasi tentang
stimulasi
diagnosa,
cemas
prognosis
(140203) -
-
dan
tindakan
Menggunakan
teknik
-
Kaji
tingkat
relaksasi untuk menurunkan
kecemasan
cemas (140207)
reaksi fisik pada
Melaporkan kebutuhan
penurunan tidur
adekuat
Tidak
dan
tingkat kecemasan -
(140214) -
Berikan
Gunakan pendekatan
ada
manifestasi
dengan
perilaku kecemasan (140216)
sentuhan
(permisi) verbalisasi
Koping (1302) -
Memanajemen
masalah
Mengekspresikan dan
kebebasan
keamanan persaan
Memelihara
takut -
kestabilan
untuk
menggunakan
Menggunakan support sosial (130218)
Instruksikan pasien
financial (130214) -
dan
menurunkan rasa
emosinal
(130206) -
klien
untuk mendukung
(130205) -
Temani
teknik relaksasi -
Berikan pengobatan untuk
Keterangan Penilaian NOC
menurunkan
1.
tidak dilakukan sama sekali
cemas
2.
jarang dilakukan
cara yang tepat
3.
kadang dilakukan
4.
sering dilakukan
9
Peningkatan
dengan
Koping
5.
selalu dilakukan
(5230) - Hargai pemahaman pasien tentang
proses
penyakit - Gunakan pendekatan
yang
tenang
dan
memberikan jaminan - Sediakan informasi
actual
tentang diagnosa,penangan an dan prognosis - Dukung keterlibatan keluarga
dengan
cara yang tepat - Bantu
pasien
untuk mengidentifikasi strategi untuk
positif mengatasi
keterbatasan
dan
mengelola
gaya
hidup
atau
perubahan peran
10
11. DAFTAR PUSTAKA Nanda International (2013). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta Potter & Perry.( 2012). Fundamental Keperawatan. EGC: Jakarta Price, Sylvia A. (2013). Patofisiologi Volume I dan II. EGC: Jakarta Tarwoto
&
Wartonah.
(2010). Kebutuhan
Dasar
Manusia
Dan
Proses
Keperawatan.Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta Perry & Potter. (2013). Buku ajar fundal mental keperawatan konsep, proses dan praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC.
11